Anda di halaman 1dari 25

PMK NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010

DAN
PMK NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003

KELOMPOK VI

AMAL BAKTI D1A119047


H.M.JUFRI HM D1A119053
HASRIANA HASAN D1A119050
YUSTIKA SUCIANA D1A119055
ANITA WAHYUNI D1A119048
PMK NOMOR
1175/MENKES/PER/VIII/201
0 TENTANG IZIN PRODUKSI
KOSMETIK
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki oleh pabrik kos
metika untuk melakukan kegiatan pembuatan kosmetika. 

Industri kosmetika adalah industri yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki
 
izin usaha industri atau tanda daftar industri sesuai ketentuan peraturan perundang
- undangan. 
Cosmetics are materials or preparations intended to be used
on the outside of the human body (epidermis, hair, nails,
lips and external genital organs) or teeth and oral mucous
membranes primarily to cleanse, fragrance, change the
appearance and or improve body odor or protect or keep
the body in good condition.

Production permit is a permit that must be owned by a


cosmetics factory to conduct cosmetics manufacturing
activities.

Cosmetics industry is an industry that produces cosmetics


that already have an industrial business permit or industry
registration certificate in accordance with statutory
provisions.
Izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan
jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat dan berlaku
selama 5 (lima) tahun

Adapun bentuk dan jenis yang dimaksud dapat


dibedakan menjadi dua golongan :

1. Golongan A yaitu izin produksi untuk industri


kosmetika yang dapat membuat semua bentuk
dan jenis sediaan kosmetika
2. Golongan B yaitu izin produksi untuk industri
kosmetika yang dapat membuat bentuk dan jenis
sediaan kosmetika tertentu dengan
menggunakan teknologi sederhana.
Cosmetics production permits are granted according
to the form and type of cosmetic preparations to be
made and are valid for 5 (five) years

The form and type in question can be


divided into two groups:

1. Group A is a production permit for the cosmetics


industry that can make all forms and types of
cosmetic preparations

2. Group B is a production permit for the cosmetics


industry that can make certain forms and types of
cosmetic preparations using simple technology.
PMK NOMOR
942/MENKES/SK/VII/2003
TENTANG PEDOMAN
PERSYARATAN HYGIENE
SANITASI MAKANAN JAJANAN
 Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan
dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan/restoran, dan hotel.

 Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan


faktor makanan, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

 Penjamah makanan jajanan adalah orang yang secara


langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan,
pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan
penyajian.
 Snack food is food and drinks that are processed by
food artisans at the point of sale and or served as
ready-to-eat food for sale to the public other than
those served by catering services, restaurants /
restaurants, and hotels.

 Snack food is food and drinks that are processed by


food artists at the point of sale and or served as
ready- to-eat food for sale to the public other than those
served by catering services, restaurants
/restaurants, and hotels.
 Food handlers are people who are directly or indirectly
related to food and equipment from the preparation,
cleaning, processing, transportation to serving stages.
Penjamah makanan jajanan dalam melakukan kegiatan
penanganan makanan jajanan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :

1. Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,


influenza, diare, penyakit perut sejenisnya.
2. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya)
3. Memakai tutup kepala dan celemek
4. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan
5. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau
dengan alas tangan
6. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga,
hidung, mulut atau bagian lainnya)
7. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang
disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
8. Menggunakan pakaian khusus untuk bekerja, dalam keadaan
bersih
Food handlers in carrying out food handling activities
must meet the following requirements:

1. Do not suffer from infectious diseases such as: cough,


runny nose, influenza, diarrhea, stomach ailments
like.
2. Closing the wound (in open sores / boils or other
injuries)
3. Wear headgear and apron
4. Wash your hands every time you want to handle food
5. Touching food must use tools / equipment or with a
shoe
6. Not while smoking, scratching the limbs (ears, nose,
mouth or other parts)
7. Do not cough or sneeze in front of snacks served and
or without covering your mouth or nose.
8. Use special clothes for work, and clean.
Untuk meningkatkan mutu dan hygiene sanitasi
makanan jajanan, dapat ditetapkan lokasi tertentu
sebagai sentra pedagang makanan jajanan.

Sentra pedagang makanan jajanan tersebut lokasinya


harus cukup jauh dari sumber pencemaran atau dapat
menimbulkan pencemaran makanan jajanan seperti
pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan
limbah, rumah potong hewan, jalan yang ramai
dengan arus kecepatan tinggi.
To improve the quality and hygiene of snacks for
food sanitation, certain locations can be
established as centers for hawker food vendors.

The hawker food merchant centers must be


far enough away from sources of pollution or
can cause food contamination such as open
waste disposal, sewage treatment plants,
slaughterhouses, busy streets with high speed
currents.
Pembinaan dan pengawasan makanan jajanan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota, yang
telah dilakukan pendataan dan memiliki sticker
telah didaftar atau tanda telah terdaftar.

Penjamah makanan berkewajiban memiliki pengetahuan


tentang hygienesanitasi makanan dan gizi serta menjaga
kesehatan yang dapat diperoleh melalui kursus hygiene
sanitasi makanan
Guidance and supervision of snacks is carried
out by the District / City Health Office, which
has collected data and has a sticker that has
been registered or a sign has been registered.

Food handlers are required to have knowledge


about food hygiene and nutrition and to
maintain health which can be obtained through
food hygiene hygiene courses
STUDI KASUS
Kasus I :
Si “A” memakai kosmetik yang di peroleh secara
online, dan setelah di gunakan menimbulkan
efek yang tidak di inginkan. Kemudian si “A”
menanyakan kepada salah seorang Apoteker
untuk menanyakan hal tersebut. Setelah itu
Apoteker menelusuri Produk tersebut.
 Ternyata tidak ditemukan izin produksi dari
produk tersebut.
 Sebagai Apoteker tindakan Apa yang anda
lakukan terhadak produsen tersebut ?
CASE STUDY
 The "A" uses cosmetics that are obtained
online, and after use have undesired effects.
Then the "A" asks one of the Pharmacists to ask
that question. After that the Pharmacist
searches the Product.

It turned out that no production permit was


found for the product.

 As a Pharmacist, what do you do about the


producer suddenly?
Jawabannya :

 Berdasarkan PERMENKES No.1175 Tahun 2010 Semua kosmetik


harus di produksi oleh Industri kosmetik dan harus memiliki izin
produksi.

 Kosmetik yang beredar harus memenuhi persyaratan mutu,


keamanan, dan kemanfaatan. Sesuai pasal 3 dan 4 .

 Terhadap produsen dapat dikenakan sanksi administratif berupa:


1. Peringatan secara tertulis;
2. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau
perintah untuk penarikan kembali produk dari peredaran bagi
kosmetika yang tidak memenuhi standar dan persyaratan mutu,
keamanan, dan kemanfaatan;
3. Perintah pemusnahan produk, jika terbukti tidak memenuhi
persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan;
4. Penghentian sementara kegiatan;
5. Pembekuan izin produksi; atau
6. Revocation of production permit
The Answer
 Based on Minister of Health Regulation No. 1175 of
2010 All cosmetics must be produced by the cosmetics
industry and must have a production permit.

 Cosmetics in circulation must meet the quality, safety and


expediency requirements. In accordance with articles 3 and 4.

 Cosme Producers may be subject to administrative sanctions in


the form of:
1. Written warning
2. Prohibition of temporary distribution and / or order to recall
products from circulation for cosmetics that do not meet the
standards and quality, safety and benefit requirements
3. The order to destroy the product, if it is proven not to meet
the requirements of quality, safety and benefit;
4. Temporary suspension of activities
5. Suspension of production permit
Kasus II :
Seorang Penjual bakso, baru saja tangannya lepas dari gerobak
dorongnya sudah langsung pegang mangkok, sendok, mie kuning,
kemudian merajang daging, merajang sawi dan seledrinya,
memasukkan bakso dari rak kaca ke dalam air rebusan untuk
kuahnya tanpa cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh
semua itu.

Padahal selama mendorong  gerobak, sangat bisa jadi tangannya


penuh debu dan kuman. Asap kendaraan dan debu-debu yang
menempel di tangannya kan membawa banyak kuman. Belum
lagi kalau selama perjalanan mendorong gerobak tangannya juga
garuk-garuk kepala atau kulit atau mungkin habis pegang HP,
Rokok dan tangannya keringatan.

 Sebagai Apoteker bagaimana anda menanggapi hal tersebut ?


Case II
 A meatball seller, his hand just released from the
wheelbarrow was already directly holding the bowl,
spoon, yellow noodles, then chopping meat, chopping
the mustard greens and celery, putting meatballs from
a glass rack into the cooking water for the soup without
washing hands first before touching all of it .
Even though pushing the cart, it's very possible that his
hands are full of dust and germs. The smoke of the
vehicle and the dust on his hands carry lots of germs.
Not to mention that during the trip pushing his handcart
also scratching his head or skin or maybe he has finished
holding his cellphone, cigarettes and his hands with
sweat.

As a Pharmacist how do you respond to that???


Jawabannya :

 Sesuai PERMENKES No.942 Tahun 2003 Pasal 2 peraturan tersebut


mengatur bagi Penjamah makanan jajanan dalam melakukan
kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi
persyaratan antara lain :

1. Tidak menderita penyakit mudah menular misal : batuk, pilek,


influenza, diare, penyakit perut sejenisnya.
2. Menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka lainnya);
3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian;
4. Memakai celemek, dan tutup kepala;
5. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan.
6. Menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau
dengan alas tangan;
7. Tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga,
hidung, mulut atau bagian lainnya);
8. Tidak batuk atau bersin di hadapan makanan jajanan yang
disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung.
The Answer

 In accordance with Minister of Health Regulation No.


942 Year 2003 Article 2 the regulation stipulates that
food handlers in carrying out food service handling
services must fulfill the requirements, among others:
1. Do not suffer from infectious diseases such as: cough, runny nose,
influenza, diarrhea, stomach ailments like.
2. Closing the wound (in open sores / boils or other injuries);
3. Keep hands, hair, nails and clothes clean
4. Wear an apron, and headgear;
5. Wash your hands every time you want to handle food
6. Touching food must use tools / equipment, or with a shoe
7. Not while smoking, scratching the limbs (ears, nose, mouth or other
parts)
8. Do not cough or sneeze in front of snacks served and or without
covering your mouth or nose.
THANKS FOR YOUR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai