Anda di halaman 1dari 30

Kontrasepsi

Dr.Muhamad Taufiqy Setyabudi,SpOG


PERENCANAAN KELUARGA
 Prinsip

1. Seorang wanita telah dapat hamil dan melahirkan,


segera setelah ia mendapat haid yang pertama
(menarche).
2. Kesuburan seorang wanita akan terus berlangsung,
sampai mati haid (menopause).
3. Kehamilan dan kelahiran yang terbaik, artinya risiko
paling rendah untuk ibu dan anak, adalah usia antara
20-35 tahun.
4. Persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya
5. Jarak antara dua kelahiran sebaiknya antara 2-4
tahun.
6. Sebelum mempunyai anak pertama : FASE
MENCEGAH KEHAMILAN. Pilihan kontrasepsi ideal : pil,
IUD, cara sederhana, suntikan, implant.

7. Setelah mempunyai anak pertama : FASE


MENJARANGKAN KEHAMILAN. Pilihan kontrasepsi ideal :
IUD, suntikan, minipil, pil, implant, cara sederhana.

8. Setelah mempunyai cukup anak : FASE MENGAKHIRI


KESUBURAN. Pilihan kontrasepsi ideal : sterilisasi, IUD,
implant, suntikan, cara sederhana, pil.
KONTRASEPSI
 Kontrasepsi (kontra - konsepsi) : pencegahan terjadinya
kehamilan / konsepsi.
HARUS DIBEDAKAN dengan pencegahan terjadinya
kelahiran hasil konsepsi hidup melalui cara-cara abortif.
Pembagian / klasifikasi dapat berdasarkan :
- lokal / sistemik
- sementara / permanen
- dengan operasi / tanpa operasi
- hormonal / non hormonal
Pilihan alat / metode yang akan dipakai, dengan
pertimbangan :
- usia ibu < 20 tahun : harus yang reversibilitas tinggi

- usia ibu > 35 tahun : harus efektif (angka kegagalan


rendah), boleh reversibel/ireversibel

- pada usia reproduksi sehat : ideal : efektif, reversibel,


tidak mengganggu produksi ASI.
Contoh terbaik : IUD - dapat dipakai bertahun-tahun,
efek lokal.
TERUTAMA adanya kehamilan atau kecurigaan adanya
kehamilan : KONTRAINDIKASI KONTRASEPSI
KONTRASEPSI HORMONAL
 Cara pencegahan terjadinya kehamilan dengan
menggunakan obat yang berkhasiat hormonal, yang
mempengaruhi poros hipothalamus - hipofisis - ovarium
- dan/atau endometrium (pengaruh pada poros, pada
organ, atau pada kesuburan).

 Prinsip

- interaksi hormon - reseptor


- reseptor seluler dan organ
(uterus/tuba/endometrium/endoserviks)
- manifestasi klinik
Kerja kontrasepsi hormonal
- menghambat perkembangan folikel dan ovulasi
- menghambat penetrasi sperma dalam lendir
serviks
- perubahan sifat motilitas tuba
- menghambat implantasi embrio (abortif ?)
- menghambat perkembangan awal embrio
(abortif ?)
Kerja kontrasepsi hormonal
 Pada siklus menstruasi, progesteron meningkat 1-2 hari
sebelum ovulasi, puncaknya pada ovulasi. Sekresi normal
selama 14 hari. Kadar progesteron normal sekitar 10
ng/ml pada pertengahan fase luteal.
Jika tidak ada pembuahan / nidasi terjadi lutein
proteolisis dan haid.

 Estradiol meningkat - endometrium berproliferasi.


Progesteron menurun - iskemia - degenerasi.
Progesteron dosis tinggi menekan aktifitas ovarium, tidak
ada FSH dan LH sehingga tidak terjadi ovulasi dan tidak
haid.
 Hormon steroid
- estrogen : etinilestradiol, mestranol, quinestrol
- progestin :
 generasi I : noretindron

 generasi II : noretinodrel, norgestrel, noretisteron,

etinodiol diasetat, etinilesterenol (lysterenol)


 generasi III : desogestrel, gestoden, norgestimate

- sipropteron asetat (derivat androgen)


Jenis kontrasepsi hormonal
 Kontrasepsi oral

- tunggal (progesteron saja), kombinasi /


sekuensial (estrogen/progesteron)
- monofasik / bifasik / trifasik, dengan dosis
disesuaikan
- reversibilitas tinggi
 Exluton : satu-satunya kontrasepsi hormonal oral yang
HANYA mengandung progesteron dosis kecil (0.5 mg
linestrenel). 1 jenis tablet (monofasik), untuk satu siklus
28 hari. Kerja utama mempengaruhi hospitalitas serviks.
Hanya mempengaruhi endometrium. Tidak
mempengaruhi produksi ASI.
 Mycrogynon : estrogen (etinilestradiol / levonorgestrel),
mencegah pematangan sel telur dan mengentalkan
lendir serviks. Untuk siklus 28 hari, terdiri 21 tablet aktif
dan 7 tablet placebo.
 Terdapat juga banyak jenis / merek lain : Ovostat-28,
Lyndiol, Nordette-28, dan sebagainya
 PENTING : kepatuhan untuk tiap hari minum pil.

- "proper pill taking" (pemakaian pil yang sesuai)


- permulaan menggunakan kontrasepsi : pil H1-5
- pemakaian pil KB penting untuk minum setiap hari
pada sekitar waktu yang sama
- bila terlupa minum pil, segera minum tablet tersebut
dan lanjutkan sesuai jadwal
- bila terlupa 2 pil dalam 2 minggu pertama, segera
minum 2 pil dalam 1 hari selama 2 hari, dan
gunakan proteksi lain selama 7 hari.

 Kontrasepsi vaksin / imunologi


- anti hCG, anti gonadotropin (sedang dikembangkan
juga untuk pria)
 Kontrasepsi intersepsi / pascasanggama (Morning
after pill)

- regimen yang digunakan bervariasi (cara Yuzpe)


- bentuk pil : diminum pertama kali dalam batas waktu
sampai 3 hari setelah sanggama
- dosis berikutnya diminum 12 jam kemudian setelah
dosis pertama
- dapat juga menggunakan IUD, batas waktu sampai 7
hari pascasanggama
Kegagalan : 0.1% - 2.0% jika dimulai dalam 72 jam
pasca sanggama sebelum ovulasi
Jika sudah terjadi kehamilan, tidak bermanfaat lagi.
Masalahnya, umumnya pasien baru datang sesudah
terlambat haid (sekitar 2-3 minggu setelah
kemungkinan ovulasi / fertilisasi), dan bukannya pada
hari sesudah sanggama tanpa proteksi tersebut.
Masalah etik / moral / agama : Abortif ??

 Kontragesti

- Ru 486 dosis tunggal 600 mg oral menimbulkan


periode amenorrhea buatan 42 hari, efek
abortivum dini.
- Sebagai kontrasepsi oral bulanan : efek luteolitik,
efektifitas kontrasepsi 58%.
Contoh : misoprostol (antiprostaglandin), Ru 486,
vaksin anti hCG
 Kontrasepsi pria

- kombinasi estrogen progesteron


- anti gonadotropine-releasing hormone (GnRH)
- sedang dikembangkan

 Kontrasepsi hormonal masa laktasi

- Laktasi sendiri secara fisiologis merupakan kontrasepsi


(non-hormonal)
- progestin (minipill, suntikan progestin, susuk
progestin) TIDAK mempengaruhi air susu, bahkan
meningkatkan kualitas ASI dan nutrisi. Tetapi dapat
masuk dalam kandungan ASI.
- estrogen menekan produksi hormon prolaktin sehingga
menurunkan laktogenesis dan laktopoiesis
Pertimbangan pemilihan kontrasepsi
hormonal
 - Manakah pilihan kontrasepsi hormonal yang terbaik ?
- kebiasaan, sikap hidup
- indikasi, kontraindikasi, efek samping

 Masalah lainnya
- perdarahan lucut / “breakthrough bleeding “
endometrium : diperingatkan
- amenorhea sekunder
- masalah peningkatan berat badan, gejala maskulinisasi,
interaksi dengan obat lain, efek samping
peningkatan tekanan darah, gangguan koagulasi,
sakit kepala, mual/muntah, kemungkinan kista ovarium,
faktor risiko keganasan payudara/ endometrium.
Keuntungan kontrasepsi hormonal
- siklus haid lebih teratur, perdarahan sedikit, risiko
dismenorea / anemia berkurang
- peningkatan densitas tulang karena balans hormonal
dipertahankan
- efektifitas kontrasepsi tinggi
- reversibilitas fertilitas tinggi
- kejadian kista ovarium, mioma uteri, tumor payudara,
karsinoma endometrium / ovarium dan kehamilan
ektopik menurun (pemakaian kontrasepsi
progesteron)
Kontra indikasi kontrasepsi hormonal
 Kontraindikasi absolut kontrasepsi hormonal
TERUTAMA kehamilan atau kecurigaan adanya
kehamilan.
Tromboflebitis, sirosis hepatis, karsinoma payudara,
neoplasma karena estrogen (misalnya karsinoma
endometrium), perdarahan uterus disfungsional,
hiperlipidemia kongenital, perokok berat.

 Kontraindikasi relatif
Riwayat sakit kepala / migren, hipertensi, leiomioma
uteri, diabetes mellitus, rencana operasi elektif, epilepsi,
obstructive jaundice dalam kehamilan, penyakit empedu,
laktasi.
KONTRASEPSI NON-
HORMONAL
 Tanpa alat / obat (cara sederhana) : laktasi, coitus
interruptus, pantang berkala

 Dengan alat : penghalang / barrier (kondom, diafragma,


vaginal sponge), AKDR/IUD

 Dengan obat : spermisida

 Operatif : vasektomi (pria), tubektomi, histerektomi


(wanita)
Metode kontrasepsi non hormonal
 Laktasi

Dengan menyusui, akan keluar hormon prolaktin yang


menyebabkan amenorrhea dan anovulasi à infertilitas
Makin tinggi kadar prolaktin, makin besar kejadian
anovulasi
Menyusui harus dilakukan secara penuh / full dan
sering. Dengan menyusui penuh, efektifitas kontrasepsi
alami akan bertahan 3-6 bulan.
 Coitus interruptus (sanggama terputus)

Prinsip : ejakulasi terjadi di luar vagina.


Kemungkinan kegagalan cukup tinggi, terutama pada
hubungan seks berulang (terdapat spill dari ejakulat
sebelumnya yang kemungkinan mengandung sperma).
Faktor psikis juga mempersulit upaya volunter menarik
penis dari vagina saat menjelang ejakulasi.
 Pantang berkala / sistem kalender

Prinsip : menghindari sanggama pada saat subur /


sekitar ovulasi
Perkiraan masa subur : 14 hari sebelum haid + 2 hari.
Sperma mampu bertahan paling lama 72 jam dalam
saluran reproduksi wanita.
Karakteristik masa subur : viskositas cairan vagina
meningkat akibat pengaruh estrogen tinggi, uji rentang
lendir vagina (Spinbarkeitt) panjang.
Ovulasi dapat diketahui dengan pemeriksaan lendir
cervix, suhu basal dan sitologi vaginal.
 Menentukan masa subur isteri dipakai 3 patokan :

- ovulasi terjadi 14+2 hari sebelum haid yang akan


datang
- sperma dalam saluran reproduksi wanita dapat hidup
dan membuahi dalam 72 jam setelah ejakulasi.
- ovum dapat bertahan hidup sampai 24 jam setelah
ovulasi.

Jika siklus haid tidak teratur : hati-hati dalam


perhitungan.
 Dengan alat / barrier

- kondom pria atau wanita, mencegah penularan


penyakit kelamin melalui kontak genital (tetapi tidak
mencegah penularan melalui kontak manual / oral /
alat lain).
- Pemakaian harus dengan cara yang benar, karena
dapat terjadi bocor atau sobek, atau sperma pria
keluar dari kondom saat menarik penis keluar dari
vagina.
- diafragma / cervical cap wanita, di liang vagina
menutup porsio serviks sebagai barrier terhadap
sperma.
 Obat spermisida

Sediaan berbentuk vaginal suppositoria, cream/jelly,


atau film/tissue, dimasukkan ke dalam vagina 15-30
menit sebelum sanggama.
Keuntungan : murah, dapat dipakai berulang-ulang,
membunuh kuman, termasuk virus AIDS.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) /
Intrauterine Device (IUD)
 Awam : "Spiral"

 Prinsip : menimbulkan reaksi inflamasi lokal dalam


endometrium kavum uteri sehingga menghambat
terjadinya implantasi. Bentuk spiral / melingkar bertujuan
untuk memperluas permukaan kontak dengan dinding
kavum uteri.
 Setelah diteliti ternyata BUKAN abortif. IUD diduga juga
menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma
"berenang" melawan arus.
 Berbagai bentuk IUD : Progestasert (mengandung
hormon progestin), Lippesloop, Copper-T, Copper-7,
Multiload, Ring, dsb

 Model Copper dilapisi kumparan tembaga, bertujuan


untuk menghambat juga enzim-enzim lokal yang
mendukung kehamilan.

 Keuntungan IUD dibandingkan pil : efektifitas tinggi 98-


99%, kerja lokal, kompatibilitas baik, tidak
mempengaruhi produksi air susu ibu postpartum. Namun
efektifitas tergantung dari pemasangan.
 Kontraindikasi :
Kehamilan atau kecurigaan adanya kehamilan,
kelainan organik, perdarahan uterus yang tidak
diketahui sebabnya (dysfunctional uterine bleeding),
infeksi sistemik, infeksi / radang panggul, diabetes
mellitus, kelainan jantung, pasien dalam terapi
kortikosteroid jangka panjang (kontraindikasi relatif,
misalnya pada penderita asma), kelainan lokal alat
reproduksi (misalnya kista, mioma dsb).

Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat haid,


karena :
1) dapat dipastikan tidak ada kehamilan,
2) porsio serviks elastis dan mudah membuka.
Sterilisasi operatif
 - Vasektomi pria :
pengikatan / pemotongan vas deferens kiri dan
kanan pad pria untuk mencegah transport
spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra.
Dilakukan dengan cara operasi, dapat dengan
operasi kecil (minor surgery).

 - Tubektomi :
pengikatan / pemotongan tuba falopii kiri dan kanan
pada wanita untuk mencegah transport ovum dari
ovarium melalui tuba ke arah uterus.
Dilakukan dengan cara operasi (laparotomi /
laparoskopi), dengan berbagai metode.
Efektifitas tinggi, reversibilitas rendah, sehingga
disebut kontrasepsi mantap.

Anda mungkin juga menyukai