Anda di halaman 1dari 2

Nama : Triyoga Widiastomo

NPM : 0906555166
Mata Kuliah : Ekologi dan Lingkungan
Dosen : Dr. Djoko Harmantyo M.S.
Drs. Mangapul Parlindungan Tambunan M.Si

KERUSAKAN TERUMBU KARANG BUNAKEN


Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan
tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun,
terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Pada bagian Utara terdiri
dari pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau Montehage, pulau Siladen,
pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok.
Sedangkan pada bagian Selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.
Potensi daratan pulau-pulau taman nasional ini kaya dengan jenis palem,
sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir
antara lain kera hitam Sulawesi (Macaca nigra nigra), rusa (Cervus
timorensis russa), dan kuskus (Ailurops ursinus ursinus). Jenis tumbuhan
di hutan bakau Taman Nasional Bunaken yaitu Rhizophora sp., Sonneratia
sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera sp. Hutan ini kaya dengan berbagai
jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti
camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
Keindahan tersebut tentunya membuat Bunaken banyak dikunjungi
oleh wisatawan baik lokal maupun asing. Hal ini tentunya sangat positif
bagi perkembangan perekonomian di daerah tersebut. Di sisi lain
perkembangan Bunaken sebagai sebuah obyek pariwisata yang menarik
membuat keseimbangan ekosistem di perairan Bunaken menjadi kurang
terjadi. Hal ini terutama terjadi pada terumbu karang, yang menjadi obyek
wisata utama di Bunaken.

DO:
Kegiatan Meningkatkan perekonomian
Output
Wisata daerah.
Membuka lapangan kerja.

NDO:
Kerusakan terumbu karang.

Sampah.

Padahal pada terumbu karang terdapat produsen pertama yang


sangat banyak berupa ganggang. Ganggang ini melakukan proses
fotosintesis dengan cepat, dimana proses ini menghasilkan sumber energi
bagi binatang karang. Sebaliknya ganggang memperoleh nutrien dari
binatang karang misalnya dalam bentuk kotoran.
Kerusakan terumbu karang yang terjadi di Bunaken tentunya akan
mengakibatkan sistem tersebut terganggu. Ada beberapa penyebab
rusaknya terumbu karang di Bunaken, antara lain penyelam pemula yang
seringkali menginjak secara sengaja atau tidak sengaja menyentuh
bagian tertentu dari terumbu karang. Penyebab kedua, para pembawa
perahu yang suka sembarang melego jangkarnya. Hal ini juga diperparah
dengan lambatnya pertumbuhan terumbu karang yang hanya sekitar 1
cm per tahun. Jika terjadi kerusakan menyeluruh maka dibutuhkan waktu
ratusan tahun agar terumbu karang di Bunaken menjadi seperti semula.
Kegiatan wisatawan di Bunaken tidak hanya menimbulkan
kerusakan di Bunaken tetapi juga kerusakan yang terjadi di lingkungan
sekitar. Contoh yang paling terlihat adalah banyaknya sampah. Jenis
sampah plastik maupun sampah basah dampak buruknya bagi Bunaken.
Misalnya, ketika wisatawan menebar makanan ringan agar gerombolan
ikan bisa berkumpul, tidak terlihat sebagai sebuah ancaman. Padahal aksi
itu secara tidak langsung dapat mengubah siklus hidup di laut. Sampah
juga mengancam keberadaan terumbu karang yang menjadi daya tarik
utama Bunaken, selain hamparan pasir putihnya.
Solusi :
1. Sebagai langakh preventif pengunjung atau wisatawan di
Bunaken seharusnya diberikan pemahaman bahwa terumbu
karang mempunyai peran yang sangat penting bagi ekosistem
laut. Jika merusak dibutuhkan waktu yang lama untuk
mengembalikan seperti semula. Selain akan menganggu
keseimbangan laut juga akan merusak keindahan laut dan akan
merugikan bagi wisatawan dan penduduk lokal.
2. Melakukan rehabilitasi terumbu karang. Pemulihan kerusakan
terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi
aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi algae
yang hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.

Sumber :
Irwan, Zoer’aini Djamal. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakrta: Bumi Aksara
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_bunaken.htm
http://www.tribunmanado.co.id/read/artikel/4071

Anda mungkin juga menyukai