Anda di halaman 1dari 17

Meningitis TB

A2
Siti Mariam N Pambudi 102012153
Riska Cerlyan Mustamu 102013302
Adrian Valentinus 102015117
Jessica Amara 102016037
Ermenilda Sonia D 102016125
Jonathan Ariel 102016138
Adinda Suci Putri 102016174
Jessica Michelle Theo 102016239
Skenario 1
• Seorang perempuan usia 25 tahun dibawa ke UGD RS oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala berat disertai demam sejak
2 minggu SMRS.
Rumusan Masalah
• Perempuan 25 tahun dengan keluhan nyeri kepala berat dengan
demam.
Anamnesis
• Perempuan 25 tahun
• Sejak 2 minggu
• Diseluruh bagian kepala
• Terus menerus sepanjang hari
• Tiap hari bertambah buruk
• Rasa tertusuk – tusuk
• Pasien kurang respon
• Sering mengantuk
• Mual muntah 2x sejak kemarin
• Sudah minum obat warung, keluhan tidak membaik
• Riwayat batuk lama 5 bulan, tidak teratur teratur berobat
Pemeriksaan Fisik
• Tampak sakit berat
• Compos mentis
• 110/70 mmHg, 90x/menit, 20x/menit, 37,3oC
• Pupil : pupil bundar isokor, D= 3mm, Reflek cahaya langsung +/+ normal
• N.VI = parese bilateral Pemeriksaan Penunjang
• Rangsang Menigeal : • Darah Lengkap
• Kaku Kuduk +
• Radiologi
• Kernig Sign +/+
• Foto Thorax
• Bruczinky

• CT-Scan Otak dengan kontras
Babinski +/+
• Lumbal Punksi
• MRI
• Lumbal punksi
• Gambaran LCS pada meningitis TB :
• Warna jernih / xantokrom
• Jumlah Sel meningkat MN > PMN
• Limfositer
• Protein meningkat
• Glukosa menurun <50 % kadar glukosa darah
• Pemeriksaan tambahan lainnya:
• Tes Tuberkulin
• Ziehl-Neelsen ( ZN )
• PCR ( Polymerase Chain Reaction )
• Rontgen thorax
• TB apex paru
• TB milier
• CT scan otak
• Penyengatan kontras (enhancement) di sisterna basalis
• Tuberkuloma : massa nodular, massa ring-enhanced
• MRI
• Diagnosis dapat ditegakkan secara cepat dengan PCR, ELISA dan aglutinasi Latex.
Gold Standard diagnosis meningitis TB adalah menemukan M. tb dalam kultur
CSS. Namun pemeriksaan kultur CSS ini membutuhkan waktu yang lama dan
memberikan hasil positif hanya pada kira-kira setengah dari penderita.
Pemeriksaan Rangsangan Meningeal
• Kaku kuduk
• Cara: Pasien tidur telentang tanpa bantal. Tangan pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien
yang sedang berbaring, kemudian kepala ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai
dada. Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat kaku kuduk kita dapatkan
tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.
• Brudzinski
• Cara: Pasien berbaring dalam sikap terlentang, dengan tangan yang ditempatkan dibawah kepala
pasien yang sedang berbaring, tangan pemeriksa yang satu lagi sebaiknya ditempatkan didada
pasien untuk mencegah diangkatnya badan kemudian kepala pasien difleksikan sehingga dagu
menyentuh dada.
• Kernig
• Cara: Pada pemeriksaan ini, pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya pada persendian
panggul sampai membuat sudut 90 o. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian
lutut sampai membentuk sudut lebih dari 135 o terhadap paha. Bila teradapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135 o maka dikatakan kernig sign positif.
Working Diagnose
• Meningitis TB

Different Diagnose
• Meningitis Virus
• Meningitis Bakterial
Meningitis Virus
• Meningitis aseptic ( biakan rutin negative )
• Penyebab Meningitis Limfositik akut
• Spesies :
• Enterovirus ( Coxsackie A dan B, Echovirus, Poliovirus )
• Herpesvirus ( virus herpes simpleks -1 (HSV-1) ,HSV -2, virus Epstein-Barr, Virus Varicella Zooster )
• Gondongan
• Campak
• Adebovirus
• LCS jernih dengan kandungan protein normal / meningkat, dan glukosa normal
• Gejela: nyeri kepala dan meningismus sembuh sendiri.
• Tatalaksana : Simtomatik dengan rehidrasi, analgesia ( karena sebagian pasien sembuh
tanpa sisa deficit dalam beberapa hari )
Meningitis Bakterialis
• Meningitis Sepsis ( demam, takikardia, hipotensi, atau syok )
• Genus :
• Neisseria
• Sterptoccus
• Pneumonia
• Diagnosis : kultur darah, pemeriksaan mikroskopik LCS, kultur PCR )
• Tatalaksana : antibiotic spectrum luas ( sefotaksin dosis tinggi )
Etiologi
• Meningitis Tb disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis jenis
hominis, jarang disebabkan oleh jenis bovinum atau aves.
• Tipe hominis merupakan basilis tahan asam
Epidemiologi
• Sering pada penduduk sosio-ekonomi rendah
• Kekurangan gizi
• Hygine buruk
• Tidak mendapat imunisasi
Patofisiologi
BTA masuk tubuh

Tersering melalui inhalasi
Jarang pada kulit, saluran cerna

Multiplikasi

Infeksi paru / focus infeksi lain

Penyebaran hematogen

Meningens

Membentuk tuberkel

BTA tidak aktif / dormain
 
Bila daya tahan tubuh menurun

Rupture tuberkel meningen

Pelepasan BTA ke ruang subarachnoid

MENINGITIS
Manifestasi klinis
• Stadium I
• apatis, iritabilitas, nyeri kepala, malaise, demam, anoreksia
• Stadium II
• hemiparesis, paresis saraf kranial,gerakan
involunter,kejang,mengantuk,hidrosefalus
• Stadium III
• Disfungsi batang otak,
• dekortikasi, deserebrasi,penurunan kesadaran
Medikamentosa
Penatalaksanaan meningitis Tb meliputi:
Rejimen terapi : 2RHZE - 7RH

Untuk 2 bulan pertama.


INH : 1 x 400 mg/hari, oral
Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral
Pirazinamid : 15-30 mg/kgBB/hari, oral
Etambutol :15-20 mg/kgBB/hari, oral

Untuk 7-12 bulan selanjutnya.


INH : 1 x 400 mg/hari, oral
Rifampisin : 1 x 600 mg/hari, oral
Kesimpulan
• Meningitis Tb merupakan meningitis yang disebabkan oleh infeksi
lanjutan setelah terinfeksi bakteri M.tuberculosis sebelumnya.
• Pada scenario disebutkan pasien terkena batuk selama 5 bulan tanpa
pengobatan yang rutin, diduga terkena Tb Paru.

Anda mungkin juga menyukai