Anda di halaman 1dari 16

Perancangan Percobaan

Dua Faktor
Rancangan Acak Lengkap
Percobaan Faktorial
Suatu peubah dipengaruhi oleh banyak
faktor yang saling berinteraksi
Dalam dunia nyata, percobaan faktor
tunggal sering dianggap kurang
memadai untuk menjawab suatu
pertanyaan.
Jika percobaan dilakukan satu demi
satu akan makan waktu dan tempat
serta kehilangan pengaruh interaksi
yang mungkin timbul
Percobaan Faktorial
Percobaan faktorial didalamnya terkandung satu
set kombinasi dari faktor-faktor yang digunakan,
sehingga wawasan percobaan lebih luas
Faktor adalah bentuk perlakuan yang terdiri atas
beberapa perlakuan yang biasa disebut dengan
taraf/level faktor.
Jumlah perlakuan pada percobaan faktorial,
merupakan perkalian dari seluruh taraf masing-
masing faktor yang dicobakan.
Percobaan faktorial yang perlakuannya terdiri
atas semua kemungkinan kombinasi taraf dari
beberapa faktor.
Interaksi Dua Faktor
Dua faktor dikatakan berinteraksi apabila
pengaruh suatu faktor berubah pada saat
perubahan taraf faktor lainnya berubah.
Suatu percobaan terdiri atas faktor A
yang terdiri atas 2 taraf, yaitu a1 dan a2,
dan faktor B yang terdiri atas 2 taraf : b1
dan b2. a1 a2 NT
a2 – a1
b1 30 32 31 2
b2 36 44 40 8

--------------------------------------
Nilai (a2 – a1) maupun (b2 - b1) disebut
pengaruh sederhana (simple effect),
sedangkan rata-rata dari pengaruh
sederhana disebut pengaruh utama (main
effect). Sehingga pengaruh utama A = 5
dan B = 9

Pengaruh utama A =
½ {(a2b2 – a1b2) + (a2b1 – a1b1)} =
½(8+2)
atau
½ {(a2b2 + a2b1) - (a1b2 + a1b1)} = 5
Pengaruh interaksi AB didefinisikan
sebagai berikut :

Bila dilihat dari A:


½ {(a2b2 – a1b2) - (a2b1 – a1b1)}
= ½(8-2)

Bila dilihat dari B :


½ {(a2b2 - a2b1) - (a1b2 - a1b1)}
= ½(12-6)
Untuk kasus yang lain :

a1 a2 NT a2 –
a1
b1 30 32 31 2
b2 36 38 37 2

----------------------------------------
---
NT 33 35 34 2
Pengaruh interaksi AB didefinisikan
sebagai berikut :

Bila dilihat dari A:


½ {(a2b2 – a1b2) - (a2b1 – a1b1)} =
½(2-2)

Bila dilihat dari B :


½ {(a2b2 - a2b1) - (a1b2 - a1b1)} =
½(6-6)

Terlihat bahwa pengaruh interaksi = 0


Pengacakan dan Denah
Percobaan
Pengacakan dilakukan dengan memberikan
perlakuan pada unit percobaan keseluruhan
secara acak.
Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu
terhadap unit-unit percobaan.

Setiap unit percobaan memiliki peluang yang


sama untuk untuk menerima perlakuan mana
pun
Pengacakan dapat dilakukan dengan
menggunakan Tabel Bilangan Teracak, kartu,
ataupun dengan lotere (undian).
Model Linier dan Penguraian
Keragaman Total
Model linier aditif secara umum dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu model
tetap dan model acak.
Model tetap merupakan model dimana
perlakuan yang diguna-kan berasal dari
populasi yang terbatas.
Model acak merupakan model dimana
perlakuan yang dicoba-kan merupakan contoh
acak dari populasi perlakuan.
Pembahasan dalam perkuliahan ini, semuanya
lebih ditujukan kepada model tetap.
Kasus : Suatu percobaan dengan 2 faktor
perlakuan A dan B. Faktor A dengan 3 taraf
(A1, A2, dan A3) dikombinasikan dengan faktor
B yang memiliki 2 taraf (B1 dan B2) yang
setiap perlakuannya diulang 3 kali. Jumlah unit
percobaan yang diperlukan adalah 2 x 3 x 3 =
18 unit. Pengacakan perlakuan dilakukan
A1B2
langsungA3B1 A2B1unit A2B1
terhadap18 A1B1
percobaan. A2B1
(ul1) (ul1) (ul3) (ul1) (ul1) (ul2)
A1B1 A3B2 A2B2 A3B1 A3B2 A1B2
(ul2) (ul3) (ul2) (ul2) (ul2) (ul3)
A2B2 A3B1 A3B2 A1B1 A1B2 A2B2
(ul1) (ul3) (ul1) (ul3) (ul2) (ul3)
Bentuk umum dari model linier aditif :
Yijk =  + i + j + ()ij +  ijk ; i = 1, 2,
3....,a
j = 1, 2, 3,..., b
k = 1, 2, 3,…, r
Yijk = nilai pengamatan pengaruh faktor A ke-i,
faktor B ke-j, dan ulangan ke-k
 = rataan umum
 i = nilai tambah pengaruh factor A ke-i
 j = nilai tambah pengaruh factor B ke-j
()ij = nilai tambah pengaruh interaksi factor
A ke-i dengan faktor B ke-j
 ijk = galat percobaan
dengan struktur analisis ragam yang
dapat disajikan sbb :

Sumber db JK KT Fhit

Total abr-1 JKT

A a-1 JKA JKA/a-1 KTA/KTG

B b-1 JKB JKB/b-1 KTB/KTG

AxB (a-1)(b-1) JKAB JKAB/(a-1)(b- KTAB/KTG


1)
Galat ab(r-1) JKG JKG/ab(r-1)
Penghitungan Jumlah Kuadrat

 JKT =  Yijk2 - Y…2 / abr ( Y…2/ abr


= Faktor Koreksi /FK)

JKA =  Yi..2 / br - FK
JKB =  Y.j.2 / ar - FK
JKAB =  Yij.2 / r - JKA – JKB - FK
JKG = JKT - JKA - JKB - JKAB

Anda mungkin juga menyukai