Anda di halaman 1dari 69

Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PROSES KIMIA INDUSTRI


PEMBUATAN PUPUK

PRODI KIMIA FMIPA DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU, RIAU
SEMESTER GENAP T.A 2019/2020

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK
PUPUK adalah material yang
ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan
hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan
baik.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK

Makro N,P,K,S
Unsur Hara
Mo, Fe, B, Zn,
Mikro
Mn, Cu, Cl

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI
UNSUR
Ada sekitar 14 unsur esensial yang diperoleh tanaman dari
HARA tanah
Ca dan Mg diberikan ke tanah berbentuk kapur.
Unsur hara makro yang paling sering bermasalah adalah N, P, K
Ketiga unsur hara ini lazim disebut sebagai UNSUR PUPUK

KESEIMBANGAN HARA
Unsur hara N, P, K bila dipakai secara tepat, akan mampu
mengendalikan, mengimbangi, mendukung dan mengisi satu-
sama-lain, serta berpengaruh baik terhadap unsur hara lainnya.
Unsur hara pupuk yang diberikan seyogyanya merupakan
tambahan bagi unsur yang sudah ada dalam tanah, sehingga
keseimbangan hara tanah dapat menunjang pertumbuhan
tanaman yang baik.

TIGA KELOMPOK BAHAN PUPUK


1. Pembawa nitrogen
2. Pembawa fosfat tersedia
3. Pembawa kalium larut air.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

JENIS PUPUK YANG BEREDAR DI PASARAN

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

JENIS PUPUK YANG BEREDAR DI PASARAN

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

JENIS PUPUK DAN EM4 YANG BEREDAR DI PASARAN

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

KLASIFIKASI PUPUK
1. Berdasarkan Kandungan Unsur Hara :

a. Pupuk Tunggal (single fertilizer)  hanya


mengandung 1 unsur hara, contoh :
a.1. Urea --------- N
a.2. KCl ----------- K
a.3. TSP ---------- P

b. Pupuk Majemuk (compound fertilizer) 


mengandung lebih dari 1 unsur hara
b.1. D A P --- mengandung N & P
b.2. Mutiara 16 : 16 :16 --- mengandung N, P, K
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

2. Berdasarkan Kadar Kandungan Hara


1. Berkadar hara tinggi (> 30%)
- TSP  45% P2O5 - Urea  45% N
- KCl  60% K2O - ZK  50% K2O

2. Berkadar hara sedang (20% – 30%)


- Abu dapur  10 – 30% K2O

3. Berkadar hara rendah (<20%)


- FMP  19% K

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

3. Berdasarkan Reaksi Kimia


1. Pupuk masam -------- ZA & Urea

2. Pupuk Netral -------- Kapur amonium senyawa CaCO3

3. Pupuk Basa -------- NaNO3

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

4. Berdasarkan Proses Pembuatannya


1. Pupuk Alam  Pupuk yang dibuat dengan proses alami.
Contoh : pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, night
soil (pupuk kotoran manusia).
Ciri pupuk alami : Kelarutan unsur hara yang rendah di
dalam tanah, sehingga ditujukan untuk memperbaiki
sifat fisik, biologi & kimia tanah.

2. Pupuk buatan (anorganik)  Pupuk yg dibuat di pabrik.


Contoh  Urea, TSP, KCl, dll
Ciri : Kelarutan tinggi sehingga lebih cepat tersedia bagi
tanaman. Kegunaannya memperbaiki sifat kimia tanah
secara instan.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

5. Berdasarkan Sumbernya
A. Pupuk Sumber Nitrogen

Ammonium Nitrat Kalium Sulfat

Kalium Nitrat Urea

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

5. Berdasarkan Sumbernya
B. Pupuk Sumber Posfor

Ammonium Posfat SP 36

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

5. Berdasarkan Sumbernya
C. Pupuk Sumber Kalium

Kalium Klorida Kalium Sulfat

Kalium Nitrat

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

6. Berdasarkan kelarutan
1. Larut dalam air (+)
a. Pupuk N  Urea 45% N (+), ZA 20% N (+)
b. Pupuk K  KCl 60% K2O (+), ZK 50% K2O (+)
c. Pupuk P  DS 36% P2O5 (+), TSP 45%P2O5 (+)

2. Larut dalam asam citrat (-)


FMP (Fused Magnesium Phospate) & Pospat
alam (-)

3. Larut dalam asam keras (x)


HCl 25% (x)

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

7. Berdasarkan Index Garam


Indeks ini menunjukkan kepekatan elektrolit setelah
terjadi pelarutan pupuk, diukur dengan kenaikan
tekanan osmotik
No Pupuk Kadar hara pupuk (%) IG Pupuk
Nitrogen  N  
NH3 anhidrous 82,2 47.02
1 NH4 NO3 35.0 104.65
NaNO3 16.5 100.00
NH4NO3 35.0 104.65
Co (NH4)2 46.6 75.40
(NH4)SO4 21.2 68.96
Fosfor P2O5
2 TSP 48.0 10.08
DAP 53.8 34.21
Kalium K2O
KCl 60.0 116.16
3 KNO3 46.6 73.63
K2SO3 54.0 46.06

Semakin tinggi IG, pupuk akan cenderung merusak biji tanaman.


Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK ORGANIK

Pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik


yang telah mengalami proses
pelapukan atau dekomposisI

Sisa tanaman dan hewan


Sampah organik/rumah tangga/kota/Pasar
Limbah pabrik, dll
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

SUMBER PUPUK ORGANIK


Jenis Pupuk Organik Nitrogen (%) Pospor (%) Kalium (%)
Kerbau 0,6 – 0,7 2,0 – 2,5 0,4
Sapi 0,5 – 0,1 2,4 – 2,9 0,5
Kuda 1,5 – 1,7 3,6 – 3,9 4,0
Ayam 1,0 – 2,1 8,9 – 10 0,4
Guano 0,5 – 0,6 23,5 – 31,6 0,2
Tinja 3,0 – 3,2 3,2 – 3,4 0,7
Azola 3,0 – 4,0 1,0 – 1,5 2,0 – 3,0
Jerami Padi 0,8 0,2 -
Kopra 2,1 – 4,2 - -
Limbah Tapioka 0,9 - -
Daun Lamtoro 2,0 – 4,2 0,2 – 0,4 1,3 – 4
Limbah Tahu 4,2 - -
Darah kering ternak 10,0 – 12,0 1,0 – 1,5 -
Tandan kosong sawit 0,001 0,63 12,7

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK KANDANG

“Pupuk kandang adalah pupuk yang


diperoleh dari kotoran padat dan cair
dari hewan ternak yang tercampur
dengan sisa-sisa makanan ataupun
alas kandang yang telah disimpan
beberapa lama sehingga terjadi proses dekomposisi.”

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK KANDANG
1. Pupuk Kandang Segar  Kotoran hewan
yg masih baru (belum terurai), biasanya
masih bercampur dengan urin.

2. Pupuk Kandang Busuk  Kotoran hewan


yang telah mengalami proses penguraian.
Bentuk fisik sudah seperti tanah dan tidak
berbau kotoran lagi.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Manfaat Pupuk Kandang


1. Membantu memperbaiki sifat fisik & kimia serta
biologis tanah.
2. Mendorong perkembangbiakan jasad renik.
Kelemahan Pupuk Kandang
1. Memiliki kandungan unsur hara yang relatif rendah : N 0,3% , P2O5
0,1%, K2O 0,3%
2. Secara fisik jumlah karkas lebih besar/lebih banyak
3. Memberikan efek negatif bagi tanaman bila belum benar-benar
matang, karena selain akibat reaksi kimia negatif juga sering
terkandung bibit hama & penyakit
4. Membawa biji-biji gulma (terutama pada ternak yang memakan
rumput-rumputan)
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI
Komposisi Unsur Hara
Macam-macam Pupuk Kandang
Sumber Pupuk Wujud % H2O (%) N (%) P2O5 (%) K2O (%)

Kuda Padat 75 0,05 0,30 0,40


Cair 90 1,35 - 1,25
Total 78 0,70 0,25 0,55

Sapi
Padat 85 0,40 0,20 0,10
Cair 92 1,00 0,20 1,35
Total 86 0,60 0,15 0,45

Kambing
Padat 60 0,75 0,50 0,45
Cair 85 1,35 0,05 2,10

Babi Total 69 0,95 0,35 1,00

Padat 80 0,55 0,50 0,45

Ayam Cair 97 0,40 0,10 0,45


Total 87 0,50 0,35 0,40

Total 55 1,00 0,80 0,40


Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Gambar. Proses Pembuatan Pupuk Organik


Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Gambar. Proses Pembuatan Pupuk Organik


Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK HIJAU

Angsana

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK HIJAU
1. Sumber pupuk hijau bisa diambil dari sisa-sisa tanaman atau
dari tanaman yang sengaja di tanam secara tumpang sari /
tanaman pagar sebagai sumber pupuk hijau

2. Tanaman yang biasa digunakan sebagai pupuk hijau adalah dari


golongan Leguminosa, karena memiliki beberapa kelebihan,
seperti:
A. Mengandung unsur N yang cukup tinggi
B. Bahan organiknya mudah terdekomposisi
C. Perakaran memiliki nodula yang dapat bersimbiosis
dengan bakteri pengikat N bebas di udara ( Rhizobium atau
Bacilus radicicola)

3. Tanaman dari golongan lain yang bisa digunakan sebagai pupuk


hijau adalah jenis tanaman penambat N, seperti Azolla pinata,
Sesbania rostrata, Aeshinomene
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Tanaman Sumber pupuk hijau biasa


didapatkan, sebagai:
 Pohon pelindung dari hasil pemangkasannya
- Leucaena glauca (lamtoro)

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Tanaman Sumber pupuk hijau biasa


didapatkan, sebagai:
 Erythrina lithosperma  Dadap

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Tanaman Sumber pupuk hijau biasa


didapatkan, sebagai:
 (Pterocarpus indicus)  Angsana

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Tanaman Perdu / tanaman pagar


A. Crotalaria anagiroides
B. Crotalaria juncea
C. Tephrosia candida
D. Tephrosia vugali
E. Desmodium gyroides
Tanaman Penutup tanah (Cover crop)
A. Arachis  tanaman kopi
B. Peuraria javanica (PJ)
C. Centrosoma pubessens (CP
D. Colopogonium caeruleum (CC)
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PUPUK NPK
Pupuk NPK adalah pupuk buatan
padat yang mengandung unsur
hara Nitrogen (N), Phosphor (P),
Kalium ( K).

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Kegunaan Pupuk NPK

N
1. Pembentukan akar, batang daun
2. Membentuk protein, lemak,dll
3. Meningkatkan mutu tanaman

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Kegunaan Pupuk NPK

P
1. Merangsang pertumbuhan akar dan
tanaman muda
2. Mempercepat masaknya buah biji
atau gabah
3. Membantu asimilasi dan pernafasan

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Kegunaan Pupuk NPK

K
1. Mengeraskan jerami dan bagian kayu
dari tanaman
2. Meningkatkan resistensi penyakit
dan kualitas buah-buahan

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Bahan Baku Pupuk NPK :


1. Amoniak ( NH3 )
2. Urea (CH4N2O)/ (CO(NH2)2)
3. Asam Fosfat ( H3PO4 )
4. Amonium Sulfat ( ZA )
5. Potasium klorida ( KCl )

www.themegallery.com Company Logo


Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Amoniak (NH3)
1. Nama Lain : Amonia berair, aqua ammonia
2. Massa Atom : 17,031
3. Bau : Berbau kuat
4. Penampilan : Berbentuk gas tidak berwarna
5. Titik Didih : −33.34 °C (239.81 K)
6. Kelarutan : Lengkap (100%)
7. pH : 11,6 (1,0 N)
8. Ketentuan amoniak yang digunakan:
kadar NH3 99,5 % min, H2O 0,5 % max

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Urea
1. Nama Lain : Carbamide
2. Rumus Bangun : CO(NH2)2
3. Massa Atom : 60,07
4. Bau : Tanpa bau
5. Penampilan : Padatan berwarna putih
6. Titik Lebur : 132,7 ºC (406 K)
7. Kelarutan (Air) : 251 g/100 ml (60 ºC)
400 g/100 ml (80 ºC) 733 g/100
ml (100 ºC)
8. Hazard : Debu pada konsentrasi yang cukup
dapat membentuk ledakan campuran dengan udara.
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Asam Posfat
1. Nama Lain : Ortho-phosphoric acid
2. Massa Atom : 98
3. Bau : berbau
4. Penampilan : cair
5. Titik Didih : 158 °C
6. Kelarutan : Larut sempurna dalam air
7. Hazard : dapat bereaksi dengan logam dan
menyebabkan ledakan gas hidrogen.
8. Ketentuan Asam Fosfat yang digunakan : kadar P2O5
50% min, Padatan 2% max

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ammonium Sulfat
1. Nama Lain : Diamonium sulfat , Mascagnite,
Actamaster
2. Rumus Molekul: (NH4)2SO4
3. Massa Atom : 132,14
4. Penampilan : Putih halus, higroskopik, kristal
5. Kelarutan (air) : 70,6 g/100 ml (0 ºC) 74,4 g/100 ml
(20 ºC) 103,8 g/100 ml(100 ºC)
6. Kelarutan : larut dalam aseton, alkohol dan eter
7. Ketentuan Amonium Sulfat yang digunakan : Kadar N
21% berat min, Moisture 0,15% max, Granul 0,5-1,2
mm, 90% min
Ade Priyanto, 2020
Kalium Klorida
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

1. Nama Lain : Muriate dari garam abu


2. Massa Atom : 74,55
3. Penampilan : kristal putih solid
4. Titik Lebur : 790 ºC
5. Kelarutan dalam Air : 28,1 g/100 ml (0ºC) 34,4
g/100 ml (20 ºC) 56,7 g/100
ml (100 ºC)
6. Kelarutan : Larut dalam eter, gliserol,
alkalies Sedikit larut dalam alkohol
7. Keasaman :7
8. Ketentuan KCl yang digunakan : kadar K2O 60% min,
Moisture 1% max, Granul 0,15-1,2 mm, 90% min
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Flow Sheet PUPUK NPK


Asam Asam Amonium
Ammoniak Posfat KCl Urea Filler
Sulfat Sulfat

Scrubbing
System Pre-granulating
Pug Mill
Pipe
Granulator
Reactor
Recycle
Conveyor
Dryer
Crusher
Yes
No
Cooling Screening Oversize Undersize

Ade Priyanto, 2020


Coating Bagging
PROSES PEMBUATAN NPK
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

A. Pre granulating
proses pencampuran awal bahan baku berbentuk
padatan (solid) yang terdiri dari Amonium Sulfat (ZA),
Urea, Potasium Klorida (KCl) dan Filler. Proses tersebut
terjadi di dalam pug mill
Amonium
KCl Urea Filler
Sulfat

Pre-granulating
Pug Mill
Ade Priyanto, 2020
PROSES PEMBUATAN Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

NPK
B. Reacting
Reacting adalah proses reaksi awal bahan baku berbentuk cair
antara Asam Fosfat (H3PO4) dengan Amoniak. Pada proses ini Asam
Sulfat dinetralkan dengan amoniak

Ammoniak Asam Posfat Asam Sulfat

Scrubbing System

Pipe Reactor

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI
•Reaksi
  Netralisasi

Ade Priyanto, 2020


PROSES PEMBUATAN Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

NPK
C. Granulating
Proses untuk memperbesar ukuran suatu massa dari partikel –
partikel yang ukurannya lebih kecil. Proses ini terjadi di granulator

Pipe
Reactor Pre-granulating Pug
Granulator Mill

Ade Priyanto, 2020


PROSES PEMBUATAN Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

NPK
D. Drying
Merupakan proses pengeringan butiran pupuk setelah
mengalami proses granulating. Dryer berbentuk rotary drum yang
akan mengeringkan butiran pupuk dari granulator hingga kadar
airnya mencapai 1-1,5 % dengan menggunakan udara pengering
secara co-current.

