1.2.1 Spesifik
Sistem imun spesifik terdiri dari :
A. Sistem Humoral
B. Sistem Selular
Fungsi sistem imun spesifik seluler ialah untuk
pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit dan
keganasan.
1.2.2 Non-spesifik
Imunitas non spesifik fisiologik berupa komponen normal tubuh, selalu ditemukan pada
individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat
menyingkirkannya. Semua mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate),
artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya pengaruh secara
intrinsik oleh kontak dengan agen infeksi sebelumnya. Mekanisme pertahanan ini
berperan sebagai garis pertahanan pertama dan penghambat kebanyakan patogen
potensial sebelum menjadi infeksi yang tampak.
1.3 Mekanisme dan prinsip terbentuknya sistem kekebalan tubuh
Mekanisme imunitas nonspesifik terhadap bakteri pada tingkat sawar fisik seperti kulit atau
permukaan mukosa
1. Bakteri yang bersifat simbiotik atau komensal yang ditemukan di kulit pada daerah terbatas hanya
menggunakan sedikit nutrien, sehingga kolonisasi mikroorganisme patogen sulit terjadi
2. Kulit merupakan sawar fisik efektif dan pertumbuhan bakteri dihambat sehingga agen patogen yang
menempel akan dihambat oleh pH rendah dari asam laktat yang terkandung dalam sebum yang dilepas
kelenjar keringat
3. Sekret di permukaan mukosa mengandung enzim destruktif seperti lisozim yang menghancurkan dinding
sel bakteri
4. Saluran napas dilindungi oleh gerakan mukosiliar sehingga lapisan mukosa secara terus menerus
digerakkan menuju arah nasofaring
5. Bakteri ditangkap oleh mukus sehingga dapat disingkirkan dari saluran napas
6. Sekresi mukosa saluran nafas dan saluran cerna mengandung peptida antimicrobial uang dapat
memusnahkan mikroba patogen
7. Mikroba patogen yang berhasil menembus sawar fisik dan masuk ke jaringan dibawahnya dapat
dimusnahkan dengan bantuan komplemen dan dicerna oleh fago
2. Memahami dan menjelaskan antigen dan antibodi serta peran dalam sistem imun
Antigen
Antigen sebuah zat yang merangsang respon imunitas,terutama dalam menghasilkan antibodi.
Antibodi yang dihasilkan berupa zat molekul besar seperti protein dan polisakarida, contohnya
permukaan bakteri. Antigen dapat berupa bakteri,virus,protein dan karbohidrat
Antibodi
Antibodi adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respon terhadap
keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen tersebut.
2.2 Klasifikasi Antigen dan Antibodi
Antigen
Antigen memiliki 2 bagian, antara lain:
1. Determinan antigen (epitop)
2. Hapten
Antibodi
Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem imunitas
sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi dengan antigen
tersebut.
2.3 Proses antigen menstimulasi kekebalan
Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun akan terjadi untuk melindungi tubuh dari
terinfeksi. Pada proses tersebut, beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan
memberikan respon. Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi. Sel
T mencari antigen yang telah ditumpangi dan menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi
sinyal pada sel-sel lain (seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya. Antibodi akan berada dalam
tubuh seseorang selama beberapa waktu, sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali,
antibodi sudah tersedia untuk melakukan misinya.
3. Memahami dan menjelaskan vaksinasi dan imunisasi toksoid tetanus
3.1 Definisi
Vaksinasi adalah penanaman bibit penyakit (misal cacar) yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh
manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang atau
binatang dapat menjadi kebal terhadap penyakit.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang.
3.2 Klasifikasi
1. BCG
2. DPT
3. DT
4. TT
5. Polio
6. Campak
7. MMR
8. Hib
9. Imunisasi Varisella
10. HBV
11. Pneumokokus Konjugata
3.3 Prinsip
3.3.1 Aktif
tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan antigen dari suatu patogen yang akan
menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan sehingga nantinya individu yang
telah mendapatkan vaksinasi tidak akan sakit jika terpajan oleh antigen serupa.
3.3.2 Pasif
Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan imunoglobulin yang berasal dari plasma donor.
Pemberian imunisasi pasif hanya memberikan kekebalan sementara karena imunoglobulin
yang diberikan akan dimetabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, sedangkan
imunoglobulin yang lain (IgM, IgA, IgE, IgD) memiliki waktu paruh yang lebih pendek.
3.4 Cara pemberian
Setiap pemberian vaksin memiliki waktu yang berbeda, misalnya DT diberikan pada bayi.
Lokasi yang ditentukan untuk injeksi yaitu otot paha dan anterolateral. Vaksin ini juga bisa
disuntikkan ke otot deltoid jika dibutuhkan. Pemberian DTaP bagi anak diperlukan 4 dosis.
Pemberian dosis pertama dilakukan pada usia 2 bulan, kedua usia 4 bulan, ketiga 6 bulan dan
keempat usia 15-19 bulan. Adapun untuk dosis yang kelima diberikan untuk usia 4-6 tahun.
Selanjutnya pemberian vaksin DT dan TDap untuk anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Dengan cara menyuntikkan ke dalam otot deltoid. Dosis lanjutan ini dinamakan booster atau
dosis penguat. Dosis ini wajib diberikan sekali dalam 10 tahun.
3.5 Efek samping
Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum
terjadi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma
ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir”(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).
Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyari’atkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari
penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya
boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.
Boleh dalam kondisi darurat dalil firman Allah : “… Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa
yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya….” (QS. Al- An’am [6]:119)