Oleh :
Abstrak
Kabupaten Muna merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan potensi
sumber daya alam yang cukup besar yang dapat dikembangkan untuk menunjang pembagunan
daerah, salah satunya wisata alam bahari. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi obyek wisata
pantai Napabale, Munante dan Walengkabola di Kabupaten Muna, baik persepsinya, potensi dan
kendala serta menemukan arahan pengembangan wilayah pada setiap lokasi studi.
Berdasarkan metode indeks persepsi serta metode deskriptif diketahui ke tiga lokasi studi
memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki rata-rata indeks persepsi 4-5. Sedangkan
untuk kendala pada setiap lokasi studi hampir sama yaitu mengenai permasalahan informasi
wisata, travel agent, fasilitas peribadatan, penginapan, perbankan dan tempat perbelanjaan.
Untuk pengembangan wilayah, pantai Napabale diarahkan sebagai daerah wisata dengan nuansa
cagar alam, Pantai Walengkabola sebagai daerah wisata dengan nuansa kuliner dengan
pembangunan Restorant Sea Food serta Pantai Munante diarahkan sebagai kawasan wisata pantai
dengan prioritas sebagai tempat peristirahatan.
Bumi berisi bentang alam yang beraneka Pariwisata merupakan salah satu sektor dan
ragam dari satu tempat ke tempat lain. kegiatan yang mengalami pertumbuhan pesat.
Berbagai jenis bentang alam ataupun Sampai saat ini pariwisata masih dianggap
fenomena sosial budaya dari berbagai daerah sebagai sektor yang mempunyai pertumbuhan
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata untuk pesat dan memberikan kontribusi ekonomi
di nikmati penduduk lokal maupun penduduk bagi banyak negara maupun wilayah.
berbagai wilayah. Kegiatan wisata dinilai semakin penting
peranannya dalam mewujudkan keberlanjutan
Berbagai bentuk bentang alam akan dapat dan kedinamisan kehidupan sosial dan
dimanfaatkan untuk pemenuhan dan perekonomian sehari-hari.
meningkatkan kualitas kehidupan manusia, Banyak keterlibatan masyarakat dalam
termasuk untuk memenuhi kebutuhan sosial kepariwisataan, baik sebagai pengunjung
(wisatawan) ataupun sebagai pekerja.
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 1
Berdasar laporan tahunan Organisasi Manoang, Pulau Gala, Pulau Kajuangin dan
Pariwisata Dunia, diketahui wisatawan Pulau Tobuan.
internasional mencapai 563 juta kedatangan
pada tahun 1995 dan diperkirakan akan Adapun luas daratan Muna adalah sekitar
mencapai 1,6 milyar kedatangan pada tahun 4.887 Km2, belum termasuk wilayah perairan
2020. Jumlah tersebut belum termasuk laut, secara administratif terdiri dari 29
wisatawan domestik yang jumlahnya bisa kecamatan, 252 desa dan 1 desa budaya serta
mencapai sepuluh kali lipat dari jumlah 31 kelurahan. Secara geografis Kabupaten
wisatawan mancanegara, WTO (1999) dalam Muna antara 40o 6’ LS – 5o 15’ LS dan antara
Harni ( 2006). 122o8’ BT – 123o 15’ BT, dengan batas-batas
sebelah Utara berbatasan dengan Selat
Berdasarkan pembagian daerah tujuan wisata Tiworo, sebelah Timur berbatasan dengan
di Indonesia Sulawesi Tenggara masuk dalam Laut Banda, sebelah Selatan berbatasan
kelompok (Provinsi Sulawesi Selatan, dengan Kabupaten Buton dan sebelah Barat
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan berbatasan dengan Selat Spelman
Sulawesi Utara). Untuk usaha pengembangan
pariwisata di Sulawesi Tenggara tersebut Kabupaten Muna memiliki beberapa potensi
salah satu diantaranya yaitu dengan menggali wisata yang cukup menarik diantaranya
potensi dan kendala pariwisata di obyek Pantai Napabale, Walengkabola dan Munante.
wisata pantai Napabale, Munante dan Ketiga obyek wisata tersebut memiliki
Walengkabola Kabupaten Muna, Provinsi keuninkan yang berbeda-eda sehingga
Sulawesi Tanggara. menarik wisatawan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian Obyek wisata pantai Napabale, terletak
ini adalah : bagian timur di Kecamatan Lohia, Kabupaten
Muna dan bagian ujung selatan Pulau Muna,
1) Melakukan identifikasi potensi yang atau tepatnya Desa Lohia dengan luas 136,62
dapat dikembangkan pada obyek wisata Ha. Potensi objek alami yang ditawarkan di
pantai Napabale, Munante dan Pantai Napabale mencakup empat hal yaitu
walengkabola di Kabupaten Muna. pemandangan alam, sumber air, flora dan
2) Melakukan identifikasi kendala yang fauna serta iklim; yakni :
mempengaruhi pengembangan obyek
wisata pantai Napabale, Munante dan 1) Pemandangan alam berupa panorama
walengkabola. perbukitan, danau, pantai dan fenomena
3) Membuat arahan pengembangan untuk alam yang unik termasuk atraksi
ketiga DTW yaitu Pantai Napabale, budaya.
MWalengkabola dan Munante. 2) Fenomena alam unik berupa
terowongan alam, gua karang, tempat
2. TINJAUAN UMUM PARIWISATA DI mandi dan berenang serta atraksi
KABUPATEN MUNA budaya.
3) Flora dan Fauna, tanaman hias alam
Kabupaten Muna merupakan daerah seperti palem-paleman pantai (nama
kepulauan yang terletak di Sulawesi Tenggara lokal : korubu, dan mbela-mbela), serta
meliputi bagian Utara Pulau Buton dan Pulau tanaman Anggrek (orchidaceae). Selain
Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar itu di sekitar lokasi panati terdapat
disekitarnya yaitu :Pulau Tobea Kecil, Pulau burung elang dan ayam hutan.
Tobea Besar, Pulau Wataitongo, Pulau 4) Iklim, udara bersih dan sinar matahari
Bakealu, Pulau Koholifano dan Gugusan yang cukup merupakan salah satu
Kepulauan Tiworo yang terdiri dari Pulau obyek wisata alam. Rata-rata curah
Maginti, Pulau Balu, Pulau Katela, pulau hujan jumlah harian selama 14 tahun
Mandike, Pulau Bero, Pulau Bangko, Pulau (1994-2008) adalah 12 hari perbulan
2 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)
terjadi hujan. Iklim demikian, dengan
curah hujan relatif rendah sepanjang
tahun sangat mendukung peningkatan
intensitas kegiatan kepariwisataan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1.
Jenis pohon kelapa dan tanaman Pemandangan laut dan bukit
bakau di sekitar pantai .
Aktivitas mandi dan berenang Atraksi adat disekitar wisata Gambar 2 Atraksi Obyek Wisata Pantai Walengkabola
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 3
Aktivitas mandi dan berenang Pengunjung dengan menggunakan
kawasan pantai Munante. spid/perahu motor
4 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)
Tabel 2. Indeks Persepsi Derah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Walengkabola
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 5
Tabel 3. Indeks Persepsi Derah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Munante
Berdasar hasil penilaian indeks persepsi pada Napabale, Walengkabola dan Munante sangat
tabel 1-3 tersebut, maka ketiga lokasi wisata potensial untuk dikembangkan, hal tersebut
6 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)
terlihat dari nilai indeks yang berada pada 4. ANALISA KENDALA UNTUK
kisaran > 4-5. MENCAPAI DAERAH TUJUAN
WISATA PANTAI NAPABALE,
Hal tersebut juga menggambarkan bahwa dari MUNANTE DAN WALENGKABOLA.
segi keindahan masing-masing ODTW
Untuk mengetahui kendala didasarkan
memiliki tingkat keindahan yang sangat baik
tabulasi hasil rekapan kuesioner dengan
dan didukung dengan kondisi kenyamanan
perhitungan statistik sederhana mengenai
dan keamanan.
jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan pada responden, sehingga akan
Dari hasil penilaian terutama di Pantai
diperoleh prosentase pada setiap pilihan
Munante, kondisi jaringan jalan dan
jawaban.
aksesibilitas menuju lokasi wisata menjadi
suatu hal yang perlu mendapat perhatian dari
Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner pada
Pemerintah Daerah karena dari angka indeks
Daerah Tujuan Wisata (DTW) Pantai
hanya 3, 56 dan 3,91, walaupun demikian
Napabale terdapat kendala yang sangat
ketiga ODTW tersebut sangat layak untuk
dominan mengenai kurangnya informasi
dikembangkan sehingga bisa menjadi asset
wisata (80% hasil tabulasi kuesioner)
wisata yang sangat berharga bagi Kabupaten
wisatawan dalam memperoleh informasi
Muna.
wisata dari teman. Untuk jelasnya dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Kendala Daerah tujuan Wisata Pantai Napabale Berdasarkan Rekapan Hasil Kuesioner
No Pertanyaan Jumlah responden persentase( %)
Informasi wisata
a. Teman 28 80
1 b. Brosur 2 5,71
c. Internet 1 2,86
d. Lain-Lain 4 11,43
Jumlah 35 100
Travel agent wisata
m. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 2 6,72
n. 2 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 13 37,14
o. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 6 17,14
p. d. tidak tersedia 18 51,43
Jumlah 35 100
Fasilitas peribadatan
q. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
r. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 8 22.86
s. 3 c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 5 14,24
d. tidak tersedia 22 62,85
Jumlah 33 100
Ketersediaan penginapan
t. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 1 2,86
u. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 10 28,57
4 v. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 3 8,57
d. tidak tersedia 21 60
Jumlah 35 100
Ketersediaan perbankan
w. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 2 5,71
x. 5 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 9 25,72
y. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 3 8,57
d. tidak tersedia 21 60
Jumlah 35 100
Ketersediaan perbelanjaan
z. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
aa. 6 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 12 34,29
bb. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 6 17,14
(21) d. tidak tersedia 17 48,57
Jumlah 35 100
Sumber : Hasil Analisa
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 7
Sedangkan berdasarkan hasil tabulasi rekapan ketersediaan penginapan (97,14% hasil
kuesioner pada daerah tujuan wisata (DTW) tabulasi kuesioner), artinya wisatawan sangat
Pantai Walengkabola terdapat kendala yang mangalami kesulitan untuk memperoleh pusat
sangat dominan mengenai kurangnya perbelanjaan yang layak seperti toko dan mini
kurangnya ketersediaan perbelanjaan dan market. Untuk jelasnya dilihat pada tabel 5.
Jumlah 35 100
Travel agent wisata
cc. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
2 dd. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 0 0
ee. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 4 11,43
(12)ff. d. tidak tersedia 31 88,57
Jumlah 35 100
Fasilitas peribadatan
gg. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
hh. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 2 5,71
3 ii. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 0 0
d. tidak tersedia 33 94,29
(24)
Jumlah 33 100
Ketersediaan penginapan
jj. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
kk. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 0 0
ll. 4 c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 1 2,86
d. tidak tersedia 34 97,14
(25)
Jumlah 35 100
Ketersediaan perbankan
mm. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
nn.5 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 0 0
oo. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 2 5,71
(26) d. tidak tersedia 33 94,29
Jumlah 35 100
Ketersediaan perbelanjaan
pp. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
qq.6 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 0 0
rr. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 1 2,86
(21) d. tidak tersedia 34 97,14
Jumlah 35 100
Sumber : Hasil Analisa
Daerah tujuan tisata (DTW) Pantai Munante peribadatan (94,12% hasil tabulasi rekapan
terdapat kendala yang sangat dominan kuesioner). Untuk jelasnya dilihat pada tabel
mengenai tidak tersedianya fasilitas .6
8 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)
Tabel 6. Kendala DTW Pantai Munante Berdasarkan Hasil Rakapan Kuesioaner
Jumlah 34 100
Travel agent wisata
ss. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
tt. 2 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 0 0
uu. c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 3 8,82
vv.(12) d. tidak tersedia 31 91,18
Jumlah 34 100
Fasilitas peribadatan
ww. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
xx. b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 1 2,94
yy. 3 c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 1 2,94
d. tidak tersedia 32 94,12
(24)
Jumlah 34 100
Ketersediaan penginapan
zz. a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 2 5,88
4 c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 1 2,94
d. tidak tersedia 31 91,18
(25)
Jumlah 34 100
Ketersediaan perbankan
a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
5 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 2 5,88
c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 1 2,94
(26) d. tidak tersedia 31 91,18
Jumlah 33 100
Ketersediaan perbelanjaan
a. Tersedia sangat memadai (700-100%) 0 0
6 b. Tersedia, cukup memadai (40-60%) 17 50
c. Tersedia, cukup memadai (10-30%) 15 44,12
(21) d. tidak tersedia 2 5,88
Jumlah 33 100
Sumber : Hasil Analisa dan Lampiran 2 Ket : ( ) = Nomor Kuesioner
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 9
Tabel 7. Arahan Fungsi Kegiatan Pengembangan Wisata
Mengenai alternatif pilihan jalur tujuan wisata terjadi perkembangan kegiatan yang
yang dapat dilalui oleh wisatawan ke tiga mendukung pengembangan pariwisata di
lokasi diarahkan sesuai dengan jarak terdekat Kabupaten Muna sehingga pada akhirnya
dari pusat kota ke lokasi wisata. Untuk jalur mampu memberikan kontribusi bagi
yang biasanya dapat ditempuh dengan mudah pengembangan wilayah secara keseluruhan.
oleh wisatawan yaitu Napabale kemudian Mengenai jalur alternatif pariwisata dapat
dilanjutkan ke Munante dan Walengkabola. dilihat pada Gambar 4.
Dengan jalur demikian diharapkan akan
10 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)
6. KESIMPULAN DAN SARAN kepariwisataan sehingga potensi
pariwisata yang terdapat disetiap wilayah
yang ada di Indonesia dapat
6.1 Kesimpulan dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk mendukung kegiatan pembagunan.
Secara keseluruhan persepsi wisatawan 2) Mengimpelementasikan segera perda
maupun masyarakat mendapatkan persepsi yang sudah ada mengenai
yang positif yaitu sangat baik dengan indeks pengembangan kawasan wisata pantai
antara 4-5, sehingga pengembangan kawasan Napabale, Munante dan Walengkabola
wisata tersebut sangat berpotensi untuk guna menekan kegiatan yang dapat
dilaksanakan. mengancam penurunan kualitas wisata
seperti penambangan pasir liar dan
Beberapa permasalahan yang ada seperti tindakan kriminalitas lainnya. Selain itu
sarana prasarana wisata khususnya fasilitas perlunya peningkatan promosi dan
penunjang seperti pos keamanan, perbaikan serta pembangunan terhadap
pemasaran/infomasi, tempat parkir,toilet, ketersediaan sarana prasarana yang
penginapan, aksesibilitas, sarana akomodasi, masih kurang dan bahkan belum ada.
loket tiket tempat perbelanjaan, sarana 3) Dukungan masyarakat dan adanya
transportasi, perbankan, fasilitas peribadatan, kebijakan yang kuat memberikan nilai
travel agent yang masih kurang layak dan positif bagi pemerintah untuk
bahkan belum tersedia serta perlunya menjalankan prioritas kebijakan
perbaikan infrastruktur seperti jalan menuju pengembangan ketiga daerah tujuan
tiap lokasi studi yang sebagian kecil masih wisata pantai tersebut. Selain itu
kurang baik serta minimnya pusat informasi pemerintah perlu melakukan kegiatan
dan promosi. promosi dan perlu adanya suatu infomasi
tentang potensi yang wisata yang
Dalam arahan pengembangan Daerah Tujuan dimiliki guna mendukung pihak swasta
Wisata Pantai Napabale sebagai kawasan dalam investasi serta kerja sama dalam
untuk obyek wisata dan sebagai kegiatan usaha pengadaan travel agent untuk
cagar alam, Daerah tujuan wisata pantai menarik minat para wisatawan.
Walengkabola sebagai kawasan wisata
dengan pembangunan Restourant Sea Food
serta daerah tujuan wisata pantai Munante
diarahkan sebagai kawasan wisata pantai DAFTAR PUSTAKA
dengan prioritas tempat peristrahatan.
1) [BAPPEDA] Badan Perencanaan
Selain itu untuk proritas pilihan kunjungan Pembangunan Daerah Kabupaten
daerah tujuan wisata Pantai Napabale sebagai Muna, 2004, Rencana Tata Ruang
prioritas pilihan pertama kemudian disusul Wilayah Kabupaten Muna, Muna.
Pantai Munante dan Walengkabola. 2) [BAPPEDA] Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten
6.2 Saran Muna, 2005, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Muna
Untuk mencapai tujuan diatas yaitu Tahun 2005-2010, Muna.
pengembangan wisata Pantai napabale, 3) [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten
Munante dan walengkabola di Kabupaten Muna, 2008, Kabupaten Muna Dalam
Muna, dapat dirumuskan beberapa saran : Angka 2008/2009, Muna.
4) [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten
1) Peningkatan sumber daya manusia yang Muna, 2008, Kecamatan Lohia Dalam
terlatih dan terampil dibidang Angka 2008/2009, Muna.
Identifikasi Potensi dan Kendala Pengembangan Obyek Wisata……..(Lilis Sri M & Aldun M) 11
5) [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten 12) S. Harni, 2006, Arahan Pengembangan
Muna, 2008, Kecamatan Tongkuno Obyek Wisata Pantai Di Kabupaten
Dalam Angka 2008/2009, Muna. soppeng, Malang : Fakultas Teknik
6) [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sipil dan Perencanaan Institut
Muna, 2008, Kecamatan pasir Putih Teknologi Nasional.
Dalam Angka 2008/2009, Muna. 13) Sugiarto, 2003, Teknik Sampling,
7) Cahyo, 2005, Teknik Analisis Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pembangunan Wilayah Pesisir dan
Lautan, Jakarta : PT. Pradnya
Paramita.
8) Dinas Pariwisata Kabupaten Muna, RIWAYAT PENULIS
2008, Potensi Pariwisata Kabupaten
Muna, Muna. 1. Ir. Lilis Sri Mulyawati, M.Si. Dosen
9) Dinas Tata Ruang Kabupaten Muna, Program Studi Perencanaan Wilayah
2007, Rencana Detail Tata Ruang Kota dan Kota, Fakultas Teknik –
Raha Tahun 2007-2012, Muna. Universitas Pakuan Bogor
10) Niawi, H., 2003, Metode Penelitian 2. Aldun Mubaraq, Program Studi
Bidang Sosial, Yogyakarta : Universitas Perencanaan Wilayah dan Kota,
Gadjah Mada. Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
11) O. A. Yoeti., 1996, Ilmu Pariwisata, Bogor
Bandung : Angkasa.
12 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 16, Periode Januari-Juni 2010 (1-12)