Anda di halaman 1dari 15

Analisis Kualitatif &

Kuantitatif Bahan Kimia


Berbahaya Pada
Kosmetika
Elva Angela
Laika zulfahnur fajri
Nisa Nurmaya
DEFINISI KOSMETIK

Defenisi kosmetik dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.


445/Menkes/Permenkes/1998 Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan
yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut,
kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi
supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit
(BPOM, 2003: 2)
ANALISA KOSMETIK

 Definisi Analisa Kosmetik : tindakan untuk mengetahui suatu jenis


kosmetika dari segi komposisi bahan, kualitatif maupun kuantitatif telah
memenuhi standar yang dibolehkan.
 Tujuan Analisa Kosmetik :
1. mengetahui Komposisi suatu sediaan kosmetik & kadar yang
digunakan
2. Melindungi masyarakat dari efek yang tidak diinginkan akibat
kosmetik yg substandar
3.Pembuktian kebenaran komposisi bahan terhadap data analisis
Bahan kimia berbahaya pada kosmetik

Merkuri
Nama Resmi : HYDRARGYRI BICHLORIDUM
Nama Lain : Raksa (II) Klorida
Rumus Molekul : HgCl2

Berat Molekul : 271,52


Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak

berbau berat.
Kelarutan : larut dalam 1/5 bagian air, dalam 2,1 bagian air
mendidih, dalam 3 bagian etanol p (95%), dalam 20
bagian eter p dan dalam 5 bagian gliserol p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Analisis Kualitatif merkuri

Pembuatan Larutan Uji


1. Ditimbang dengan teliti sebanyak 2 g sampel. Ditambahkan air sebanyak 25 ml
2. Setelah itu tambahkan dengan campuran 10 ml larutan asam klorida dan asam
nitrat, lalu uapkan sampai hampir kering.
3. Pada sisa penguapan tambahkan akuades sebanyak 10 ml. Lalu dipanaskan
sebentar, didinginkan dan disaring.
Analisis Kualitatif
Sejumlah 1 ml larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N, lalu
diperhatikan dengan saksama. Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan
merah orange.
Analisa kuantitatif merkuri
a. Pembuatan Larutan Baku
Merkuri (II) klorida ditimbang teliti 0,1353 g dan dilarutkan dengan HCl, dimasukkan
dalam labu ukur 100 mL dan dicukupkan volumenya hingga tanda batas, diperoleh
konsentrasi 1000 ppm. Dari larutan tersebut dipipet 10 mL dan dicukupkan volumenya
dengan air suling hingga 100 mL, diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari larutan tersebut
dipipet 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL; dan 50 mL lalu masing-masing dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga tanda batas dalam labu ukur 100 mL. Diperoleh
konsentrasi masing masing 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm
b. Pembuatan Kurva Baku
Larutan baku 1000 ppm diatas dipipet seksama sebanyak 10 mL dan dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga 100 mL, diperoleh konsentrasi 100 ppm. Dari
larutan tersebut dipipet 10 mL; 20 mL; 30 mL; 40 mL; dan 50 mL lalu masing-masing
dicukupkan volumenya dengan air suling hingga tanda batas dalam labu ukur 100 mL.
Diperoleh konsentrasi masing-masing 10, 20, 30, 40, dan 50 ppm. Kemudian
ditambahkan SnCl2 dan diukur serapannya dengan menggunakan alat spektrofotometer
serapan atom dan dibuat kurva baku.
c. Pembuatan Pelarut Campuran
Dipipet HNO3 5 M sebanyak 50 mL dan dipipet HCl pekat sebanyak 5 mL kemudian dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL

yang sebelumnya telah diisi 250 mL air suling, setelah itu dicukupkan volumenya hingga tanda batas kemudian dikocok
hingga homogen.

d. Pembuatan Larutan Sampel


Sampel ditimbang 2,0000 g dan dimasukkan dalam corong pisah, ditambahkan 25 mL petroleum eter p.a dan 10 mL HNO3 5
M. Larutan dikocok lalu didiamkan hingga terjadi pemisahan fase petroleum eter dan fase air, lalu fase air dikeluarkan dan
ditampung dalam gelas kimia. Fase petroleum eter dikocok lagi sebanyak dua kali, tiap kali dengan HNO3 5 M 10 mL. fase
air dikumpulkan, dimasukkan dalam labu ukur 100 mL dan dicukupkan volumenya hingga tanda batas dengan menggunakan
pelarut 5% HNO3 5M + 0,5% HCl pekat. Dilakukan pengenceran 100 kali yaitu dipipet 1000 µL sampel kemudian
dimasukkan dalam labu ukur 100 mL kemudian sampel tersebut diukur dengan menggunakan Spektrofotometer serapan atom
metode vapor generation accessory (VGA)
f. Penetapan Kadar Merkuri
Larutan sampel dan larutan baku masing-masing diukur
serapannya secara spektrofotometer serapan atom metode vapor
generation accessory (VGA) pada panjang gelombang maksimum
253,7 nm. Kadar Hg dalam sediaan kosmetik dihitung
berdasarkan kadar Hg yang terukur pada Spektrofotometer
serapan atom dibandingkan dengan jumlah sampel yang
digunakan.
Rhodamin B
Rhodamin B (Tetraethyl Rhodamine) Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air menghasilkan
Nama Kimia : N- [9 - (carboxyphenyl) – ( dyetilamino) - larutan merah kebiruan dan berflourosensi
3H-Xanten-3-ylidene] -N- ethylethanaminium kuat jika diencerkan. Sangat mudah larut
clorida. dalam Alkohol; sukar larut dalam asam encer
Nama Lazim : Tetraethylrhodamine, D & C Red No. 19 dan dalam larutan alkali.
Rhodamin B Clorida (Budavari, 1996).
Rumus Kimia : C₂₈H₃₁C₁N₂O₃ Penggunaan : sebagai pewarna untuk sutra, katun, wol,
BM : 479 nilon, serat asetat,kertas, tinta, dan pernis,
Pemerian : Hablur hijau atau serbuk ungu kemerahan. sabun, pewarna kayu, bulu, kulit, dan
pewarna untuk keramik china.
Analisis kualitatif Rhodamin B
1. Pembuatan Larutan Uji Sampel
Sampel ditimbang ± 500 mg dimasukkan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 4 tetes asam klorida 4 N, dan ditambahkan 2 ml
metanol, dan dihomogenkan selanjutnya dicukupkan dengan metanol
sampai 10 ml, kemudian diaduk hingga tercampur rata dan disaring
dengan menggunakan kertas saring.
2. Pembuatan Larutan baku
Sejumlah lebih kurang 5 mg Rhodamin B dilarutkan dengan metanol,
kemudian dikocok hingga larut.
3. Pembuatan Larutan Campuran
Sejumlah volume yang sama dari larutan A dan B dicampur, kemudian
dihomogenkan.
4. Identifikasi Sampel
Kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan
Pada plat KLT berukuran 20 X 20 cm diaktifkan
diudara. Diamati noda secara visual dan dibawah
dengan cara dipanaskan di dalam oven pada suhu 100
sinar UV 254 nm jika noda berflourosensi kuning
⁰C selama 30 menit. Larutan A, B, dan larutan C,
dengan lampu UV 254 nm menunjukkan adanya
ditotolkan pada plat dengan menggunakan pipa kapiler
Rhodamin B jika secara visual berwarna merah muda
pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat, kemudian
menunjukkan adanya Rhodamin B. Selanjutnya
dibiarkan beberapa saat sampai mengering. Plat KLT
dihitung nilai Rfnya, hasil dinyatakan positif jika bila
yang telah mengandung cuplikan dimasukkan kedalam
warna bercak antara sampel dengan baku sama atau
chamber yang terlebih dahulu telah dijenuhkan dengan
saling mendekati dengan selisih harga ≤ 0,2
eluen dengan fase gerak berupa N-butanol, etil asetat,
dan amoniak (50 : 20 : 25), dibiarkan eluen bergerak (Depkes, 1988).
naik sampai hampir mendekati batas atas plat.
Analisis Kuantitatif Rhodamin B
1. Pembuatan Larutan Rhodamin B 1000 ppm
Ditimbang 50 mg pewarna Rhodamin B dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml
didalam labu ukur ditambahkan metanol secukupnya dan dikocok hingga
homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan metanol hingga garis tanda
kemudian dihomogenkan.
2. Pembuatan larutan Rhodamin B 50 ppm
Dipipet 2,5 ml larutan Rhodamin B 1000 ppm dengan menggunakan pipet
volume kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml lalu ditambahkan
metanol sampai garis tanda.
3. Penentuan panjang gelombang maksimum larutan Rhodamin B
Dipipet 2 ml larutan Rhodamin B dengan menggunakan pipet volume dan
dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml (konsentrasi 2 ppm), lalu ditambahkan
metanol sampai garis tanda dan dihomogenkan. Diukur serapan maksimum
pada panjang gelombang 400-800 nm dengan menggunakan blangko. Blangko
yang digunakan adalah metanol.
4. Penentuan waktu kerja larutan Rhodamin B
Dipipet 2 ml larutan kerja Rhodamin B 50 ppm dan dimasukkan kedalam labu tentukur 50
ml (konsentrasi 2 ppm), lalu ditambahkan metanol sampai kegaris tanda dan
dihomogenkan. Diukur pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh sampai 30
menit.
5. Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi
Dipipet larutan Rhodamin B 50 ppm dengan menggunakan maat pipet kedalam labu
tentukur 50 ml berturut-turut 2 ml; 4 ml; 6 ml; 8 ml; 10 ml (2; 4; 6; 8; dan 10 ppm)
kedalam masing-masing labu tentukur tersebut ditambahkan metanol sampai garis tanda.
Dikocok homogen, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 545 nm.
Uji Kuantitatif Sampel
Sejumlah lebih kurang 5 gram cuplikan sampel dimasukkan
kedalam labu tentukur, kemudian ditambahkan 16 tetes Asam
klorida 4 N, ditambahkan 30 ml metanol, kemudian
dihomogenkan. Disaring, dengan membuang 2-5 ml filtrat
pertama, dilakukan berulang-ulang sampai larutan sampel jernih.
Filtrantya ditampung dalam labu tentukur 50 ml. Dicukupkan
dengan metanol sampai garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet 2
ml filtrat kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml,
dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda dan
dihomogenkan, diukur serapannya pada panjang gelombang 545
nm.
ANY QUESTIONS???
.
.
.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai