Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN

BERDASARKAN ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG)


DAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
OUTLINE

I. PENDAHULUAN
II. ANGKA KECUKUPAN GIZI
III. POLA PANGAN HARAPAN
IV. KEGUNAAN AKG DAN PPH
V. PENUTUP
I. PENDAHULUAN

Arah Kebijakan Ketahanan Pangan

 Peningkatan produksi pangan


pokok
 Stabilisasi harga dan pasokan Penganekarag
pangan pokok aman pangan
 Perbaikan kualitas pangan dan 
gizi masyarakat pola konsumsi
 Pemberdayaan dan pangan yang
perlindungan pelaku pangan beragam,
 Peningkatan daya saing dan bergizi
nilai tambah produk seimbang dan
komoditas pangan aman

3
II. ANGKA KECUKUPAN GIZI
Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (DRA) (Kemenkes, 2005):
kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut
golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal
Penetapan AKG di
Indonesia dilakukan
setiap 5 thn sekali
melalui Widyakarya
Nasional Pangan dan
Gizi (WNPG)

WNPG VIII Thn 2004 WNPG X Thn 2012*


AKG Tk. Ketersediaan AKG Tk. Ketersediaan
Energi : 2.200 Energi : 2.400 NBM
kkal/kap/hr kkal/kap/hr
Protein : 57 gr/kap/hr Protein : 63 gr/kap/hr

AKG Tk. Konsumsi AKG Tk. Konsumsi Susenas


Energi :2000 kkal/kap/hr Energi : 2.150 & Survei
5 kelompok Karbohidrat
zat gizi yg Protein
esensial Lemak
Diperlukan Vitamin
tubuh Mineral

Dapat disediakan oleh


beragam pangan
Semakin beragam pangan
yang dikonsumsi, semakin
baik zat gizi yang diperoleh
III. POLA PANGAN HARAPAN
Pola Pangan Harapan (PPH) (FAO-RAPA, 1989):
komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya

Keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan pada tingkat


keluarga akan menentukan kualitas konsumsi pada tingkat
wilayah, baik kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Kualitas
konsumsi pangan penduduk ditingkat wilayah (makro) ini
dicerminkan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Tujua
n
PPH
Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan untuk
memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang mempertimbangkan
keseimbangan gizi (nutrition balance) berdasarkan cita rasa
(palatability), daya cerna (digestibility), daya terima masyarakat
(acceptability), kuantitas dan kemampuan daya beli (affordability)
Pendekatan PPH Energi

Bila sumbangan energi dari 9


kelompok pangan terpenuhi, maka
protein, vitamin, mineral akan
terpenuhi

Sejumlah pangan yang tersusun


secara seimbang akan
mampu memenuhi zat gizi
Pengelompokan Pangan PPH
N Kelompok Jenis Komoditas (Kelompok
o Pangan PPH)
1 Padi-padian Beras & olahannya, jagung &
olahannya, gandum & olahannya
2 Umbi-umbian Ubi kayu & olahannya, ubi jalar,
kentang, talas, sagu (termasuk
makanan berpati)
3 Pangan Daging & olahannya, ikan &
hewani olahannya, telur, susu & olahannya
4 Minyak & Minyak kelapa, minyak sawit,
lemak margarin, lemak hewani
5 Buah/biji Kelapa, kemiri, kenari, cokelat
berminyak
N Kelompok Jenis Komoditas (Kelompok
o Pangan PPH)
6 Kacang- Kacang tanah, kacang kedelai,
kacangan kacang hijau, kacang merah,
kacang polong, kacang mete,
kacang tunggak, kacang lain, tahu,
tempe, tauco, oncom, sari kedelai,
kecap
7 Gula Gula pasir, gula merah, sirup,
minuman jadi dalam botol/kaleng
8 Sayur & buah Sayur segar & olahannya, buah
segar & olahannya, termasuk
emping
9 Lain-lain Aneka bumbu & bahan minuman
spt terasi, cengkeh, ketumbar,
merica, pala, asam, bumbu masak,
Pola Pangan Harapan (PPH), Deptan
2001
 Padi-padian 50 %
 Umbi-umbian 6 %
 Pangan Hewani 12 %
 Minyak & Lemak 10 %
 Buah/Biji berminyak 3 Dari
% Total
 Kacang-kacangan 5 % Energi
 Gula 5 %
 Sayur dan Buah 6 %
 Lain-lain (bumbu) 3 %
Penentuan Bobot

Triguna Pangan :
1. Sumber energi (karbohidrat) 33,33%
Padi2an, umbi2an, minyak lemak, buah/biji
berminyak, gula (74 %)
Bobot : 33,33 % / 74 % = 0,5

2. Sumber pembangun (protein) 33,33%


Pangan hewani, kacang2an (17 %)
Bobot : 33,33 % / 17 % = 2

3. Sumber pengatur (vitamin & mineral) 33,33 %


Sayur & buah (6 %)
Bobot : 33,33 % / 6 % = 5
Susunan PPH Ideal (Tingkat Nasional)
Berdasarkan Sisi Ketersediaan Pangan

No Kelompok Energi % AKG Bobot Skor PPH


Pangan (kkal/kap Maksimal
/hr)
1 Padi-padian 1.100 50,0 0,5 25,0
2 Umbi-umbian 132 6,0 0,5 2,5
3 Pangan hewani 264 12,0 2,0 24,0
4 Minyak & lemak 220 10,0 0,5 5,0
5 Buah/biji 66 3,0 0,5 1,0
berminyak
6 Kacang- 110 5,0 2,0 10,0
kacangan
7 Gula 110 5,0 0,5 2,5
8 Sayur & buah 132 6,0 5,0 30,0
9 Lain-lain 66 3,0 0,0 0,0
Jumlah 2.200 100,0 100,0
IV. KEGUNAAN AKG DAN PPH

1. Menilai/mengevaluasi ketersediaan dan konsumsi


pangan
• Membandingkan ketersediaan/konsumsi aktual dengan
kecukupan energi (AKE)
• Membandingkan kontribusi ketersediaan/konsumsi
energi (% AKE) aktual dengan komposisi energi
harapan (PPH)
• Membandingkan skor PPH konsumsi/ketersediaan
pangan aktual dengan skor yang diharapkan
• Evaluasi ketersediaan 11 kelompok pangan
pangan NBM menjadi 9
Dasar: NBM kelompok PPH

• Evaluasi konsumsi 9 kelompok pangan


pangan
Susenas sama
Dasar: Susenas dengan 9 kelompok
PPH

Output

• Skor PPH
ketersediaan
• Skor PPH konsumsi
Data-data yang diperlukan dalam
menilai/mengevaluasi mutu ketersediaan pangan
adalah :
1. Data ketersediaan pangan dalam bentuk
energi, sumber NBM.
2. Bobot dan skor maks PPH, sumber Deptan
2001.
Langkah-langkah perhitungan dalam
menilai/mengevaluasi mutu ketersediaan
pangan adalah sebagai berikut :
1. Menyesuaikan pengelompokan pangan dari 11
kelompok pangan NBM ke 9 kelompok pangan PPH
2. Memasukkan data ketersediaan pangan dalam
bentuk energi (kkal/kap/hr) pada setiap kelompok
pangan pada tabel PPH
3. Menghitung kontribusi energi dari setiap kelompok
pangan (persentase AKE) terhadap kecukupan
energi ketersediaan (AKE sebesar 2.200 kkal/kap/hr)
4. Memasukkan angka bobot dan skor maksimum
setiap kelompok pangan ke dalam tabel PPH
Lanjutan...

5. Menghitung skor PPH dengan mengalikan antara


persentase AKE dengan bobot setiap kelompok
pangan.
6. Menghitung skor PPH riil setiap kelompok pangan:
•Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok
pangan lebih besar daripada skor maksimumnya,
maka skor PPH yang diambil adalah skor
maksimumnya.
• Jika skor PPH hasil perhitungan setiap kelompok
pangan lebih kecil daripada skor maksimumnya,
maka skor PPH yang diambil adalah skor hasil
perhitungan.
7 Menjumlahkan skor PPH riil dari seluruh kelompok
pangan. Jumlah hasil perhitungan skor PPH
maksimal adalah 100.
NBM (11 kelompok PPH (9 kelompok
pangan) pangan)

1.Padi-padian 1.Padi-padian
2.Umbi-umbian 2.Umbi-umbian (plus
3.Gula kentang)
4.Buah/biji berminyak 3.Gula
(kc tanah, kedelai, 4.Buah/biji berminyak
kc hijau, kelapa) (hanya kelapa)
5.Buah-buahan 5.Kacang-kacangan (kc
6.Sayur-sayuran tanah,
7.Daging, termasuk kedelai, kc hijau, kc
jeroan merah)
8.Telur 6. Sayur & buah (minus
9.Susu kentang & kc merah)
10.Ikan 7. Pangan hewani (minus
11.Minyak & lemak jeroan)
8. Minyak & lemak (plus
jeroan)
Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan
Berdasarkan Neraca Bahan Makanan Jawa Timur
Kelompok Energi Tahun
% 2013 Skor Skor Skor
Ket
No. Bahan Pangan (Kalori) AKE Bobot riil PPH Maks
1. Padi-padian 1.604 72,9 0,5 36,5 25,0 25,0 +
2. Umbi-umbian 259 11,8 0,5 5,9 2,5 2,5 +
3. Pangan Hewani 147 6,7 2,0 13,3 13,3 24,0 -
Minyak dan
4. Lemak 361 16,4 0,5 8,2 5,0 5,0 +
Buah/biji
5. berminyak 68 3,1 0,5 1,5 1,0 1,0 +
6. Kacang-kacangan 284 12,9 2,0 25,8 10,0 10,0 +
7. Gula 185 8,4 0,5 4,2 2,5 2,5 +
Sayuran dan
8. buah 234 10,6 5,0 53,2 30,0 30,0 -
9. Lain-lain
Sumber NBM 2013 -
Keterangan: - ketersediaan
AKE - - 2.200
- kkal/kap/hr
- -
  Jumlah 3.142 142,8   148,6 89,34 100,0  
Jika Skor PPH hasil perhitungan > Skor Maks, maka skor PPH yang
digunakan (Skor PPH Riil) adalah skor maksimal
Jika Skor PPH hasil perhitungan < Skor Maks, maka skor PPH yang
digunakan (Skor PPH Riil) adalah skor hasil perhitungan
2. Menyusun perencanaan ketersediaan pangan
berdasarkan AKG-PPH

Menterjemahkan dari bahasa


PPH kesehatan ke bahasa pertanian

Ton
Kalori
Gr/kap/hariatau Kg/kap/thnatau (utk suatu
Gram protein
wilayah)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai