2. Segi Keperluannya,
• Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan untuk melakukan
investasi dan rehabilitasi perusahaannya.
• Kredit Binmas, diberikan kepada para peserta Bimbingan Massal yang seluruh
danaya dari Bank Indonesia (pelatihan di bidang industri dll)
• Kredit Inmas, diberikan kepada peserta Intensifikasi Massal yang seluruh danaya dari
Bank Indonesia (penyuluhan di bidang pertanian)
2. Kurang Lancar, apabila terdapat tunggakan angsuran pokok lebih dari 1 bulan (untuk KPR 6
bulan)
atau, terdapat cerukan karena penarikan yang jangka waktunya melebihi 15 hari kerja (belum 30
hari kerja)
atau, terdapat tunggakan bunga melebihi 1 bulan (kurang 3 bulan) dengan jangka waktu kredit 1
bulan, melebihi 3 bulan (kurang 6 bulan) untuk kredit jangka waktu lebih dari 1 bulan.
4. Macet, apabila tidak memenuhi kriteria lancar, tidak lancar dan diragukan,
atau, memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan, belum ada pelunasan
atau, kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan ke Pengadilan Negeri/Badan Urusan
Piutang Negara/Asuransi
RAHASIA BANK
Pasal 36 UU No. 14/1967, menyatakan :
• Bank tidak boleh memberikan keterangan keadaan keungan, dan hal-hal
lain yang harus dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman dalam dunia
perbankan, kecuali yang ditentukan dalam undang-undang.
Pengecualian Pasal 36 :
• keperluan perpajakan (Ps. 37 ayat 1)
• kepentingan peradilan dalam perkara tindak pidana (Pasal 37 ayat 1).
• perkara perdata di pengadilan antara pihak bank dengan nasabahnya
(Ps. 43 UU 7/1992)
• Dalam rangka tukar-menukar informasi antar bank (Ps. 44 UU No.
7/1992).
• Oleh pihak yang dirugikan dari keterangan bank (Ps. 45 UU No. 7/1992).
Usahanya :
• Menghimpun dana dari masyarakat
• Memberikan kredit
• Menerbitkan surat pengakuan hutang
• Membeli, menjual dan menjamin surat berharga
• Memindahkan uang
• Menerima pembayaran
• Melakukan penempatan dana, anjak piutang, kartu kredit dll.
Usahanya :
• Menghimpun dana dari masyarakat
• Memberikan kredit
• Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
• Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat BI.
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah :
• Penyediaan dana/tagihan
• Berdasarkan persetujuan/kesepakatan
• antara bank dengan pihak lain
• Yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang/tagihan
tersebut
• Setelah jangka waktu tertentu
• Dengan imbalan/bagi hasil.
Prinsip Syariah :
• Perjanjian antar bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha/kegiatan lain, yang dinyatakan sesuai dengan
syariah, antara lain :
• Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
• Penyertaan modal
• Jual beli
• Prinsip sewa dengan pilihan atau
• Tanpa pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari bank.
Dalam PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
Penggunaannya, meliputi :
1. Penetapan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehubungan dengan
penggunaan/pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
2. Penetapan imbalan yang akan diterima, sehubungan dengan penyediaan dana
masyarakat dalam bentuk pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun
modal kerja (termasuk kegiatan jual beli).
3. Penetapan imbalan, sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang diusahakan
bank.
Misalnya : pembukaan L/C (Al-Wakalah), pemberian jaminan (Al-Dhamamah), jual
beli valuta asing (Al-Sarf)
BANK SYARIAH/BANK MUAMALAT INDONESIA
Produk Penghimpun Dananya :
1. Giro Wadi’ah, yaitu simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat, dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lain atau
cara pemindahbukuan.
Penyimpan diberikan :
jasa giro atau semacam bonus.
2. Deposito Mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dan
bank.
Penyimpan diberikan :
hak untuk memperoleh pembagian laba bank, sesuai peranan dananya
dalam pembentukan laba bank. (Mis : 70% penyimpan, 30% bank)
3. Tabungan Mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara
penabung dan bank.
Penyimpan diberikan :
hak untuk memperoleh pembagian laba bank, sesuai peranan dananya
dalam pembentukan laba bank. (Mis : 50% penyimpan, 50% bank)
Variable yang menentukan besarnya laba, dilihat dari dana yang
disimpan, dan diperhitngkan menurut saldo rata-rata.
Transaksi Jual Beli Valuta Asing yang
dilaksanakan bank dengan prinsi bagi hasil
terdiri :
1. Transaksi Tunai (Spot), yaitu transaksi jual beli
valas yang penyerahan masing-masing valuta yang
dijual dalam dua hari kerja berikutnya.
2. Transaksi Tunggak (forward), yaitu transaksi yang
dilakukan antara satu mata uang terhadap mata uang
lainnya, dan diserahkan dalam batas waktu tertentu.
3. Transaksi Barter (swap), transaksi pertukaran dua
valuta melalui pembelian tunai dengan penjualan
kembali secara berjangka.