Granulator

Dryer
Ade Priyanto, 2020
PROSES PEMBUATAN Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

NPK
E. Screening
Screening adalah proses penyaringan awal butiran pupuk.
butiran pupuk dengan ukuran oversize dipisahkan secara gravitasi
ke dalam pulverizer (crusher), yang terdiri atas double opposed
rotor chain mill
Pre-granulating
Pug Mill
Pipe
Reactor
Granulator
Recycle
Conveyor
Dryer
Crusher

Screening Oversize

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PROSES PEMBUATAN
NPK
F. Polishing Screening
Pada proses ini terjadi penyaringan akhir butiran pupuk dari ukuran
produk undersize. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan butiran halus
yang selanjutnya akan digabungkan dengan aliran proses recycle.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

F. Polishing Screening

Pre-granulating
Pug Mill
Pipe
Reactor Granulator
Recycle
Conveyor
Dryer
Crusher

Cooling Screening Oversize

Polishing
Screening Undersize

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PROSES PEMBUATAN
NPK
G. Cooling
Cooling adalah proses pendinginan butiran
pupuk yang telah melalui proses penyaringan.
Butiran pupuk tersebut dialirkan secara gravitasi
menuju fluid bed cooler yang akan menurunkan
temperatur menggunakan 2 tahap pendinginan
yaitu dengan udara ruang dan udara pendingin.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PROSES PEMBUATAN
NPK
G. Coating
Pada proses ini terjadi pelapisan pada butiran
pupuk. Hal ini sangat penting dikarenakan sifat
higroskopis bahan baku pupuk yang dapat
mempercepat proses caking (penggumpalan).

Coating
Powder
Coating
Coating Oil

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

PROSES PEMBUATAN
NPK
H. Bagging
Proses akhir dari produksi dimana
butiran pupuk akan mengalami proses
pengantongan yang dibantu oleh operator.
Terdapat 2 tahapan dari proses
pengantongan ini, yang pertama adalah
pengemasan dua tingkat bahan (double
packing). Sedangkan yang tahap kedua
adalah proses penjahitan kantong pupuk.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

AMONIA
Amonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau
tajam. Pabrik Amonia PT Pusri Palembang ialah pabrik yang
menghasilkan amonia sebagai hasil utama dan karbon
dioksida sebagai hasil samping yang keduanya merupakan
bahan baku pupuk urea.

Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang


diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama metana
(CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%.
Steam atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah
mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik
Utilitas. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dan
sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan
terlebih dahulu oleh kompresor udara.
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Proses Produksi Amonia


Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan
sebagai berikut :

(1) Feed Treating Unit


Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities),
terutama senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming
Unit harus dibersihkan dahulu di unit ini, agar tidak
menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming
Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang
terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut
dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer.
Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke
Reforming Unit.
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

(2) Reforming Unit

Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur


dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary
Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas hidrogen dan
karbon dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan
dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
a. Hidrogen
b. Nitrogen
c. Karbon Dioksida
d. Gas gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit purifikasi dan
Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

(3) Purifikasi & Methanasi

Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming


Unit dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida
yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.
Sisa karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator ammonia converter. Oleh
karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop &
Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

(4) Compression Synloop & Refrigeration Unit

Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan


perbandingan gas hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau
dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh
Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini
kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan
amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan Urea.

Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang


beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Urea.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Proses pembuatan Urea


dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3 yang
disuplai dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut
dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

(1) Sintesa Unit


Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea,
untuk mensintesa Urea dengan mereaksikan Liquid NH 3
dan gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan ke dalam reaktor
ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal
dari bagian Recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah
175 Kg/cm2G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian
Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan
kelebihan ammonianya setelah dilakukan stripping oleh
Ade Priyanto, 2020
CO2.
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI
(2) Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan
kelebihan amonia di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan
dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua step
penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2G dan 22,2
kg/cm2G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke
bagian Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke
bagian kristaliser.

(3) Kristaliser Unit


Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini
secara vakum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di
Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air
diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea
Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI
(4) Prilling Unit

Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai


menjadi 99,8% berat dengan udara panas, kemudian
dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk dilelehkan dan
didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari
distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara
dari bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill).
Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor.

(5) Recovery Unit

Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian


purifikasi diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan
menggunakan mother liquor sebagian absorben kemudian di-
recycle kembali ke bagian sintesa.
Ade Priyanto, 2020
Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

(6) Proses Kondensat Treatment Unit

Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian


kristaliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil
urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan
dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO 2 dan gas NH3-
nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover.
Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020


Proses Kimia Industri dan Utilitas, UMRI

Ade Priyanto, 2020

Anda mungkin juga menyukai