ACARA II
IDENTIFIKASI RHODAMIN B
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS MATARAM
2018
ACARA II
IDENTIFIKASI RHODAMIN B
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi adanya Rhodamin B pada sampel makanan dan minuman
dengan menggunakan metode kromatografi sederhana.
2. Waktu Praktikum
Jumat, 26 Oktober 2018
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintesis yang digunakan pada
industri tekstil zat pewarna ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya
pada makanan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) pada aturan
No.239/MenKes/Per/V/85, namun walaupun sudah dilarang penggunaan Rhodamin B
dalam makanan masih banyak terdapat dilapangan. Rhodamin B yang dikonsumsi
dalam jumlah cukup besar dan berulangulang akan menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi pencernaan, keracunan, gangguan
fungsi hati dan kanker hati (Longdong, 2017).
Dari tabel uji kualitatif zat pewarna Rhodamin B yang telah dilakukan pada
6 sampel saus yang dipasarkan di Kota Banda Aceh dinyatakan bahwa dari uji
organoleptik warna diperoleh hasil normal sesuai dengan SNI 01-3546-2004. Hasil uji
kimia yang dilakukan pada sampel saus menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya
kandungan zat pewarna Rhodamin B pada seluruh sampel saus tomat dan saus cabe
yang dianalisis . Sedangkan jika saus yang mengandung Rhodamin B dapat diketahui
dengan cara melihat perubahan warna sampel saus dibawah sinar UV 254 nm dan 366
nm, warna saus akan berfluoresensi menjadi kuning/jingga serta nilai Rf yang sama
atau hampir sama dengan Rf standar baku Rhodamin B (Azmi, 2017).
D. SKEMA KERJA
1. Pembuatan Larutan rhodamin B (sebagai standar)
Rhodamin B
- Ditimbang 0,1 g
- Dimasukkan dalam gelas kimia 50 mL
- + aquades sampai larut
Larutan rhodamin B
Sampel
3. Pembuatan Eluen untuk Elusidasi Sampel
- Dimasukkan chamber
- Dijenuhkan selama ± 30 menit
Hasil
Hasil
- Dimasukkan dalam chamber yang berisi eluen yang
telah dijenuhkan
Hasil
Hasil
- Elusi dihentikan (kertas diangkat)
- Kertas dikeringkan
Hasil: spot yang tebentuk diamati dan dibandingkan
dengan spot standar
E. HASIL PENGAMATAN
(bila perlu pendaran diamati di bawah sinar UV)
Pembuatan larutan rhodamin B (sebagai standar)
No Percobaan Hasil Pengamatan
1 0,1 g rhodamin B ditimbang Rhodamin B yang ditimbang berbentuk bubuk
lalu dimasukkan dalam gelas halus (serbuk kristal) dengan warna hijau
beaker 50 mL dan ditambahkan keunguan.
dengan aquades sampai larut. Terbentuk larutan rhodamin B berwarna merah
terang.
2 Larutan rhodamin B Terbentuk larutan rhodamin B yang berwarna
dimasukkan ke dalam labu merah terang dengan konsentrasi 0,2%.
takar 50 mL dan diencerkan
sampai tanda batas.
Persiapan Sampel Uji
No Percobaan Hasil Pengamatan
1 Sampel uji
- Terasi dimasukkan dalam - Sampel terasi berwarna merah muda
gelas kimia dan
ditambahkan asam asetat
glacial
- Wantex dimasukkan - Sampel wantex berwarna merah pekat
dalam gelas kimia dan
ditambahkan asam asetat
glacial
Pembuatan Eluen untuk Elusidasi Sampel
No Percobaan Hasil Pengamatan
1 1 g NaCl dilarutkan dalam Warna larutan: bening
etanol 50%. Dimasukkan ke
Proses penjenuhan berlangsung selama 30
dalam chamber dan dijenuhkan
menit
selama ± 30 menit
Pengujian rhodamin B dalam sampel uji
No Percobaan Hasil Pengamatan
1 Larutan rhodamin B (standar) - Sampel terasi tidak mengalami
dan sampel uji ditotolkan pada pergerakan ke atas/tidak ada muncul spot.
kertas kromatografi kemudian Sedangkan untuk standarnya, muncul spot
dimasukkan dalam chamber pada jarak 5,2 cm dari titik awal (5,4 cm).
yang berisi eluen. Kemudian - Pada sampel wantex tidak muncul spot.
dielusi sampai pelarut Sedangkan untuk standarnya, muncul spot
merambat sampai tanda batas pada jarak 5,4 cm dari titik awal (5,6 cm).
F. ANALISIS DATA
Perhitungan Nilai Rf
jarak zat (spot) bergerak ke atas
Rf =
jarak permukaan eluen
1. Untuk sampel terasi:
5,2
Rf (standar) = 5,4
= 0,9629
0
Rf (sampel) = 5,4
=0
2. Untuk sampel wantex:
5,4
Rf (standar) = 5,6
= 0,9642
0
Rf (sampel) = 5,6
=0
G. PEMBAHASAN
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri tekstil dan kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada
makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun
penggunaan Rhodamine dalam makanan masih terdapat di lapangan. Rhodamin B ini juga
adalah bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas.
Pada awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk
berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi dalam sinar
matahari.
Rhodamin B
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mengidentifikasi kandungan rhodamin B pada sampel makanan dapat menggunakan
kromatografi sederhana yaitu kromatografi kertas. Hasil yang didapatkan pada kedua sampel
adalah negatif rhodamin B, dengan nilai Rf pada standar untuk terasi sebesar 0,9629 dan Rf
pada sampel terasi sebesar 0. Sedangkan Rf pada standar untuk wantek sebesar 0,9642 dan
Rf pada sampel wantex 0.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Nursinah dan Chanif Mahdi. (2017). Evaluasi Penggunaan Rhodamin B pada Produk
Terasi yang Dipasarkan Di Kota Makassar. Jurnal IPTEKS PSP Vol. 4(8): 128-133.
Azmi, Ulul, Melly Novita, Ismail Sulaiman. 2017. Analisis Bahan Pewarna Sintetis Non
Pangan Rhodamin B dan Methanyl Yellow Pada Produk Saus Tomat Dan Saus Cabe Di
Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah Vol. 2 No. 3: 210-215.
Djarismawati. 2004. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ozkantar, N., Mustafa, S., & Mustafa T. (2017). Spectrophotometric Detection of Rhodamine
B in Tap Water, Lipstick, Rouge, and Nail Polish Samples After Supramolecular
Solvent Microextraction. Turkish Journal of Chemistry, 41, 987.