Anda di halaman 1dari 15

Diskriminasi perusahaan

Nama Kelompok :
1. Amanda Yuliana B11.2014.03444
2. Ari Anita Setya W B11.2014.03343
3. Audia Jasmine D B11.2014.03319
4. Ichsan Choirul A B11.2014.03277
5. Jessica B11.2013
6. Titis Nur Islamy B11.2014.03352
7. Nabilah Farahnandya B11.2014.03338
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan
warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya)
 Kelamin yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia berdasarkan
perbedaan jenis kelamin
 Ras yaitu anggapan segolongan ras tertentu bahwa rasnya itulah yang paling unggul
dibandingkan dengan golongan ras lain
 Rasial yaitu pembedaan sikap dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat tertentu
karena pembedaan warna kulit
 Sosial yaitu pembedaan sikap dan perlakuannya terhadap sesama manusia
berdasarkan kedudukan sosialnya.
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi 3
kelompok :

1. Utilitas
Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan
bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika perkerjaan didalam perusahaan
diberikan dengan berdasarkan kompetensi. Perusahaan-perusahaan yang berbeda,
memerlukan karyawan-karyawan yang memiliki keahlian dan sifat kepribadian yang
berbeda jika kita ingin perusahaan seproduktif mungkin.
Akan tetapi argumen utiliarian ini dihadapkan pada dua keberatan yaitu :
 Jika argumen ini benar, maka perkerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi
yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
 Argumen utiliarian juga harus menjawab tuntutan penentangan yang menyatakan
bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan
bentuk-bentuk diskriminasi seksual tertentu
2. Hak
Argumen non utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya
menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Masing-masing individu memiliki hak moral untuk diperlakukan sebagai seorang yang
merdeka dan sejajar dengan semua orang lain, dan bahwa semua individu memiliki kewajiban
moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang merdeka dan
sederajat.
Tindakan diskriminasi melanggar prinsip ini dalam 2 cara, yaitu :
 Diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih
rendah dibandingkan kelompok lain
 Diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan
ekonomi yang rendah.
3. Keadilan

Diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan.


Menutup kesempatan bagi kaum minoritas untuk menuduki posisi-posisi
tertentu dalam sebuah lembaga sehingga otomatis berati mereka tidak
memperoleh ksempatan yang sama dengan oranglain. Diskriminasi
pekerjaan dalam suatu perusahaan adalah salah karea ia melanggar
prinsip dasar keadilan dengan cara membedakan orang-orang
berdasarkan karateristik-karateristik tertentu (ras atau jenis kelamin)
yang tidak relevan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
PRAKTIK DISKRIMINASI
Diantara tindakan-tindakan yang dianggap diskrimintif adalah sebagai berikut :
1. Recruitment. Perusahaan-perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi
verbal pada pegawai saat ini dalam merekrut pegawai dari kelompok ras dan seksual
yang sama dengan terdapat dalam perusahaan.
2. Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Wawancara kerja uga akan diskriminatif
jika pewawancaea mendiskualifikasi calon pegawai dengan mendasarkan strereotype
seksual atau rasial.
3. Kenaikan Pangkat. Proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan
diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria dengan perempuan dari
pegawai minoritas. Sistem senioritas dikatakan diskriminatif dika diskriminasi masa
lalu tidak memungkinkan pegawai perempuan atau minoritas untuk memperoleh
jabtan yang lebih tinggi dalam jenjang karier.
4. Kondisi Pekerjaan. Pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam
jumlah yang tidak sama untuk orang-orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada
dasarnya sama
5. PHK. Memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas
merupakan diskriminasi. Bentuk diskriminasi lainnya adalah kebijakan pemutusan
hubungan kerja.
Diluar ras dan jenis kelamin juga terdapat berbagai diskriminasi terhadap kelompok lain.
Yaitu diantaranya :
 Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan usia
 Penderita cacat
 Prefensi seksual yang tidak lazim
 Kaum gay dan transeksual
 Tenaga kerja yang kelebihan berat badan
 Penderita AIDS
TINDAKAN AFIRMATIF

Untuk menghapus pengaruh-pengaruh diskriminasi masa lalu bnayak yang


melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan utnuk mencapai
distribusi yang lebih respresentatif dalam peusahaan dengan memberikan preferensi pada
kaum perempuan dan minoritas. Inti dari program tindakan afirmatif adalah sebuah
penyelidikan yang mendetail(analisis utilisasi) atas semua klasifikasi pekerjaan besar
dalam perusahaan
Kritik terhadap tindakan afirmatif bahwa dalam upaya memperbaiki kerugian akibat
diskriminasi masa lalu, program-program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik
rasial maupun seksual
Argumen untuk membenarkan program afirmatif tersebut :
1. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif sebagai salah satu bentuk
kompensasi, didasarkan pada konsep keadilan kompensatif, yaitu mengimplikasikan
bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-orang yang dirugikan
secara sengaja.
2. Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Rangkaian argumen ini didasarkan pada gagasan, program-programtersebut secara
moral mrupakan instrumen yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral
juga sah. Para penentang argumen ini menyatakan bahwa program tindakan afirmatif
tidak adil karena mendistribusikan keuntungan dengan berdasarkan kriteria yang tidak
relevan seperti ras, maka kaum utilitarian bisa menjawab bahwa kebutuhan bukan ras
merukapan kriteria untuk mendistribusikan keuntungan dari program afirmatif.
Hambatan yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program tindakan afirmatif:
 Apakah biaya sosial dari program tindakan afirmatif (seperti perasaan frustasi) lebuh
besar dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh
 Apakah asumsi bahwa ras merupakan indikator kebutuhan yang tepat

Argumen paling tegas dan paling persuadif utnuk mendukung program tindakan afirmatif
ini adalah :
 Bahwa tujuan yang diharapkan oleh progam tindakan afirmatif adalah keadilan yang
merata.
 Bahwa program tindakan afirmatif secara moral meupakan cara yang sah untuk
mencapai tujuan
Tujuan program tindakan afirmatif diharapkan dicapai dengan beberapa cara dan tujuan
program tindakan afirmatif ini adalah :
1. Mendistibusikan keuntungan dan beban masyarakat yang konsisiten dengan prinsip-
prinsip keadilan distributif, dan mampu menghapuskan dominasi ras atau jenis
kelamin tertentu atas kelompok pekerjaan penting
2. Untuk memberikan bias (baik yangdisadari maupun tidak) utnuk menjamin hak yang
sama utnuk memperoleh kesempatan bagi kaum perempuan dan minoritas.
3. Untuk menetralkan kelemahan kompetitif, afar kaum yang terdiskriminasi
(perempaun dan kaum minoritas) memperoleh posisi yangsama utnuk bersaing
dengan kaum mayoritas.
Penerapan Tindakan Afimatif dan Penangangan

Selain ras dan jenis kelamin kriteria lain juga perlu dipertimbangkan saat megambil
keputusan dan program tindakan afirmatif, yaitu diantaranya :
 Jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan
pada perekrutan yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan
produktifiktas
 Banyak pekerjaan yang memiliki oengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang
lain.
 Para penentang menyatakan bahwa program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan akan
membuat negara kita menjadi negara yang lebih diskriminatif
Gaji yang Sebanding utnuk pekerjaan yang Sebanding

Program tindakan afirmatif dimaksudkan untuk menambah proporsi perempuan


dalam jabatan-jabatan dimana mereka kurang terwakili, namun tidak menyinggung
masalah gaji dalam jabatan tersebut ingin diperoleh kaum perempuan. Program nilai
sebanding yang dusulkan dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah.
Program nilai sebanding dalam perusahaan dimaksudkan utnuk menyesuailan gaji
dari kedua jenis pekerjaan ini agar menjadi kurang lebih sama. Program nilai sebanding
menilai setiap pekerjaan menrut tingkat kesulitas, persyaratan keahlian, pengalaman,
akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan, tanggung jawab, kondsi kerja, dan semua
faktor lain yang dianggap layak memperoleh kompensasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai