Anda di halaman 1dari 17

D.

PERJANJIAN KREDIT BANK


PENGERTIAN KREDIT :
• Credere, artinya kepercayaan, namun di kalangan masyarakat umum
diartikan sebagai pemberian sesuatu benda/pinjaman sejumlah uang
dengan membayar secara mencicil.
• Fasilitas pinjaman uang berdasarkan persetujuan pinjam meminjam
• Dasar pemberian kredit, kepercayaan
• Menurut UU No. 14/1967 (Pokok-pokok Perbankan), kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain, yang mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang ditetapkan.
• UU No. 7/1992 menambahkan kata : imbalan atau pembagian hasil
keuntungan.
• Menurut Pasal 1 butir 11 UU No. 10/1998 (Perubahan UU No. 7/1992),
kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
UNSUR DAN TUJUAN KREDIT
Ditinjau dari unsur dan tujuannya, kredit dapat dibagi dalam beberapa segi, yaitu :
1. Segi Penggunaannya,
• Kredit Produktif, yaitu bantuan kredit usaha-usaha untuk menghasilkan sesuatu
barang dan jasa yang mempunyai nilai ekonomis.
• Kredit Konsumtif, kredit untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dari si peminjam.

2. Segi Keperluannya,
• Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada perusahaan untuk melakukan
investasi dan rehabilitasi perusahaannya.
• Kredit Binmas, diberikan kepada para peserta Bimbingan Massal yang seluruh
danaya dari Bank Indonesia (pelatihan di bidang industri dll)
• Kredit Inmas, diberikan kepada peserta Intensifikasi Massal yang seluruh danaya dari
Bank Indonesia (penyuluhan di bidang pertanian)

3. Segi Cara mendapatkannya,


• Kredit dengan uang muka (Down Payment), penarikannya sekaligus
• Kredit rekening koran, diberikan dalam bentuk rekening koran (nasabah diberikan
blanko cek)

4. Segi Jangka Waktunya,


• Kredit jangka pendek, maksimum 1 tahun
• Kredit jangka menengah, antara 1-3 tahun
• Kredit jangka panjang, lebih dari 3 tahun
SYARAT PENGAJUAN KREDIT

Ada beberapa persyaratan, sbb :


1. KREDIT PERORANGAN, antara lain :
• Mengisi formulir (aplikasi) permohonan, dengan dilengkapi, seperti :
• Sertifikat tanah hak (apabila ada bangunannya termasuk IMB)
• Surat Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), apabila jaminannya kendaraan bermotor.
• Surat Kuasa untuk memasang pemberian hak tanggungan (tanah) atau fidusia (kendaraan)
• KTP suami/istri
• Akta Jual beli tanah/bangunan
• Denah lokasi/petas lokasi
• Fotokopi rekening bank untuk 3 bulan terakhir (bila ada)

2. KREDIT PERUSAHAAN (BADAN HUKUM), antara lain :


• Mengisi formulir (aplikasi) permohonan, dengan dilengkapi, seperti :
• Sertifikat tanah hak (apabila ada bangunannya termasuk IMB)
• Surat Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), apabila jaminannya kendaraan bermotor.
• Surat Kuasa untuk memasang pemberian hak tanggungan (tanah) atau fidusia (kendaraan)
• Akta Pendirian Perusahaan
• Surat Ijian Usaha Perusahaan (SIUP)
• Tanda Daftar Perusahaan
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Akta Jual beli tanah/bangunan
• Denah lokasi/petas lokasi
• Fotokopi rekening bank untuk 3 bulan terakhir (bila ada)
JAMINAN KREDIT
Kegunaannya, adalah :
• Untuk memberikan hak dan kekuasaan kepada bank, mendapatkan
pelunasan utang.
• Memberikan dorongan kepada debitur, agar betul-betul menjalankan
usaha/proyeknya yang dibiayai dengan kredit.
• Menurut Pasal 24 ayat (1) UU No. 14/1967 dikatakan bahwa “Bank
Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun”
• jaminan kredit mutlak, baik bersifat materiil maupun immateriil.
• Jaminan materiil, seperti sebidang tanah kosong (berikut
rumah/bangunan), kendaraan bermotor, dll.
• Jaminan immateriil, seperti jenis usaha debitur (termasuk prospek masa
depannya).
• Sedangkan Pasal 8 (1) UU No. 10/1998 menentukan bahwa baik untuk
bank umum maupun berdasarkan prinsip syariah, pemberian jaminan
tidak mutlak (khususnya jaminan tambahan/jaminan materiil), faktor
penting yang harus diperhatikan adalah keyakinan atas keanggupan
debitur untuk melunasi hutangnya sesuai yang diperjanjikan.
PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT
ditolak
Mengisi aplikasi
CALON DEBITUR KREDITUR
(Perorangan/Perusahaan Melengkapi syarat
(BANK)
Pengecekan syarat

-Pengadilan PENYELESAIAN Disetujui


TIDAK
-Di luar LANCAR
pengadilan

LANCAR PEMBAYARAN Akad


kredit
BANK DALAM MEMBERIAN KREDIT BERPEDOMAN PADA FORMULA
4P DAN FORMULA 5C:
FORMULA 4P, ANTARA LAIN :
1. Personality, pihak bank harus mencari data tentang kepribadian si
peminjam/pemohon.
2. Purpose, pihak bank harus mencari data tentang tujuan/penggunaan
kreditnya, sesuai line of business kredit bank yang berangkutan
3. Prospect, pihak bank harus mengadakan analisis tentang bentuk usaha
yang akan dilakukan pemohon kredit.
4. Payment, pihak bank harus mengetahui kemampuan dari pemohon kredit,
dalam pengembalian pinjamannya, ditinjau dari segi waktu dan jumlah
yang dikembalikan.

FORMULA 5C, ANTARA LAIN :


1. Character, calon nasabah memiliki watak, moral, dan sifat-sifat yang baik.
2. Capasity, kemampuan calon nasabah untuk mengendalikan, menguasai usahanya
dan mampu melihat prospek/perspektif masa depan.
3. Capital, bank harus meneliti terhadap permodalan pemohon kredit
4. Collateral, jaminan dalam pemberian kredit, untuk menghindari risiko yang timbul
dikemudian hari.
5. Condition, kondisi ekonomi secara umum dan sektor usaha si peminjam.
Dasar Hk : SE Bank Indonesia No. 23/6/UKU Tanggal 28 Februari 1991.
KOLEKTIBILITAS KREDIT
• keadaan pembayaran pokok/angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah, serta kemungkinan
diterimanya kembali dana yang ditanamkan surat-surat berharga atau penanaman lalinnya.

PENGGOLONGAN KOLEKTIBILITAS KREDIT (S.E. B I NO. 23/1991) :


1. Lancar, apabila tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bunga atau cerukan karena
penarikan.
atau, terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi belum melampaui 1 bulan (6 bulan untuk KPR)
atau, terdapat tunggakan bunga tetapi belum melampui jangka waktu pinjaman (1 bulan u/ jangka
waktu 1 bulan)

2. Kurang Lancar, apabila terdapat tunggakan angsuran pokok lebih dari 1 bulan (untuk KPR 6
bulan)
atau, terdapat cerukan karena penarikan yang jangka waktunya melebihi 15 hari kerja (belum 30
hari kerja)
atau, terdapat tunggakan bunga melebihi 1 bulan (kurang 3 bulan) dengan jangka waktu kredit 1
bulan, melebihi 3 bulan (kurang 6 bulan) untuk kredit jangka waktu lebih dari 1 bulan.

3. Deragukan, apabila tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar.


- kredit dapat diselamatkan dan agunannya bernilai 75%
- kredit tidak dapat diselamatkan, tetapi agunannya bernilai 100%

4. Macet, apabila tidak memenuhi kriteria lancar, tidak lancar dan diragukan,
atau, memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan, belum ada pelunasan
atau, kredit tersebut penyelesaiannya telah diserahkan ke Pengadilan Negeri/Badan Urusan
Piutang Negara/Asuransi
RAHASIA BANK
Pasal 36 UU No. 14/1967, menyatakan :
• Bank tidak boleh memberikan keterangan keadaan keungan, dan hal-hal
lain yang harus dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman dalam dunia
perbankan, kecuali yang ditentukan dalam undang-undang.

Pengecualian Pasal 36 :
• keperluan perpajakan (Ps. 37 ayat 1)
• kepentingan peradilan dalam perkara tindak pidana (Pasal 37 ayat 1).
• perkara perdata di pengadilan antara pihak bank dengan nasabahnya
(Ps. 43 UU 7/1992)
• Dalam rangka tukar-menukar informasi antar bank (Ps. 44 UU No.
7/1992).
• Oleh pihak yang dirugikan dari keterangan bank (Ps. 45 UU No. 7/1992).

Sanksi jika membuka rahasia bank (Pasal 39 UU No. 14/1967)


• Hukuman penjara selama-lamanya 1 tahun dan/atau denda setinggi-
tingginya Rp. 10.000.
PERLINDUNGAN HUKUM
TERHADAP BANK DAN NASABAH
1. Perlindungan dari UU No. 7/1992 antara lain:
• Pembinaan & pengawasan Bank dilakukan oleh Bank Indonesia (Pasal 29 ayat 1)
• Dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutang sesuai yang
diperjanjikan (Pasal 8)
• Adanya ketentuan yang mengatur tentang batas maksimum pemberian kredit
(Legal Lending Limit)
• Dalam memberikan kredit dan melakukan kegiatan lainnya, bank wajib menempuh
cara-cara yang tidak merugikan nasabah, dan menyediakan informasi mengenai
kemungkinan timbulnya risiko kerugian bagi transaksi nasabah yang dilakukan
melalui bank.
• Bank wajib memelihara kesehatan bank, serta dalam melakukan usahanya sesuai
prinsip kehati-hatian (Pasal 29 ayat 2)
• Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca dan perhitungan
laba/rugi tahunan (Pasal 34)
• Bank Indonesia melakukan pemeriksaan kepada bank, secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan (Pasal 31 ayat 1)
• Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi dalam waktu dan
bentuk yang telah ditetapkan Bank Indonesia (Pasal 35)
• Adanya ketentuan rahasia bank dan saksinya
• Pembayaran kembali uang deposito kepada para nasabah secara yuridis menjadi
tanggung jawab bank sebagai suatu badan hukum (Pususan MA No. 2990 Tahun
1989)
2. Perlindungan dari Asas Perbankan antara lain:
a. Prinsip Kehati-hatian (Prudential Regulation), dalam hal :
- kewajiban penyediaan modal minimum,
- kualitas aktifa produktif dan pembentukan cadangan,
- jaminan pemberian kredit, pembatasan pemberian kredit untuk pembelian dan
pemilikan saham
- batas maksimum pemberian kredit
- pembatasan Transaksi jual beli valuta asing
- ketentuan bank dalam memelihara devisa netto (misalnya : secara keseluruhan,
setinggi-tingginya 20% dari modal)

b. Kesehatan dan sanksi pelanggaran.


Dimaksudkan agar digunakan sebagai :
• Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai, apakah pengelolaan bank telah
dilakukan sesuai asas-asas perbankan yang sehat.
• Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik
secara individual maupun industri bank secara keseluruhan.

PENYERTAAN MODAL (EQUITY PARTICIPATION)


Pasal 7 UU Perbankan 1992, menyatakan bahwa bank umum dapat melakukan
kegiatan usaha dalam bidang penyertaan modal, tetapi bersifat sementara.
Antara lain : Sewa Guna Usaha (leasing), Modal Ventura, Perusahaan Efek, Asuransi
dan Penyertaan Modal Sementara untuk mengatasi kegagalan kredit.
badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit/bentuk lain
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 UU No. 7/92).

Bank yang me-


nerima simpan
an hanya dalam
bentuk deposito
Bank yang dapat berjangka,
- merupakan bank sentral RI memberikan tabungan dan/
jasa dalam lalu yg dipersama-
- Lembaga yang independen,
lintas kan dengan itu.
bebas campur tangan pembayaran
pemerintah dan pihak lain secara Penyediaan/penyimpanan
(Pasal 4) konvensional/ dana/tagihan
- Modal BI ditetapkan prinsip syariah Berdasarkan kesepakatan
sekurang-kurangnya Rp. 2 bank dengan pihak lain
triliun (Pasal 6) dengan imbalan/bagi hasil.
Bank Indonesia mempunyai tugas dan wewenang :
• Mengeluarkan alat pembayaran
• Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter (menetapkan sasaran moneter
dengan memperhatikan sarana laju inflasi yang ditetapkan dan melakukan
pengendalian moneter)
• Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
• Menetapkan macam, harga, ciri uang yang dikeluarkan termasuk bahan yang
digunakan dan tanggal mulai berlakunya mata uang.
• Mengatur dan mengawasi perbankan, termasuk melakukan pemeriksaan secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan
• Memberikan kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu
paling lama 90 hari kepada bank, untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka
pendek.
• Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
• Mengelola cadangan devisa (termasuk melaksanakan transaksi devisa)
• Mengatur kliring
• Memberikan perijinan, pembinaan, pengawasan dan pemberian sanksi.

Dalam penyaluran dana/kredit perlu diperhatikan:


• Prinsip kehati-hatian
• Prinsip syariah
• Menyebar resiko/tidak terpusat pada seseorang/
kelompok tertentu (batas 30%)
Bank Umum
• Bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan/ berdasarkan Prinsip
Syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Usahanya :
• Menghimpun dana dari masyarakat
• Memberikan kredit
• Menerbitkan surat pengakuan hutang
• Membeli, menjual dan menjamin surat berharga
• Memindahkan uang
• Menerima pembayaran
• Melakukan penempatan dana, anjak piutang, kartu kredit dll.

Bank Perkreditan Rakat


• Bank yang melaksanakan usaha secara konvensional dan/ berdasarkan Prinsip
Syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Usahanya :
• Menghimpun dana dari masyarakat
• Memberikan kredit
• Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
• Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat BI.
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah :
• Penyediaan dana/tagihan
• Berdasarkan persetujuan/kesepakatan
• antara bank dengan pihak lain
• Yang mewajibkan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang/tagihan
tersebut
• Setelah jangka waktu tertentu
• Dengan imbalan/bagi hasil.

Prinsip Syariah :
• Perjanjian antar bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan/atau
pembiayaan kegiatan usaha/kegiatan lain, yang dinyatakan sesuai dengan
syariah, antara lain :
• Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
• Penyertaan modal
• Jual beli
• Prinsip sewa dengan pilihan atau
• Tanpa pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari bank.

Badan khusus yang dibentuk, jika terjadi kesulitan perbankan (membahayakan


kepentingan nasional) :
• Penyehatan bank (mis : BPPN)
• Penyelesaian aset bank (mis : Badan Privatisasi N)
• Pengupayaan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepada bank.
BANK SYARIAH (MIS : BANK MUAMALAT INDONESIA
Produk Penyaluran Dananya :
1. Kredit Mudharabah (Qiradh), yaitu pinjaman modal investasi, dan/atau modal
kerja. Pengusaha hanya menyediakan usaha dan manajemennya dengan
perjanjian atas dasar bagi hasil .
2. Kredit Murabaha, yaitu kredit dimana bank menyediakan pinjaman dana untuk
membeli barang apapun yang dibutuhkan debitur, yang dibayar kembali pada saat
jatuh tempo.
3. Kredit Bai’bithaman Ajil, yaitu kredit dimana bank menyediakan pinjaman untuk
barang apapun, dan dibayar kembali pada saat jatuh tempo secara cicilan.
4. Kredit Al Qardh’ul Hasan, yaitu kredit kepada nasabah (pengusaha/perorangan)
yang dianggap layak menerima pinjaman lunak (berada dalam keadaan terdesak)

Dalam PP No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.
Penggunaannya, meliputi :
1. Penetapan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat, sehubungan dengan
penggunaan/pemanfaatan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
2. Penetapan imbalan yang akan diterima, sehubungan dengan penyediaan dana
masyarakat dalam bentuk pembiayaan, baik untuk keperluan investasi maupun
modal kerja (termasuk kegiatan jual beli).
3. Penetapan imbalan, sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang diusahakan
bank.
Misalnya : pembukaan L/C (Al-Wakalah), pemberian jaminan (Al-Dhamamah), jual
beli valuta asing (Al-Sarf)
BANK SYARIAH/BANK MUAMALAT INDONESIA
Produk Penghimpun Dananya :
1. Giro Wadi’ah, yaitu simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat, dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lain atau
cara pemindahbukuan.
Penyimpan diberikan :
jasa giro atau semacam bonus.
2. Deposito Mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpan dan
bank.
Penyimpan diberikan :
hak untuk memperoleh pembagian laba bank, sesuai peranan dananya
dalam pembentukan laba bank. (Mis : 70% penyimpan, 30% bank)
3. Tabungan Mudharabah, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati antara
penabung dan bank.
Penyimpan diberikan :
hak untuk memperoleh pembagian laba bank, sesuai peranan dananya
dalam pembentukan laba bank. (Mis : 50% penyimpan, 50% bank)
Variable yang menentukan besarnya laba, dilihat dari dana yang
disimpan, dan diperhitngkan menurut saldo rata-rata.
Transaksi Jual Beli Valuta Asing yang
dilaksanakan bank dengan prinsi bagi hasil
terdiri :
1. Transaksi Tunai (Spot), yaitu transaksi jual beli
valas yang penyerahan masing-masing valuta yang
dijual dalam dua hari kerja berikutnya.
2. Transaksi Tunggak (forward), yaitu transaksi yang
dilakukan antara satu mata uang terhadap mata uang
lainnya, dan diserahkan dalam batas waktu tertentu.
3. Transaksi Barter (swap), transaksi pertukaran dua
valuta melalui pembelian tunai dengan penjualan
kembali secara berjangka.

Anda mungkin juga menyukai