Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK

Ade irma jumiati 13211170010


Siti nurjanah 13211170012
Ninda rizki aulia 13211170015
Sistem Kesehataan di Negara Maju dan Berkembang

Sistem kesehataan negara maju

1. Obat-obatan
Jangan berharap apabila kita pergi ke dokter karena sakit, maka
serta merta kita akan diberikan obat apalagi antibiotik. Untuk
segala jenis sakit berkategori ringan, seperti pilek, sakit kepala,
pusing, panas dingin, dsb, saran dokter hanya satu, istirahat yang
cukup. Sangat kontras dengan yang terjadi di kita, di mana dokter
biasanya selalu mencecoki kita dengan segala macam obat-obatan
(dan antibiotik) dengan sangat mudahnya. Ketika diklarifikasi,
ternyata bagi mereka obat-obatan kimiawi itu sebenarnya tidak
bagus untuk sistem pertahanan tubuh alami kita.
2. Database (riwayat medis) pasien
Sistem database pasien adalah sistem pemusatan data dan
riwayat medis pasien secara nasional, yang hanya bisa diakses oleh
petugas kesehatan berwenang, seperti dokter, pihak asuransi
kesehatan, dan tentunya pasien itu sendiri. Dengan database ini,
kita bisa datang ke pusat-pusat pelayanan kesehatan mana pun
tanpa harus menjelaskan riwayat kesehatan kita secara detail,
karena semua terekam dengan baik

3. Etika dan kerahasiaan pasien


Terkait database di atas, para petugas kesehatan sangat
memegang teguh etika dan kerahasiaan data pasien. Bahkan data
tersebut tidak boleh disampaikan kepada siapapun, termasuk
kerabat atau teman yang ingin tahu, tanpa seijin pasien atau
perintah pengadilan
4. Asuransi Kesehatan
Di Indonesia dikenal Askes, Jamkesmas, Kartu
Sehat, dan beragam jenis jaminan kesehatan yang
menyasar pasien dari golongan ekonomi lemah. Di
negara maju, semua warga negara bisa mendapatkan
layanan kesehatan secara mudah tanpa birokrasi
berbelit dan “cuma-cuma”. Hal ini bisa dilakukan
karena negara mengalokasikan anggaran yang
cukup untuk pelayanan dasar kesehatan.
Sistem pelayanan kesehataan
negara maju
Pelayanan kesehatan negara amerika

 Selain UU Sistem Pelayanan Kesehatan di Amerika Serikat yang disahkan


tahun 2010 tersebut, pada tanggal 1 Januari 2011 telah disetujui peraturan
sebagai berikut:
 Pemerintah mulai memberikan subsidi bagi perusahaan -perusahaan kecil
untuk membiayai asuransi kesehatan para karyawan;
 Perusahaan-perusahaan asuransi wajib menggunakan 80-85 % dari
premium kesehatan yang diterima untuk layanan kesehatan. Perusahaan
asuransi yang tidak memenuhi thresholds ini akan diwajibkan untuk
mnemberikan pengembalian biaya (rebates ) kepada para pemegang polis.
 Perusahaan-perusahaan asuransi wajib menjelaskan kenaikan premium
asuransi kesehatan. Dan Perusahaan asuransi yang menaikkan premium
secara berlebihan dapat dikenakan sanksi dikeluarkan dari bursa asuransi
kesehatan yang dikelola pemerintah
Target mengenai Sistem Pelayanan Kesehatan yaitu:
 Setiap orang diwajibkan memiliki asuransi,
 Pemerintah Negara Bagian membentuk bursa asuransi kesehatan,
di mana para calon pembeli polis asuransi kesehatan yang tidak
dibiayai oleh kantor/perusahaan tempatnya bekerja, serta
perusahaan-perusahaan kecil, dapat membeli asuransi kesehatan,
 Perusahaan asuransi dilarang menolak meng-cover seseorang
yang sudah mempunyai penyakit sebelumnya (pre-existing
conditions),
 Subsidi diberikan kepada warga yang mempunyai penghasilan
kecil dan menengah agar mampu membeli asuransi kesehatan,
 Warga dengan tingkat pendapatan di bawah 150% dari garis
kemiskinan hanya akan menggunakan maksimum 2% – 4,6% dari
pendapatannya untuk membiayai asuransi kesehatan (catatan:
dalam paket amendemen yang sedang dibahas di Senate, angka
ini akan dirubah menjadi hanya 2% – 4%),
 Pelayanan kesehataan negara swedia

Masyarakat di Swedia asuransi kesehatan warganya adalah


gratis dan dibebankan pada pajak yang didapat dari
warganya. Setiap warga memiliki akses yang sama terhadap
pelayanan kesehatan. Sistemnya juga mirip di Indonesia
dimana pelayanan dimulai di unit kecil puskesmas (ward
central). Saat kita berkunjung ke rumah sakit atau
puskesmas di Swedia yang diperlukan adalah Personal
Identity Number/Personnummer atau kalau di Indonesia
mirip dengan Nomor Induk Kependudukan yang ada di
KTP kita. Dengan PIN ini data kita akan otomatis tercatat
dan dapat langsung tergabung dengan data lainnya. Resep
obat pun  berupa elektronik resep dan diambil di apotik
dengan sekali lagi menggunakan PIN kita.
 Di Negara Swedia, pelayanan kesehatan masyarakat
dijalankan dengan menggunakan sistem desentralisasi
yang dikoordinasi oleh pemerintah pusat, dewan kota
(county council) dan pemerintah kotamadya (municipal
government/Sveriges kommuner). Pemerintah pusat
bertanggungjawab dalam menentukan prinsip dasar dan
panduan umum serta menetapkan kebijakan politik di
bidang kesehatan dengan mempertimbangkan masukan-
masukan dari dewan kota dan pemerintah kotamadya.
Sementara itu, dewan kota dan pemerintah kotamadya
sendiri bertanggungjawab dalam menyediakan pelayanan
kesehatan langsung ke masyarakat dengan kualitas yang
baik, termasuk didalamnya perawatan gigi gratis kepada
anak-anak sampai mereka berusia 20 tahun. Sistem
pelayanan kesehatan masyarakat ini utamanya didanai
dari pajak nasional dan pajak daerah (lebih dari 80%).
 Terkait dengan pajak, standar biaya hidup di
Swedia termasuk dalam kategori “mahal”
dalam jajaran negara-negara di Eropa, bahkan
di negara-negara maju. Namun demikian,
negara Viking yang berada dibelahan bumi
bagian utara ini mampu menyediakan
pelayanan masyarakat yang baik (bahkan saya
sebagai pendatang disini dapat mengatakan
yang terbaik), tidak hanya dibidang kesehatan
tetapi juga bidang-bidang lainnya seperti
pendidikan, sanitasi, transportasi umum,
jaminan sosial dan sebagainya.
Sistem kesehatan negara
berkembang
 “Sistem Kesehatan” istilah mencakup personel, lembaga,
komoditas, informasi, pembiayaan dan strategi tata
pemerintahan yang mendukung pemberian layanan pencegahan
dan pengobatan. Tujuan Utama dari sistem kesehatan untuk
merespon kebutuhan masyarakat dan harapan dengan
memberikan pelayanan secara adil dan merata.
 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan system
kesehatan sebagai “semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah
untuk mempromosikan, memulihkan, atau menjaga kesehatan”.
Bank Dunia mendefinisikan sistem kesehatan yang lebih luas
untuk memasukkan faktor yang saling berhubungan untuk
kesehatan, seperti kemiskinan, pendidikan, infrastruktur dan
lingkungan social dan politik yang lebih luas.
Negara-negara berkembang, bagaimanapun menghadapi
banyak tantangan untuk membangun yang kuat,
kesehatan yang handal systems.Tantangan-tantangan ini
termasuk pembiayaan tidak memadai, kurangnya
koordinasi antar-lembaga, buruk-fungsi sistem informasi,
kekurangan kesehatan pekerja dan gangguan pasokan.

1. Kekurangan pekerja kesehatan membatasi


kemampuan banyak negara untuk mencapai MDG.
kekurangan yang ada ini melemahkan sistem
penyampaian layanan kesehatan dan menghambat
ekspansi services.Sebagai contoh, di 15 negara di Sub-
Sahara Afrika ada lima atau kurang dokter per 100.000
orang.
 2.  Kedua sektor publik dan swasta memiliki peran
untuk bermain dalam mengatasi tantangan yang
kompleks dan unik yang dihadapi oleh negara-
negara berkembang untuk mengembangkan
dan memelihara sistem kesehatan masalah yang
efektif. Di banyak negara, kurang dari setengah
dari penduduk memiliki akses terhadap
pelayanan kesehatan masyarakat.
 3. Sistem kesehatan diperkuat tujuan untuk
meningkatkan kesehatan dengan menanggapi
kebutuhan masyarakat dan harapan, dan dengan
menyediakan layanan secara adil dan merata.
 4. Kesehatan sistem penelitian mengidentifikasi
tantangan dalam menyediakan perawatan
dan memberikan intervensi di semua tingkat
sistem kesehatan dan menyediakan solusi
inovatif untuk meningkatkan penyampaian
pelayanan. Menghadapi tantangan ini dalam
pengaturan di mana infrastruktur kesehatan
runtuh di berbagai bidang membutuhkan
ditargetkan penelitian tentang sistem
kesehatan dan kebijakan kesehatan.
Sistem pelayanan kesehataan
negara berkembang
Pelayanan kesehataan di indonesia

 Indonesia sebenarnya telah memiliki sistem kesehatan


sejak 1982 melalui sistem kesehatan nasional. Untuk
Indonesia batasan tentang Sistem Kesehatan dikenal
dengan nama SKN (Sistem Kesehatan Nasional) yang
ditetapkan dengan keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 131/Menkes/SK/II/2004 sebagai pengganti
SKN tahun 1982 yang sudah tidak relevan akibat
perubahan iklim politik di Indonesia serta
diterapkannya otonomi daerah sesuai dengan UU No.
22 tahun 1999 (Adisamito, 2010).
Sistem kesehatan di Indonesia berada dalam
kebijakan desentralisasi, yang mempunyai
berbagai fungsi, yaitu:
 1.    Fungsi penyusun kebijakan dan regulator

 2.    Fungsi pelayanan

 3.    Fungsi pendanaan

 4.    Fungsi pengembangan sumber daya

manusia
Undang-undang No 22 tahun 1999 dan Undang-undang No
32 tahun 2004 mengatur menyatakan bahwa sektor
kesehatan merupakan sektor yang terdesentralisasi. Salah
satu fungsi yang terdesentralisasi adalah fungsi pelayanan,
misalnya: rujukan kesehatan rujukan pemerintah ke swasta
atau swasta ke pemerintah terbagi atas tingkatan:
 1. Strata 1: Puskesmas, Praktik tenaga kesehatan, klinik,

apotik, laboratorium, toko obat, optik, dan lain-lain


 2.  Strata 2: Praktik tenaga kesehatan spesialis, RS tipe
C dan B, apotik, laboratorium, toko obat, optik, balai-
balai kesehatan
 3. Strata 3: Praktik tenaga kesehatan spesialis konsultan,

RS tipe A dan B, apotik, laboratorium, toko obat, optik,


pusat-pusat unggulan nasional.
Pelayanan kesehataan negara filipina

Departemen Kesehatan Filipina memainkan peran baru yang penting yaitu


sebagai pendukung dari sisi kewenangan teknis sistem kesehatan. Fungsi
baru Departemen Kesehatan dapat dinyatakan sebagai berikut:
 1.      Pengawasan (pengawasan umum terhadap penyediaan pelayanan
kesehatan di lapangan)
 2.      Monitoring dan evaluasi
 3.      Menyusun peraturan dan guidelines
 4.      Pemberian bimbingan teknis atau bimbingan lain yang sejenis
 5.      Melaksanakan kewenangan dan fungsi sebagai :
 a. Komponen program nasional yang didanai oleh sumber luar
negeri
 b. Pelaksana pilot project untuk program yang akan diterapkan secara
nasional
 c. Penyedia program pemberantasan penyakit sesuai kesepakatan
internasional, misalnya untuk penyakitpenyakit yang
membutuhkan karantina atau penyakit yang tercakup di dalam
program pemberantasan
 d. Fungsi regulator, perizinan dan akreditasi
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
misalnya untuk Biro Pangan dan Obat,
perizinan rumahsakit, rumahsakit daerah, dan
lain lain.
 e. Memilih wakil Departemen Kesehatan untuk
melaksanakan kebijakan dan program
Departemen

Anda mungkin juga menyukai