Pengendalian Biologis
1. Aplikasi jamur Beauvaria bassiana
Hasil penelitian dan pelaksanaan di lapangan menunjukkan
bahwa jamur Beauvaria bassiana dapat menginfeksi stadia larva,
pupa dan serangga dewasa Hypothenemus hampei. Dosis aplikasi
yang efektif adalah 2,5 kg biakan Beauvaria bassiana pada media
padat (jagung atau beras) per hektar per satu kali aplikasi.
Aplikasi dilakukan dengan cara membuat
suspensi konidia yang selanjutnya
disemprotkan dengan alat knapsack sprayer
atau mistblower pada saat serangga Penggerek
Buah Kopi mulai masuk ke dalam buah (biji
mulai mengeras). Aplikasi diulang setiap bulan
sebanyak 3 kali aplikasi.
Untuk menjaga daya rekat konidia jamur pada
permukaan buah maka dapat ditambahkan
senyawa perekat dengan konsentrasi 0,1 – 0,2
%.
2. Pelepasan Parasitoid
Saat ini telah dimasukkan ke Indonesia serangga parasitoid
hama Penggerek Buah Kopi yaitu Cephalonomia
stephanoderis. Serangga tersebut berasal dari Afrika dan
memarasit serangga Hypothenemus hampei stadia larva dan
pupa. Perbanyakan serangga parasitoid ini mengalami
hambatan karena ketersediaan inang tidak bias kontinyu,
yaitu tergantung dari musim panen kopi yang hanya setahun
sekali.
3. Penggunaan klon tanaman yang masak serentak
Di daerah dataran rendah dengan menggunakan klon Kopi
Robusta BP 42, BP 288 dan BP 234. Sedang di daerah
dataran tinggi menggunakan klon BP 42, BP358 dan BP 409.
Pengendalian Dengan Insektisida
1. Pengendalian hama Penggerek Buah Kopi
dengan menggunakan insektisida hendaknya
dilakukan sesuai dengan perilaku hama, cara
dan alat aplikasi yang tepat, dan dalam keadaan
terpaksa yaitu apabila cara-cara pengendalian
lain tidak efektif dan tingkat serangan cukup
tinggi. Dari hasil pengujian diketahui bahwa
insektisida dengan bahan aktif endosulfan
sangat efektif dalam menekan populasi dan
kerusakan akibat serangan Penggerek buah Kopi.
Insektisida tersebut diaplikasikan dengan
alat knapsack sprayer pada saat biji kopi mulai
mengeras dengan dosis 0.8 – 1.6 liter
formulasi per hektar. Aplikasi dengan interval
satu bulan sebanyak 3 kali per masa panen.
5. Pengeringan kopi
Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air
dalam biji kopi HS yang semula 60-65% sampai menjadi 12%. Pada
kadar air ini, biji kopi HS relative aman untuk dikemas dalam karung
dan disimpan di gudang pada kondisi lingkungan tropis. Proses
pengeringan dapat dilakukan dengan cara penjemuran, mekanis dan
kombinasi keduanya. Buah kopi mutu rendah (inferior) hasil sortasi
di kebun sebaiknya diolah secara kering.
6. Pengukuran kadar air biji
Penentuan kadar biji kopi merupakan salah satu tolak ukur proses
pengeringan agar diperoleh mutu hasil yang baik dan biaya
pengeringan yang murah. Akhir dari proses pengeringan harus
ditentukan secara akurat.
Pengeringan yang berlebihan (menghasilkan biji kopi dengan kadar
air jauh di bawah 12%) merupakan pemborosan bahan bakar dan
merugikan karena terjadi kehilangan berat. Sebaliknya jika terlalu
singkat, maka kadar air kopi belum mencapai titik keseimbangan
(12%) sehingga biji kopi menjadi rentan terhadap serangan jamur
pada saat disimpan atau diangkut ke tempat konsumen.
7. Penggilingan kopi
Biji kopi kering atau kopi HS kering digiling dengan mesin huller
untuk mendapatkan biji kopi beras.
Selanjutnya untuk memperoleh kopi bubuk dan meningkatkan luas
permukaan kopi dilakukan penggilingan Pada kondisi ini, citarasa
kopi akan lebih mudah larut pada saat dimasak dan disajikan,
dengan demikian seluruh citarasa kopi terlarut ke dalam air seduan
kopi yang akan dihidangkan (Starfarm,2010). Penggilingan kopi
sebaiknya hanya dilakukan terhadap kopi HS yang sudah kering.
8. Penyimpanan/penggudangan
Penggudangan bertujuan untuk menyimpan hasil panen yang telah
disortasi dalam kondisi yang aman sebelum dipasarkan ke
konsumen. Beberapa faktor penting pada penyimpanan biji kopi
adalah kadar air, kelembaban relatif udara dan kebersihan gudang.
Udara yang lembab pada gudang di daerah tropis merupakan
pemicu utama pertumbuhan jamur pada biji, sedangkan sanitasi
atau kebersihan yang kurang baik menyebabkan hama gudang
seperti serangga dan tikus akan cepat berkembang.