Anda di halaman 1dari 15

SPONDILITIS TB

Alisha Nurdya Irzanti 1102015018

Pembimbing :
dr. Riza Aprizal Sp. OT (K)
PENDAHULUAN
Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis spinal yang dikenal pula
dengan nama Pott’s disease of the spine atau tuberculous vertebral
osteomyelitis merupakan suatu penyakit yang banyak terjadi di
seluruh dunia. Terhitung kurang lebih 3 juta kematian terjadi setiap
tahunnya dikarenakan penyakit ini.
Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Percival Pott pada
tahun 1779 yang menemukan adanya hubungan antara kelemahan
alat gerak bawah dengan kurvatura tulang belakang, tetapi hal
tersebut tidak dihubungkan dengan basil tuberkulosa hingga
ditemukannya basil tersebut oleh Koch tahun 1882, sehingga
etiologi untuk kejadian tersebut menjadi jelas.
ANATOMI VERTEBRAE
Definisi Epidemiologi
◦ Spondilitis tuberkulosis atau Pott’s Disease Berdasarkan laporan WHO, kasus baru
adalah suatu penyakit infeksi oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang
TB di dunia lebih dari 8 juta per tahun.
tulang belakang. Diperkirakan 20-33% dari penduduk
◦ Penyakit ini merupakan penyebab paraplegia dunia terinfeksi oleh Mycobacterium
(kelumpuhan) terbanyak setelah trauma, dan tuberculosis. Indonesia adalah
banyak dijumpai di Negara berkembang.
penyumbang terbesar ketiga setelah
Spondilitis ini paling sering ditemukan pada
vertebra T8 – L3 dan paling jarang pada vertebra India dan China yaitu dengan
C1 – 2. penemuan kasus baru 583.000 orang
◦ Spondilitis tuberkulosis (TB) atau dikenal dengan pertahun, kasus TB menular 262.000
Pott’s disease adalah penyakit infeksi yang orang dan angka kematian 140.000
disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang mengenai tulang belakang. orang pertahun.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesa dan Inspeksi Palpasi

◦ Manifestasi klinik pasien TB pada umumnya ◦ Bila terdapat abses maka akan teraba massa
(berat badan menurun selama 3 bulan yang berfluktuasi dan kulit di atasnya terasa
berturut-turut, demam, pembesaran sedikit hangat (disebut cold abcess, yang
kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit, membedakan dengan abses piogenik yang
batuk lebih dari 30 hari) teraba panas).
◦ Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang ◦ Spasme otot protektif disertai keterbatasan
belakang atau berupa nyeri yang menjalar pergerakan di segmen yang terkena.
◦ Pola jalan merefleksikan rigiditas protektif
dari tulang belakang
◦ Tampak adanya deformitas (kifosis maupun
gibbus)
◦ Adanya gejala dan tanda dari kompresi
medula spinalis (defisit neurologis)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Radiologi
◦ Laju endap darah meningkat (tidak spesifik), dari
20 sampai lebih dari 100mm/jam. 1. Rontgen
◦ Tuberculin skin test / Mantoux test / Tuberculine
Purified Protein Derivative (PPD) positif
◦ Kultur urin pagi (membantu bila terlihat adanya
keterlibatan ginjal), sputum dan bilas lambung
(hasil positif bila terdapat keterlibatan paru-
paru yang aktif)
◦ Hapusan darah tepi menunjukkan leukositosis
dengan limfositosis yang bersifat relatif.
◦ Cairan serebrospinal dapat abnormal (pada
kasus dengan meningitis tuberkulosa).
2. CT Scan 3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Komplikasi Diagnosis Banding
◦ Pott’s paraplegia ◦ Infeksi piogenik (contoh : karena
◦ Cedera corda spinalis (spinal cord staphylococcal/suppurative
injury) spondylitis)
◦ Metastase dari tumor / penyakit
◦ Empyema tuberkulosa karena
keganasan (leukemia, Hodgkin’s
rupturnya abses paravertebral di
disease, eosinophilic granuloma,
thorakal ke dalam pleura
aneurysma bone cyst dan Ewing’s
sarcoma)
◦ Scheuermann’s disease
TATALAKSANA
Terapi Konservatif Terapi Operatif
◦ Pemberian terapi antituberkulosa ◦ Dilakukan pada lesi yang kompresif dan
dikombinasikan dengan penggunaan menimbulkan kelainan neurologis
korset ◦ Setelah terapi konservatif dilakukan tetapi tidak
memberikan respon yang baik
◦ NSAID
◦ Diagnosa yang meragukan hingga diperlukan untuk
◦ Arthrodesis melakukan biopsi.
◦ Terdapat instabilitas setelah proses penyembuhan.
◦ Terdapat abses yang dapat dengan mudah
didrainase.
◦ Untuk penyakit yang lanjut dengan kerusakan tulang
yang nyata dan mengancam atau kifosis berat saat
ini.
◦ Penyakit yang rekuren
Pencegahan Prognosis
◦ Vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) ◦ Prognosis spondilitis TB bervariasi
merupakan suatu strain Mycobacterium tergantung dari manifestasi klinik yang
bovis yang dilemahkan sehingga terjadi. Prognosis yang buruk
virulensinya berkurang. BCG akan berhubungan dengan TB milier, dan
menstimulasi immunitas, meningkatkan
meningitis TB, dapat terjadi sekuele
daya tahan tubuh tanpa menimbulkan hal-
antara lain tuli, buta, paraplegi,
hal yang membahayakan. Vaksinasi ini
bersifat aman tetapi efektifitas untuk retardasi mental, gangguan bergerak
pencegahannya masih kontroversial. dan lain-lain. Prognosis bertambah baik
bila pengobatan lebih cepat dilakukan.
◦ Dosis normal vaksinasi ini 0,05 ml untuk
Mortalitas yang tinggi terjadi pada
neonatus dan bayi sedangkan 0,1 ml untuk
anak yang lebih besar dan dewasa.
anak dengan usia kurang dari 5 tahun
sampai 30%
KESIMPULAN
Spondilitis TB adalah merupakan masalah penyakit yang kompleks
dengan manifestasi klinis yang bervariasi. Pemeriksaan radiografi
mutlak diperlukan untuk menegakkan diagnosis serta follow up
penyakit. Jika dalam pemeriksaan didapatkan normal, salah satu
pemeriksaan jaringan harus dikerjakan untuk menyingkirkan
spondilitis TB. Tata laksana ditentukan oleh ada tidaknya paralisis
atau paraplegi pada ekstremitas inferior sehingga pembedahan
harus segera dilakukan. Prognosis tergantung dari perjalanan
penyakit, tata laksana dan komplikasi yang menyertai.
DAFTAR PUSTAKA
◦ Hilman, A. 2012. Tulang Belakang dan Spondilitis Tuberculosa. (Online). (
http://kangantonhilman.blogspot.com/2012/01/sekilas-tentang-tulang-belakang-dan
.html
, diakses tanggal 31 Januari 2020)
◦ Buranda T, Djayalangkara H, Datu A, dkk. Anatomi Umum. FKUH; Makassar: 2008.
◦ Rauf, A. 2010. Spondylitis TB. (Online). (
http://www.afrisusnawatirauf.wordpress.com/2010/07/02/they-called-it-spondylitis-
tb/
, diakses tanggal 2 Februari 2020)
◦ Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, dkk. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta:
EGC; 2010. Tuberkulosis Tulang. (Online). (
http://www.google.com/Frepository.usu.ac.id.Chapter.pdf, diakses tanggal 31
Januari 2020)
◦ Vitriana. 2002. Spondilitis Tuberkulosa. (Online). (
http://www.google.com/ pustaka.unpad.ac.id.spondilitis_tuberkulosa.pdf, diakses

Anda mungkin juga menyukai