Anda di halaman 1dari 39

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM ETIKA
1. FUNGSI DAN KEDUDUKAN PANCASILA

Dasar Negara

Pandangan Hidup
Fungsi dan
kedudukan
Bangsa
PS
Ideologi Negara

Jiwa dan Kepribadian


Bangsa
Ketuhanan

Kemanusiaan

Nilai PS Persatuan

Kerakyatan

Keadilan

Secara normatif  acuan


tindakan baik
Pancasila
Secara filosofis  dijadikan
perspektif kajian nilai dan
norma yg berkembang di
masyarakat
 Sebagai suatu nilai  terpisah satu sama lain, nilai-2
tersebut bersifat universal (ditemukan dimanapun dan
kapanpun).

 Sebagai suatu kesatuan nilai PS yg utuh  nilai-2 tsb


memberikan ciri khusus Ind, karena merupakan
komponen utuh yang terkristalisasi dalam PS.

 PS, awalnya merupakan konsensus politik sbg dasar


negara Ind pd waktu merdeka  berkembang menjadi
konsensus moral.

 PS  sebagai sistem etika, utk mengkaji moralitas


bangsa dlm konteks hubungan berbangsa & bernegara.
2. ETIKA

a. Pengertian

 Etika  kajian ilmiah terkait etiket atau moralitas.


 Etika  sebagai aturan kesusilaan / sopan santun.
 Istilah yg tepat  etiket pergaulan  etiket jurnalistik,
etiket kedokteran, dll.
 Scr etimologis (asal kata), etika berasal dari bhs Yunani,
ethos : watak kesusilaan atau adat. Identik dengan
moral yg berasal dari bhs Latin mos (jamak mores) =
adat atau cara hidup.
Kata etika dan moral ada kesamaan arti, dalam
pemakaian sehari-hari digunakan secara berbeda.
Moral / moralitas  digunakan utk perbuatan yg
sedang dinilai.
Etika  digunakan utk mengkaji sistem nilai yang
ada.
Dalam bahasa Arab, padanan kata etika =
akhlak. Jamaknya khuluk = perangai, tingkah
laku atau tabiat.
b. Aliran Besar Etika
Ada 3 teori / aliran besar bagian etika :
1) Etika Deontologi (ED)
Memandang tindakan baik
atau buruk berdasarkan
E apakah tindakan itu sesuai /
Tak tidak sesuai kewajiban.
mempersoalkan akibat dari
D tindakan tersebut, baik atau
buruk.
Kebajikan  ketika seorang
melaksanakan apa yang sudah
menjadi kewajibannya

Tokoh ED  Immanuel Kant (1734 – 1804).


 Kewajiban moral  sebagai manifestasi hukum
moral adalah sesuatu yang sudah ditanam dalam
setiap diri pribadi manusia yang bersifat
uuniversal.
 Manusia suadah dibekali pemahaman  tindakan
itu baik atau buruk seharusnya melakukan
kebaikan dan meninggalkan keburukan sebagai
perintah tanpa syarat (imperatif / kategoris).

Contoh :
 Kewajiban moral tidak korupsi  merupakan
tindakan tanpa syarat yg hrs dilakukan oleh setiap
mns.
Bukan krn hasil atau adanya tujuan ttt yang akan
diraih. Sebenarnya, scr moral sudah tahu bahwa
korupsi  tindakan yg buruk.
Menekankan bahwa tindakan /
kebijakan hrs didasari oleh motivasi
& kemauan baik dlm diri.
ED
Tanpa pamrih apapun

 Ukuran kebaikan ED  kewajiban, kemauan baik,


kerja keras dan otonomi bebas.
 Setiap tindakan dikatakan baik  bila dilaksanakan
krn didasari kewajiban moral dan demi kewajiban
moral.
Didasari kemauan baik

Kerja keras

Tindakan bila Sungguh-sungguh utk


itu baik melakukan perbuatan itu

Berdasarkan atas otonomi


bebasnya

Tanpa ada paksaan dari luar


2) Etika Teleologi (ET)
ET kebaikan dengan ED

Memandang baik atau buruk berdasarkan tujuan


atau akibat dari perbuatan itu.

Membantu kesulitan ED, ketika dihadapkan pada


atau lebih kewajiban yang bertentangan satu
ET dengan yang lain.

Jawaban ET bersifat situasional  memilih mana


yang membawa akibat baik walaupun harus
melanggar kewajiban nilai norma yang lain.
Contoh :
a) Ketika bencana sedang terjadi, situasi biasanya
chaos. Keadaan chaos, memenuhi kewajiban
sering sulit dilakukan.
b) Kewajiban pakai helm bagi pengendara motor,
tak dapat dipenuhi karena lebih fokus pada satu
tujuan mencari keselamatan.
c) Kewajiban bayar pajak dan hutang  sulit
dipenuhi karena akan kehilangan harta benda.

Dalam situasi diatas, ET perlu dipertimbangkan,


yaitu dari akibat baik, bbrp kewajiban mendapat
toleransi tak dipenuhi.
Kemudian muncul problem  akibat yang baik
itu, baik menurut siapa ?

Pelaku ?
Apakah baik
untuk
Orang lain ?

Dari pertentangan diatas, ET digolongkan


menjadi 2 yaitu :
a) Egoisme etis
b) Utilitarianisme
a) Egoisme Etis (EE)

Memandang tindakan yg baik adalah


tindakan yang berakibat baik untuk
pelakunya.
E
Dibenarkan tiap orang mengejar
E
kebahagiaan utk dirinya. Dianggap
salah / buruk bila membiarkan dirinya
rugi / sengsara
b) Etika Utilitarianisme (EU)

 EU  menilai baik / buruknya suatu perbuatan tergantung


bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
 Tindakan baik, bila manfaatnya besar bagi banyak orang.
EU didalam menentukan suatu tindakan dilematis :
1) Dilihat mana yg memniliki kerugian paling kecil.
2) Manfaat mana yg paling menguntungkan banyak
orang.
Sering terjadi kemanfaatannya besar, ttp hanya
dinikmati oleh sebagian kecil orang.

Tak terpaku pada nilai atau norma yg ada

EU
Setiap tindakan dilihat, apakah akibat yg
ditimbulkan akan memberikan manfaat
bagi banyak orang / tidak.
Bila tindakan, hanya menguntungkan sebagian kecil
orang / merugikan, maka harus dicari alternatif
tindakan lain.
Lebih bersifat realistis
Terbuka thd beragam alternatif tindakan
EU Berorientasi pd kemanfaatan yg besar
Menguntungkan banyak orang

EU, menjawab pertanyaan EE  bahwa kemanfaatan


banyak orang yg lebih diutamakan. Kemanfaatan diri
diperbolehkan sewajarnya karena kemanfaatan itu
harus dibagi kepada orang lain.
Kelemahan EU

a) Karena alasan kemanfaatan utk orang banyak,


membenarkan adanya ketidakadilan thd minoritas.
b) Lebih melihat kemanfaatan materialistis, kurang
memperhatikan non material seperti kasih sayang, nama
baik, hak, dll.
c) Karena manfaat lebih baik berorientasi materi, maka hal-
hal martabat bangsa, nasionalisme, dll diabaikan.
Contoh :
 Dalam rangka menarik investor asing, aset negara banyak dijual.
 Guna meningkatkan devisa negara banyak TKI dikirim ke LN.
 Lingkungan dirusak atas nama mensejahterakan masy,
d) Berorientasi jangka pendek, kurang melihat jangka
panjang seperti kerusakan lingkungan, dampak negatif
pada masa depan dll.
e) Nilai dan norma tidak dianggap penting, berorientasi
hasil, sehingga tindakan yg melanggar nilai dan norma
atas kemanfaatan yg besar tidak masalah.
Contoh : perjudian / prostitusi dibenarkan.

f) EU sulit menentukan mana yg lebih diutamakan,


kemanfaatan yg besar, namun dirasakan oleh sedikit
masy atau kemanfaatan kecil namun yg lebih banyak
dirasakan banyak orang meskipun kemanfaatannya
kecil.
Kelemahan EU, dibedakan 2 tingkatan, yaitu :

 Utilitarianisme aturan
 Utilitarianisme tindakan
Berdasarkan 2 (dua) utilitarianisme diatas, maka :
a) Setiap kebijakan atau tindakan hrs dicek, bertentangan /
tidak dg nilai dan norma. Bila bertentangan hrs ditolak,
walaupun memiliki kemanfaatan yg besar.
b) Kemanfaatan tidak hanya dilihat fisik saja, ttp juga yg
non fisik spt kerusakan mental, moralitas, kerusakan
lingkungan dan sebagainya.
c) Masy yg dirugikan perlu pendekatan personal dan
kompensasi yg memadai utk memperkecil kerugian
material dan non material.
3) Etika Keutamaan (EK)

Tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan

Tidak mendasarkan pada penilaian moral pada


kewajiban terhadap hukum moral, tetapi pada
pengembangan karakter moral diri setiap orang

EK Orang tak hanya melakukan tindakan yang baik,


melainkan menjadi orang yang baik.

Karakter moral dibangun dengan cara meneladani


perbuatan-2 baik yang dilakukan oleh para tokoh besar.
Internalisasi dibangun melalui cerita, sejarah yg
mengandung nilai-2 keutamaan agar dihayati dan ditiru
masyarakat.
Kelemahan EK

a)Ketika terjadid alam masyarakat majemuk 


tokoh-tokoh yg jadi panutan juga beragam,
sehingga konsep keutamaannya juga
beragam. Kondisi ini dikhawatirkan akan
berdampak terjadi benturan sosial.

b)Kelemahan EK diatasi dengan mengarahkan


keteladanan tidak pada figur tokoh tetapi
pada perbuatan baik, sehingga ditemukan
prinsip-prinsip umum tentang karakter yg
bermoral.
3. ETIKA PANCASILA (EP)
Tak bertentangan dg aliran-aliran besar etika.
Merangkum aliran-2 besar etika.

Mendasarkan penilaian baik dan buruk pada


nilai PS  yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
EP
Perbuatan dikatakan baik bukan hanya
bertentangan dengan nilai-2 tsb, tetapi juga
sesuai dan mempertinggi nilai-2 PS.
Nilai-nilai PS bersifat universal, dapat
diterima oleh siapapun dan kapanpun.

Berbicara ttg nilai-2 yang sangat mendasar


dalam kehidupan manusia
Nilai-nilai mendasar dalam
kehidupan manusia :
1) Ketuhanan
 Merupakan nilai tertinggi, karena menyangkut nilai
yg bersifat mutlak.
 Seluruh nilai diturunkan dari nilai ini.
 Suatu perbuatan dikatakan baik, bila tak
bertentangan dengan nilai ini, kaidah dan hukum
Tuhan.
Secara empiris  setiap pelanggaran nilai, kaidah
dan hukum Tuhan akan berdampak buruk.
Contoh :
Pelanggaran kaidah Tuhan untuk pelestarian alam 
terjadi bencana alam banjir, kekeringan, tanah
longsor, dsb.
2) Kemanusiaan
 Perbuatan dikatakan baik bila sesuai dengan
nilai-2 kemanusiaan.
 Prinsip pokok dlm nilai kemanusiaan PS adalah
keadilan dan keadaban. Keadilan mensyaratkan
kesinambungan antara lahir dan batin, jasmani
dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas
mandiri dan makhluk Tuhan yang terikat
hukum-2 Tuhan.
 Keadaban  indikasi keunggulan manusia
dibanding makhluk lain seperti hewan,
tumbuhan dan benda tak hidup.
 Perbuatan dikatakan baik bila sesuai nilai-2
kemanusiaan yg berdasarkan konsep keadilan
dan keadaban.
3) Persatuan
 Perbuatan dikatakan baik bila dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan.

 Sikap egois dan menang sendiri, sikap memecah


belah  perbuatan buruk.

 Perbuatan atas nama agama (Sila I), tetapi kalau


memecah belah persatuan dan kesatuan menurut
etika PS bukan perbuatan yang baik.
4) Kerakyatan
 Dalam kerakyatan terkandung nilai hikmat / kebijaksanaan
dan permusyawaratan. Kata hikmah / kebijaksanaan
berorientasi pada tindakan yg mengandung nilai kebaikan
tertinggi.

 A.n.mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu


kalah dibandingkan mayoritas. Contoh penghapusan 7
kata pada Piagam Jakarta. Minoritas dimenangkan atas
pandangan mayoritas.

 Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik bila


disetujui / bermanfaat utk orang banyak, ttp perbuatan itu
baik bila atas dasar musyawarah berdasarkan hikmah /
kebijaksanaan.
5) Keadilan
 Nilai keadilan lebih diarahkan pada konteks sosial
bukan dalam konteks manusia selaku individu.

 Perbuatan dikatakan baik, bila sesuai dengan


prinsip keadilan masyarakat banyak.

 Menurut Kohlberg (1995 : 37) keadilan merupakan


kebajikan utama.
NILAI PANCASILA
 Dapat menjadi sistem etika yg kuat.
 Tak hanya bersifat mendasar, tetapi realistis dan aplikatif.
 Dalam kajian aksiologis, keberadaan nilai mendahului fakta
 nilai-2 PS meruapkan nilai ideal yg sudah ada dlm cita-2
B. Ind yg harus diwujudkan dalam kehidupan.
 Bersifat abstrak umum dan universal, yaitu nilai yg
melengkapi realitas kemanusiaan dimanapun, kapanpun
dan merupakan dasar bagi setiap tindakan dan munculnya
nilai-nilai lain.
 Nilai Ketuhanan  menghasilkan nilai spiritualitas,
ketaatan dan toleransi.
 Nilai Kemanusiaan  menghasilkan nilai kesusilaan,
tolong menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama,
dll.
 Nilai Persatuan  menghasilkan nilai cinta tanah air,
pengorbanan, dll.
 Nilai Kerakyatan  menghasilkan nilai menghargai
perbedaan, kesetaraan, dll.
 Nilai Keadilan  menghasilkan nilai kepedulian,
kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama, dll.
4. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI PERSOALAN
BANGSA & NEGARA

(Studi Kasus Korupsi)

Memprihatinkan, banyak masalah dalam bentuk krisis


multidimensional (Epoleksosbud, Hankam, Pendidikan, dll)

Hulunya krisis moral, yg tragisnya dilakukan oleh eksekutif, legeslatif


maupun yudikatif.
NKRI
Moralitas memegang kunci guna mengatasi krisis moral.

Indikator kemajuan B. Ind tak cukup diukur hanya dari kepandaian


WNI, kekayaan alam, dll tetapi yg mendasar adalah bangsa tsb
memegang teguh moralitas.
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan
suatu bangsa.
Individu

Moralitas Sosial

Mondial

a. Moralitas Individu (MI)


1) Lebih merupakan kesadaran ttg prinsip baik yg bersifat kedalam.
2) Tertanam dalam diri manusia, berpengaruh thd cara berpikir dan
bertindak.
3) Orang yg memiliki moralitas individu yg baik akan muncul dalam
sikap dan perilaku (sopan, rendah hari, toleran, suka menolong,
bekerja keras, rajin ibadah, rajin belajar, tidak suka menyakiti
orang lain dll).

Moralitas Individu  muncul dr dlm, bkn krn dipaksa dr luar.


 berakumulasi menjadi moralitas sosial, shg tampak perbedaan
masy bermoral tinggi dan rendah.
b. Moralitas Sosial (MS)
Tercermin dari MI dalam melihat kenyataan sosial.
Seorang MI-nya baik, dpt MS-nya kurang baik, terutama
bagaimana berinteraksi dg masy yg majemuk. Sikap toleran,
suka membantu hanya ditujukan kepada orang
dikelompoknya, ttp tak toleran pd orang lain diluar
kelompoknya.

MI dan MS  memiliki hub sangat erat dan saling


mempengaruhi.
MI dpt dipengaruhi MS atau sebaliknya seorang yang MI-nya
baik, ketika hidup dilingkungan masy yg bermoral buruk, dpt
menjadi amoral. Hal ini sering terjadi dilingkungan
pekerjaan. Ketika lingkungan pekerjaan berisi orang-2 yg
bermoral busuk  orang yg bermoral baik akan dikucilkan /
diperlakukan tidak adil.
Tak terpengaruh

Orang
MI-nya baik Dapat mempengaruhi
lingkungan moral jelek

Menyesuaikan diri

Orang
MI-nya lemah
Mengikuti
c. Moralitas Mondial (MM)

Bersifat universal
Moralitas Berlaku dimanapun dan kapanpun
mondial
Terkait dg keadilan, kemanusiaan,
kemerdekaan dsb

Moralitas analog = kusir kereta kuda yg harus


mampu mengarahkan kereta akan berjalan. Arah
perkalanan, tak lepas dari kemana tujuan hendak
dituju.
Orang bermoral  tahu arah mana yg dituju, shg
langkah dan pikiran hanya diarahkan ke tujuan
Pelajaran yang baik :
Pendahulu B.Ind utk merdeka, MI dan MS-nya sangat kuat
dengan diselimuti MM. Setelah Ind merdeka, banyak mereka
tak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri. Dasar
moral yg melandasi perjuangan mereka terabadikan dalam
pembukaan UUD 1945 (dlm alinea-2nya).

Alinea pertama :
Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh
karena itu .......

Alinea ini :
 Payung moral para pejuang kemerdekaan.
 Telah terjadi pelanggaran hak kemerdekaan B. Ind

 Pelanggaran hak kemerdekaan  berarti pelanggaran MM


(perikemanusiaan, perikeadilan).
 Bentuk penjajahan apapun, meruntuhkan nilai-2 hakiki
manusia.
Pembukaan UUD 1945  jelas bahwa moralitas
sangat mendasari perjuangan merebut
kemerdekaan dan bagaimana mengisinya.

Mengapa B.Ind  hrs merebut kemerdekaan ?


 Karena penjajahan bertentangan dengan nilai
kemanusiaan dan keadilan (Alinea I).

 Secara eksplisit founding fathers menyatakan 


kemerdekaan dapat diraih karena rahmat Allah dan
adanya keinginan luhur bangsa (Alinea III).

 Ada perpaduan, nilai ilahiah dan nilai humanitas yg


saling melengkapi. Dalam membangun negara 
perlu dasar-2 nilai yg bersifat universal (nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
dan Keadilan).
Barang sangat mahal (semakin
langka orang yang bermoral)
Moralitas saat ini
di Indonesia
Barang murah, banyak orang
menggadaikan moralitas dg
beberapa lembar uang

 Ada keterputusan (missing link) antara alinea


I, II, III dengan alinea IV.
 Nilai-2 yg menjadi dasar dan tujuan negara 
telah digadaikan dengan serakah dan
bergelimang harta.
 Egoisme  mengalahkan solidaritas dan
kepedulian pada sesama.
BAGAIMANA MEMBANGUN KESADARAN MORAL
ANTI KORUPSI BERDASARKAN PANCASILA

 Korupsi  berarti sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan,


ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan
dari kesucian.
 Kasus korupsi di Ind  semakin merajalela.
 Oleh krn itu penyelesaian korupsi  melalui beragam cara /
pendekatan (eksternal dan internal).

Adanya unsur dari luar diri manusia yg berkekuatan


memaksa orang tak korupsi, spt hukum yang kuat /
hukuman berat, penegak hukum yg bersih.
Eksternal
Terciptanya budaya dan watak masyarakat (orang
enggan / malu korupsi dan lain-lain).
Kekuatan yg muncul dari dalam diri manusia /
individu dan mendapat penguatan dari pendidikan
dan pembiasaan.
Internal
Pendidikan yang kuat  dari keluarga,
menanamkan jiwa anti korupsi, kemudian
diperkuat pendidikan formal dan non formal.

Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan PS 


membangun mentalitas melalui penguatan eksternal dan
internal dalam diri masy.
Di PT  pendidikan PS.
Nilai-2 PS  bila benar-benar dipahami, dihayati dan
diamalkan, pasti mampu menekan angka korupsi.
Nilai-2 PS (sila I, II, III, IV, V)  merupakan kesatuan organis,
akan menjadi kekuatan moral besar bila dijadikan landasan
moril dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
pemberantasan korupsi.
Penanaman nilai-nilai PS paling efektif :
Melalui pendidikan
Melalui media (elektronik, cetak).

Pendidikan informal di keluarga  harus


menjadi landasan utama dan didukung
oleh pendidikan formal disekolah dan non
formal di masyarakat.

Peran media  penting, memiliki pengaruh


dan daya jangkau yg luas, shg media harus
memiliki visi, misi mendidik bangsa dan
membangun karakter PS di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai