Anda di halaman 1dari 10

190

Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel dan Uji
Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna Rhodamin B

Synthesis of Manganese Oxide Nanoparticles with Sol Gel Methods and Test
Of Catalytic Activities on Color Degradation of Rhodamin B

1)
Sri Rahayu, 2)Netti Herawati, 3)Mohammad wijaya
Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Makassar. Jl. Dg. Tata Raya, Parang Tambung
e-mail: sryyrahayu02@gamail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang sintesis nanopartikel mangan
oksida menggunakan prekursor KMnO4 dengan metode sol gel, dengan
menambahkan aditif etilendiamin dan etilen glikol yang berperan sebagai
agen penstabil, selanjutnya menguji aktivitas katalitik dari mangan oksida
tersebut terhadap proses degradasi warna rhodamin B. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan zat aditif terhadap
ukuran dan bentuk nanopartikel yang dihasilkan serta kemampuannya
sebagai katalis dalam proses degradasi zat warna rhodamin B.
Nanopartikel yang diperoleh, dikarakterisasi menggunakan XRD (X-Ray
Diffraction) dan SEM (Scanning Elektron Microscope) serta penentuan
aktivitas katalitik dalam proses degradasi terhadap zat warna rhodamin B
dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan sintesis
nanopartikel menggunakan aditif etilendiamin lebih baik dibandingkan
dengan aditif etilen glikol karena ukuran nanopartikel berkisar antara
5,66-33,38 dalam bentuk tetragonal. Morfologi nanopartikel mangan
oksida terlihat berbentuk bulat yang seragam. Nanopartikel mangan
oksida hasil sintesis mampu mempercepat proses degradasi warna
rhodamin B dengan persentase degradasi mencapai 85,6%.
Kata kunci: Nanopartikel, Mangan Oksida , Sol gel dan Rhodamin B

ABSTRACT
Research has been carried out on the synthesis of manganese
oxide nanoparticles using KMnO4 precursors with the sol gel method, by
adding ethylenediamine and ethylene glycol additives which act as
stabilizing agents, then tested the catalytic activity of the manganese oxide
on the degradation process of Rhodamine B. This study aims to determine
the effect of adding substances additives on the size and shape of the
nanoparticles were produced and their ability as catalysts in the
degradation process of Rhodamin B. Nanoparticles were obtained,
characterized using XRD (X-Ray Diffraction)and SEM (Scanning
Elektron Microscope)and determination of catalytic activity in the

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


191
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

degradation process of rhodamine B dyes with UV-Vis


spectrophotometer. The results showed that the synthesis of nanoparticles
using ethylenediamine additives was better than ethylene glycol additives
because the size of the nanoparticles ranged from 5.66 to 33.38 in the
tetragonal form. The morphology of manganese oxide nanoparticles looks
uniform in shape. Manganese oxide nanoparticles can accelerate the
degradation process of Rhodamin B with a percentage of degradation
reaching 85.6%.
Keywords: Nanoparticles, Manganese Oxide, Sol gel and Rhodamin B

PENDAHULUAN kimia berbahaya bila tertelan, terhisap


Indonesia merupakan negara pernapasan atau terserap melalui kulit.
yang memiliki sistem perindustrian Apabila limbah cair dari industri
yang cukup besar di dunia. Salah tekstil masih mengandung zat warna
satunya adalah industri tekstil. Di satu Rhodamin B tersebut maka akan
sisi industri tekstil memberikan banyak sangat mencemari lingkungan dan
keuntungan bagi manusia, antara lain membahayakan makhluk hidup di
berkurangnya angka pengangguran di sekitarnya (Arief dkk, 2007)
masyarakat, meningkatkan pendapatan Salah satu metode yang akhir-
dan nilai perekonomian Indonesia akhir ini digunakan untuk mengurangi
(Andy, 2011). Namun disisi lain konsentrasi limbah organik adalah
memberikan dampak negatif bagi metode Advanced Oxidation Processes
lingkungan yaitu limbah cair yang (AOP). Metode AOP berdasarkan pada
dikeluarkan oleh industri tekstil penggunaan radikal hidroksil (OH•)
mengandung berbagai zat warna yang sebagai spesies reaktif untuk proses
memiliki efek toksik terhadap manusia degradasi. Semakin banyak radikal
dan lingkungan. Pada umumnya, zat hidroksil yang dihasilkan semakin
warna dari limbah cair industri banyak pula zat warna organik yang
tekstil merupakan suatu senyawa didegradasi menjadi molekul yang
organik yang memiliki struktur lebih kecil (Saputra et al., 2014).
aromatik, sehingga sulit terdegradasi Oksidator kuat yang dipakai dapat
secara alamiah, tidak ramah berupa campuran ozon dengan
lingkungan, sulit terurai, bersifat hidrogen peroksida (O3 + H2O2 ), ozon
resisten dan toksik (Ida, 2011) dengan sinar ultraviolet (O3 + UV) dan
Zat warna tekstil biasanya campuran hidrogen peroksida dengan
menggunakan zat warna sintetis, yaitu sinar ultraviolet (H2O2 + UV). Radikal
zat warna yang dibuat menggunakan aktif hidroksil yang dilepaskan
reaksi-reaksi kimia tertentu. Macam- senyawa-senyawa diatas dengan cepat
macam zat warna sintetis antara lain akan mengoksidasi polutan-polutan
seperti rhodamine B, tartrazine, congo zat warna dalam air limbah
red, brilliant blue, methanil yellow, (Glaze et al., 1987).
dan lain-lain. Rhodamin B merupakan Mangan oksida dikenal sebagai
zat warna yang mengandung bahan katalis pada berbagai reaksi kimia.

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


192
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

Mangan oksida merupakan oksidator Mangan oksida yang dihasilkan ini


yang efektif karena memiliki oksigen dapat mendegradasi zat warna
yang lebih mudah dilepaskan pada rhodamin B.
proses oksidasi dibandingkan oksida Salah satu metode yang
logam lainya, sehingga sangat digunakan untuk mensintesis
menjanjikan untuk mengoksidasi nanomaterial yaitu dengan
rhodamin B dalam larutan menggunakan metode sol gel. Proses
(Brock,1998). Sintesis partikel MnO2 sol gel merupakan proses pembuatan
dengan ukuran nano dapat material anorganik melalui reaksi
meningkatkan luas permukaan kimia dalam suatu larutan pada suhu
material tersebut. Dengan rendah, dalam proses tersebut terjadi
memperkecil ukuran partikel MnO2, perubahan fasa dari suspense koloid
akan meningkatkan luas permukaan (sol) membentuk fasa cair kontinyu
sehingga kapasitas penyimpanan (gel).
pun juga akan semakin
tinggi (Aditya, 2016) METODE PENELITIAN
Proses sintesis nanopartikel A. Alat dan Bahan
mangan dioksida (MnO2) dapat Alat yang digunakan pada
dilakukan dengan menggunakan penelitian ini adalah Alat-alat gelas,
kalium permanganat (KMnO4). neraca analitik, hot plate, magnetic
Kalium permanganat telah digunakan stirrer, oven, furnace carbolite RHF
sebagai zat di aplikasi medis dan 1400, Spektrofotometer UV-Vis double
sebagai elektron katoda akseptor beam Shimadzu Japan, X-Ray
elektron dengan menghasilkan Diffraction (XRD) Shimadzu XRD-
berbagai jenis oksida mangan 7000, Scanning Elektron Microscope
nanomaterial. Kalium permanganate (SEM).
sebagai prekursor untuk mensintesis Bahan-bahan yang digunakan
mangan dioksida struktur nano dalam penelitian ini adalah KMnO4
dengan bentuk kristalografi yang padatan (p.a), larutan isopropanol
berbeda dan permukaan yang (p.a), larutan etilen glikol, larutan
luas (Ahmed, 2016). etilen diamin, H2O2 30%, Rodamin B
Berdasarkan Saridewi dkk (p.a), aquades, dan kertas saring
(2015), sintesis nanomaterial mangan Whatman no. 42.
oksida dengan metode bebas pelarut
menggunakan variasi suhu. Pola A. Prosedur Kerja
difraksi XRD yang dihasilkan 1. Sintesis Nanopartikel Mangan
menunjukkan, bahwa mangan oksida Oksida
yang terbentuk merupakan ß-MnO2 Sebanyak 0,5 gram KMnO4
(pyrolusite) pada suhu optimum padatan ditimbang lalu dilarutkan ke
120oC. Material yang dihasilkan juga dalam 60 mL aquades. Selanjutnya
memiliki range nanopartikel dimana larutan diaduk hingga semua padatan
ukuran kristalnya mencapai 14.08 nm, larut. Isopropanol kemudian
morfologinya berbentuk bulatan. ditambahkan ke dalam larutan KMnO4

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


193
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

sambil diaduk dengan stirrer. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kemudian ditambahkan dengan etilen A. Sintesis Nanopartikel Mangan
glikol tetap sambil diaduk, larutan Oksida
tetap diaduk selama ± 8 jam pada suhu Mangan oksida di sintesis
kamar sampai larutan homogen. menggunakan prekursor kalium
Perbandingan komposisi KMnO4 dan permanganat menggunakan pelarut
etilen glikol yang digunakan yaitu 1:2 isopropanol dan aditif etilen diamin
dengan konsentrasi KMnO4 0,5. dan etilen glikol sebagai stabilisator
Kemudian dilakukan dengan cara dengan metode sol gel. Hasil sintesis
yang sama untuk aditif etilen diamin. menghasilkan koloid berwarna coklat
Larutan homogen yang diperoleh yang dilanjutkan dengan proses
setelah pengadukan dikeringkan dalam kalsinasi pada suhu 4000C
oven pada suhu 100-1100C selama ± 4 menghasilkan serbuk mangan oksida
jam. Serbuk yang terbentuk yang berwarna coklat kehitaman dapat
dipanaskan dalam furnace pada suhu dilihat pada Gambar 1.
4000C selama ± 1 jam (Ningsih, 2013).

2. Karakterisasi Nanopartikel
Mangan Oksida
Analisis menggunakan XRD (X- (a) (b)
Ray Difraction) untuk menentukan Gambar 1.(a) Serbuk hasil Sintesis
jenis dan ukuran kristal yang telah Mangan Oksida dengan aditif
disintesis. Analisis SEM (scanning etilendiamin dan (b) Serbuk hasil
Electron Microskop) untuk Sintesis Mangan Oksida dengan aditif
menganalisis morfologi kristal mangan etilen glikol.
oksida yang telah disintesis.
Mangan oksida disintesis
3. Uji Aktivitas Katalitik terhadap dengan metode sol gel menggunakan
Degradasi Zat Warna Rhodamin prekursor kalium permanganat karena
B lebih efektif dalam menghasilkan
Rhodamin B dibuat dalam oksida mangan dibandingkan
konsentrasi 2 mg/L. Sebanyak 0,000; prekursor-prekursor mangan garam
0,25; 0,50 dan 0,750 gram katalis (klorida, nitrat, karbonat dan sulfat)
nanopartikel mangan oksida kemudian dan isopropanol sebagai pelarut yang
ditambahkan 10 mL larutan rhodamin nantinya akan merubah menjadi sol
B 2 mg/L lalu ditambahkan 5 mL dari mangan oksida.
H2O2 30% . Setiap larutan didiamkan Proses sintesis pada penelitian
selama 120 menit. Kemudian ini menghasilkan beberapa senyawa
dilakukan sentrifuge dengan kecepatan lain selain mangan oksida dapat dilihat
7000rpm. Selanjutnya dilakukan pada Tabel 1. Yaitu mangan oksida
pengukuran absorban dengan (MnO), mangan oksida (MnO2)
menggunakan Spektrometer UV-Vis. Todorokite dan mangan oksida

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


194
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

(MnO2) Pyrolusite. Hal ini senyawa-senyawa tersebut. Namun


dikarenakan zat aditif yang digunakan dari hasil olah data persentase
tidak membungkus sampel secara kandungan senyawa terbanyak yaitu
merata dan tidak memungkin untuk mangan oksida (MnO2) pyrolusite.
memisahkan masing-masing dari

Tabel 1. Senyawa yang terdapat dalam nanopartikel hasil sintesis


Formula
Index ED(%) EG(%) Name
Sum
O 21,64 22,66 MnO
O 19,03 19,71 Todorokite MnO2
O 42,43 43,86 Pyrolusite MnO2

B. Karakterisasi Nanopartikel dengan munculnya puncak-puncak


Mangan Oksida pendukung lain pada sudut 2𝜃 =
1. X-Ray Diffraction (XRD) 28,57°,
1600
41,89°, 44,10°, 56,82° dan
[900-1168]
[411-7967]
Intensity (a.u)

[1 0 1] [1 1 2] [0 0 4]
[2 2 0]
1400 [900-9082] [2 0 -5] o

Serbuk nanopartikel mangan


o
59,83° dengan indeks Miller masing-
[2 0 0]
o [2 1 1] o o
o [1 1 1]
o
[0 0 2] o
1200 [2 0 2] [1 1 0 ]
o o

oksida hasil sintesis selanjutnya masing (110), (200), (111), (211) dan
[1 0 -1] o
o
1000

dianalisis menggunakan X-Ray (220) yang identik dengan pola


800

Diffraction (XRD). Hasil analisis X- difraksi


600
mangan oksida.
ed

10 20 30 40 50 60 70
Ray Diffraction (XRD) digunakan 2q (deg)
untuk mengidentifikasi ukuran 1600 [900-1168]
[411-7967]

partikel, kristalinitas, kandungan 1400


Intensity (a.u)

[900-9082] [1 1 2]
[1 1 1] [0 0 4]
[1 0 1] [2 0 -5] o o
[2 0 0] o
[2 2 0]
o o o [2 1 1]
o
1200 [0 0 2] o

senyawa, dan fasa kristal nanopartikel


[2 0 2] [1 1 0 ] o
o o
1000 [1 0 -1]

mangan oksida.
o

800
600 eg
[900-1168]
1600 10 20 30 40 50 60 70
[411-7967]
Intensity (a.u)

2q (deg)
[1 0 1] [1 1 2] [0 0 4]
[2 2 0]
1400 [900-9082] o [2 0 -5]
o o
[2 0 0]
o [2 1 1] o
o [1 1 1]
o
[0 0 2] o
1200 [2 0 2] [1 1 0 ] o

Gambar 3. Pola XRD mangan oksida


[1 0 -1] o o
o
1000
800 aditif etilen glikol
600 ed

10 20 30 40 50 60 70
2q (deg) Puncak peak dengan intensitas
Gambar 2. Pola XRD mangan oksida
1600 [900-1168]
[411-7967]
yang tinggi terdapat pada sudut 2𝜃 =
aditif etilendiamin
1400
37,16° dengan indeks Miller 101 dan
Intensity (a.u)

[900-9082] [1 1 2]
[1 1 1] [0 0 4]
[1 0 1] [2 0 -5] o o
[2 0 0] o
[2 2 0]
o o o [2 1 1]
o
1200 [0 0 2] o

diperkuat dengan puncak pendukung


[2 0 2] [1 1 0 ] o
o o
1000 [1 0 -1]
o

Dapat dilihat pada Gambar 2.


800 pada sudut 2𝜃 = 28,02°, 41,90°,
Untuk mangan 600 oksida aditif eg
44,04°, 56,61° dan 59,37° dengan
etilendiamin
10 20
puncak
30 40
2q (deg)
50
yang
60
tajam
70
indeks Miller masing-masing (110),
dengan intensitas yang tinggi terdapat (200), (111), (211) dan (220) yang
pada sudut 2𝜃 = 37,24° (101) yang identik dengan pola difraksi Mangan
menunjukkan bentuk pyrolusite oksida. Hasil yang diperoleh
tetragonal. Hal ini juga diperkuat mendekati penelitian Saridewi (2015)

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


195
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

yang memperoleh puncak difraksi dengan aditif etilendiamin dan etilen


pada sudut 2𝜃 = 28,21° hingga 72,36° glikol masing-masing adalah sekitar
yang menunjukkan produk yang 5.66-33.38 nm dan 5.14-52.4 nm dapat
dihasilkan adalah mangan oksida dilihat pada Tabel 2 dan 3. Hal ini
pyrolusite. menandakan bahwa penambahan aditif
etilendiamin lebih baik dibandingkan
Tabel 2. Ukuran kristal nanopartikel dengan aditif etilen glikol yang
mangan oksida dengan aditif ditandai dengan partikel yang
etilendiamin dihasilkan lebih homogen dengan
Ukuran ukuran yang lebih kecil.
FWHM
2 theta (°) kristal
(°) 2. Scanning Elektron Microscope
(nm)
28,57 0,8633 10,35 (SEM)
37,24 0,8513 10,72 Serbuk nanopartikel mangan
41,89 1,0600 8,73 oksida selanjutnya dianalisis
44,10 0,2800 33,38 menggunakan Scanning Elektron
Microscope (SEM) yang bertujuan
56,82 0,6666 14,76
untuk mengetahui morfologi dan
59,83 1,0360 5,66
kecenderungan nanopartikel untuk
beragregasi. Hasil Analisis Scanning
Tabel 3. Ukuran kristal nanopartikel Elektron Microscope (SEM) dapat
mangan oksida dengan aditif etilen dilihat pada Gambar 4 dengan
Ukuran perbesaran masing-masing 5.000x dan
2 theta (°) FWHM (°) kristal 20.000x. Hasil analisis SEM dapat
(nm) dilihat pada Gambar 4.(a) mangan
28,02 0,5400 16,53 oksida dengan aditif etilendiamin
37,16 1,7734 5,14 dengan perbesaran 5.000x terlihat
41,90 1,2000 7,72 butiran-butiran halus. Sedangkan pada
44,04 0,5908 15,81 Gambar 4.(b) perbesaran 20.000x
56,61 0,1867 52,4 terlihat semakin jelasnya morfologi
59,37 1,0600 6,22 permukaan partikel mangan oksida
berupa bulatan-bulatan dengan ukuran
Melalui data difraktogram yang hampir seragam. Seperti halnya
XRD dapat diketahui ukuran kristal juga yang telah dilaporkan, Saridewi
dengan cara menghitung besarnya (2015), berupa butiran halus yang
FWHM (Full Widht at Half merata pada permukaan partikel yang
Maximum) yang digunakan untuk disintesis dengan metode bebas
menentukan ukuran kristal dengan pelarut.
menggunakan persamaan Scherrer.
Dari perhitungan menggunakan
persamaan Scherrer diperoleh ukuran
diameter partikel mangan oksida

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


196
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

Pengukuran panjang gelombang


dilakukan pada daerah tampak
(visible) yaitu 380-780 nm. Hasil
pengukuran panjang gelombang
maksimum Rhodamin B terdapat pada
λ = 554 nm.
(a) (b)
Degradasi rhodamin B dengan
masing-masing nanopartikel mangan
oksida aditif etilendiamin dan etilen
glikol sebagai katalis dengan variasi
jumlah katalis 0,0g; 0,25g; 0,5g dan
0,75g. Menggunakan kondisi reaksi
(c) (d) 10 mL rhodamin B (2 ppm), hidrogen
Gambar 4. Hasil analisis SEM (a) peroksida 30% 5 mL kemudian
mangan oksida dengan aditif didiamkan selama 120 menit.
etilendiamin perbesaran 5.000x (b) Sebelum dilakukan pengukuran hasil
perbesaran 20.000x (c) mangan oksida yang diambil dipisahkan dari katalis
dengan aditif etilen gliko perbesaran dengan cara disentrifus dengan
5.000x (d) perbesaran 20.000x kecepatan 7000 rpm selama 10 menit
(Dewi, 2015).
Selanjutnya untuk mangan oksida Larutan sampel diambil dan
dengan aditif etilen glikol dapat dilihat diukur absorbansinya menggunakan
pada Gambar 4.(c) dengan perbesaran spektrofotometer UV-Vis
5.000x memperlihatkan bentuk yang menggunakan blangko akuades pada
tidak beraturan. Sedangkan pada panjang gelombang maksimum (554
Gambar 4.(d) perbesaran 20.000x nm). Hasil persentase degradasi (%)
terlihat partikel yang tidak seragam dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.
dan membentuk bongkahan. Dari Dapat dilihat pada Gambar 5.
gambar juga terlihat bahwa ukuran Bahwa degradasi zat warna rhodamin
partikel yang dihasilkan berbeda antara B memberikan persentase terkecil
satu dengan yang lain. Kecenderungan yaitu pada tanpa penambahan katalis
nanopartikel untuk beragregasi memberikan persentase degradasi
disebabkan oleh efek gerak Brown dan yaitu 27,61%. Seiring dengan
gaya Van Der Waals dalam larutan meningkatnya jumlah katalis yang
nanopartikel. Adanya kecenderungan digunakan yaitu 0,25g, 0,5g, dan 0,75g
nanopartikel untuk beragregasi meningkat pula persentase degradasi
menyebabkan ukuran dan diameter yaitu sebesar 67,98%, 71,75% dan
nanopartikel tidak seragam. 80,61%.

3. Uji Aktivitas Katalitik


Nanopartikel Mangan Oksida

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


197
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

100 paling baik yaitu pada jumlah katalis


% efisiensi degradasi

80 80,61 0.75g, karena semakin besar jumlah


rhodamin B (%)

67,98 71,75 katalis maka semakin besar luas


60
40 permukaan sehingga kinerja katalis
20 27,61 untuk menghasilkan radikal hiroksil
0 semakin cepat dan semakin banyak
0 0,2 0,4 0,6 0,8 sehingga hasil degradasinya semakin
variasi massa katalis mangan oksida (g) besar (Yu, 2014).
Namun jika dibandingkan hasil
Gambar 5. Persentase degradasi zat persentase degradasi tertinggi dari
warna rhodamin B dengan katalis kedua katalis mangan yang disintesis
nanopartikel mangan oksida aditif dengan aditif yang berbeda, mangan
etilendiamin oksida aditif etilen glikol lebih tinggi
100 yaitu 85,6% dibanding dengan mangan
oksida aditif etilendiamin hanya
% efisiensi degradasi

80 81,53 85,6
rhodamin B (%)

67,56 80,61%. Jika dilihat dari luas


60
permukaan seharusnya mangan oksida
40 40,48 aditif etilendiamin lebih banyak
20 mendegradasi zat warna rhodamin B
0 karena memiliki luas permukaan yang
0 0,2 0,4 0,6 0,8 luas karena ukuran partikelnya yang
variasi massa katalis mangan oksida (g) kecil dan bentuknya lebih seragam
dibanding dengan mangan oksida
Gambar 6. Presentase degradasi zat aditif etilen glikol. Namun hal ini
warna rhodamin B dengan katalis dipengaruhi oleh senyawa yang
nanopartikel mangan oksida aditif terkandung pada nanopartikel hasil
etilen glikol sintesis dapat dilihat pada Tabel 1.
Mangan oksida aditif etilen glikol
Sama halnya dengan persentase lebih banyak dibanding dengan
degradasi yang diperoleh mangan oksida aditif etilendiamin. Hal
menggunakan katalis mangan oksida inilah yang menyebabkan rhodamin B
aditif etilendiamin sebelumnya, dapat lebih banyak terdegradasi oleh katalis
dilihat pada Gambar 6. Persentase mangan oksida aditif etilen glikol
degradasi terkecil yaitu tanpa dibanding dengan etilendiamin.
penambahan katalis sebesar 40,48% Rhodamin B tidak terdegradasi
disusul dengan meningkatnya jumlah secara sempurna dikarenakan
katalis, meningkat pula persentase rhodamin B memerlukan waktu yang
degradasi yaitu 67,56%, 81,53% dan lebih lama untuk didegradasi terjadi
85,6%. karena rhodamin B memiliki struktur
Dapat dilihat dari masing- yang kompleks dan juga jumlah katalis
masing hasil persentase degradasi, yang digunakan masih perlu ditambah.
hasil degradasi kinerja katalis yang

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


198
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

KESIMPULAN DAN SARAN University for Science 10, no. 1.


A. Kesimpulan Andy Alfan Qodri. 2011.
Berdasarkan penelitian yang Fotodegradasi Zat Warna
telah dilakukan, maka dapat Remazol Yellow FG Dengan
disimpulkan bahwa Nanopartikel Fotokatalis Komposit Tio2/SiO2.
mangan oksida yang disintesis dengan Skripsi. Universitas Sebelas
penambahan aditif etilendiamin Maret Surakarta.
menghasilkan nanopartikel mangan Arief, S., Safni, Roza, P., 2007,
oksida dengan ukuran partikel berkisar Degradasi Senyawa Rhodamin B
5,66-33,38 nm dan berbentuk bulat Secara Sonolisis dengan
seragam dibandingkan dengan Penambahan TiO2 Hasil Sintesa
penambahan aditif etilen Melalui Proses Sol-Gel, Jurnal
glikol.Nanopartikel Mangan oksida Riset Kimia, Vol.1, No.1, 64-70,
hasil sintesis mampu mempercepat Padang.
proses degradasi warna rhodamin B Brinker, C.J., & G.W. Scherer. 1996.
dengan persentase degradasi 85,6%. Sol-gel science: The Physics and
Chemistry of Sol-gel Processing.
B. Saran USA: Academic Press.
Berdasarkan hasil penelitian Brock, S.L., Duan, N., Gilardo, O.,
yang diperoleh, maka peneliti Tian, Z. R., Zhou, H., Suib, S.L.
menyarankan: 1998. A review of porous
1. Perlu dilakukan karakterisasi lebih manganese oxide materials. J. of.
lanjut terhadap nanopartikel Chemical Material. 10 : 2619-
menggunakan instrument seperti 1618.
XRD, SEM dan PSA. Glaze, W.H., Kwang, J.W., dan
2. Perlu dilakukan modifikasi dalam Chapin, D.H., 1987, The
sintesis nanopartikel emas. Chemistry of Water Treatment
Processes Involving Ozone,
DAFTAR PUSTAKA Hydrogen Peroxide and
Aditya, Nyoman Suprayojana Trisna. Ultraviolet Radiation, Ozone:
2016. Analisa Pengaruh Science & Engineering, The
Temperatur Hidrotermal pada Journal of the International
Proses Sintesis Anoda MnO2 Ozone Association, Vol.9 No.4,
Terhadap Morfologi dan 335-352.
Performa Elektrokimia Baterai Ida, A.G., 2011, Fotodegradasi
Lithium Ion . Jurnal material dan Metilen Biru Dengan Sinar Vis
metalurgi, vol.1 No. 2 dan Katalis Al2O3. Skripsi.
Ahmed, Khalid Abdelazez Universitas Udayana Bukit
Mohamed. 2016. “Exploitation Jimbaran,: Bali.
of KMnO4 Material as Ningsih, Sherly Kasuma Warda.
Precursors for The Fabrication of 2013. “Pengaruh Aditif Pada
Manganese Oxide Sintesis Nanopartikel Mn2O3
Nanomaterials”. Taibah Melalui Proses Sol-Gel”. Jurnal

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199


199
Sintesis Nanopartikel Mangan Oksida dengan Metode Sol Gel Dan Uji Aktivitas Katalitik terhadap Degradasi Zat Warna
Rhodamin B

Kimia. Vol. 7, no. 1. Ag@Pt/MWCNTs electrocatalyst


Saridewi, Nanda, Syukri Arief dan for oxygen reduction reaction.
Admin Alif. 2015. “Sintesis Journal of Materials Chemistry
Nanomaterial Mangan Oksida A. Vol. 1, no. 2.
dengan Metode Bebas Pelarut”.
Kimia Valensi. Vol. 1, no. 2: 114-
120.
Yu, Shuping, Runting Liu, Zhongming
Wang, Wensheng Yang, Kefei
Han dan Hong Zhu. 2014.
Synthesis and electrocatalytic
performance of MnO2-promoted

Jurnal Chemica Vo/. 21 Nomor 2 Desember 2020, 190 - 199

Anda mungkin juga menyukai