Pengayaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

BAB CAIR

Disusun oleh:
Angel Indicasari 1765050338
Elizabeth dea ayu astrini 1765050367
Alessandra nidia 196505067

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 09 Desember– 22 Februari 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
DISENTRI
DEFINISI
◦ Disentri merupakan penyakit diare yang terdapat darah di dalam feses.

◦ Disentri sering juga digambarkan sebagai tanda dari diare dengan demam, kram
pada perut, tinja berlendir dan nyeri pada dubur. Pendarahan yang terjadi pada
anak anak biasanya adalah suatu tanda dari infeksi enterik yang invasif yang dapat
berdampak besar terhadap morbiditas dan kematian
EPIDEMIOLOGI
◦ Sering terjadi pada saat iklim sedang dan musim penghujan
◦ Menyerang anak dibawah usia 5 tahun (disentri basiler)
◦ Menyerang anak di atas usia 5 tahun (disentri amoeba)
◦ Penularan fekal oral melalui air maupun makanan tercemar oleh tinja pasien

◦ Menurut WHO angka kesakitan diare pada tahun 2010 yaitu sebanyak 411 penderita per
1.000 penduduk. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus
diare yang ditemukan sekitar 213.435

◦ jumlah kematian 1.289, dan sekitar 70–80% dari jumlah tersebut terjadi pada anak-anak
terutama usia dibawah 5 tahun.
ETIOLOGI

◦ Sebagian besar disebabkan oleh S. flexneri dan S. dysenteriae tipe 1.


◦ Penyebab lain: Campylobacter jejuni, Salmonella sp., Eschericia coli enteroinvasif,
Entamoeba histolytica.
KLASIFIKASI DISENTRI

DISENTRI BASILER Shigella

Entamoeba
AMUBA
histolytica
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
• Mengeluh buang air besar cair disertai

Anamnesis lendir dan darah yang dapat dilihat dengan


jelas.
• Habis bab terasa masih belum lampias.

• Demam (+)

P.Fisik
• Nyeri tekan (+)
• Bising usus (>)
• Tanda dehidras(+/-)

• Rectal swab (GOLD


P.Penunjang (STANDART) Pemeriksaan
mikroskopik tinja u/ melihat adanya
leukosit & eritrosit PMN
Tatalaksana
◦ Koreksi cairan dan elektroilit jika terjadi dehidrasi + Tablet Zinc
◦ Antibiotik
◦ Trimetoprim-sulfametoksasol(TMP-TMX) 5 -10mg/kgBB/24jam dalam dua dosis terbagi, diberikan
selama 5 hari peroral
◦ Jika terdapat resistensi :
◦ Cefixime 8 mg/kgBB/24jam dibagi dalam 2 dosis terbagi, diberikan selama 5 hari peroral
◦ Ceftriaxone 50 mg/kgBB/24jam dibagi dalam dosis tunggal diberikan secara parenteral 2-5 hari

◦Lakukan pemeriksaan tinja rutin jika tersedia: jika hasil


amoeba positif, berikan metronidazol (dosis 50
mg/kg/BB) dibagi tiga dosis selama 5 hari.
5 Langkah Tuntaskan Diare
(LINTAS DIARE)
1. Berikan Oralit
2. Tablet Zinc 10 hari berturut-turut
3. Teruskan ASI-makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu / keluarga
Oralit
◦ Campuran garam elektrolit (NaCl, KCl,
Trisodium sitrat hidrat, dan glukosa
anhidrat)
◦ Fungsi  mengganti elektrolit yang
terbuang saat diare
◦ Diberikan segera bila anak diare – sampai
diare berhenti
Oralit Lama vs Oralit Baru
◦ Oralit lama  mual dan muntah
◦ Bila stok oralit lama masih ada  tetap
bias digunakan
◦ Keuntungan:
◦ Mengurangi volume tinja hingga 25%
◦ Mengurangi mual-muntah hingga 30%
◦ Mengurangi secara bermakna pemberian
cairan melalui intravena
Zinc
◦ Fungsi  meningkatkan kekebalan tubuh,
mempercepat penyembuhan , mencegah
risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan
setelah anak sembuh dari diare
◦ Zinc diberikan satu kali sehari selama
10 hari berturut-turut meskipun diare
sudah berhenti
Zinc
◦ Zinc aman dikonsumsi bersama oralit
◦ Tidak dianjurkan dilarutkan bersamaan  pemberian zinc dihentikan bila diare
berhenti
◦ Jika muntah  tetap diberikan dengan potongan lebih kecil sampai satu
dosis penuh
◦ Aturan pemberian Zinc:
◦ Balita umur < 6 bulan: ½ tablet (10mg)/hari
◦ Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20mg)/hari
ASI
◦ ASI tidak menyebabkan diare  mencegah diare dan meningkatkan
system imunitas tubuh
◦ Anak < 2 tahun  kurangi susu formula, ganti dengan ASI
◦ Anak > 2 tahun  teruskan pemberisan susu formula
Antibiotik
◦ Antibiotik pada diare hanya diberikan jika ada indikasi  diare berdarah,
diare karena kolera dan diare yang disertai penyakit lain
◦ Antibiotik  resistensi kuman & membunuh flora normal tubuh, gangguan fungsi
ginjal, hati dan diare
◦ Tidak diberikan anti-diare  ↓ motilitas usus untuk mengeluarkan kotoran atau
racun, prolapses usus
◦ Resep antibiotik hanya boleh dikeluarkan oleh dokter
◦ Pada daerah terpencil, belum tersedia tenaga dokter  Bidan/perawat boleh
membuat resep antibiotik selama sudah mendapatkan pelatihan
tatalaksana diare seperti Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Koreksi Gangguan Keseimbangan
Asam Basa & Elektrolit
◦ 1. HIPERNATREMIA (Na > 155 mEq/L)
◦ Pemberian dextrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per
hari  Edema otak
◦ 2. HIPONATREMIA (Na < 130 mEq/L)
◦ Rehidrasi dahulu  bila masih hiponatremia  koreksi Na
◦ = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam
Koreksi Gangguan Keseimbangan
Asam Basa & Elektrolit
◦ 1. HIPERKALEMIA (K > 5mEq/L)
◦ Kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10
menit, monitor EKG
◦ 2. HIPOKALEMIA (K < 3,5 mEq/L)
◦ Bila kadar K 2,5 – 3,5  KCL 75 mEq/kgBB PO per hari dibagi dalam 3 dosis
◦ Bila kadar K < 2,5  KCL drip intravena
◦ Dosis 4 jam pertama : 3,5 – Kadar K terukur x BB x 0.4 + 2 mEq/KgBB/24 jam
◦ Dosis 20 jam berikutnya: 3,5 – kadar K terukur x BB x 0.4 + 1/6 x 2 mEq x BB
Edukasi
◦ Kembali ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila  demam, tinja berdarah, makan
atau minum sedikit, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari
◦ Langkah Promotif/Preventif:
◦ ASI tetap diberikan, kebersihan perorangan, kebersihan lingkungan, BAB di jamban,
immunisasi campak, memberikan makanan penyapihan yang benar, air minum bersih,
selalu memasak makanan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai