Anda di halaman 1dari 6

SEKTOR TANAMAN

PERKEBUNAN
1998 - 2014
Potret perekonomian Indonesia ditinjau dari perkebunan di Indonesia
pasca reformasi dengan menggunakan analisis Growth and Share yang
menunjukkan bahwa kondisi pertanian sektor tanaman perkebunan
yang paling tinggi growth and share nya berada pada tahun 2014.
Kondisi yang terjadi pada tahun tersebut menunjukkan kondisi yang
tidak begitu ekstrim, yaitu laju pertumbuhan tanaman perkebunan
masih dalam kategori terkendali. Kondisi pada tahun tersebut sedang
stabil dan menunjukkan kenaikan yang signifikan. Sementara itu kondisi
pertanian sektor tanaman perkebunan yang paling rendah berada pada
tahun 1998 ketika sedang terjadi krisis moneter.
Kementerian Pertanian Indonesia juga menyiapkan program terobosan
jangka panjang selama 5 tahun ke depan. Program itu ialah Bun500
untuk penyediaan sebanyak 500 juta batang benih unggul perkebunan
demi meningkatkan produktivitas perkebunan menjadi berlipat-lipat.
Saat ini Pada subsektor peternakan, pemerintah memacu peningkatan
produksi dan populasi ternak sapi dan kerbau melalui program Upsus
SIWAB [Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting] sehingga mampu
meningkatkan populasi ternak hampir 3,8 juta ekor
SEKTOR PERTERNAKAN DAN HASIL-
HASILNYA (1998 – 2014)
Potret perekonomian Indonesia ditinjau dari sektor peternakan pada
reformasi dengan menggunakan analisis growth and share terlihat
bahwa kondisi pertanian sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang
paling tinggi growth and share nya berada pada tahun 2014. Tahun
tersebut merupakan titik yang paling tinggi dalam jangka waktu itu
karena terjadi peningkatan populasi hewan ternak. Sementara itu,
kondisi pertanian sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang paling
rendah growth and sharenya terjadi pada tahun 1998 yang juga
dikarenakan krisis moneter.
Kuntoro menambahkan, program dan kebijakan pembangunan
pertanian saat ini secara tidak langsung juga mampu mendongkrak dan
berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional. Rentetan
catatan kenaikan ini bisa dilihat dari periode 2013-2017, akumulasi
tambahan nilai PDB mampu mencaoai Rp1.375 triliun atau naik 47%.

Anda mungkin juga menyukai