Anda di halaman 1dari 12

RISCA ANGGITA PUTRI

30101800152
Sgd 12
Mengapa timbul bercak merah bersisik yang tepinya
meninggi dan terasa gatal?
• Mikrofungi yang hidup pada keratin akan melepaskan toksin yang bisa
menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya
bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan
bentuk simetris

Sumber : Amanah. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROFUNGI


DERMATOFITA PADA PENDERITA TINEA PEDIS.2006

Mengapa terasa gatal?


Mengapa gatal mengganggu saat berkeringat dan memakai sepatu?

Keringat terjadi ketika suhu tubuh meningkat

Tubuh berusaha meningkatkan sirkulasi darah ke daerah yang menjadi


sumber panas

Tubuh mengeluarkan histamin sebagai bentuk pertahanan tubuh

Histamin keluar
(ini yang menyebabkan gatal)

Kenapa saat memakai sepatu? Karena jamur suka ditempat lembab


dengan suhu 25-30 C terutama di jari IV dan V. Disaat lembab saat itu
bagian tersebut dalam kondisi lemah.
Sumber : Kulpak dr. Hesty
Mengapa lesi berbentuk polisiklis dan eritematosa?
Apa yang menyebabkan bercak merah meluas ke
punggung kaki?
Peradangan disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskular
yang dipicu oleh histamin. Meningkatnya aliran darah arteri
hangat ke jaringan yang rusak menyebabkan terjadinya kulit
menjadi merah dan panas. Dari kulit yang panas itu kita spontan
menggaruknya dan alhasil bercaknya semakin melebar meluas.

Sumber: Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. Edisi 8. 2016.


Apa diagnosis dan diagnosis banding pada
scenario?
Diagnosis: Tinea Pedis
Diagnosis banding: Psoriasis
Dermatofitosis
Perbedaan diagnosis banding
Pembeda Psoriasis Dermatofitosis Tinea Pedis
Morfologi Plak batas tegas, Penderita merasa terlihat
eritematousa, lesi gatal dan kelainan vesikel,vesiko-pustul
warna merah muda berbatas tegas, tepi dan kadang-kadang
sampai salmon, lesi lebih aktif (lebih bula ,kelainan ini
bersisik putih-perak. jelas tanda dapat mulai pada
peradangan) daerah sela
daripad jari,kemudian
meluas ke
punggung kaki atau
telapak kaki,isi
vesikel berupa
cairan yang jernih
dan kental ,setelah
pecah vesikel
tersebut
meninggalkan sisik
yang berbentuk
lingkaran yang di
sebut koleret.
Apa manifestasi klinis dari diagnosis yang dicurigai di skenario?

• Tinea Pedis : Sering di lihat adalah bentuk interdigitalis .Di antara jari IV dan
V terlihat fissura yang di lingkari sisik halus dan tipis ,aspek klinis maserasi
berupa kulit putih dan rapuh,bila bagian kulit mati di bersihkan,makan akan
terlihat kulit baru yang pada umumnya juga telah di serang oleh jamur.
• Bentuk subakut : terlihat vesikel,vesiko-pustul dan kadang-kadang bula
,kelainan ini dapat mulai pada daerah sela jari,kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki,isi vesikel berupa cairan yang jernih dan
kental ,setelah pecah vesikel tersebut meninggalkan sisik yang berbentuk
lingkaran yang di sebut koleret.

Sumber : Buku Penyakit Kulit Dan Kelamin.halaman 93.Edisi VII.2017

• Dermatofitosis : gatal,kelainan berbatas tegas,yang terdiri atas berbagai


efloresensi drngan tepi yang aktif

Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran.halaman 317.Edisi IV.2018


Apa etiologi dari kelainan di scenario?
• Terdapat tiga genus penyebab dermatofitosis, yaitu Trichophyton,
Microsporum, dan Epidermophyton, yang dikelompokkan dalam kelas
Deuteromycetes. Dari ketiga genus tersebut telah ditemukan 41 spesies,
terdiri dari 17 spesies Microsporum, 22 spesies Trichophyton, 2 spesies
Epidermophyton. Dar i 41 spesies yang telah d ikenal, 17 spesies diisolasi
dari infeksi jamur pada manusia, 5 spesies Microsporum menginfeksi kulit
dan rambut, 11 spesies Trichophyton meninfeksi kulit, rambut dan kuku, 1
spesies Epidermophyton menginfeksi hanya pada kulit dan jarang pada
kuku. Spesies terbanyak yang menjadi penyebab dermatofitosis di
Indonesia adalah: Trichophyton rubrum (T. rubrum), berdasarkan
penelitian di RS Dr. Cipto Mangun Kusumo Jakarta tahun 1980. 1 Pada
penelitian yang dilakukan di Surabaya pada 2006–2007ditemukan spesies
terbanyak yang berhasil dikultur adalah M. audiouinii (14,6%), T. rubrum
(12,2%), T. mentagrophytes (7,3%).

• Sumber : Kurniati, Cita Rosita SP. Etiopatogenesis


Dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin. Vol. 20
No. 3 Desember 2008
Apa penatalaksanaan dari kelainan di scenario?

• Griseovulfin : pengobatan di lanjutkan hingga 2 minggu setelah


sembuh klinis dan di berikan dengan makanan yang banyak
mengandung lemak
• Ketokanazol : untuk kasus yang resisten griseovulfin,dengan
dosis 200 mg/hari selama 10-14 hari pada pagi hari setelah
makan
• Itrakonazol : untuk pengganti ketokanzol di berikan dosis 100-
200 mg 2kali/hari selama 3 hari

Sumber : Buku Kapita Selekta Kedokteran.halaman 317.Edisi


IV.2018
Mengapa central healing penyembuhannya dari tengah?

• Central healing adalah proses penyembuhan yang berada di


bagian tengah lesi, sedangkan bagian tepi lesi masih aktif.
Umumnya central healing terjadi pada penyakit yang disebabkan
oleh jamur dikarenakan sifat jamur yang tumbuh secara radier
dan adanya produksi enzim keratolisis.
• Proses penyembuhan yang berada dibagian tengah lesi
sedangkan bagian tepi lesi masih aktif, pada umumnya
disebabkan oleh infeksi jamur karena adanya produksi enzim
keratolisis

Sumber : Potcket atlas of dermatolofy – Gled Klaus (THIEME)


Pemeriksaan penunjang?
• Tinea pedis yang sering dilihat adaalah bentuk interdigitalis. Diantara jari
IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.
• Bentuk lain ialah yang disebut moccasin foot. Pada selurug kaki, dari
telapak, tepi sampai punggung kaki terlihat kulit menebal dan bersisik
• Eritema biasanya ringan dan terutama terlihat pada bagian ditepi lesi. Di
bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.
• Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul, dan kadang-kadang
bula. Kelainan ini dapat mulai pada daerah sela jari, kemudian meluas ke
punggung kaki.
• Isi vesikel berupa cairan jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel tersebut
meninggalkan sisik yangberbentuk lingkaran yang disebut koleret.
• Tinea pedis banyak terlihat pada orang yang dalam kehidupan sehari-hari
banyak bersepatu tertutup.

• Sumber : Menaidi, Sri Linuwih SW, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK
UI. Edisi 7. 2017.

Anda mungkin juga menyukai