T ASMA
234 JutaJiwa 80% Kematian
11.179.032 jiwa
Defisit BPJS Kesehatan
Rp 28,5 triliun
Disabilitas di usia produktif
AKIBAT ASMA
TUJUAN
Riwayat dan Riwayat berupa riwayat rhinitis alergi atau eksim, atau
riwayat keluarga asama atau alergi, peningkatan
Uji Lain
Global Initiative for Asthma, 2019
Uji Lain
Uji • Suatu pilihan untuk melihat variabel keterbatasan aliran
udara untuk menilai hiperrensponsifitas aliran udara
Uji Alergi
Konfirmasi dengan tes objektif harus dilakukan apabila dasar diagnosis asma pada
pasien belum didokumentasikan sebelumnya.
Banyak pasien dengan diagnosis asma pada perawatan primer (25-35%) yang tidak
dapat dipastikan memiliki asma.
Konfirmasi termasuk percobaan dengan dosis yang lebih rendah atau lebih tinggi dari
terapi controller biasanya, atau mungkin perlu untuk menghentikan terapi controller
untuk mengkonfirmasi diagnosis asma
Napas pendek persisten dan batasan aliran Pertimbangkan untuk meningkatkan terapi controller
udara persisten. selama 3 bulan, kemudian periksa kembali gejala dan
fungsi paru-paru. Jika tidak ada respons, lanjutkan
perawatan sebelumnya.
a
Infeksi berulang, batuk produktif, sinusitis Diskinesia silia primer
Bising jantung Penyakit jantung bawaan
Persalinan prematur, gejala sejak lahir Displasia bronkopulmoner
g 12-39
Batuk berlebih dan produksi lendir, gejala gastrointestinal
Bersin, gatal, hidung tersumbat, batuk-batuk kecil
Fibrosis sistik
Sindrom batuk saluran napas atas kronis
n
tahun Dispnea, mengi inspirasi Obstruksi laring
Pusing, paresthesia, mendesah Hiperventilasi, pernapasan yang disfungsional
Batuk produktif, infeksi berulang Bronkiektasis
os Batuk berlebih dan produksi lendir
Bising jantung
Fibrosis sistik
Penyakit jantung bawaan
is Napas pendek, riwayat keluarga emfisema
Gejala timbul tiba-tiba
40 tahun Dispnea, mengi inspirasi
Kekurangan alfa1-antitripsin
Benda asing terhirup
Obstruksi laring
B ke atas
Pusing, paresthesia, mendesah
Batuk, dahak, dispnea saat aktivitas, merokok atau paparan bahaya
Hiperventilasi, pernapasan yang disfungsional
COPD
a
Batuk produktif, infeksi berulang
Dispnea dengan aktivitas, gejala nokturnal
Bronkiektasis
Gagal jantung
n
Pengobatan dengan inhibitor angiotensin converting enzyme (ACE) Batuk terkait obat
Dispnea karena aktivitas, batuk tidak produktif, jari tabuh Penyakit parenkim paru
Dispnea tiba-tiba, nyeri dada Emboli paru
di
Semua
Dispnea, tidak responsif terhadap bronkodilator
Batuk kronis, hemoptisis, dispnea; dan/atau kelelahan, demam,
Obstruksi jalan napas sentral
Tuberculosis
n
usia berkeringat (malam), anoreksia, penurunan berat badan
g
Global Initiative for Asthma, 2019
Pemicu Contoh
Alergen Serbuk sari, jamur, tungau debu rumah,
(Walker, 2012).
Faktor Risiko Asma
Faktor Genetik Faktor Lingkungan
• Alergen didalam ruangan (tungau, debu
1.Hipereaktivitas
rumah, dll).
• Alergen diluar ruangan (tepung sari, dll)
1.Atopi/alergi bronkus • Makanan (bahan tambahan, pewarna, kacang,
makanan laut, susu sapi, telur)
• Obat-obatan tertentu (misalnya golongan
1.Faktor yang memodifikasi penyakit
genetik
aspirin, NSAID, β bloker, dll)
• Bahan yang mengiritasi (misalnya parfum,
household spray, dan lain-lain)
1.Jenis kelamin
• Ekspresi emosi berlebih
• Asap rokok
1.Ras/etnik • Polusi udara di luar dan didalam ruangan
• Exercised induced asma
• Perubahan cuaca
Klasifikasi Asma
Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penting bagi pengobatan dan perencanaan tata laksana jangka
panjang. Semakin tinggi tingkat keparahan asma, maka semakin tinggi tingkat pengobatan.
Klasifikasi Keparahan Asma
Komponen Keparahan Persisten
Intermiten
Ringan Sedang Parah
Gejala < 1 /minggu ≥ 1 /minggu harian harian
< 1 /hari
Serangan malam hari ≤ 2 /bulan >2 / bulan ≥ 1 /minggu Sering
Gangguan
% prediksi FEV1/PEFR ≥ 80% ≥ 80% 60-80% ≤ 60%
• Dispnea
• Dada terasa sesak
• Batuk kering (terutama di malam hari)
• Mengi saat ekspirasi pada auskultasi
• Atopi
Asma Akut
• Dispnea berat
• Sesak napas
• Dada terasa sesak atau terbakar
• Mengi saat ekspirasi dan inspirasi pada auskultasi
• Batuk kering
• Takipnea
• Takikardia
• Pucat atau sianosis
• Hiperinflasi dada dengan retraksi interkostal dan supraklavikula.
• Bunyi nafas dapat berkurang dengan obstruksi berat.
Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., & Dipiro, C. V.
(2015). Pharmacotherapy Handbook (9th ed.). United
States: McGraw-Hills Education.
Patofisiologi Asma
Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman and Gilman’s : The pharmacological basis of therapeutics (12th ed.). New York: Mc Graw Hill .
Brunton, L., Dandan, R. H, & Knollman, B. (2017). Goodman and Gilman’s : The pharmacological basis of therapeutics (13th ed.). New York: Mc Graw Hill .
• IL-4 → menyebabkan sel B berdiferensiasi
menjadi sel plasma yang memproduksi IgE
• →
Con’t
IL-5 menyebabkan terjadinya
eosinofilopoiesis dan aktivasi eosinophil
• IL-13 → stimulasi produksi mucus dan
menyebabkan sel B berdiferensiasi menjadi sel
plasma yang memproduksi IgE
Brunton, L., Chabner, B., & Knollman, B. (2011). Goodman and Gilman’s : The pharmacological basis of therapeutics (12th ed.). New York: Mc Graw Hill .
Brunton, L., Dandan, R. H, & Knollman, B. (2017). Goodman and Gilman’s : The pharmacological basis of therapeutics (13th ed.). New York: Mc Graw Hill .
Medikasi asma ditunjukan untuk
mengatasi dan mencegah gejala obstruksi
jalan nafas. Medikasi asma terdiri atas
pengontrol dan pelega
Terapi
Terapi pada asma
ogi
Kortikosteroid sistemik
Kortikosteroid sistemik Methyl xanthin
Antikolinergik Agonis beta 2 kerja panjang
Aminofillin Antihistamin
andrenalin Nedokromil sodium
Sodium kromaglikat
Global Initiative for Asthma. (2019). Global Strategy for Asthma Management and Prevention. GINA
Obat-obat ASMA
1. Golongan metyl xanthin
A. THEOFILIN
Senyawa teofilin merupakan salah satu obat yang dibutuhkan pada serangan asma yang berlangsung lama. Selain itu, teofillin
dapat digunakan sebagai profilaksis terhadap serangan asma
2. Anti muskarinik
Antimuskarinik bekerja dengan memblok efek bronkokontriksi dari asetil kolin pada reseptor
muskarinik M3 yang terdapat pada otott polos saluran nafas. Obat antimuskarinik terdiri atas 2 jenis:
Global Initiative for Asthma. (2019). Global Strategy for Asthma Management and Prevention. GINA
Algoritma Terapi Asma a) Tidak ada gejala atau minimal
• Tujuan utama penatalaksanaan a) Tidak ada serangan asma pada malam hari
asma adalah mencapai asma
terkontrol sehingga penderita
asma dapat hidup normal a) Tidak ada keterbatasan aktivitas termasuk olahraga
tanpa hambatan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. a) Tidak ada pemakaian obat pelega atau minimal
• Kriteria Asma terkontrol pada a)Variasi harian APE (Arus Puncak Ekspirasi) kurang dari 20%
anak dan dewasa adalah
sebagai berikut: a) Nilai APE normal atau mendekati normal
Algoritma
• Gejala (batuk, sesak, mengi, dada terasa berat)
yang bertambah
• Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE) <80%
Asma
inhaler, setiap 20 menit, selama 1 jam
di Fasilitas
(Nebulisasi 1x, respon baik, (Nebulisasi 2-3x, respon (Nebulisasi 3x, respon
gejala hilang) parsial) buruk)
Observasi 1-2 jam Berikan oksigen Sejak awal berikan
Jika efek bertahan, boleh Nilai kembali derajat oksigen saat/di luar
Kesehatan
pulang serangan, jika sesuai nebulisasi
Jika gejala timbul lagi, dengan serangan sedang, Pasang infus
perlakukan sebagai observasi di ruangan Nilai ulang klinisnya,
serangan sedang rawat sehari jika sesuai dengan
serangan berat, rawat
inap
Foto toraks
Pertama
Boleh pulang:
Bekali obat β-agonis
Ruangan rawat sehari/kontrol
fasilitas kesehatan:
Oksigen diteruskan
Ruang rawat inap:
Oksigen diteruskan
Jika sudah ada obat Atasi dehidrasi/asidosis
pengontrol, teruskan Berikan steroid oral jika ada
Jika infeksi virus Nebulisasi tiap 2 jam Steroid i.v tiap 6-8 jam
sebagai pencetus, dapat Bila dalam 8-12 jam Nebulisasi tiap 1-2 jam
diberi steroid oral perbaikan klinis stabil, Aminofilin i.v awal,
Dalam 24-48 jam pasien boleh pulang lanjutkan rumatan
kontrol ke poliklinik Jika dalam 12 jam klinis Jika membaik dalam 4-
untuk evaluasi belum membaik, alih ke 6x nebulisasi, interval
ruang rawat inap jadi 4-6 jam
Jika dalam 24 jam
perbaikan klinis stabil,
boleh pulang
Jika dengan steroid dan
aminofilin parenteral
tidak membaik, bahkan
timbul ancaman henti
napas, alih ke ICU
Algoritma Terapi (Anak >12 Tahun
dan Dewasa) STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4 STEP 5
Asma
Asma persisten
intermiten Step Up jika
perlu
ICS dosis tinggi (periksa
ICS dosis ICS dosis + LABA kepatuhan,
rendah + rendah harian
ICS dosis Rujuk untuk kontrol
Utama atau ICS dosis ICS dosis rendah
formoterol rendah + + LABA
sedang + penilaian fenotipik lingkungan,
jika LABA ± terapi tambahan, dan kondisi
formoterol jika mis.tiotropium, penyerta)
dibutuhkan perlu anti-IgE, anti-IL5 /
5R, anti-IL4R
Kontrol Penilaian
ICS dosis LTRA atau ICS Tambahkan OCS
ICS dosis ICS dosis
dosis rendah dosis rendah,
rendah setiap sedang, atau ICS sedang + Step Down
Alternatif setiap tetapi
penggunaan penggunaan
dosis rendah + tiotropium/
pertimbangkan jika
SABA LTRA LTRA memungkin
SABA efek samping
-kan (asma
Reliever terkontrol
umum ICS dosis rendah + formoterol jika dibutuhkan dengan baik
digunakan setidaknya
Reliever SABA jika dibutuhkan 3 bulan)
pilihan lain
Algoritma Terapi (Anak 6-11 Tahun)
STEP 1 STEP 2 STEP 3 STEP 4 STEP 5
Kontraindikasi
Dosis
• Tiap 5 mL mengandung Salbutamol
sulfate 2 mg, Guaifenesin 75 mg • Dewasa : 10-20 mL. Anak 6-12 tahun : 5-
• Mekanisme : 10 mL. Anak < 6 tahun : 2.5-5 mL.
• Salbutamol (agonis selektif β-2 Diberikan 2-3 kali/hari.
adrenergik) relaksasi otot polos
bronkus (bronkodilatasi)
Efek Samping
• Guaifenesin atau Glyceryl
Guaiacolate (ekspektoran) • Tremor halus terutama pada tangan,
meningkatkan volume dan
mengurangi viskositas mukus takikardia ringan, palpitasi, sakit kepala,
sehingga dahak mudah dikeluarkan gangguan saluran cerna, mengantuk
• Untuk melebarkan saluran napas
(bronkus) dan membantu mengeluarkan
dahak pada kondisi asma disertai batuk
Resep 2
Apotek KF 366 Maharaja, Depok
R/ Seretide 500/50 No I
S 2 dd 1
R/ Berotec MDI No I
S prn 2 puff (bila sesak)
Seretide Accuhaler 50/500 mcg
• Komposisi: Salmeterol 50 mcg, Fluticasone propionate 250 mcg
• Mekanisme :
1) Fluticasone merupakan kortikosteroid trifluorinasi sintetik dengan efek anti-inflamasi yang kuat yang
merupakan agonis reseptor glukokortikoid yang menghambat berbagai tipe sel dan produksi mediator atau
sekresi yang menyebabkan asma
2) Salmeterol xinafoate, agonis adrenergik β-2 yang menstimulasi adenilsiklase intraseluler dalam mengkatalisasi
perubahan ATP menjadi cAMP. Peningkatan kadar cAMP menyebabkan relaksasi otot bronkus dan menghambat
pelepasan mediator hipersensitif dari sel mast
• Indikasi: Pengobatan umum pada pasien dengan penyakit obstruktif saluran nafas termasuk asma, PPOK
termasuk bronkitis dan emfisema
• Dosis: dua kali sehari satu inhalasi
• Efek samping: Reaksi hipersensitivitas, hipokalemia, agitasi, gugup, tremor, sakit kepala, pusing, iskemia miokard,
aritmia, takikardia, palpitasi, bronkospasme paradoks, batuk, iritasi tenggorokan, mual, muntah, hiperhidrosis,
reaksi kulit, kejang otot, mialgia, kelemahan otot, peningkatan tekanan darah sistolik, penurunan tekanan darah
diastolik
• Kontraindikasi: Hipersensitif pada komponen produk, hipersensitif terhadap susu
Berotec Metered Dose Inhaler (MDI)
• Komposisi: Fenoterol HBr 100 mcg/puff
• Mekanisme : Fenoterol HBr merupakan agonis adrenergik β-2 yang menstimulasi adenilsiklase
intraseluler dalam mengkatalisasi perubahan ATP menjadi cAMP. Peningkatan kadar cAMP
menyebabkan relaksasi otot bronkus dan menghambat pelepasan mediator hipersensitif dari
sel mast
• Indikasi: Pengobatan serangan asma akut. Profilaksis asma akibat olahraga. Terapi simtomatik
asma bronkial dan bronkitis obstruktif kronik
• Dosis: Bila sesak, 2 semprot
• Efek samping:
1. Serak atau disphonia, sakit kepala, kandidiasis apada mulut dan tenggorokan, arthralgia,
kram pada otot.
2. Tanda overdosis antara lain gemetaran, sakit kepala, detak jantung meningkat
• Kontraindikasi: Hipersensitivitas, kardiomiopati obstruksi hipertropi, takiaritmia
Gambar dan
Cara Penggunaan
Alat
Gambar dan Cara Penggunaan Alat
Analisis Resep
No Resep Nama Komposisi Indikasi Dosis Efek Samping Konseling/PIO
Obat
4 R/ Pulmicort no. X Pulmicort Budesonide Asma Dosis awal: Suara serak, Diuapkan menggunakan alat
S.u.e. 0.25 0.5 mg/2 mL bronkial Dewasa dan anak-anak iritasi ringan nebulizer, kemudian dihirup.
mg/mL ≥ 12 tahun: 1-2 mg 2 x pada Pulmicort merupakan agen
respules sehari tenggorokan, pencegahan, yang harus dikonsumsi
Anak-anak umur 3 iritasi lidah dan secara teratur dan tidak boleh
bulan – 12 tahun: 0.5- mulut, mulut digunakan sebagai terapi tunggal
1 mg 2 x sehari kering, untuk meredakan serangan asma
kandidiasis, akut.
Dosis maintenance: batuk Setelah pemberian setiap dosis
Dewasa: 0.5-1 mg 2 x Pulmicort, diharapkan untuk mencuci
sehari muka dan membilas mulut dengan
Anak-anak umur 3 air.
bulan – 12 tahun: Penyimpanan Pulmicort Respules
0.25-0.5 mg 2 x sehari harus terhindar dari cahaya dengan
menyimpannya di dalam amplop foil.
No Resep Nama Komposisi Indikasi Dosis Efek Samping Konseling/PIO
Obat
Sediaan obat digunakan dengan cara
R/ Combivent no. X Combivent 1 botol larutan Penyakit • Pengobatan serangan akut: Sakit kepala, iritasi diuapkan dengan alat nebulizer yang
S.i.m.m. 20 unit dosis unit (2,5 paru 1 unit botol, jika serangan tenggorokan, batuk, sesuai, kemudian dihirup. Dosis dan
frekuensi penggunaan obat sesuai dengan
dosis ml) untuk obstruktif belum berkurang dapat mulut kering, yang dianjurkan oleh dokter. Sediaan obat
tidak boleh digunakan secara oral/ditelan
tunggal 2,5 inhalasi dan ditingkatkan menjadi 2 unit gangguan motilitas atau diberikan secara
ml mengandung: serangan botol GIT (termasuk parenteral/disuntikan. Sebagai upaya
menghindari kontaminasi mikroba, setelah
- Ipratropium asma akut sembelit, diare dan botol sediaan obat dibuka larutan obat
harus segera digunakan karena larutan obat
bromide pada • Dosis maintenance: 1 unit muntah, mual, dan tidak mengandung bahan pengawet. Jika
0,5 mg pasien dosis botol tiga atau empat pusing larutan obat masih tersisa setelah
digunakan, maka larutan tersebut harus
sesuai yang kali sehari dibuang dan tidak boleh digunakan kembali
untuk pemakaian selanjutnya.
dengan membutuh Cara menggunakan obat:
ipratropium kan lebih 1. Siapkan nebuliser untuk diisi
2. Buka kantong foil dan sobek satu botol
bromide dari satu dosis satuan dari strip
3. Buka botol satuan dosis dengan
anhidrat bronkodilat memutar bagian atas dengan kuat
0,52 mg or tunggal 4. Peras isi botol dosis unit ke dalam
reservoir nebuliser
- Salbutamol 5. Pasang nebuliser dan gunakan sesuai
petunjuk dokter
sulfat 2,5 6. Setelah menggunakan buang semua
mg sesuai larutan yang tersisa di reservoir dan
bersihkan nebuliser
dengan Mungkin setelah menggunakan obat ini
Anda akan merasakan efek samping sakit
Salbutamol kepala, iritasi tenggorokan, batuk dan
basa 3,01 mulut kering, hal tersebut bisa ditangani
dengan kumur-kumur menggunakan air
mg setiap kali selesai menggunakan obat dan
banyak meminum air mineral.
No Resep Nama Komposisi Indikasi Dosis Efek Samping Konseling/PIO
Obat
5 R/ Seretide 250 no I Seretide - Salmeterol Terapi rutin 2x sehari 1 kali hirup Nyeri sendi, kram Dua kali sehari, satu kali hirup. Jika terlupa
S 2dd 1 puff 1 50/250 50 mcg penyumbatan otot, sakit kepala, langsung gunakan, tapi jika mendekati
- Fluticason saluran nafas, peningkatan detak waktu pemakaian selanjutnya, langsung saja
e termasuk asma jantung, kandidiasis dosis berikutnya.
propionate pada mulut dan
250 mcg esofagus, mual, Hal yang harus diperhatikan:
muntah, - Cuci tangan sebelum menggunakan
osteoporosis, - Setelah menghisap obat, tahan nafas
mimisan, batuk, selama 10 detik
iritasi tenggorokan - Setelah mengeluarkan nafas, kumur
mulut dengan air bersih dan buang
Kesimpulan
• Penyakit asma yang merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas hiperaktivitas bronkus sehingga menyebabkan gejala
episodic berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk terutama pada malam atau
dini hari. Penyakit asma ini dapat disebabkan oleh beberapa factor pencetus asma itu sendiri antara lain
dapat berupa tungai debu rumah, bulu binatang, perubahan cuaca, bau-bauan yang menusuk, asap
rokok, polusi kendaraan bermotor, asap rumah tangga, obat-obatan tertentu, infeksi saluran
pernapasan, serbuk sari bunga, emosi berlebihan, makanan, minuman dingin, kecapean atau kelelahan
fisik. Dimana factor pencetuas asma itu sendiri tidak selalu sama untuk setiap individu penderita asma.
• Jenis obat-obatan asma terdiri atas dari dua kategori yang pertama obat pelega atau pereda yaitu untuk
meredakan serangan asama, obat ini hanya dipakaipada saat serangan, bila sudah reda obat dapat
dihentikan, dan jika pemakainnya menjadi sering menandakan asma tidak terkendali. Contoh obat
kategori pertama ini yaitu salbutamol dan teofilin. Kategori kedua yaitu obat pengontrol atau
pengendali untuk menekan reaksi peradangan penyebab asma, dan digunakan untuk mencegah
seranfan asma. Contoh kategori kedua ini adalah fluticasone dan budesonide.
• Memahami resep-resep terkait penyakit asma yang sering digunakan oleh masyarakat
Saran
• Apoteker diharapkan dapat mengkomfirmasi dan memberikan
rekomendasi yang tepat kepada dokter penulis resep jika ditemukan
ketidaksesuain pengobatan pada pasien. Apoteker juga diharapkan
mampu memahami dan mengerti obat-obat yang sering masyarakat
gunakan seperti obat asma.