Lalu Lintas
Lalu Lintas
Dimana :
Lx : beban pada satu roda tunggal atau satu set gandar tandem (kips)
L2 : kode gandar (1 untuk gandar tunggal, 2 untuk gandar tandem)
SN : nomor struktur
pt : kemampuan pelayanan
18 : nilai x ketika Lx sama dengan 18 dan L2 sama dengan 1
wtx : beban total dari lalu lintas yang dianalisis
wt18 : Beban total dari gandar tunggal 18 kip
Perkerasan kaku
Pada akhirnya, nilai ESAL yang diestimasi dibagi menjadi dua, dan kemudian dibagi
lagi jika terdiri dari beberapa lajur. Faktor pemisah lajur yang direkomendasikan
ditunjukkan pada tabel 5.4. Contoh perhitungan ditunjukkan pada gbr. 5.4.
Karena stasiun data beban tidak tersedia di setiap tempat, beberapa jawatan
menentukan sebuah faktor ESAL (disebut juga faktor truk) untuk tiap jenis
kendaraan, dengan mempertimbangkan jumlah gandar total dari kendaraan
tersebut. Jenis kendaraan bisa dipilih berdasarkan sistem klasifikasi kendaraan
FHWA (terdapat 13 jenis kendaraan, berkisar dari Kelas 1 hingga Kelas 13).
Tabel 5.4. Faktor distribusi lajur
Kemudian faktor truk rata-rata ditentukan dengan
Dimana :
Nf : pengulangan yang menyebabkan kerusakan
t : regangan tarik pada lapisan aspal
k1 dan k2 adalah konstanta-konstanta yang didapat
dari plotting hasil percobaan (log t vs log Nf ).
Sehingga LEF dapat juga dinyatakan sebagai :
Sebagai contoh :
LEF untuk beban 40000 lb =
Dimana :
R1 : keberangkatan tahunan ekuivalen oleh pesawat yang digunakan
untuk desain.
R2 : keberangkatan tahunan yang dinyatakan dalam roda penggerak
(gear) pendaratan pesawat yang digunakan dalam perancangan.
W1 : beban roda dari pesawat yang digunakan dalam desain (95% berat
kotor pesawat ditahan oleh roda pendarat utama).
W2 : beban roda pesawat yang dievaluasi.
Setiap pesawat yang berbadan lebar diperlakukan sebagai pesawat
dual tandem seberat 300.000 lb untuk penentuan keberangkatan
tahunan ekuivalen. Contohnya adalah sebagai berikut.
Diasumsikan perkerasan airport dirancang dengan lalu lintas berikut :
Langkah 1 : Tentukan pesawat yang digunakan untuk desain.