Anda di halaman 1dari 39

KEBUTUHAN ELIMINASI

IKIT NETRA WIRAKHMI, SST, S.KEP, NS, M.KES


Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui tentang :

1. Fisiologi eliminasi urine.


2. Faktor-faktor yang mempengaruhi urinary.
3. Perubahan dalam eliminasi urine.
4. Pencernaan normal dan eliminasi fecal
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fecal.
6. Masalah defekasi yang umum.
7. Proses keperawatan dalam eliminasi
1. FISIOLOGI ELIMINASI URIN
 SISTEM EKSKRESI (PENGELUARAN) : Proses pengeluaran zat-zat sisa
metabolisme dari sel, jaringan, dan tubuh

1. Defekasi yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan atau feses melalui


anus
2. Ekskresi proses pengeluaran sisa hasil proses kimiawi (metabolisme)
yang tidak dibutuhkan tubuh
3. Sekresi proses pengeluaran oleh kelenjar berupa enzim atau hormon

 Sistem Urinaria
 Paru-paru
 Kulit
 Hati
SISTEM URIN
(SISTEM URINARIA )
1. Ginjal
a. Korteks
b. Medula (Sumsum
ginjal)
c. Pelvis (Rongga ginjal)
2. Kantung kemih
3.Ureter
4.Uretra
Letak Ginjal
 Di sebelah kiri dan kanan
ruas tulang pinggang di
dalam rongga perut

Mengapa letak ginjal kiri lebih


tinggi daripada ginjal kanan ?
 Karena letak hati yang
lebih tinggi pada bagian
kiri
GINJAL
BAGIAN-BAGIAN GINJAL
Korteks

Arteri
Medula Ginjal

Rongga
ginjal
Ureter
Tersusun dari apa sajakah nefron (penyaring darah)?
 Setiap nefron tersusun dari
Kapsula/simpai
badan malphigi dan saluran Bowman
panjang /tubula
Glomerulus

 Badan malphigi terdiri dari :


1. Glumerolus adalah anyaman
pembuluh kapiler darah.
2. Simpai bowman adalah
cawan berdinding tebal yang
mengelilingi glumerolus
Tubulus
Ginjal kontortus
proksimal

Kapsula/simpai
Bowman

Glomerulus
Tubulus
kontortus
distal
Arteri Nefron
renalis

Ansa Pelvis
Henle Vena
renalis

Ureter
Kortex
Saluran
pengumpul Medula
NEFRON
G

Ginjal.exe
PROSES APA SAJAKAH YANG TERJADI PADA NEFRON ?
1. Filtrasi : penyaringan zat sisa-sisa metabolisme yang dapat menjadi racun.
 Terjadinya filtrasi di glumerolus,
 zat yang dihasilkan disebut filtrat glumeruli. Zat tersebut kemudian
masuk ke simpai Bowman

2. Reabsorpsi : penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna.


• Reabsorpsi terjadi di saluran/tubulus pada nefron.
• Zat yang dihasilkan disebut filtrat tubulus

3. Augmentasi : pengumpulan zat yg tdk berguna utk dikeluarkan dari tubuh.


• Augmentasi terjadi di dalam tubulus kolektivus dan dibawa menuju
rongga ginjal.
URUTAN JALANNYA URIN Jalannya urin dari ginjal
ke luar tubuh

Ginjal

Ureter

Kantung kemih

Uretra

Luar tubuh
2. FAKTOR2 YANG MEMENGARUHI
URINARY
1. Diet dan Asupan
tipe makanan seperti protein dan natrium dpt menentukan jumlah urine
yang dibentuk, kopi dapat meningkatkan pembentukan urine.
2. Respons Keinginan Awal untuk berkemih
Kebiasaan mengabaikan keinginan berkemih dapat menimbulkan urine
banyak tertahan di VU
shg mempengarhi ukuran VU dan jumlah Urine .
3. Gaya Hidup
Perubahan Gaya Hidup mempengaruhi ketersediaan fasilitas toilet
4.Stres Psikologis
Meningkatnya stres dapat mengakibatkan seringnya frekwensi berkemih
krn sensifitas untuk keinginan berkemih dan jmlh urine yg diproduksi
5.Tingkat aktivitas
eleminasi urine membutuhkan tonus otot VU yang baik utuk fungsi
spinkter yang didapatkan dengan beraktivitas.
6.Tingkat perkembangan
Tumbang mempengaruhi pola berkemih
7. Kondisi penyakit
kondisi penyakt tertentu mis. Peny DM mempengaruhi produksi urine.
8. Sosiokultural
Budaya /kultur masyarakat yang melarang buang air kecil ditempat
tertentu.
9.Kebiasaan seseorang
kebiasaan berkemih di toilet mengalami kesulitan berkemih melalui urinal/pot bila
dalam keadaan sakit.
10.Tonus otot
Tonus otot yang berperan dalam berkemih
11. Pembedahan
efek pembedahan dapat menurunkan filtrasi glomerulus yang dapat menyebabkan
penurunan julmah produksi urine karena dampak dari pemberian obat anestesi.
12. Pengobatan
efek pengobatan menyebabkan peningkatan atau penurunan jumlah urine. Misalnya,
pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat
antikohnergik atau antihipertensi dapat menyebabkan retensi urine
13. Pemeriksaan Diagnostik
prosedur diagnostik yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan saluran
kemih seperti intravenous pyelogram (IVP), dengan membatasi jumlah asupan dapat
mempengaruhi produksi urine kemudian, tindakan sistokopi dapat menimbulkan
edema lokal pada uretra yang dapat mengganggu pengeluaran urine
3. PERUBAHAN DALAM ELIMINASI URINE.

Perubahan pola eliminasi urine merupakan keadaan seseorang yang


mengalami gangguan pada eliminasi urine, disebabkan oleh multipel
(obstruksi anatomis), kerusakan motorik sensorik, infeksi saluran kemih.
Perubahan pola eliminasi terdiri
atas :
1. Frekuensi
Frekuensi merupakan jumlah berkemih dalam sehari. Meningkatnya
frekuensi berkemih dikarenakan meningkatnya jumlah cairan yang
masuk. Frekuensi yang tinggi tanpa tekanan asupan cairan dapat
diakibatkan oleh sistitis. Frekuensi yang tinggi dijumpai pada keadaan
stres atau hamil
2. urgensi
Urgensi adalah perasaan seseorang untuk berkemih, takut mengalami
inkontinensia jika tidak berkemih. Pada umumnya, anak kecil memiliki
kemampuan yang buruk dalam mengontrol sfingter eksternal dan perasaan
segera ingin berkemih biasanya terjadi pada mereka
3. Disuria
Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih. Hal ini sering ditemukan
pada penyakit infeksi saluran kemih (ISK), trauma dan struktur uretra.
4. Poliuria
Poliuria merupakan produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal tanpa
ada asupan cairan hal ini biasanya ditemukan pada penderita diabetes militus.
Defisiensi inti dieuretik hoemon (ADH). Dan penyakit ginjal kronik.
5. Urinaria Supresi
Urinaria Supresi adalah berhentinya produksi urine secara mendadak secara
normal, urine diproduksi oleh ginjal secara terus menerus pada kecepatan 60 –
120 ml/jam
4. Pencernaan normal dan eliminasi fecal

 Tujuan Kerja Organ GI :


1. Mengabsorbsi cairan dan makanan
2. Menyiapkan makanan untuk diabsorbsi & digunakan oleh sel2 tubuh
3. Menyediakan tempat penyimpanan feses sementara
Pencernaan Normal & Eliminasi
1. Mulut : dicerna secara mekanis & kimia.
 Gigi  m`ngunyah&memecah mknan
 saliva  m`cerna & melunakan bolus, shg
mudah ditelan
2. Esofagus : p = 25 cm, selama 15’’
Otot sirkular : m`cegah udara masuk & refluks
makanan
Faktor2 yg m`pengaruhi
spinc.esofagus :
a. Antasid : meminimalkan refluks
b. Nikotin& mknan berlemak :
meningkatkan refluks
3. Lambung : HCl, lendir, pepsin, &
faktor intrinsik (Vit. B12)
Vit B12  p`bentukan eritrosit
(-) : anemia pernisiosa
 KIMUS
4. Usus Halus : 2,5 cm x 6 m
 Kimus b`campur dgn empedu, amilase
 Duodenum & jejunum : m`absorbsi
nutrisi,elektrolit, dll
 Ileum : vitamin, Fe, garam empedu
5. Usus Besar : 6 cm x 1,5-1,8 m
 Caecum : katup ileosekal : m`cegah
regurgitasi
 Colon : absorbsi, proteksi,sekresi, &
eliminasi
Flatus : 400-700 ml/hr (menelan gas, difusi
gas, dr aliran darah ke dlm usus, kerja dr
bakteri pd KH yg tdk diabsorbsi)
 Rectum : menyimpan feses
1. Haustral churning
Gerakan mencampur chyme untuk
membantu mengabsorpsi air. 2, 5 L
air diabsorbsi dlm 24 jam,
berlangsung selama 5 menit.

2. Colon Peristaltik
gelombang mencampur yang lambat
oleh otot longitudinal dan otot sirkuler
, mendorong chyme ke colon
PROSES ELIMINASI
1. Eliminasi fekal adalah sampah produk pencernaan
tubuh ,dengan hasil feses.
2. Defekasi adalah keluarnya feses dari anus dan
rektum
Rectum :
• Dewasa 15-20 cm (2,5- 5 cm bagian distal = anal)
• Terdapat jaringan yang bersilangan dan vertikal
berisi vena dan artery sehingga membantu
menahan feses dalam rectum  hemoroid
Anus :
• Anus terdiri dari spincter Internal dan spincter
Ekternal
• Spincter Internal : Kontrol tidak sadar, Innervasi
nervous autonom
• Spincter Ekternal : Kontrol sadar, M . Levator Ani,
innervasi nervous somatic.
Proses Defekasi
Proses pembuangan atau pengeluaran sisa-
sisa metabolisme berupa feses dan flatus
yang berasal dari saluran pencernaan
melalui anus

Defekasi dipengaruhi 2 reflek :


1. Refleks Pendek
2. Refleks Panjang
1. Refleks Pendek
Feses masuk ke rektum Distensi dinding rektum

Impuls sampai ke flexus


mesenterikus

gelombang peristaltik di dalam kolon


desending & sigmoid dalam rectum

Mendorong feses ke anus

Spinkter internal relaksasi

Defekasi
2. Refleks Panjang
Saraf di rektum terstimulasi oleh feses

Sinyal ditransfer ke spinal cord

Colon desenden,sigmoid dan rektum.

Signal parasymphatic gelombang


peristaltik.

Relaksasi spinkter internal

Defekasi
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi fecal.

1. Usia
2. Diet
3. Asupan Cairan
4. Aktivitas fisik
5. Faktor psykologis
6. Kebiasaan pribadi
7. Posisi selama defekasi
8. Nyeri : hemoroid, bedah rectum,bedah abd
9. Kehamilan : trimester akhir  konstipasi
10. Obat2an
11. Prosedures Diagnostik : BE
12. Anasthesy dan Surgery
6. Masalah defekasi yang umum.

1. Konstipasi
2. Fecal Impaction
3. Diare
4. Incontinensia
5. Flatulence
6. Hemorroid
I. Konstipasi
Defenisi karakteristik Konstipasi :
1. Menurunnya frekuensi BAB
2. BAB keras dan kering.
3. BAB yang tertahan, susah BAB
4. Sakit pada saat defekasi
5. Nyeri abdominal
6. Distensi abdomen
7. Tekanan pada rektum dan perasaan penuh
8. Teraba massa fecal
9. Sakit kepala
10. Nafsu makan kurang
11. Selalu membutuhkan bantuan untuk
defekasi.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi konstipasi :
1. Kebiasaan BAB yang tidak teratur
2. Kebiasaan penggunaan laxativis
berlebihan
3. Meningkatnya stress psikologi
4. Diet yang tidak seimbang.
5. Kurangnya cairan
6. Medication
7. Kurangnya aktivitas
8. Usia
9. Proses penyakit
II. Fecal Impaction
 Feses yang keras, akibat retensi dan akumulasi feses yang lama.
 Gejala : anorexia, distensi abdomen, mual dan muntah
 Penyebab : kebiasaan BAB yang tidak teratur dan konstipasi,
penggunaan barium untuk radiologi, menurunnya aktivitas, diet
rendah serat, kelemahan otot.
III. Diare
Keluarnya BAB yang cair dan
meningkatnya frekuensi BAB akibat
cepatnya masa feses melalui usus
besar akibat gerakkan peristaltik yang
meningkat
IV. Incontinensia
Hilangnya kemampuan secara sadar untuk
mengontrol BAB dan pembuangan gas melalui
sprinter anal
V. Flatulence
 Udara/gas didalam saluran pencernaan
(flatus)
 Penyebab :
1. Adanya bakteri pada Chyme
2. Udara yang bergerak lambat
3. Udara yang berdifusi dari pembuluh darah ke
usus.(N = 0,6 ltr gas diabsopsi di kapiler
intestinal)
 Dewasa terjadi Flatus di usus besar 7-10 ltr
selama 24 jam
 Gas terdiri dari CO2 , Methana, Hidrogen,
Oksigen dan Nitrogen.Sebagian gas
dikeluarkan dengan eructation (Belching)
sendawa dan melalui colon.
VI. Hemorroid
 Terjadi pelebaran vena di anus
 Penyebab : Meningkatnya tekanan pada daerah anus karena
konstipasi yang kronik , tekanan yang kuat selama BAB, kehamilan
dan obesitas.
 Macam :
1. Internal = terjadi pada anus
2. Ekternal = prolaps melalui anus
DIVERSI USUS

a. Ostomi Inkontinen
b. Ostomi Kontinen
Perimbangan psikologis

Anda mungkin juga menyukai