Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

RIWAYAT KOMPLIKASI
Dosen Pengampu : Isrowiyatun Daiyah, M.Keb
Disusun Oleh :
1.Aprilia Lintang Puspaningrum
2.Devina Ramadanty
3.Endah Sulistiawati
4.Ghina Mahdiyah
5.Maudy Miftahul Jannah
6.Norafni Seri Utari
7.Rahmawati
8.Sheila Yunia Anggini
9.Tantri Retno Anasthasia
A. Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).

B. Jenis-Jenis Komplikasi Kehamilan


1. Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat
besi dan biasanya terjadi secara bertahap. (Zulhaida Lubis, 2003).
Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran
(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan otot
rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan
karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik
saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat.
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia
akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam
makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau
Lanjutan
b. Penyebab anemia yaitu :
1) Zat besi yang masuk
melalui makanan tidak c. Akibat anemia terhadap kehamilan:
mencukupi kebutuhan.
2) Meningkatnya kebutuhan 1) Abortus
2) Kematian intra uterine
tubuh akan zat besi, 3) Persalinan prematuritas tinggi
terutama ibu hamil, 4) Berat badan lahir rendah
masa tumbuh kembang 5) Cacat bawaan
6) Bayi mudah infeksi sampai
pada remaja, penyakit kematian perinatal
kronis, seperti 7) Intelegiensia rendah
tuberculosis dan infeksi 8) Hambatan tumbuh kembang janin
9) Mudah infeksi
lainnya. 10) Ancaman dekompensasi kordis
3) Perdarahan yang (Hb < 6 gr %)
disebabkan oleh infeksi 11) Heperemesis gravidarum
12) Perdarahan antepartum
cacing tambang, 13) Ketuban pecah dini
malaria, haid yang
berlebihan dan
Lanjutan
2. Perdarahan Per Vagina
Perdarahan antepartum/ perdarahan pada kehamilan lanjut adalah
perdarahan pada trimester 3 atau terakhir dalam kehamilan sampai
bayi dilahirkan.
a. Plasenta Previa
1) Pengertian plasenta previa
Keadaan di mana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada sekmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir.
Lanjutan
2) Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
a) Umur
b) Paritas
c) Endometrium yang cacat
3) Gejala-gejala
b) Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa terjadi secara
tiba-tiba dan kapan saja.
c) Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada bagian
bawah rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas
panggul.
d) Pada Plasenta Previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta
previa lebih sering dikenal dengan kelainan letak.
4) Anamnesia
e) Keluhan utama pasien ketika datang ke fasilitas kesehatan biasanya karena
ada perdarahan pada kehamilan lanjut (trimester III).
f) Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang. Kadang terjadi
pada bangun tidur di pagi hari, tanpa disadari tempat tidur sudah dipenuhi
dengan darah, jumlah darah yang keluar biasanya akan bertambah banyak
Lanjutan
5) Inspeksi
a) Adanya perdarahan pervaginam dengan jumlah banyak atau sedikit dan
berwarna merah segar.
b) Jika perdarahan banyak, ibu akan tampak pucat.
6) Palpasi Abdomen
c) Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih
rendah.
d) Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
e) Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih
dapat digoyangkan.
7) Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai speculum secara hati-hati , untuk melihat aumber
perdarahan, apakah dari dala uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises.
8) Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
Lanjutan
9) Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini merupakan teknik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis
plasenta previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada
plasenta previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat
menimbulkan insfeksi, dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu
terjadinya partus prematurus. (Pemeriksaan dalam dapat dilakukan di meja operasi).

b. Solusio Plasenta
1) Pengertian solusio plasenta
Adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal sebelum janin lahir, frekuensi kejadian
solusio plasenta adalah 1 risiko solusio plasenta dari 50 persalinan.
2) Penyebab
a) Trauma langsung terhadap uterus hamil (terjatuh, terdengar anak yang
sedang digendong atau trauma langsung lainnya).
b) Trauma kebidanan karena tindakan kebidanan yang dilakukan (Setelah
versi luar, Setelah memecahkan ketuban, Persalinan anak kedua pada
gemeli, Pada kehamilan dengan tali pusat pendek)
Lanjutan
3) Tanda dan Gejala
a) Perdarahan ke luar atau perdarahan tampak, Kadang-kadang darah tidak keluar,
terkumpul di belakang plasenta.
b) Solution plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda lebih khas
(rahim keras seperti papan) karena seluruh perdarahan tertahan di dalam.
c) Perdarahan disertai nyeri, juga diluar his karena isi rahim.
d) Nyeri abdomen saat dipegang.
e) Palpasi sulit dilakukan
f) Fundus Uteri makin lama makin naik.
g) Bunyi jantung biasanya tidak ada.
4) Anamnesa
h) Terdapat perdarahan yang disertai dengan rasa nyeri
i) Terjadi spontan atau trauma
j) Perut terasa nyeri
k) Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin
5) Pemeriksaan
l) Pemeriksaan fisik umum
m) Keadaan umum tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
n) TD menurun, nadi dan pernafasan meningkat
o) Penderita tampak anemis
Lanjutan
6) Palpasi Abdomen
a) Perut tegang terus-menerus
b) Terasa nyeri pada palpasi
c) Bagian janin sukar ditentukan
7) Auskultasi
DJJ bervariasi dari asfiksia ringan sampai dengan berat
8) Pemeriksaan Dalam
d) Terdapat pembukaan
e) Ketuban tegang dan menonjol

c. Pre-Eklampsia dan Eklampsia


1) Pengertian pre-Eklamsia
Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya
(muchtar, 1998)
Lanjutan

2) Pengertian eklamsia
Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam
persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya
kejang (bukan timbul akibat neurologik) dan/ atau koma dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala- gejala preeklamsi.
Eklamsi adalah penyakit akut dengan kejang dan koma pada
wanita hamil dan wanita masa nifas disertai dengan hipertensi,
oedema dan protenuria. Eklamsi lebih sering terjadi pada
kehamilan kembar, hydramnion, mola hydatidosa, dan eklamsi
dapat terjadi sebelum kehamilan bulan ke-6.
 
Pelayanan antenatal seorang ibu
yang diberikan sesuai pedoman
(mandriwati, 2008)
• 1. anamnesis yaitu pencarian riwayat kehamilan terdahulu seperti ganguan kehamilam
• 2. pengukuran tinggi badan dilakukan 1 kali dan penimbangan berat badan yg dilakukan
setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
• 3. pengukuran TFU
• 4. pemeriksaan panggul untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada jalan lahir
• 5. penghitungan DJJ
• 6. pemeriksaan kesehatan umum
• 7. pemeriksaan Hb
• 8. adanya penyuluhan kesehatan pada kehamilan
• 9. diberikannya tablet zat besi (Fe)
• 10. pemberian suntikan TT
 Lanjutan

C. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi


Kehamilan
1. Anemia
a. Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
b. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,
kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
c. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,
mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
2. Perdarahan Per-Vaginam
a. Plasenta Previa
Tujuan utama penanganan plasenta previa adalah mencegah terjadinya
perdarahan dari vagina selama kehamilan masih berlangsung. Salah satu hal yang
bisa dilakukan adalah dengan cara menghindari adanya intervensi tertentu pada
mulut rahim.
Selain itu, metode persalinan yang akan dilakukan pada
kasus kehamilan dengan plasenta previa adalah dengan operasi Caesar.
Persalinan normal tidak dapat dilakukan karena jalan lahir tertutup plasenta.
 Lanjutan
b. Solusio Plasenta
Pemeriksaan pada terjadinya solusio plasenta dilakukan oleh dokter spesialis kandungan.
Dokter akan melakukan anamnesis melalui pemeriksaan fisik ibu dan janin, meliputi
pemeriksaan kondisi abdomen, posisi janin, dan mendeteksi detak jantung janin.
Untuk melihat kondisi janin dan sejauh mana pelepasan plasenta, dokter akan melakukan
USG. Bila dicurigai terjadi solusio plasenta, ibu hamil harus mendapatkan penanganan sesegera
mungkin untuk mencegah penurunan kesadaran. Apabila janin telah meninggal sebelum usia
kehamilan 3 minggu, maka akan dilakukan amniotomi dengan infus oksitosin untuk
mempercepat persalinan. Persalinan harus dilakukan sesegera mungkin dalam kurun waktu 6
jam saat terjadinya solusio plasenta.
3.Pre- Eklampsia
Pencegahan preeklamsia bagi ibu hamil salah satunya bisa dilakukan dengan rajin mengonsumsi
probiotik (bakteri baik). Sementara itu penanganan preeklamsia secara holistik modern biasanya
dilakukan oleh dokter dengan menyarankan Ibu mengambil tindakan preventif dan perawatan
seperti berikut:
a. Hindari stres, karena stres dapat mengacaukan metabolisme tubuh, menurunkan sistem imun
dan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.
b. Perbanyak mengkonsumsi sayuran berdaun hijau, brokoli, wortel, kacang-kacangan dan juga
buah-buahan.
c. Minum air putih sebanyak delapan gelas perhari
d. Hindari minum susu, kafein, soft drink dan junk food
e. Mengkonsumsi supleman dan vitamin
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai