Anda di halaman 1dari 20

Perancangan Percobaan

Satu Faktor
Pengertian Faktor,
Perlakuan, dan
Satuan Percobaan
Beberapa istilah:
Faktor
sejenis perlakuan yang mencakup beberapa
perlakuan
Perlakuan
suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada
unit percobaan yang pengaruhnya hendak diukur
dan dibandingkan dengan perlakuan yang lain
Unit percobaan
unit terkecil dalam suatu percobaan yang diberi
suatu perlakuan
Satuan Pengamatan
anak gugus dari unit percobaan tempat dimana
respon perlakuan diukur
Satuan Percobaan
Perlakuan pada masing-masing ulangan
Beberapa istilah:
 Taraf
 Nilai-nilai dari faktor-faktor yang dilibatkan dalam
percobaan
 Interaksi
 Perubahan pengaruh dari suatu faktor pada berbagai
taraf faktor yang lain
 Model acak
 Model yang dibangun oleh peubah bebas-peubah
bebas yang bersifat acak
 Model tetap
 Model yang dibangun oleh peubah bebas-peubah
bebas yang bersifat tetap
 Model Campuran
 Model yang dibangun oleh peubah bebas-peubah
bebas yang bersifat acak dan tetap
Klasifikasi Rancangan
Percobaan
Rancangan Perlakuan
Berkaitan dengan kondisi-kondisi apa yang
akan diberikan terhadap unit-unit percobaan
Contoh: Faktor tunggal, faktorial, split-plot, dll
Rancangan Lingkungan
Berkaitan dengan bagaimana perlakuan-
perlakuan itu diterapkan pada unit-unit
percobaan
Contoh: RAL, RAKL, RBSL
Rancangan Pengukuran
Berkaitan dengan bagaimana respon unit
percobaan diukur
Percobaan satu faktor (faktor tunggal) adalah suatu
percobaan yang dirancang dengan hanya melibatkan
satu faktor dengan beberapa taraf sebagai perlakuan.
Rancangan ini pada dasarnya menjaga kondisi faktor-
faktor lain dalam kondisi tetap.

Percobaan satu faktor, misalkan :


1.percobaan daya hasil dari beberapa varietas,
2.percobaan pemupukan dengan berbagai variasi dosis
suatu unsur pupuk,
3.percobaan berbagai tingkat populasi tanaman
tertentu,
4.percobaan berbagai kadar air awal benih sebelum
disimpan,
5.percobaan berbagai kondisi ruang simpan pada suatu
jenis benih tertentu, dan lain sebagainya.
Rancangan Acak Lengkap
Pengertian Umum
Digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan
relatif homogen, artinya keragaman antar unit
percobaan kecil.
Umumnya untuk percobaan-percobaan di laboratorium
Percobaan di lapang produksi kehomogenan unit
biasanya sulit dipenuhi, sehingga rancangan ini jarang
digunakan
Percobaan yang melibatkan unit percobaan yang cukup
besar, jarang sekali menggunakan rancangan acak
lengkap.
Rancangan ini cukup sederhana, dan besarnya ulangan
boleh berbeda-beda antar perlakuan.
Rancangan ini sering tidak efisien sebagai akibat tidak
adanya pembatasan dalam pengacakan.
Pengacakan dan Denah
Percobaan
Pengacakan dilakukan dengan memberikan
perlakuan pada unit percobaan keseluruhan
secara acak.
Tidak ada pembatasan atau pengelompokan
terlebih dahulu terhadap unit-unit percobaan
Setiap unit percobaan memiliki peluang yang
sama untuk untuk menerima perlakuan mana
pun
Pengacakan dapat dilakukan dengan
menggunakan Tabel Bilangan Teracak, kartu,
ataupun dengan lotere (undian).
Model Linier dan Penguraian
Keragaman Total
Model linier aditif secara umum dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu model
tetap dan model acak.
Model tetap merupakan model dimana
perlakuan yang diguna-kan berasal dari
populasi yang terbatas.
Model acak merupakan model dimana
perlakuan yang dicoba-kan merupakan contoh
acak dari populasi perlakuan.
Pembahasan dalam perkuliahan ini, semuanya
lebih ditujukan kepada model tetap.
Kasus : Suatu percobaan dengan 6 buah
perlakuan (P1, P2, P3, P4, P5, dan P6) dan
setiap perlakuan diulang 3 kali. Jumlah unit
percobaan yang diperlukan adalah 6 x 3 =
18 unit. Pengacakan perlakuan dilakukan
langsung terhadap18 unit percobaan.
P1 P2 P1 P3 P5 P1
(ul1) (ul1) (ul3) (ul1) (ul1) (ul2)
P6 P4 P3 P4 P5 P2
(ul2) (ul3) (ul2) (ul2) (ul2) (ul3)
P6 P6 P4 P5 P2 P3
Hasil Pengamatan dapat disajikan dalam
bentuk :
Ula Perlakuan
ngan P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total
Keselu-
1 Y11 Y21 Y31 Y41 Y51 Y61 ruhan
2 Y12 Y22 Y32 Y42 Y52 Y62
3 Y13 Y23 Y33 Y43 Y53 Y63

Total Y1. Y2. Y3. Y4. Y5. Y6. Y..


Perla-
kuan
(Yi.)
Bentuk umum dari model linier aditif :
Yij =  + i +  ij ; i = 1, 2, 3, …,
t; j = 1, 2, …, r
Yij = nilai pengamatan pada
perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
  = rataan umum
 i = nilai tambah pengaruh
perlakuan ke-i
 ij= galat percobaan (nilai tambah
pengaruh acak pada per- lakuan ke-i
ulangan ke-j
Bentuk hipotesis yang diuji :
H0 : 1 = … = 6 = 0 (perlakuan tidak
berpengaruh terhadap respon/peubah
yang diamati)
H1 : paling sedikit ada satu i dimana i 
0
Atau :
H0 : 1 = … = 6 =  ( semua perlakuan
memberikan respon yang sama)
H1 : paling sedikit ada sepasang
perlakuan (i,i’) dimana i  i’
Berdasarkan model diatas maka
dengan metode kuadrat terkecil
penduga dari , i, dan ij dapat
diperoleh.

Jumlah Kuadrat Total = Jumlah


Kuadrat Perlakuan + Jumlah Kuadrat
Galat

JKT = JKP + JKG


dengan struktur analisis ragam yang
dapat disajikan sbb :
 Ulangan sama : r1 = r2= r3 …. = rt=
r
Sumber db JK KT Fhit

Total tr-1 JKT

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG

Galat t(r-1) JKG KTG


Ulangan tidak sama : r1  r2 r3 ….  rt  r

Sumber db JK KT Fhit
JKT
Total  ri-1
KTP KTP/KTG
Perlakuan t-1 JKP

Galat  (ri-1) JKG KTG

Catatan :
Sumber = sumber keragaman
db = derajat bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
Fhit = F hitung
Penghitungan Jumlah Kuadrat (ulangan
sama)
JKT =  Y2ij - Y2.. / rt ( Y2.. / rt =
Faktor Koreksi (FK))
JKP =  Y2i. / r - FK
JKG = JKT - JKP

Penghitungan Kuadrat Tengah :


KTP = JKP/ db perlakuan
KTG = JKG/ db galat
Pengujian Hipotesis:
F hitung = KTP/ KTG mengikuti sebaran F
dengan derajat bebas pembilang sebesar t-
1dan derajat bebas penyebut sebesar t(r-1).
Jika F hitung lebih besar dari F,db1, db2( =
peluang salah db1= db pembilang, db2 = db
penyebut) yang bisa dibaca pada Tabel A6,
maka hipotesis nol ditolak dan berlaku
sebaliknya.
Penolakan hipotesis nol berimplikasi bahwa
perlakuan yang diberikan terhadap unit
percobaan memberikan pengaruh yang nyata
(signifikan) terhadap respon/peubah yang
diamati.
Koefisien Keragaman (KK) dapat
dihitung berdasarkan :
KK = (  KTG / Y ) x 100%

Nilai KK yang besar mencerminkan


bahwa unit-unit percobaan yang
digunakan tidak homogen
Besaran KK dapat digunakan sebagai
alat untuk mendeteksi apakah suatu
data yang diperoleh perlu
ditransformasi.

Anda mungkin juga menyukai