Anda di halaman 1dari 12

LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT

KELOMPOK 05:
 
AISHAH NURHALIZA (PO.71.20.1.18.003)
ANGGRAINI (PO.71.20.1.18.009)
DELISTIA RAMADANI (PO.71.20.1.18.023)
M . S A FA R I (PO.71.20.1.18.049)
 
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah perbedaan
individu atau kelompok dalam masyarakat yang
menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial
yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak
serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu
pada suatu lapisan sosial lainnya.
Stratifikasi sosial sendiri memiliki sifat positif di
masyarakat, contohnya adalah stratifikasi sosial yang
sengaja dibentuk untuk tujuan bersama.
. Beberapa defenisi Stratifikasi Sosial menurut para ahli :
a.Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki)
b. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas
kategori    dari hak-hak yang berbeda
d. Drs. Robert. M.Z. Lawang
Sosial Stratification adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam
suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese, dan prestise.
Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial,
yaitu antara lain :
1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran;
artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan seseorang
dalam masyarakat.
2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen, buruh atau
pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan status seseorang dalam
masyarakat.
3. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan
ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi akan dipandang lebih
tinggi oleh masyarakat.
4. Status  atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat
( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat.
5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang
lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat.
Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam
keluarga dan masyarakat.
Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai menggolongkan-golongkan anggota-
anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan masyarakat  adalah sebagai berikut :
1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak,
termausk dalam lapisan teratas.
2. Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang
mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.
3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari
ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak di jumpai
pada masyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua, atau mereka
yang pernah berjasa.
4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
• Kelas-kelas sosial
pengertian kelas adalah paralel dengan pengetian lapisan
tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang,
tanah, kekuasaan atau dasar lainnya.
Adapula yang mengunakan istilah kelas hanya untuk
lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomis. Sedangkan
lapisan yang berdasarkan atas kehormatan dinamakan
kelompok kedudukan (status group). Selanjutnya
dikatakan bahwa harus diadakan pembedaan yang tegas
antara kelas dan kelompok kedudukan.
Apabila pengertian kelas ditinjau serta lebih mendalam, maka akan dapat
dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:
1). Besar jumlah anggota-anggotanya,
2). Kebudayaan yang sama, yang menentukn hak-hak dan kewajiban-
kewajiban warganya,
3). Kelenggengan,
4). Tanda atau lambang-lambang yang merupakan ciri khas,
5). Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu, terhadap kelompok lain).
6). Antagonisme tertentu.
• Unsur-unsur dalam Stratifikasi Sosial
Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi
tentang sistem lapisan masyrakat adalah kedudukan
(status) dan paranan (role). Kedudukan dan peranan
merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan
mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Yang
diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur hubungan timba- balik antara individu dalam
masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya,
dan tingkah laku individu- individu tersebut.
. 1. Kedudukan  (Status)
Kedudukan Kadang-kadang dibedakan pengertiannya dengan kedudukan sosial (
social status ). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara
umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti
lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-
kewaibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertia, ke dua istilah tersebut
di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah
kedudukan saja.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola
tertentu. Dengan demikian , seseorang dikatakan mempunyai beberapa
kedudukan , oleh karena seseorang bisanya ikut serta dalam berbagai pola
kehidupan. Pengertian tersebut menunjukan tempatnaya sehubungan dengan
kerangka masyarakat secara menyeluruh. Seperti Kedudukan Tuan A sebagai
warga masyarakat, merupakan kombinasi dari segenab kedudukanya sebagai
guru, kepala sekolah,ketua rukun tetangga dst.
Mayarakat pada umumnya mengembangkan dua macam Kedudukan
yaitu :
a) Ascribed-Status, yaitu Kedudukan seseoarang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan
anak seoarang bangsawan adalah bangsawan pula.
b) Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang
denagan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas
dasar kelahiran. Akan tetapi tetapi bersifat terbukabagi siapa saja
tergantung kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya. Setiap orang dapat menjadi hakim asalkan
mempunyai persyratan tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan
apakah dia mampu menjalani persyaratan-persyaratan tersebut. Apabila
tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan diperolehnya.
2. Peranan (Role)
Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia
menjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu dan pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan,
karna yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa
kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan
kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam
peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti
bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta
kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur perilaku seseorang. Orang yang
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku orang-orang
sekelompoknya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai