Konferensi Promosi Kesehatan WHO secara global telah membentuk
konsep, prinsip dan area aksi yang meletakkan promosi kesehatan dalam konteks globalisasi yang lebih luas (Ottawa 1986 dan Bangkok 2005). Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan kesehatan, berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat. Menurut Otawa Charter, kondisi fundamental dan sumber daya untuk kesehatan adalah perdamaian, berlindung, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya yang berkelanjutan, keadilan sosial, dan keadilan. Peningkatan kesehatan memerlukan landasan prasyarat dasar, yaitu Advocate, Enable, dan Mediate. Ottawa Charter adalah katalis yang bergerak promosi kesehatan di luar didefinisikan sebagai suatu kegiatan pendidikan untuk konsep yang lebih luas yang juga berfokus pada lingkungan sosial dan politik (McQueen & De Salazar, 2011). Bangkok Charter mengidentifikasi tindakan, komitmen dan janji yang diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor penentu kesehatan di dunia global melalui promosi kesehatan. Bangkok Charter bertujuan membuat kebijakan dan kemitraan untuk memberdayakan masyarakat, dan untuk meningkatkan kesehatan dan kesetaraan kesehatan, harus menjadi pusat pembangunan global dan nasional(WHO, 2005). Promosi kesehatan PBB mengakui bahwa penikmatan standar kesehatan tertinggi adalah salah satu hak dasar setiap manusia tanpa diskriminasi. Promosi kesehatan berdasarkan hak asasi manusia kritis dan menawarkan konsep positif dan inklusif kesehatan sebagai penentu kualitas hidup dan meliputi mental dan spiritual kesejahteraan. Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan mereka dan penentunya, dan dengan demikian meningkatkan kesehatan mereka. Ini adalah fungsi inti dari kesehatan masyarakat dan berkontribusi terhadap pekerjaan menanggulangi penyakit menular dan tidak menular dan ancaman lain terhadap kesehatan (WHO, 2005). Strategi Promosi Kesehatan: Advokasi 1. Advokasi Advokasi merupakan strategi dengan pendekatan pimpinan dengan tujuan untuk mengembangkan kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Efendi & Makhfudli, 2009). Advokasi berperan dalam mendukung kegiatan promosi kesehatan yang dapat memfasilitasi adaptasi perilaku dan lingkungan untuk memperbaiki kesehatan. Pelaku advokasi kesehatan ialah orang yang peduli terhadap upaya kesehatan dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut (Maulana, 2007). 2. Tahap advokasi - Mengetahui atau menyadari adanya masalah - Tertarik untuk ikut mengatasi masalah - Peduli terhadap pemecahan masalah (dengan mencari alternatif pemecahan masalah) - Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih caranya.Kelima, memutuskan tindak lanjut kesepakatan. 3. Proses pendekatan advokasi Proses pendekatan dalam advokasi kesehatan ialah pendekatan persuasive, dewasa, dan bijak. Menurut UNFPA dan BKKBN (2002) terdapat lima pendekatan utama yaitu, melibatkan para pemimpin, bekerja sama dengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa, dan membangun kapasitas (Maulana, 2007). 4. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dengan menggunakan strategi ini berupa kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendukung untuk mempengaruhi terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat serta adanya sumber dukungan dari aspek lain. Strategi Promosi Kesehatan: Social Support dan Enpowerment Terdapat tiga strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan perubahan tersebut pada klien yaitu empiric-rational change, normative-reeducative, dan power-coersive (Allender, Rector, & Warner, 2014). Selain itu, menurut WHO (1994) dan DepKes RI (2007) terdapat beberapa strategi dalam promosi kesehatan, yaitu: - Bina Suasana (Social Support). Strategi ini dilakukan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah para tokoh masyarakat, dapat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. - Pemberdayaan adalah kegiatan yang melibatkan masyarakat berupa kegiatan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan mereka sendiri serta bersedia untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya masing-masing (Efendi & Makhfudli, 2009). Tujuan umum dalam gerakan pemberdayaan masyarakat ini adalah masyarakat mampu mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan kualitas kesehatannya termasuk apabila mereka sakit, mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan tanpa mengalami kesulitan terutama dalam biaya. Prinsip dalam gerakan pemberdayaan masyarakat ini berupa menumbuhkembangkan potensi masyarakat, menumbuhkan kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan, mengembangkan kegiatan yang melibatkan kebersamaan antar-masyarakat, kerjasama masyarakat, promosi pendidikan dan pelatihan dengan pemanfaatan potensi setempat, upaya yang dilakukan secara kemitraan dengan berbagai pihak dan sesuai dengan keadaan atau budaya setempat. Selain prinsip dalam gerakan pemberdayaan masyarakat, adapula bentuk dari gerakan pemberdayaan masyarakat, yaitu community leader, community organizations, community fund, community material, community knowledge, community technology, dan community decision making.