Anda di halaman 1dari 11

Penyakit stroke

Oleh: dina febriana


Defenisi
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan
darah ke otak terganggu atau berkurang akibat
penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh
darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-
sel pada sebagian area otak akan mati.
Etiologi
Penyakit stroke adalah penyakit yang terjadi ketika aliran darah di otak berhenti seketika. 
Dalam hitungan menit, sel otak mulai mati. Terdapat 2 jenis dari penyakit ini. Jenis dari penyakit
stroke adalah:


Stroke iskemik, merupakan yang paling sering terjadi. Penyebab stroke iskemik adalah adanya
jendalan darah yang menyumbat pembuluh darah.


Stroke hemoragik. Penyebab stroke hemoragik disebabkan karena pecahnya pembuluh darah
sehingga darah mengalir keluar.

Ada yang disebut dengan “Stroke Mini” atau Transient Ischaemic Attacks (TIA). TIA ini terjadi
ketika aliran darah di otak hanya berhenti sebentar. Stroke ringan seperti ini bisa terjadi secara
tiba-tiba. Anda tetap harus waspada dengan stroke ringan. Baik penyebab stroke ringan dan
stroke yang serius, semua harus tetap diwaspadai. Stroke ringan memiliki durasi
serangan yang singkat dan dalam banyak kasus, stroke ringan tersebut bisa pulih
dalam beberapa menit.
Patofisiologi
Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan hemorhagik.

Stroke Iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100
gram per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan CBF di bawah
nilai normal dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF
pada pasien dengan infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit. [2-3] Patofisiologi stroke
iskemik dibagi menjadi dua bagian: vaskular dan metabolisme.

Stroke Hemorrhagik

Stroke hemorrhagik dibagi menjadi perdarahan intraserebral

Pada perdarahan intraserebral, perdarahan masuk ke dalam parenkim otak akibat


pecahnya arteri penetrans yang merupakan cabang dari pembuluh darah superficial dan
berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian distalnya berupa anyaman
kapiler. Hal ini dapat disebabkan oleh diathesis perdarahan dan penggunaan antikoagulan
seperti heparin, hipertensi kronis, serta aneurisma.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis stroke adalah kehilangan motorik disfungsi motorik
yang paling umum adalah hemiplegi karena lesi pada otak yang
berlawanan, hemparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh. Pada awal
stroke biasanya paralisis menurunnya reflek tendon dalam, kehilangan
komunikasi, gangguan persepsi, kerusakan kognitif dan efek psikologis,
disfungsi kandung kemih (Smeltzer, 2002 : 213).
Pengobatan
 Pengobatan stroke iskemik. Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus
untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan
aliran darah.


Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan
awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan.
Askep
 Pengkajian

Pengkajian stroke non hemoragik meliputi anamnesis, riwayat


penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik dan
pengkajian psikososial.

1. Anamnesis

Identitas klien meliputi nama, usia (kebanyakan terjadi pada


usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register,
dan diagnosa medis.

2. Riwayat penyakit saat ini

Serangan stroke non hemoragik sering kali berlangsung sangat


mendadak pada saat klien sedang melakukan aktivitas.
Next
klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar selain gejala kelumpuhan
separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.

3. Riwayat Penyakit Terdahulu

Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes


mellitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral
yang lama.

4. Pengkajian psikososial spiritual

Pengkajian psikologi pasien stroke meliputi beberapa dimensi yang jelas


mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien.

5.Pemeriksaan fisik

Keadaan umum Umumnya mengalami penurunan kesadaran, suara


bicara kadang mengalami gangguan, yaitu sukar di mengerti, kadang tidak
bisa bicara, dan TTV: tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.

Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang dapat dimana pada klien SNH adalah

1.Resiko peningkatan TIK yang berhubungan dengan peningkatan volume


intracranial, penekanan jaringan otak dan edema serebri.

2.Perubahan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan


intraserebri, oklusi otak, vasospasme dan edema otak.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan


akumulasi secret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas
fisik sekunder, perubahan tingkat kesadaran.

4. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiparese /


hemiplagia, kelemahan neuromuskuler pada ekstremitas

5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan


neuromuscular, menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan
control / koordinasi otot.
 Intervensi

Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi


peningkatan TIK     pada klien

Kriteria Hasil : Klien tidak gelisah, klien tidak mengeluh


nyeri kepala, mual dan muntah,

GCS : 4,5,6 tidak terdapat papiledema, TTV dalam batas


normal.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai