Anda di halaman 1dari 21

KEBUTUHAN ZAT GIZI

PADA ANAK
KELOMPOK 2

ETIA ZARIA AMNA


CHANTIKA SEPTIDIANTI
ELPRIDA SIHOMBING
RANI ALFIYYAH AZ-ZAHRA
INTAN SYAFIKA
HEIDY REGINA NOVA
M.HIDAYAT TAMILA
NURUL MELINIA RAMADANA
ALDA AFRILA GANI
EKA PUTRI
ANDI RIANI SAPITRI
DEFINISI

Menurut Maryunani (2010) keadaan nutrisi


merupakan gambaran apa yang dikonsumsi oleh
seseorang dalam jangka waktu yang cukup lama.
Karena itu, ketersediaan zat nutrisi didalam tubuh
seseorang (termasuk bayi dan balita) menentukan
keadaan nutrisi bayi dan balita apakah kurang,
optimum atau lebih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi status
nutrisi

Menurut Supariasa (2008) ada dua faktor yang


mempengaruhi status nutrisi manusia yang
meliputi:
1. Faktor internal (secara langsung)
• Usia
• Kondisi fisik
• Infeksi
2. Faktor eksternal
• Pendapatan
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Budaya
Penilaian Status Nutrisi

1. Penilaian Status Nutrisi Secara Langsung


Menurut Supariasa (2008) Penilaian status nutrisi secara langsung dapat dibagi menjadi
empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.,Masing-masing
penelitian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut:
A. Antropometri
b. Klinis
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat nutrisi. (Supariasa,
2008).
 
c. Biokimia
untuk suatu peringatan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih
parah lagi. Jaringan tubuh : darah, urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot (Supariasa, 2008).

d. Biofisik (tes adaptasi gelap )


penentuan status nutrisi perubahan struktur dari jaringan tubuh
seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night
blindness).
Manfaat Manfaat zat-zat Nutrisi zat-zat
Nutrisi

1. Karbohidrat
 sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak, dan membantu pengeluaran feses (Sibagariang, 2010).
2. Lemak
 Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit tergantung jenis penyakit, yaitu lemak sedang 15-
20% dari kebutuhan energi total atau lemak rendah ≤ 10% dari kebutuhan energi total.
(Jauhar & Nasution, 2013).
3. Protein
 Fungsi :
 untuk pertumbuhan dan pemeliharaan,
 untuk pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh,
 untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh,
 untuk memelihara netralitas tubuh, untuk pembentukan anti bodi (Sibagariang, 2010).

4. Vitamin
 zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan, vitamin berperan dalam
beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, pada
umumnya sebagai koenzim atau sebagian dari enzim (Sibagariang, 2010).
Kebutuhan gizi anak usia 1-13 tahun

 Kebutuhan Gizi Untuk Balita dan Pra sekolah (1-5 tahun)


 dipengaruhi oleh usia, besar tubuh, dan tingkat aktivitas yang dilakukannya.
 Energi : biasanya balita membutuhkan sekitar 1.000 samapi 1.400
kalori per hari.
 Kalsium : dibutuhkan kurang lebih 500 mg per hari.
 Zat besi : anak balita membutuhkan 7 7 mg per hari.
 Vitamin C dan D.

 Kebutuhan Gizi untuk anak sekolah (6 – 13 tahun)


 Membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih dibanding dengan anak balita.
tambahan energi, protein, kalsium, fluor, zat besi
Jenis Nutrisi Yang Dibutuhkan Anak –anak 

 Energi
 Kalori  
 Protein
 Lemak  
 Kalsium
 Kolin
 Zat Besi
 Seng
 Vitamin D
 Antioksidan dan Buah
Karakteristik Pola Makan Anak Terkait Dengan Pemenuhan Kebutuhan Gizi

Anak Usia Todler atau Batita (1-2 tahun)


 Anak sukar untuk makan.
 Nafsu makan sering berubah-ubah.
 Anak cenderung menyukai jenis makanan tertentu.
 Anak cepat bosan untuk makan sambil duduk, harus dengan bermain-main.

 Anak Usia Prasekolah (3-5 tahun)


 Nafsu makan berkurang.
 Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya
daripada
 makan.
 Anak senang untuk mencoba jenis makanan baru.
 Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak utnuk belajar dan
 bersosialisasi dengan keluarga.
  
 Anak Usia Sekolah (6 tahun – 13 tahun)
 Anak dapat mengatur pola makannya sendiri
 Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah serta
adanya reklame di
 televisi dapat mempengaruhi pola makan untuk mencoba makanan
yang belum
 dikenalnya.
 Kesukaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang.
 Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan bermain
lebih besar 
 daripada makan.
karakteristik pola makan
anak usia tersebut:

- Memenuhi kecukupan
energi dan semua zat gizi
yang sesuai dengan
umurnya.
- Susunan hidangan
disesuaikan dengan pola
menu seimbang.
- Bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya
terima dan toleransi anak 
- Memperhatikan kebersihan
perorangan/anak dan
lingkungan.
Masalah kekurangan gizi pada anak

 
 Penurunan Kecerdasan Otak 
Pertumbuhan otak sangat ternganggu apabila kurang
gizi sejak dalam kandungan dan berlanjut sampai usia
bayi. Pada janin keadaan kekurangan gizi akan
menyebabkan jumlah sel otak menurun terutama pada
cerebrum dan cerebellum.
 Anemia Gizi Besi
Anemia didefinisikan sebagai suatu keadaan kadar
hemoglobin didalam darah lebih rendah dari nilai
normal
Kekurangan Vitamin A
Kekurangan Energi dan Protein

Marasmus
sedikit makan, disebabkan ibu tidak dapat memberikan
ASI. Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan
lemak tubuh. Hampir selalu disertai terjadinya infeksi.

Kwashiorkor
 Anak Kekurangan protein, kekurangan kalori, yang
dapat mengakibatkan tertahannya cairan sehingga
bengkak (edema), penyakit kulit, perubahan warna
rambut.
Perkembangan anak-anak

Pertumbuhan
Anak yang pertumbuhannya baik 
 Merupakan bukti yang menunjukkan bahwa
antara asupan dan kebutuhan zat gizi seimbang.
Anak yang pertumbuhannya tidak baik 
Merupakan bukti yang menunjukkan bahwa
antara asupan dan kebutuhan zat gizi
tidak seimbang  
Keterangan:
Tahap 1
Ciri-ciri anak:
- Tidak berdaya
- Pancaindera, motorik dan kemampuan berbicara belum berkembang.
- Mempelajari dunia sekitarnya.
- Kebutuhan anak terutama meliputi kasih sayang, perhatian, rasa aman,
perawatan, rangsangan pancaindera.
Tahap 2
Ciri-ciri anak:
Kemampuan motorik mengalami peningkatan.
Muculnya kemampuan baru yaitu rasa bangga.
Anak berani mencoba kemampuan baru yaitu mandiri.
Membutuhkan kesempatan untuk mencoba atau melakukan sendiri.
Tahap 3
Ciri-ciri anak:
Lebih terampil menguasai badannya (lari, menyepak, naik sepeda).
Timbulnya inisiatif (berbahasa, fantasinya dan aktivitas motoriknya).
Rasa ingin tahunya meningkat (banyak bertanya, ingin menjelajahi dunia
sekitarnya).
Cemburu pada orang tua sama jenis.
 Tahap 4
 Ciri-ciri anak:
 Masa sekolah.
 Redanya rasa cemburu pada orangtuasesame jenis.
 Mengenal/mematuhi aturan.
 Lingkungan dunianya lebih luas tidak hanya dirumah saja.
 Senang berkarya.
 Bangga akan hasil karyanya.  
DAFTAR PUSTAKA

Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group; 2014
Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2011
Santoso S, Ranti AL. Kesehatan dan Gizi Jakarta: PT. Rineca Cipta; 2009
Supariasa, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.
Gibney MJ, Margetts BM, Keraney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009
Junaidi. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Usia
Prasekolah di Taman Kanak-Kanak Nurul Huda Kecamatan Indrajaya
Kabupaten Pidie Tahun 2012. Jurnal Sains Riset. Vol. 3 No.1; 2013

Anda mungkin juga menyukai