Anda di halaman 1dari 23

Konsep

Pemberdayaa
n Keluarga

Oleh : Isnaniah, S.ST.,MPd


1. Keluarga
a. Definisi Keluarga

Menurut Karwati, 2011 : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat


yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling bergantungan (Karwati,2011).
Menurut Upraningsih, 2018 : Keluarga adalah dua orang atau lebih dari
dua individu yang bergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan
pengangkatan serta mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain, dan dalam perannya masing-masing
menciptakan dam mempertahankan
kebudayaan
b. Karakteristik Keluarga
Karakteristik keluarga ada empat yaitu : merupakan
kumpulan individu yang mempunyai ikatan perkawinan,
keturunan/hubungan darah atau adopsi, tinggal dalam satu
rumah bersama, mengadakan interaksi dan komunikasi
melalui peran sosial yang dijalankannya, mempertahankan
budaya (Karwati,2011).
c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga merujuk kepada bagaimana keluarga
tersebut mengorganisasikan dan cara unit tersebut ditata,
serta bagaimana komponen-komponen tersebut
berhubungan satu sama lain.
Karwati (2011) menjelaskan bahwa struktur keluarga terdiri dari beberapa macam,
diantaranya :
1) Patrilineal adalah keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
isteri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami dan isteri
d. Tipe atau Bentuk Keluarga
Beberapa tipe kelurga menurut Karwati (2011) adalah :
1) keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
2) Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara. misalnya : nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dan
sebagaimana.
3) Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
d. Tipe atau Bentuk Keluarga
Beberapa tipe kelurga menurut Karwati (2011) adalah :
1) keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara.
misalnya : nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dan sebagaimana.
3) Keluarga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
6) Keluarga kabitas (chabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.
e. Tugas-Tugas Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Bailon dan
Meglaya (1998) dalam Upraningsih 2018 adalah
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan
tindakan kesehatan yang tepat, memberi
perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, merujuk pada fasilitas kesehatan
masyarakat.
Menurut Karwati, 2011 Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan keluarga
adalah :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) ) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga keluarga
f. Ciri-Ciri Keluarga
Beberapa ciri yang di katakana keluarga menurut Karwati (2011) adalah sebagai
berikut :
1) Diikat dalam suatu tali perkawaninan.
2) Ada hubungan darah.
3) Ada ikatan batin.
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya.
5) ) Ada pengambil keputusan.
6) Kerjasama diantara anggota keluarga .
7) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
8) Tinggal dalam satu rumah/atap.
2. Pemberdayaan Keluarga
a. Pengertian

Pemberdayaan adalah sebuah proses sosial, mengenali,


mempromosikan dan meningkatkan kemampuan individu dalam
menemukan kebutuhan mereka sendiri, dapat memecahkan masalah
dan memobilisasi sumber daya yang diperlukan untuk
mengendalikan hidup mereka (Upraningsih,2018).
Dengan demikian pemberdayaan keluarga dapat memungkinkan
terjadinya perubahan kemampuan keluarga sebagai dampak positif
dari intervensi yang berpusat pada keluarga dan tindakan promosi
kesehatan serta terjadinya kesesuaian budaya yang mempengaruhi
tindakan pengobatan dan perkembangan keluarga.
b. Tujuan Pemberdayaan Keluarga
Tujuan pemberdayaan keluarga bidang kesehatan menurut Notoatmodjo 2010 dalam Upraningsih 2018
adalah:
1) Menumbuhkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran kesehatan. Pengetahuan dan kesadaran
tentang cara memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah awal pemberdayaan kesehatan
diperoleh melalui proses belajar. Kemampuan manusia memelihara dan meningkatkan kesehatan
diperoleh melalui proses belajar dari petugas kesehatan yang memberikan informasi kesehatan.
2) Menumbuhkan kemauan atau kehendak untuk melakukan tindakan kesehatan. Kemauan atau
kehendak untuk melakukan tindakan kesehatan yaitu merupakan kecenderungan untuk melakukan
suatu tindakan. Faktor utama yang mendukung berlanjutnya kemamuan menjadi tindakan adalah
sarana dan prasarana yg mendukung tindakan.
3) Keluarga mampu untuk melakukan tindakan kesehatan. Terwujudnya perilaku hidup sehat
ditunjang oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi yaitu mencakup pengetahuan dan sikáp
keluarga terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan kelurga tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut di masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi. Faktor pemungkin yaitu mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
pelayanan. Tahap penguat yaitu sikap tokoh masyarakat, tokoh agama, perilaku petugas.
c. Prinsip pemberdayaan keluarga

Pemberdayaan keluarga harus dilaksanakan dengan


mempertimbangkan hal positif yang hendak dicapai oleh keluarga.
Tujuan dari pemberdayaan keluarga adalah memfasilitasi kapasitas
atau kemampuan keluarga dalam mengenali dan menemukan
masalah kesehatan keluarga, untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan
dalam pemecahan masalah kesehatan dan menggunakan sumber
daya yang tersedia secara optimal (Watkins er al dalam upraningsih
2018)
Hal yang perlu diperhatikan dalam prinsip-prinsip pemberdayaan keluarga yaitu :
1) Pemberdayaan keluarga hendaknya tidak memberikan bantuan atau pendampingan
yang bersifat charity yang akan menjadikan ketergantungan dan melemahkan
melainkan bantuan, pendampingan, dan atau pelatihan yang mempromosikan self
reliance dan meningkatkan kapasitas keluarga.
2) Menggunakan metode pemberdayaan yang menjadikan keluarga menjadi lebih
kuat, melalui pelatihan terhadap daya tahan dan daya juang menghadapi masalah
(stresor).
3) Meningkatkan/menjadikan partisipasi keluarga meningkat berupa kapasitasnya dan
mampu mengambil kontrol penuh, pengambilan keputusan penuh dan tanggung
jawab penuh untuk melakukan kegiatan.
d. Ruang Lingkup Pemberdayaan Keluarga

Pemberdayaan keluarga mencakup dimensi yang luas dari kebutuhan yang bersifat
biopsikososiakultural dan spiritual.
Graves (2007) dalam Upraningsih 2018 menjelaskan bahwa ruang lingkup pemberdayaan keluarga
meliputi aspek sebagai berikut :
1) Ketahanan keluarga. Peningkatan ketahanan keluarga meliputi ketahanan fisik, sosial, dan
ketahanan psikologis keluarga. Ketahanan keluarga merupakan konsep yang luas dalam
kehidupan keluarga yang meliputi konsep berfungsinya keluarga, pengelolaan stres keluarga,
kepentingan keluarga dan tahap perkembangan keluarga.
2) Fungsi, peran dan tugas keluarga. Peningkatan kapasitas dan potensi keluarga dalam memenuhi
fungsi kesehatan keluarga, melaksanakan peran keluarga baik peran formal maupun informal,
serta mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga sesuai tahap perkembangan keluarga
3) Sumber daya keluarga. mengelompokkan sumber daya keluarga dalam tiga kelompok yaitu
Sumber daya manusia meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, serta sumber daya waktu.
Sumber daya ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, keuntungan pekerjaan dan kredit. Sumber
daya lingkungan meliputi lingkungan sosial, serta lembaga politik.
e. Pendekatan dan metode pemberdayaan
keluarga

Pemberdayaan keluarga dapat menggunakan beberapa metode. Metode yang paling


sering digunakan adalah penyuluhan, konseling, dan pendampingan.
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan (Upraningsih,2018).
Pendampingan berarti bantuan dari pihak luar, baik perorangan maupun kelompok untuk
menambahkan kesadaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan pemecahan permasalahan
kelompok. Pendampingan diupayakan untuk menumbuhkan keberdayaan dan keswadayaan agar
individu, keluarga atau masyarakat yang didampingi dapat hidup secara mandiri.
Konseling dengan fungsi pencegahan merupakan upaya mencegah timbulnya masalah
kesehatan. Dewi (2015) dalam Upraningsih (2018) menjelaskan salah satu metode pendidikan
kesehatan untuk mengubah perilaku adalah konseling Konseling yang dilakukan selama 4 kali
dalam satu bulan dengan waktu setiap sesi 30-60 menit dapat meningkatkan pengetahuan cukup
menjadi baik, dari sikap cukup menjadi baik, dan perilaku kurang menjadi baik. Salah satu
kelebihan metode konseling ialah tercipta hubungan yang baik antara konselor-klien dan klien
dapat berfokus pada masalahnya. Penyuluhan dan konseling dapat dilakukan secara langsung
(tatap muka) maupun secara tidak langsung (melalui media). Sedangkan pelatihan dan
pendampingan merupakan media yang lebih intensif menekankan pada perubahan atau
perbaikan keterampilan.
f. Tahap pemberdayaan keluarga

Penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan


pendekatan family cantered nursing, salah satunya
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang didasarkan
pada Friedman model. Pengkajian dengan model ini, melihat
keluarga dengan subsistem dari masyarakat. Proses
keperawatan keluarga dengan fokus pada keluarga sebagai klien
(family centered nursing), meliputi pengkajian,diagnosis
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Upraningsih(2018)
1) Pengkajian.
Pengkajian menupakan suatu tahapan di mana mendapatkan informasi secara terus-menerus,
terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Peneliti melakukan pengkajian sumberdaya
keluarga,membina hubungan yang baik dengan keluarga agar terciptanya hubungan saling percaya,
menggali kelebihan dan kekurangan dari keluarga.
2) Diagnosis keperawatan
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian, selanjutnya dianalisis, dimana keluarga dapat
mengenal masalah dalam keluarga.
3) Perencanaan.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri atas, penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan
tujuan khusus, dilengkapi dengan kriteria dan standar serta rencana tindakan. Penetapan
perencanaan dilakukan bersama dengan keluarga dan menyusun tujuan yang ingin dicapai, karena
diyakini bahwa keluarga bertanggung jawab dalan mengatur kehidupannya, dan pemberi
permberdayaan keluarga mambantu menyediakan informasi yang relevan untuk memudahkan
keluarga mengambi keputusan.
4) Implementasi
Pada tahap ini melaksnakan kegiatan yang telah disusun. Pelaksanaan kegiatan dalam hal ini adalah
berupa penyuluhan, , pendampingan, konseling.
5) Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam mengawasi setiap kegiatan yang sedang dijalankan.
3. Konsep Kemandirian
a. Pengertian

Kemandirian adalah suatu keadaan dimana seseorang


memiliki keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah
yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam
mengerjakan tugas-tugasnya, bertanggung jawab terhadap
apa yang dilakukan tanpa tergantung pada orang lain
(Upraningsih,2018).
b. Cara mengukur kemandirian keluarga

Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan


kesehatan masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
menanamkan pengertian, kebiasaan, dan perilaku hidup
bersih dan sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan (Kemenkes, 2006).
Evaluasi tingkat kemandirian keluarga diukur dengan menggunakan indikator keluarga
mandiri dalam program perawatan kesehatan masyarakat dibagi dalam 4 tingkatan yaitu :
1) keluarga mandiri tingkat I (KM I) yaitu keluarga telah mampu menerima petugas dan
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
2) Keluarga mandiri tingkat II (KM II) , yaitu keluarga mampu melaksanakan KM I ditambah
dengan keluarga mampu menyatakan masalah secara benar keluarga mampu
memanfaatkan sarana kesehatan sesuai anjuran, keluarga mampu melaksanakan
perawatan sederhana sesuai anjuran
3) Keluarga Mandiri III (KM III), yaitu KM II ditambah dengan perilaku keluarga yang dapat
melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
4) keluarga mandiri IV (KM IV), yaitu KM III ditambah dengan perilaku keluarga yang
mampu melaksanakan tindakan promotif secara aktif (Depkes 2006 dalam Upraningsih
2018).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai