PERCOBAAN X
OKSIDA LOGAM
OLEH :
KELOMPOK : IV (EMPAT)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pula limbah yang dihasilkan. Salah satu limbah yang masih menjadi permasalahan
adalah limbah zat warna. Zat warna dipergunakan banyak dalam bentuk larutan
dengan dicampurkan pada bahan lain sehingga memberikan warna pada bahan
tersebut. Saat ini, produksi zat warna banyak dititik beratkan pada produksi tekstil
misal pada pembuatan kain untuk baju. Namun tanpa disadari, dengan semakin
luasnya penggunaan zat warna ini maka makin meningkat pula potensi
pencemaran oleh zat warna tersebut. Pencemaran zat warna dapat berakibat fatal
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mencegah limbah zat
warna ini mencemari lingkungan adalah dengan mengolah limbah zat warna
dengan cara degradasi melalui proses fotokatalisis. Cara ini digunakan untuk
sederhana. Matode ini memiliki beberapa keunggulan yaitu polutan organik dapat
didegradasi menjadi senyawa yang tidak berbahaya, lebih hemat pemakaian bahan
dan katalis. Mede fotodegradasi banyak dipakai dalam degradasi warna karena
sinar ultraviolet.
Salah satu senyawa yang biasa digunakan adalah besi (III) oksida (Fe 2O3).
Fe2O3 merupakan salah satu senyawa oksida logam dan berbahan semikonduktor
sehingga dapat di fotokalisis Melalu percobaan Degradasi Zat Warna
degradasi untuk meluruhkan zat warna sehingga bisa mencegah bahaya yang
ditimbulkan oleh pencemaran zat warna. Berdasarkan latar belakang diatas maka
oksida logam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
bahan bakar matahari dapat dihasilkan melalui reduksi CO 2 atau pemisahan air,
dan lain-lain. Fotokatalisis adalah kombinasi reaksi fotokimia dan katalisis yang
terinspirasi dan meniru proses fotosintesis alami, dimana bahan sintetis bertindak
fotokatalisis telah berkembang dari fotolisis dan reaksi fotokimia. Terlepas dari
dengan tingkat yang lebih besar.Hal ini karena kebanyakan logam, bila terkena
udara (atau agen oksidatif lainnya), memiliki permukaan untuk ditutupi dengan
film oksida tipis. Oleh karena itu, reaksi kimia dianggap terjadi pada permukaan
gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diserap oleh
suatu sampel. Prinsip dasar metode uji spektrofotometer UV-Vis didasarkan pada
pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak
yang diserap sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Eksitasi elektron yang
elektron yang ada dalam molekul yang dianalisis. Spektrofotometer UV-Vis dapat
digunakan untuk menentukan sampel dalam bentuk larutan, gas atau uap (Pratiwi
azo yang umum dan khas. Pewarna sintetik organik yang larut dalam air ini
memiliki daya pewarnaan yang sangat tinggi dan memberikan warna jingga terang
ketika dilarutkan dalam air. Pewarna azo seperti metil jingga mengandung gugus
aromatik dan –N=N– dalam molekulnya, yang sangat beracun, karsinogenik dan
teratogenik dan berbahaya bagi lingkungan dan organisme. Metil jingga memiliki
diameter molekul diperkirakan sekitar 6-8 nm sesuai dengan berat molekul dan
dan biologi, sehingga harus dibuat tidak berbahaya sebelum dibuang (Wu dkk.,
2021).
diinduksi cahaya. Kemampuan ini dimiliki oleh Fe2O3 karena celah pitanya
sebesar 2,2 eV yang memudahkan terjadinya eksitasi elektron dari pita valensi ke
pita konduksi. Bijih besi (Fe2O3) terus dikembangkan agar dengan jumlah yang
polistirena agar energi unsur yang ada pada pita valensi dapat tereksitasi ke pita
konduksi sehingga memiliki kemurnian dan kualitas yang lebih baik. Katalis
terbagi menjadi 2 jenis yaitu dopan non logam dan dopan logam. Oksida logam
dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Juni 2022 pukul 13.00-15.29 WITA dan
1. Alat
gelas kimia 50 mL dan 100 mL, pipet tetes, batang pengaduk, timbangan analitik
dan spatula.
2. Bahan
menggunakan katalisator oksida logam adalah besi (III) oksida (Fe 2O3), metil
jingga (C14H14N3NaO3S), akuades (H2O), plastic wrap, tisu dan aluminium foil.
C. Prosedur kerja
Metil Jingga
2 ppm = 9,58%
4 ppm = -14,95%
6 ppm = 6,24%
8 ppm = -2,43%
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, R. A. dan Asep B. D. N., 2021, How to Read and Interpret UV-Vis
Spectrophotometric Results in Determining the Structure of Chemical
Compounds, Indonesian Journal of Educational Research and Technology,
2(1).
Putri, S. R., Elsa O., Dafri Z., Ratnawulan, Firmansyah K. K., 2022, Photocatalyst
Coating of MnO-Fe2O3/PS from Natural Materials, Spectrum, 1(1).
Shtyka, O., Ciesielski R., Kedziora A., Dubkov S., Gromov D., Zakrzewski T. dan
Maniecki M., 2022, Catalytic activity of semiconductors under the
influence of electric fields, Applied Catalysis a General, 1(1).
Thongam, D. D. dan Harsh C., 2021, Advances in Nanomaterials for
Heterogeneous Photocatalysis, Nano Express, 2(1).
Wu, L., Xuewen L., Guocheng L., Runliang Z., Lintao T., Meng L., Yuxin L.,
Wenxiu R., Tianming L. dan Libing L., 2021, Study on the Adsorption
Properties of Methyl Orange by Natural One-Dimensional Nano-Mineral
Materials with Diferent Structures, Scientifc Reports, 11(1).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2 0,3567 2 0,4227
4 0,5746 4 0,5873
6 0,6366 6 0,6479
8 0,6915 8 0,7995
2. Analisis Data
a. Sebelum Fotokatalisis
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Konsentasi (ppm)
Konsentrasi 2 ppm
y = 0,053x + 0,298
x = 1,1075
= 0,8925 ppm
0,8925 ppm
% degradasi = x 100%
2 ppm
= 44,62%
Dengan cara yang sama. Nilai % degradasi untuk konsentrasi 4,6 dan 8 ppm
0.8
f(x) = 0.05955 x + 0.3166
0.6 R² = 0.973328319670416
Asorbansi
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Konsentrasi (ppm)
Konsentrasi 2 ppm
y = 0,059x + 0,316
x = 1,8084
= 0,1916 ppm
0,1916 ppm
% degradasi = x 100 %
2 ppm
= 9,58%
Dengan cara yang sama, nilai % degradasi untuk konsentrasi 4,6 dan 8 ppm
B. Pembahasan
reaksi fotokimia melibatkan suatu cahaya (foto). Fotokatalisis adalah suatu proses
yang dibantu oleh adanya cahaya dan material katalis. Katalis adalah suatu zat
yang mempengaruhi proses laju reaksi tanpa ikut berubah secara kimia. Katalis
diawali dengan membuatan larutan metil jingga dengan variasi konsentrasi, tujuan
residu dan filtratnya. Filtrat yang diperoleh kemudian diukur nilai adsorbansi dan
dihitung persen zat warna yang terdegradasi. Selanjutnya larutan tersebut disinari
dengan sinar UV, tujuan dari penyinaran ini untuk mengaktifkan fotokatalis
semikondiktor pada Fe2O3. Radiasi sinar ultraviolet tersebut kemudian melewati
bagian monokromatik dalam larutan, sesuai dengan hukum Lambert-Berr, ada tiga
metilen jingga 2 ppm, 4 ppm, 6 pmm dan 8 ppm secara berturut-turut yaitu
0,3567, 0,5746, 0,6366, dan 0,6915. Sedangkan untuk persen zat warnanya secara
fotokatalis nilai absorbansi pada metil jingga 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm
secara berturut-turut yaitu 0,4227, 0,5873, 0,6479, dan 0,7995. Dengan nilai
persen zat warna sebesar secara berturut-turut -7,6%, 1,475%, 5,65% dan -0,03%.
bahwa setelah di lakukan fotokatalis semikonduktor pada Fe2O3 mulai aktif hal ini
fotolatalis nilai absorbansi tiap-tiap konsentrasi meningkat. Hal ini sesuai dengan
prinsip spektofotometri dimana salah satu syaratnya yaitu konsentrasi analit harus
termasuk rendah, jika tinggi maka bisa menggangu kelineiran dari grafik