Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

E N V I R O N M E N TA L FA C T O R S
AND RISK OF DELIRIUM IN
G E R I AT R I C PAT I E N T S : A N
OB SER VAT I ONAL S T UDY
Disusun oleh:
Putri Pasya Permana
1102015183

Pembimbing:
dr. H. Rusdi Effendi, SpKJ
L ATA R B E L A K A N G
Delirium adalah gangguan akut perhatian, kesadaran dan kognisi,
mempengaruhi sepertiga dari pasien yang lebih tua. Faktor risiko delirium
adalah Usia lebih tua, gangguan kognitif dan komorbiditas. Ada 4 subtipe
delirium yang berbeda yaitu delirium hiperaktif, hipoaktif, campuran hiperaktif
dan hipoaktif dan delirium tanpa subtipe tanpa gangguan motoric, menurut
kriteria DSM V menyatakan bahwa delirium disebabkan oleh kondisi medis,
keracunan zat atau kambuhan, dan beberapa etiologi. tiga studi telah
mengidentifikasi hubungan antara faktor lingkungan spesifik dalam alur
perawatan rumah sakit dan delirium. hubungan antara perpindahan ruangan
dan waktu yang dihabiskan di IGD dengan pengembangan delirium,
peningkatan jumlah pindah ruangan meningkatkan keparahan delirium Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk meneliti apakah ada hubungan pemindahan ke
bangsal, kedatangan IGD di malam hari, waktu yang dihabiskan di IGD dan
MET
ODE
Penelitian secara observasional
prospektif yang dilakukan di bangsal
geriatrik medis di rumah sakit St. Olavs,
Rumah Sakit Universitas Trondim,
Norwegia, antara 6 Mei 2015 dan 31
Januari 2017. Sembilan puluh persen dari
pasien dirawat dengan kondisi seperti
infeksi, cedera setelah jatuh, kondisi
kardiopulmoner dan dehidrasi

KRITERIA EKSKLUSI
KRITERIA INKLUSI
Sudah pernah mengikuti
Kriteria inklusi adalah
penelitian ini, pasien
usia ≥ 75 tahun dan
dengan delirium saat
akut.
masuk
DIAGNOSIS SUBTIPE
MOTORIK DELIRIUM DAN
DELIRIUM

Skala penilaian
Hitung skala
penyakit
Kriteria DSM V kerusakan
kumulatif
global (GDS)
(CIRS)
PENGUMPUL
A N DATA

Mencatat waktu kedatangan pasien


di IGD mulai pukul 8.00-20.00

Mencatat pasien yang melakukan


prosedur pemeriksaan radiologi
HASIL
HASIL
HASIL
HASIL
49 pasien mengalami delirium, Mengenai variabel paparan, 42 dari 254
dimana terdiagnosis 41 melalui
pasien (16,5%) dipindahkan dari bangsal
penilaian langsung oleh penulis
pertama dan delapan sisanya lain, 44 (17,3%) tiba di malam hari dan 77
melalui tinjauan grafik. 11 (30,3%) menerima pemeriksaanmalam hari
memiliki delirium hiperaktif, 11 dimana 3 memiliki scan MRI otak, 65
delirium campuran, 18 delirium
pemeriksaan radiologis lainnya dan
hipoaktif dan 9 memiliki delirium
tanpa subtipe. Dengan 9menerima kunjungan dari spesialisasi
demikian, 22 pasien mengalami lainnya. Mereka yang tiba di malam hari
delirium dengan gejala hiperaktif menerima 25 (32,5%) dari investigasi
dan 27 pasien mengalami
malam hari. Waktu rata-rata yang
delirium tanpa gejala hiperaktif.
dihabiskan di IGD adalah 4,1 jam (SD 0,9).
HASIL
 Tabel 2 dan 3 memiliki risiko delirium dua kali lipat lebih tinggi jika
pasien terpapar pemeriksaan pada malam hari.
 Dalam model multiadjusted, pemeriksaan pada malam hari
tetap secara signifikan terkait dengan insiden delirium (OR
2,61, CI 1,26-5,40, p = 0,010).
 Gambar 2 mengilustrasikan hubungan antara pemindahan
bangsal, tiba pada malam hari, penyelidikan malam hari,
waktu yang dihabiskan di UGD dan kejadian delirium. Tidak
ada hubungan yang signifikan antara salah satu variabel
paparan dan dua kelompok subtipe motorik lirium.
Dalam penelitian
observasional ini DISKUSI
pada pasien
geriatri yang Tidak ada hubungan antara
dirawat akut, asosiasi yang investigasi
terdapat signifikan antara malam hari dan
peningkatan risiko pemindahan insiden delirium
insidensi delirium bangsal, mungkin
yang signifikan kedatangan pada merupakan
terkait dengan malam hari, temuan palsu
paparan pada waktu yang karena kondisi
pemeriksaan dihabiskan di medis yang
malam hari, UGD dan kejadian mengarah ke
bahkan setelah delirium. Tidak investigasi
disesuaikan ada hubungan malam hari
dengan usia, antara variabel mungkin
gangguan kognitif paparan dan merupakan
dan komorbiditas, subtipe motorik pemicu delirium
semua faktor risiko delirium. yang sebenarnya
delirium yang
terkenal.
DISKUSI

Hubungan antara faktor-faktor lingkungan dan delirium ini


didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa
program intervensi non-farmakologis, efektif dalam
mencegah delirium. Karena delirium sering terjadi ,
memiliki prognosis yang buruk dan dampak ekonomi yang
substansial ,tampaknya ada potensi besar untuk manfaat
yang terkait dengan kesehatan dan ekonomi melalui fokus
pada lingkungan rumah sakit dan penerapan non-
farmakologis program intervensi delirium.
KETERBATASAN PENELITIAN
 Kekuatan utama dari penelitian ini adalah bahwa peneliti telah
mendiagnosis delirium menggunakan kriteria DSM-5 secara
langsung dan mendasarkan diagnosa pada kombinasi
wawancara dengan pasien, perawat dan metode peninjauan
bagan yang divalidasi. Kelengkapan semua variabel yang
menarik adalah termasuk kekuatan lain.
 Keterbatasan utama adalah jumlah kecil pasien dengan insiden
delirium. Ukuran sampel terbatas sangat penting dalam
analisis faktor lingkungan dan motorik delirium
KESIMPULAN

Pemeriksaan pada malam hari dikaitkan dengan insiden delirium,


bahkan setelah disesuaikan dengan usia, gangguan kognitif dan
komorbiditas. Kita tidak dapat menyingkirkan bahwa kondisi medis
yang mengarah pada pemeriksaan malam hari adalah pemicu
delirium yang sebenarnya, sehingga pasien geriatri masih harus
menerima pemeriksaan darurat pada malam hari. Lingkungan
rumah sakit dalam arti luas mungkin menjadi target untuk
pencegahan delirium.

Anda mungkin juga menyukai