Anda di halaman 1dari 28

PENYIAPAN SAMPEL

Oleh :
MARLIAN
(170204024)
Mata Kuliah : QA-QC

Dosen pengampu :
Fitra Perdana. M.Sc
Penyiapan sampel
 Sampling secara umum dapat didefinisikan sebagai “suatu
proses pengambilan sebagian kecil contoh dari suatu material
sehingga karakteristik contoh material tersebut mewakili
keseluruhan material”

 Sampel analitik atau samel sekunder adalah sampel yang


dihasilkan dari proses sampling sekunder. Sampel sekunder ini
selanjutnya dikenai tahapan penyiapan sampel
Teknik Penyiapan Sampel
 Penyiapan sampel juga harus memperhatikan hasil akhir
analisi dengan mempertimbangkan istrumen yang digunakan,
tingkat akurasi dan presisi yang diperlukan, dan juga harus
diperhatikan apakah analisi bertujuan kualitatif, kuantitatif,
atau preparatif.
 Ada beberapa teknik yang sering digunakan :
 1. ekstraksi langsung
 2. soxhletasi
 3. ekstraksi cair-cair
 4. ekstraksi fase padat
Next.

 Semua metode penyiapan sampel memunyai


tujuanyang sama yaitu :
 1. untuk menghilangkan pengganggu(interperen) yang

potensial
 2. untuk meningkatkan konsentrasi analalit
 3. untuk mengubah analit menjadi bentuk yang sesuai

(jika doperlukan) sehingga dapat dianalisis dengan


metode teretentu.
 Meskipun ekstraksi tradisional masih sering
dilakukan saat ini ada beberapa kecenderungan
sebagai berikut :
 1. Menggunakan jumlah sampel asal yang kecil
 2. Menghindari penggunaan pelarut organik yang

banyak selama proses analisi, terutama bagi kalangan


aktivis lingkungan sehingga akhir-akhir ini mulai
dikampanyekan kimia analisis hijau atau green
analitical chemstry
 3. Meningkatkan efesien dan selektifivitas
 4. Melakukan otomatisasi penyiapan sampel
SOXHLETASI
 Soxhletasimerupakan jenis khusus ekstraksi
fase padat. Sampel padat di ekstrasi dengan
pelarut yang sesuai. Ekstraksi langsung yang
melibatkan pelarutan zat padat disebut juga
dengan ekstraksi padat-cair karena didalam hal
ini ada zat atau fase padat yang dieksyraksi
dengan pelarut tertentu.
Gambar ekstraktor soxhlet
 Gambar dari ekstraktor soxhlet
nama-nama instrumen dan fungsinya :
1.    Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga
untuk mempercepat proses pengembunan.
2.    Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang
ingin diambil zatnya.
3.    Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut
yang menguap dari proses penguapan.
4.    Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila
pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas
bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5.    Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi
sampel dan pelarutnya
6.    Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
Ekstraksi fase padat
 Penggunana ekstraksi fase padat atau solid
phase extraction (SPE) adalah umum
digunakan dalam laboratorium analitik untuk
mengatasi beberapa kerugian yang disebabkan
oleh ECC.
Keunggulan SPE dibanding dengan ECC adalah :

 1. Proses ektsraksi lebih sempurna


 2. Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin

ada menjadi lebih efesien


 3. Mengurangi pelarut organik yang digunakan
 4. Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah

dikumpulkan
 5. Mampu menghilangkan partikulat
 6. Lebih mudah diotomotisasikan
Prosedur SPE

Ada strategi untuk malakukan penyiapan sampel


menggunakan SPE ini :

Strategi pertama adalah dengan memilih pelarut


yang mampu menahan secara total analit yang dituju
pada penjerap yang digunakan, sementara senyawa-
senyawa yang mengganggu akan terelusi. Analit yang
dituju yang tertahan pada penjerap ini selanjutnya
dielusi dengan sejumlah kecil pelarut organik yang akan
mengambil analit yang tertahan ini. Strategi ini
bermanfaat jika analit yang diutuju berkadar rendah.
Diagram skematik prosedur SPE sebagai berikut :
 
Next..

Strategi lain adalah dengan mengusahakan supaya


analit yang tertuju keluar (terelusi), sementara senyawa
pengganggu tertahan pada penjerap.
Tahap pertama menggunakan spe adalah dengan
mengkondisikan penjerap dengan pelarut yang sesuai.
Untuk penjerap non polar seperti c18 dan penjerap
penukar ion dikondisikan dengan mengalirinya
menggunakan metanol lalu dengan akuades. Pencucian
yang berlebihan dengan air akan mengurangi recovery
analit. Penjerap-penjerap polar seperti diol, siano,
amino, dan silika harus dibilas dengan pelarut nonpolar
seperti metilen klorida. 
 
Dari diagram atas dapat diketahui bahwa ada 4
tahap dalam prosedur SPE, yaitu:

Pengkondisian Elusi

Retensi
(tertahannya ) Pembilasan
sampel
Pengkondisian

Cartridge (Penjerap) dialiri dengan


pelarut sampel untuk membasahi
permukaan penjerap dan untuk
menciptakan nilai pH yang sama,
sehingga perubahan-perubahan kimia
yang tidak diharapkan ketika sampel
dimasukkan dapat dihindari.
Retensi
(tertahannya )
sampel

Larutan sampel dilewatkan ke cartridge baik


untuk menahan analit yang diharapkan
sementara komponen lain terelusi atau untuk
menahan komponen yang tidak diharapkan
sementara analit yang dikehendaki terelusi.
Pembilasan

Tahap ini penting untuk


menghilangkan seluruh komponen yang
tidak tertahan oleh penjerap selama
tahap retensi.
Elusi

Tahap ini merupakan tahap akhir


untuk mengambil analit yang
dikehendaki jika analit tersebut tertahan
pada penjerap.
Fase SPE

Berbagai macam cartridge SPE yang


berisi berbagai macam penjerap diringkas
dalam tabel dibawah. Suatu penjerap pada SPE
harus dipilih yang mampu menahan analit
secara kuat selama pemasukan sampel ke
dalam cartridge.
Inilah berbagai jenis fase SPE dan kondisi-kondisinya :
Next…

Untuk sampel-sampel yang bersifat ionik


atau yang dapat terionisasi, digunakan
penjerap penukar ion. Fraksi analit yang
keluar dari SPE dapat langsung diinjeksikan
ke sistem kromatografi atau dilakukan
pengaturan pH untuk meminimalkan ionisasi
sehingga dapat dipisahkan dengan kolom fase
terbalik pada KCKT.
Pengembangan
Metode
Sebagaimana dalam metode kromatografi cair, retensi
analit tergantung pada konsentrasi sampel, kekuatan pelarut,
dan karakteristik penjerap. Pendekatan empirik untuk
melakukan pengembangan metode SPE melibatkan
screening penjerap yang tersedia. Langkah pertama adalah
menentukan penjerap mana yang paling baik dalam hal
menahan analit yang dituju. Pertimbangan kedua adalah
pelarut apa yang dibutuhkan untuk mengelusi analit yang
dituju. Langkah ketiga adalah menguji matriks sampel
blanko untuk mengevaluasi adanya pengganggu yang
mungkin ada, dan akhirnya (langkah keempat) adalah
menentukan recovery dengan menambah analit dalam jumlah
tertentu harus dilakukan.
Next …

Polaritas pelarut yang meningkat dibutuhkan untuk


mengelusi senyawa yang tertahan dalam penjerap
silika; sementara untuk senyawa yang tertahan
dalam penjerap non polar (seperti C18) digunakan
pelarut non polar.
Penggunaan SPE dalam analisi farmasi :

SPE telah banyak digunakan dalam berbagai


analisi farmasi kebanyakan penggunaan SPE yang
telah dipublikasikan diberbagai jurnal adalah
dalam bidang analisis biomedis dan sedikit
ditemukan mengenai penggunaan SPE dalam
analisis sediaan obat, sepereti tablet.
Tiga wilayah publikasi penggunaan SPE
meliputi :

1. Retensi analit untuk meningkatkan kosentrasinya


untuk pengembangan metode analisis yang lebih
sensitif
2. Retensi pengotor untuk membantu identifikasi
analit yang dituju dengan sprektroskopi NMR dan
spektrometri massa
3. Untuk miimalkan pengganggu-pengganggu selama
analisis yang dituju.
Kesalahan Dalam Solid
Phase Extruction

Untuk mengatasi kesalahan sistematik yang terjadi


selama SPE, analisi dapat menggunakan standar
internasiaona untuk melakukan koreksi kehilangan
dapat menggunakan standar internal untuk melakukan
koreksi kehilangan analit yang terjadi selama proses
SPE
Next..

standar atau baku international merupakan


senyawa yang berbeda dengan analit. Salah satu alasan
utama digunakan baku international adalah jika suatu
sampel memerlukan perlakuan sampel yang sangat
disignifikan. Seringkali perlakuan sampel memerlukan
tahapan-tahapan yang meliputi derivatisasi, ekstraksi,
filtrasi dan sebagainya yang dapat mengakibatkan
berkurangnya sampel jika standar internasional
ditambahkan dapat mengoreksi hilangnya sampel
sampel ini

Anda mungkin juga menyukai