Anda di halaman 1dari 14

Kegawatdaruratan Maternal,

Neonatal dan Basic Life Support


“Peritonitis”

DOSEN PENGAMPU : JANUARSIH.S.ST,.M.KEB

KELOMPOK 11
BEKTY EKA YUNIAVI
BELLA RISKI NOVELLIA
DEWI KURNIA
ROINDA KHOIROTUN NAJAH
Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan yang biasanya


disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut
(peritoneum).Peritoneum adalah selaput tipis dan
jernih yang membungkus organ perut dan dinding
perut sebelah dalam.
2. etiologi

Peritonitis biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:


1. Penyebaran infeksi dari organ perut yang
terinfeksi.
2. Penyakit radang panggul pada wanita yang masih
aktif melakukan kegiatan seksual.
3. Infeksi rahim dan saluran telur, yang mungkin
disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk
yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia).
4. Kelainan hati atau gagal jantung, maka cairan bisa
berkumpul di perut dan mengalami infeksi.
5. Peritonitis dapat terjadi setelah suatu
pembedahan.
6. Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering
mengakibatkan peritonitis.
3. Gejala Peritonitis

Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan


merasakan nyeri tumpul di perutnya. Komplikasi
bisa berkembang dengan cepat. Gerakan peristaltik
usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus
halus dan usus besar. Terjadi dehidrasi berat dan
darah kehilangan elektrolit. Selanjutnya bisa terjadi
komplikasi utama, seperti kegagalan paru-paru,
ginjal atau hati, dan bekuan darah yang menyebar.
4. Patofisiologi Peritonitis

Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organ


abdomen ke dalam rongga abdomen sebagai akibat
dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau
perforasi tumor. Cairan dalam rongga peritoneal
menjadi keruh dengan peningkatan jumlah protein,
sel darah putih, debris seluler dan darah.
5. Komplikasi Peritonitis

Sepsis adalah penyebab umum dari kematian pada


peritonitis.
Syok dapat diakibatkan dari septikemia atau
hipovolemia.
Proses inflamasi dapat menyebabkan obstruksi usus,
yang terutama berhubungan dengan terjadinya
perlekatan usus.
6. Diagnosis

Foto rontgen diambil dalam posisi berbaring dan


berdiri. Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat
terlihat pada foto rontgen dan merupakan petunjuk
adanya perforasi.
Kadang-kadang sebuah jarum digunakan untuk
mengeluarkan cairan dari rongga perut yang akan
diperiksa di laboratorium. Pengambilan cairan ini
untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi,
dan memeriksa kepekaannya terhadap berbagai
antibiotik.
7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
Sinar-x dada dapat menunjukkan udara dan kadar
cairan serta lengkung usus yang terdistensi.
Pemindaian CT abdomen dapat menunjukkan
pembentukan abses.
8. Penatalaksanaan

Lakukan pemasangan selang nasogastrik bila perut


kmbung akibat ileus
Berikan infus (NaCl atau Ringer Laktat) sebanyak
3.000 mL.
Laporotomi diperlukan untuk pembersihan perut bila
terdapat kantong abses.
Berikan antibiotik sehingga bebas panas selama 24 jam.
Analgestik diberikan untuk mengatasi nyeri.
Antiemetik dapat diberikan sebagai terapi untuk mual
dan muntah.
Intubasi usus dan pengisapan membantu dalam
menghilangkan distensi abdomen dan dalam
meningkatkan fungsi usus.
Tindakan bedah mencakup mengangkat materi
terinfeksi dan memperbaiki penyebab. Tindakan
pembedahan diarahkan pada eksisi (apendiks),
reseksi dengan atau tanpa anastomosis (usus),
memperbaiki (perforasi), dan drainase (abses). Pada
sepsis yang luas, perlu dibuat diversi fekal.
Daftar Pustaka

Pranoto, Ibnu. Widyastuti, Yani Sitohang P.C., Santi


M.Y. 2013. PATOLOGI KEBIDANAN. Yogyakarta :
Fitramaya
Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi,
Obstetri Patologi. Jakarta : EGC
http://www.academia.edu/12343119/Askep_PERIT
ONITIS
http://www.academia.edu/11562167/LAPORAN_PE
NDAHULUAN_PERITONITIS

Anda mungkin juga menyukai