Anda di halaman 1dari 17

Aerodinamika

Aerodinamika biasanya dikaitkan dengan teknologi pesawat


terbang. Bentuk bodi pesawat terbang modern yang streamline,
landai, halus dan tidak ada penampang yang frontal serta dengan
bentuk sayap pesawat airfoil  yang landai adalah penerapan ilmu
aerodinamika pada pesawat. Untuk dapat terbang maka pesawat
harus dijalankan dengan kencang di landasan beberapa ratus
meter dan baru dapat mengangkasa. Dengan semakin cepatnya
pesawat di landasan, maka gaya angkat (lift force) yang
ditimbulkan oleh udara yang diterjang bodi pesawat akan semakin
tinggi, maka bodi pesawat semakin terangkat ke udara dan dengan
ditunjang oleh gaya dorong pesawat, maka pesawat akan mampu
mengudara sampai puluhan kilometer dengan daya jelajah
puluhan ribu kilometer. Sebaliknya supaya pesawat dapat turun
lagi ke landasan, maka selain mengurangi gaya dorong pesawat
juga mengurangi gaya angkat (lift force) yang terjadi dengan cara
merubah posisi sebagian komponen sayap.
A.  Gaya Aerodinamika Pada Mobil
Gaya aerodinamika yang terjadi pada mobil secara  umum  terdapat tiga, yaitu :
gaya hambat (drag force)  aerodinamik  [FD], gaya angkat (lift
force)  aerodinamik  [FL] dan gaya samping  (side force)  aerodinamik  [FS]. Gaya
gaya tersebut bekerja pada titik yang disebut dengan "Center  of Pressure"  (Cp).
Besarnya gaya yang terjadi tersebut (FD,FL, FL), kecepatan angin (VA) dan sudut
arah angin (βA) diperoleh melalui pengujian langsung model atau mobil aslinya
pada terowongan angin (wind tunnel). Nilai besaran yang telah didapatkan dari
terowongan angin selanjutnya dihitung untuk menghasilkan Coeffisien of Drag
(CD), Coeffisien of Lift (CL) dan Coeffisien of Side (CS).
1.     Gaya  Hambat  (Drag force)  Aerodinamik
Gaya  hambat  adalah  gaya udara
yang  berlawanan  arah  dengan  arah  gerak  maju mobil, sehingga
menghambat traksi mobil.  Secara umum gaya hambat (drag
force) dikenal melalui angka Coeffisien of Drag (CD) Nilai CD semakin kecil
maka aerodinamika bodi mobil semakin baik, karena gaya hambat yang
timbul semakin rendah

No Jenis Mobil Koefisien Hambat (CD)

1 Mobil  penumpang 0,3  - 0,6

2 Mobil  convertible 0,4 - 0,65

3 Mobil  balap 0,25 - 0,3

4 Bus 0,6  - 0,7

5 Truck 0,8  - 1,4

6 Tractor - Tailer 0,8  - 1.,3

7 Sepeda  motor & pengendara 1,8


Gaya hambat  total  terdiri  dari beberapa  jenis  gaya  hambat  yaitu :

a.  Hambatan Bentuk.
 Bentuk  bodimobil  yang  kompleks  menyebabkan  terjadinya  distribusi
tekanan  di sepanjang  permukaan  bodi mobil.  Saat mobil berjalan
terjadi  perbedaan  tekanan  antara  bagian  depan mobil  dan  bagian
belakang  mobil,  tekanan  positif  bekerja pada  bagian  depan  mobil  dan
tekanan  negatif di bagian  belakang mobil, sehingga gaya udara yang
bekerja   pada  bagian  depan  mobil  lebih tinggi daripada gaya pada
bagian  belakang mobil, akibatnya  timbul gaya drag  yang  bekerja
berlawanan dengan  arah  gerak  mobil dan menghambat gerak mobil.

 b.Hambatan  Pusaran/Turbulensi (Vortex). Pada bagian  belakang mobil


terjadi perbedaan  tekanan  antara  bagian  atas  dan  bagian  bawah
mobil,  menyebabkan terjadinya gerakan  aliran  udara dari  permukaan
bawah  menuju ke  permukaan  atas mobil  yang  berupa  pusaran atau
turbulensi  (vortex). Timbulnya  vortex  pada mobil  juga  akan
menghambat  gerak  laju
mobilyang  disebabkan  adanya  pengaruh  gaya  angkat  vertikal  pada bodi
mobil  yang  sedang  bergerak secara horisontal. 
c.   Hambatan  Tonjolan. Adanya  tonjolan  profil  tertentu  pada
bagian  permukaan  bodi mobil seperti  kaca  spion,
pegangan  pintu,  antena dan  aksesori lainnya juga
mengakibatkan gaya hambat. Oleh karena itu maka komponen
tersebut biasanya bentuknya dibuat mendekati bulat dan halus
supaya udara yang lewat semakin lancar dan berarti
mengurangi hambatan.

d.  Hambatan  Aliran  Dalam. Hambatan aliran dalam ini berupa


hambatan oleh  aliran  udara yang mengalir  melalui
sistem  pendingin mesin yaitu radiator.
2. Gaya  Angkat  (Lift force)  Aerodinamik

 Perbedaan  bentuk antara  permukaan  atas  dan  bagian
bawah  mobil menyebabkan aliran  udara  pada  permukaan  atas
lebih  cepat  daripada  aliran udara  pada permukaan
bawah,  sehingga  tekanan  padapermukaan  atas  mobil  lebih  ren
dah  daripada tekanan  permukaan bawah.

 Faktor lain  adalah  kekasaran  bagian  permukaan  bawah  mobil
yang  disebabkanoleh  profil  mesin  dan  komponen  lain  yang  me
mperlambat  aliran  dibawah sehingga
memperbesar  tekanan  aliran  permukaan  bawah.
Karena  itu  tekanan  yang  bekerja  pada bagian bawah  mobil
secara  umum  lebih  besar  dari  tekanan yang  bekerja pada
bigian atas  mobil sehingga
menimbulkan  terbentuknya  gaya  angkat  (lift
force) karena  adanya  desakan aliran  udara dari  permukaan
bawah  ke permukaan atas mobil.
3. Gaya  Samping (Side force)

 Jika ada  gerakan  angin yang tidak


sejajar  dengan  arah  gerak  mobil sehingga  membentuk sudut
tertentu terhadap  lintasan  mobil, maka akan terjadi gaya samping.

Gaya  samping  bekerja  dalam  arah  horisontal  dan  transversal  se
hingga  bersifat mendorong  mobil
ke  samping.  Gaya  samping  juga  terjadi  pada kondisi mobil
berbelok.  Bodi mobil yang semakin aerodinamis akan mengeliminir
terjadinya gaya samping, sehingga stabilitas mobil lebih terkendali
dengan baik.
 
 B.  Bentuk Bodi Mobil

 1.    Bagian  depan  mobil merupakan bagian bodi mobil yang


sangat menentukan besarnya gaya hambat (drag force).
Bagian  depan  mobilterdiri dari  spoiler atau bemper, kap
mesin, dan kaca depan.  Komponen ini berhadapan langsung
dengan aliran udara. Semakin cepat jalannya mobil, hambatan
udara yang ditimbulkannya akan semakin besar. Aspek
aerodinamika pada bagian hidung atau moncong mobil sangat
dipertimbangkan setelah kebutuhan udara untuk pendinginan
mesin yaitu khususnya radiator dan udara untuk mendinginkan rem
depan terpenuhi. Secara umum bagian  depan  mobil termasuk kaca
depan dibuat landai pada bagian atas dan samping serta bagian
bawah sedekat mungkin dengan jalan,
 2.  Bagian  atap mobil. Bagian  atap mobil  dapat
diperbaiki  dengan mendesain  atap  berbentuk  konvex  agar
memudahkan  aliran  udara  mengalir  ke
belakang. Jika  konveksitas  diperbesar,  Coeffisien of Drag
(CD) dapat  diperkecil.  Jika  bentuk konvex  didesain sehingga
menyebabkan  pertambahan  luas  frontal  area maka
aerodinamik  drag  juga  meningkat.  Jika  tinggi  atap  asli  dibiarka
n  konstan  maka  kaca depan  dan
belakang  harus  dibuat  melengkung sehingga  efek konveksitas
dapat  tercapai.

 3.Bagian belakang  mobil. Stabilitas mobil juga sangat ditentukan


oleh gaya yang terjadi pada  bagian  belakang  mobil, oleh karena
itu maka pada bagian belakang mobil dibuat lebih lancip dan pada
mobil balap selain dipasang spoiler juga dipasang
sayap (wing), sehingga semaikn cepat mobil gaya angkat yang
timbul dan pusaran atau turbulensi (vortek) dapat dieliminir.
 4.Bagian  samping  mobil. Reduksi drag pada  bagian  samping
mobil  dapat dilakukan  dengan
mendesain  kelengkungan  bagian  samping  (convexity).

 5.Bagian bawah  mobil. Kekasaran  bagian
bawah  mobil  juga  akan  meningkatkan nilai drag pada mobil.  Reduksi
drag  dapat  dilakukan dengan  cara memperhalus  bagian  bawah
mobil. Selain itu jarak yang semakin pendek antara bodi bagian bawah
dengan permukaan jalan akan menghasilkan gaya angkat mobil yang
semakin kecil.
Artinya, semakin kencang laju mobil, maka mobil membutuhkan dukungan
aerodinamika yang baik dan tepat. Dari keseluruhan aerodinamika
WRCar buat bagian depan dan belakang, yang paling diperhatikan adalah
bagian depan. Bagian depan adalah bagian mobil yang lebih dulu membelah angin
ketika mobil melaju dalam kecepatan tinggi.
Makanya untuk menciptakan keseimbangan di bagian depan, para mekanik
WRCar paling concern pada bagian bumper. Tingkat aerodinamika pada bagian WRCar
sangat vital. Pasalnya, FIA menerapkan regulasi untuk sistim pendingin
mesin. Kalau mengikut aturan FIA, sistim pendinginan belum mampu bekerja
secara maksimal untuk mendinginkan mesin. Makanya mobil harus
mangandalkan udara sebagai alat pembantu pendinginan. Caranya dengan
memodifikasi bentuk bumper semaksimal mungkin.
Bentuk bumper yang baik dengan tingkat aerodinamika yang tepat bisa
membantu mendinginkan radiator dan intercooler
Ada lagi perangkat yang terdapat di dekat bumper, yaitu air conduct, yang
letaknya di bagian bawah bumper. Perangkat ini membantu mendinginkan
system rem sehingga suhunya tetap terjaga. Meski rem berkali-kali digunakan
dalam keadaan kecepatan tinggi, sistemnya dapat bekerja dengan baik.
Untuk mendapatkan area pendinginan yang lebih luas untuk mesin, fog lamp
yang dipasang di bumper harus berukuran kecil. Bentuk rumah fog lamp pun
hemispherical karena terbukti membantu tingkat aerodinamika mobil.

Anda mungkin juga menyukai