Anda di halaman 1dari 4

C.

FRANCHISE/WARALABA
• diartikan sebagai suatu cara melakukan kerja sama di bidang bisnis
antara dua/lebih perusahaan, di mana satu pihak bertindak sebagai
franchisor/pemberi dan pihak lain sebagai franchisee/penerima
(Dominique Voillemont).
• pihak franchisor/pemilik suatu merek dan know how, memberikan haknya
kepada franchisee melakukan kegiatan bisnis yang berkaitan dengan
merek dan know how tersebut.
• Rooseno Harjowidigdo, mengartikan sebagai suatu usaha yang sudah
khas atau memiliki ciri bisnis di bidang perdagangan atau jasa, berupa
produk atau bentuk yang diusahakan, identitas perusahaan (logo, desain,
merek), bahkan pakaian dan penampilan karyawannya.
Menurut Martin D. Ferin, ada 4 unsur hak kebendaan yang terdapat
dalam Franchise :
1. Hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu
2. Adanya hak berupa penggunaan tanda pengenal usaha, sekaligus
menjadi ciri pengenal, berupa merek dagang/jasa.
3. Hak dapat dialihkan ke pihak lain dengan lisensi (penggunaan rencana
pemasaran, bantuan manajemen)
4. Adanya hak franchisor untuk mendapatkan prestasi dalam perjanjian.
HAK-HAK YANG TIDAK DAPAT PENUH DIKUASAI OLEH
FRANCHISOR (PEMILIK)
1. Hak untuk berusaha dalam bisnis tertentu.
2. Hak untuk menggunakan identitas perusahaan.
3. Hak untuk menguasai/monopoli keahlian operasional manajemen
pemasaran dll.
4. Hak untuk menentukan lokasi usaha
5. Hak untuk menentukan jumlah perusahaan
Figur hukum franchise ini, tidak hanya terdapat pada hak cipta, hak merek, hak
paten, hak desain industri, tetapi juga hak immateriil lainnya (hak atas
keahlian/ketrampilan)
Dalam praktek, ada 2 bentuk franchise, yaitu :
1. Franchise distribusi, dalam aktifitasnya hanya menyangkut
pendistribusian barang/jasa, dan tidak memproduksi barang/jasa tersebut.
2. Franchise format, dalam aktifitasnya memproduksi, sekaligus
mendistribusikan barang/jasa, dengan syarat harus mengikuti format yang
ditetapkan oleh franchisor (pemilik).
Contoh : Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken dll.

Namun obyeknya tetap merupakan Hak Kekayaan Intelektual.


WARALABA
Pengertian menurut PP No. 16/1997
• Adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut,
dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan/atau jasa.
Pihak dalam waralaba, ada 2 yaitu
1. Pemberi waralaba, yaitu badan usaha atau perorangan yang memberikan
hak kepada orang lain untuk memanfaatkan HAKI/ penemuan/ciri khas
usaha yang dimiliki
2. Penerima waralaba, yaitu badan usaha atau perorangan yang diberikan
hak untuk memanfaatkannya.

Persyaratannya, ada 2 yaitu


1. Perjanjian tertulis
2. Dibuat dalam bahasa Indonesia dan berlaku hukum Indonesia.
3. Didaftarkan di Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
WARALABA
• Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha (Kepmen Perindustrian & Perdagangan NO.
259/1997)
Sebelum Perjanjian Franchisor menyampaikan keterangan tertulis, mengenai :
1. Identitas, termasuk kegiatan usaha, neraca dan daftar rugi laba selama 2 tahun terakhir
2. HAKI (penemuan/ciri khas usaha) yang menjadi objek
3. Persyaratan yang harus dipenuhi franchisee
4. Bantuan/fasilitas yang ditawarkan
5. Hak dan kewajiban
6. Cara-cara dan syarat pengakhiran, pemutusan dan perpanjangan perjanjian
7. Hal lain yang perlu diketahui franchisee dalam rangka pelaksanaan perjanjian waralaba.

Isi perjanjian, sekurang-kurangnya memuat :


1. Nama, alamat dan tempat kedudukan perusahaan
2. Nama dan jabatan yang berwenang menandatangani perjanjian
3. Nama dan jenis HAKI (sistem manajemen, cara penjualan, penataan, cara distribusi dll)
yang merupakan ciri khusus objek
4. Hak dan kewajiban
5. Wilaya pemasaran
6. Jangka waktu perjanjian dan tata cara/syarat perpanjangan (minimal 5 tahun)
7. Cara penyelesaian perselisihan
8. Cara pemberian imbalan
9. Penggunaan barang atau bahan hasil produksi
10. Pembinaan, bimbingan dan pelatihan franchisee.

Anda mungkin juga menyukai