Anda di halaman 1dari 47

PENGANTAR

PERBANKAN SYARIAH

•KONSEP OPERASIONAL
•BANK SYARIAH

By :
Iwan Mulyana, SH, M.E.Sy

PPS STIE Equitas


Konsep
Konsep &
& Sistem
Sistem
Perbankan
Perbankan
Fungsi Bank : menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat lain yang
memerlukan
Proses
Penghimpunan
Dana
Masyarakat Masyarakat
Pemilik Pengguna
Dana Dana
Proses
Penyaluran Dana
Konsep
Konsep &
& Sistem
Sistem
Bank
Bank Konvensional
Konvensional
Proses Proses
Penghimpunan Penyaluran Dana
Dana

Masyaraka Masyarakat
t Pemilik Pengguna
Dana Dana

Penetapan Penetapan
Imbalan Beban
Konsep
Konsep &
& Sistem
Sistem
Perbankan
Perbankan Syariah
Syariah
BAGI Proses
Proses HASIL Penyaluran Dana
Penghimpunan
Dana

Masyarakat Masyarakat
Pemilik Pengguna
Dana Dana

BAGI HASIL
Konsep Penyaluran
Konsep Dana :
Penghimpunan 1. Bagi Hasil
Dana : (Mudharabah &
1. Al Wadiah Musyarakah)
2. Mudharabah 2. Jual Beli
(Murabahah,
Istishna &
Salam)
FUNGSI BANK SYARIAH
Fungsi Aplikasi produk

Penghimpunan dana :
MANAGER Prinsip wadiah
INVESTASI Prinsip mudharabah
TAMWIL

Penyaluran dana
INVESTOR Prinsip jual beli (murabahah, salam,
istishna dsb)
Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

Produk jasa
JASA LAYANAN Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
Hawalah, Rahn dsb
MAAL

Dana kebajikan
SOSIAL Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan
Penghimpunan dan penyaluran ZIS
Produk dan jasa Bank Syariah

Penghimpunan Penyaluran Jasa


keuangan
Prinsip jual
Prinsip wadiah beli
  Murabahah
Giro  Wakala
  Istishna
Tabungan h
 Salam  Kafalah
Prinsip bagi  Hiwalah
Prinsip hasil
 Rahn
mudharabah  Mudharabah  Qardh
 Deposito  Musyarakah  Sharf
 Tabungan Ujroh
• Ijarah
• Ijarah Muntahiah
Bitamlik
PRINSIP SYARIAH

 Dalam penghimpunan dana, penyaluran dana,


dan pelayanan jasa, Bank wajib memenuhi
Prinsip Syariah

(Ps. 2 ayat (2) PBI No. 10/16/PBI/2008 ttg Perubahan


Atas PBI No.9/19/PBI/2007 ttg Pelaksanaan Prinsip
Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah)
 Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah
(Ps. 1 Angka 12 UU 21/2008)

Prinsip Syariah  memenuhi ketentuan pokok hukum


Islam:
1. Prinsip keadilan dan keseimbangan (‘adl wa
tawazun),
2. Kemaslahatan (maslahah),
3. Universalisme (alamiyah)
4. Tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim, dan
objek haram

(Ps. 2 ayat (3) PBI No. 10/16/PBI/2008 ttg Perubahan


Atas PBI No.9/19/PBI/2007 ttg Pelaksanaan Prinsip
Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah)
KONSEP SIMPANAN

Dalam bank syariah produk-produk penghimpunan


dana ini dapat diterapkan berdasarkan prinsip
masing masing.

Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam


penghimpunan dana masyarakat adalah :

Prinsip
Prinsip Wadiah
Mudharabah
Pengertian Wadhi’ah

 Wadhi`ah Menurut Bahasa Adalah Wada`a


Yang Berarti Meninggalkan Atau Titip.

 Sesuatu Yang Dititipkan Baik Harta, Uang


Maupun Pesan Atau Amanah.

 Jadi Wadi`ah Titipan Atau Simpanan.


Beberapa Definisi Wadi’ah

•Pengertian Wadi`ah Menurut Syafii Antonio (1999


Titipan murni dari satu pihak kepihak lain, baik individu
maupun badan hukum yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip mengkehendaki.

•Menurut Bank Indonesia (1999)


Akad penitipan barang/uang antara pihak yang
mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga
keselamatan, keamanan serta keutuhan barang/uang.
Beberapa Definisi Wadi’ah

•Menuruttokoh – tokoh ekonomi perbankan berpendapat


bahwa wadhi’ah
Akad penitipan barang atau uang kepada pihak yang
diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga
keselamatan, keamanan dan keutuhan barang atau uang
tersebut.

•PSAK 59, akuntansi perbankan syari’ah wadi’ah


Titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan
setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan
menghendakinnya.
Wadiah
 Wadiah : titipan murni dari satu pihak kepada
pihak lain, baik individu maupun badan hukum
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja
jika orang yang menitipkan itu menarik kembali
kapan ia menghendakinya (Sayyid Sabiq)

• Karena prinsip wadiah adalah titipan yang dapat


diambil sewaktu-waktu dan tidak dapat
menghasilkan keuntungan,
 maka produk yang dapat diterapkan untuk
prinsip ini adalah Giro dan Tabungan.
Rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan
prinsip wadhi’ah

1. Barang Yang Di Titipkan


2. Orang Yang Menitipkan / Penitip
3. Orang Yang Menerima Titipan
4. Ijab Qabul
Wadiah dalam aplikasi
dibedakan;
Wadi’ah yad AMANAH
Penitipan barang/uang di mana PIHAK PENERIMA
titipan (mustawda’) TIDAK DIPERKENANKAN
MENGGUNAKAN barang/uang yang dititipkan
dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan
atau kehilangan barang/uang yang bukan
diakibatkan perbuatan atau kelalaian mustawda’

Wadi’ah yad DHAMANAH


Penitipan barang/uang di MANA PIHAK PENERIMA
titipan (mustawda’) dengan atau tanpa izin
muwaddi’ DAPAT MEMANFAATKAN
BARANG/UANG TITIPAN dan harus
bertanggung jawab thd kehilangan atau
kerusakan barang/uang titipan
Contoh rekening giro dan tabungan.
Wadi’ah yad Ama
MEKANISME KERJA AL-WADI’AH AMANAH :

Titipan
Barang

Bebankan
Biaya
penitipan

Aplikasinya: Safe Deposit


Box
Wadi’ah yad dhamanah

Bank

1 Titipan dana

4 Bonus

Penitip 2
3 Bagi Hasil/ Pemanfaatan
Dengan konsep Al-Wadi’ah Yad Profit marjin dana
Dhamanah pihak yang menerima
titipan boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang
yang dititipkan
Aplikasi di Perbankan/LKS :
1. Current Account (Giro)
Nasabah
2. Saving Account (Tabungan) pembiayaan
B. PRINSIP MUDHARABAH

Mudharabah : penanaman dana dari pemilik dana


(shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib)
untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
menggunakan metode bagi untung (profit sharing)
atau metode bagi pendapatan (net revenue
sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya

Penerapan Tabungan dan Deposito


 Nasabah bertindak selaku Sahibul Mal
 Bank selaku Mudharib
PRINSIP MUDHARABAH
Skema Dana Mudharabah
Bank

1 Investor

4 Bagi hasil

Nas. Dana 3 Bagi Hasil/ 2 Pengelola


investasi
Profit marjin

Nas.
pembiayaa
Berdasarkan kewenangannya, Prinsip
MUDHARABAH terbagi 3 :
1. Mudharabah mutlaqah, (URIA = Unrestrickted
Investment Account)
Mudharib diberi kebebasan untuk mengelola modal
dengan usaha apa saja, yang tidak boleh
bertentangan dengan syariah, yang dapat
memberikan keuntungan dan tidak dibatasi pada
daerah tertentu

Dengan kondisi ini :


- Deposan tdk memberikan persyaratan apapun kpd
bank (ke bisnis apa bank apakan menyalurakn
dananya, ddl)
- Bank memberikan kebebasan penuh untuk
menyalurkan ke bisnis apapun 'yang
menguntungkan;
Skema Mudharabah Muthlaqah

Penabung 1. Titip dana


Bank :
/
-Mudharib
Deposan
-Wkl Shahibul
Shahibul
Maal
Maal
4. Bagi hasil

2.
3. Bagi Hasil Pemanfaatan
Dana

Pengusa
ha
2. Mudharabah Muqayyadah (RIA = restrickted
Investment Account
Pengelolaan modal dibatasi syarat-syarat
yang telah ditentukan oleh shahibul mal
untuk usaha tertentu dan daerah tertentu

1. Mudharabah Muqayyadah on Balance sheet,


Jenis mudharabah ini merupakan simpanan
khusus(restricted investment) dimana
pemilik dana dapat menetapkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh
bank. Contoh dananya disayratkan untuk
bisnis tertentu dan nasabah tertentu
2. Mudharabah Muqayyadah off Balance
sheet,
Jenis mudharabah ini merupakan
penyaluran dana mudharabah langsung
kepada pelaksana usahanya, dimana bank
bertindak sebagai perantara (arranger)
yang mempertemukan antara pemilik dana
dengan pelaksana usaha.
Jml Seluruh Dana Nasabah A 900,000,000,000.00

Dana yang dapat disalurkan B 855,000,000,000.00

Dana bank C 145,000,000,000.00

1,000,000,000,000.0
Biaya yg disalurkan (B+C) D 0

Pendapatan dr pembiayaan E 16,000,000,000.00

Pendapatan dari setiap 1000 dana nasabah F 15.20


=(B/D) X E X (1/A) 1000

Pendapatan dari setiap Rp.1000 dana


nasabah F 15.20

Saldo rata2 harian G 100,000,000.00

Nisbah nasabah H 0.65

Porsi bagi hasil nasabah I 988,000.00


Produk Penghimpunan
Dana
Bentuk penghimpunan dana di bank syariah :

 Giro,
 Tabungan, dan
 Deposito
DEFINISI
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Berupa Simpanan Simpanan Simpanan
Waktu Setiap saat Berdasarkan Waktu tertentu
penarikan syarat tertentu berdasarkan
yang perjanjian antara
disepakati nasabah dengan
bank
Alat Cek, bilyet Tidak bisa Bilyet deposito
penarikan giro, sarana menggunakan
perintah cek, bilyet, giro
pembayaran atau alat
lainnya, lainnya yang
pemindahbuku dipersamakan
an dengan itu
GIRO SYARIAH

Giro : simpanan yang penarikannya dapat


dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya, atau dengan perintah
pemindahbukuan
Giro syariah : giro yang dijalankan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah
GIRO SYARIAH
Wadi’ah Mudharabah
Akad Titipan Kerjasama antara pemilik dana
nasabah (shahibul maal) dan pengelola
yang harus dana (mudharib) untuk melakukan
dijaga dan kegiatan usaha dengan nisbah
dikembalika bagi hasil (keuntungan atau
n setiap kerugian) menurut kesepakatan
saat. dimuka. Nasabah sebagai
(shahibul maal) dan Bank sebagai
(mudharib)
Fitur dan Simpanan Simpanan dana yang bersifat
Mekanism dana yang investasi dan penarikannya dapat
e bersifat dilakukan berdasarkan
titipan yang kesepakatan. Bagi hasil investasi
penarikanny diberikan sesuai nisbah yang
a dapat disepakati dimuka
GIRO SYARIAH

TUJUAN/MANFAAT
Bagi Giro merupakan sumber pendanaan bank selain
Bank sebagai salah satu aktivitas yang dilakukan
bank untuk membantu pengelolaan arus dana
nasabah melalui rekening giro.
Bagi Memperlancar arus dana untuk pembayaran
Nasabah atau penerimaan dgmenggunakan cek/bilyet
giro atau sarana lainnya.
GIRO SYARIAH
REFERENSI:
 PBI No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (Know your Customer Principles);

 PBI No. 3/23/PBI/2001 tentang Perubahan atas PBI


No. 3/10/PBI/2001 tntang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles);

 PBI No. 5/21/PBI/2003 tentang Perubaan Kedua atas


PBI No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (Know Your Customer Principles);
GIRO SYARIAH

 PBI No. 6/21/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum


dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah;

 PBI No. 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi Informasi


Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi
Nasabah.

 PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan


dan Penyaluran Dana bagi Bank yang
MelaksanakanKegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip
Syariah.
GIRO SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, yang dibenarkan secara syariah, yaitu
giro yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.

Ketentuan umum berdasarkan Mudharabah:


• Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai
shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak
sebagai mudharib atau pengelola dana.
• Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat
melakukan berbagi macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain.
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
• Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam
bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad
GIRO SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, yang dibenarkan secara syariah, yaitu
giro yang berdasarkan prinsip Mudharabah dan Wadiah.

• Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro


dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi
haknya.
• Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang
bersangkutan.

Ketentuan umum berdasarkanWadiah:


• Bersifat titipan
• Titipan bisa diambil kapan saja (on call)
• tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam
bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat sukarela dari
pihak bank
TABUNGAN SYARIAH
Wadi’ah Mudharabah
Akad Titipan nasabah yang • Kerjasama antara pemilik
harus dijaga dan dana (shahibul maal) dan
dikembalikan setiap pengelola dana (mudharib)
saat bila nasabah yang untuk melakukan kegiatan
bersangkutan usaha dengan nisbah bagi
meghendaki. Bank hasil (keuntungan atau
syariah bertanggung kerugian) menurut
jawab atas titipan dana kesepakatan dimuka.
tersebut. Nasabah sebagai (shahibul
maal) dan Bank syariah
sebagai (mudharib).
• Mudharabah Muthiaqah
Fitur dan Simpanan dana yang • Simpanan dana yang
Mekanis bersifat titipan dan bersifat investasi dan
me penarikannya dapat penarikannya dapat
dilakukan setiap saat. dilakukan berdasarkan
kesepakatan.
TABUNGAN SYARIAH
REFERENSI:

 BI No. 27/160/UPG tahun 1995 tentang PPh atas


bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI.
 PBI No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (Know Your Customer
Principles);
 PBI No. 3/23/PBI/2001 tentang Perubahan Atas PBI
No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (Know Your Customer
Principles);
TABUNGAN SYARIAH
REFERENSI:

 PBI No. 5/21/PBI/2003 tentang Perubahan Kedua


atas PBI No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan
Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer
Principles);
 PBI No. 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum
pada bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta
Asing;
 PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan
dan Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
TABUNGAN SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.02/DSN-MUI/IV/2000 tentang yaitu Tabungan yang berdasarkan
prinsip Mudharabah dan Wadiah.

Ketentuan umum berdasarkan Mudharanah:


• Nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
• Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
• Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam nisbah
dan dituangkan dalam akad pembukaan rek.
• Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro
dengan menggunakan nisbah keuntungan yang
menjadi hak bank
TABUNGAN SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.02/DSN-MUI/IV/2000 tentang yaitu Tabungan yang berdasarkan
prinsip Mudharabah dan Wadiah.

• Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah


keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang
bersangkutan.

Ketentuan umum berdasarkan Wadiah:


• Bersifat titipan
• Titipan bisa diambil kapan saja (on call)/ berdasarkan
kesepakatan.
• Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam
bentuk pemberian (‘athaya) yang bersifat sukarela dari
pihak bank.
TABUNGAN SYARIAH

TUJUAN/MANFAAT
Bagi Bank Sumber pendanaan bank
Bagi • Kemudahan dalam mengelola
Nasabah likuiditas baik dalam penyetoran
maupun penarikan.
• Dapat menggunakan fasilitas
tambahan misalnya ATM atau kartu
debet.
DEPOSITO SYARIAH

Deposito : simpanan yang penarikannya hanya dapat


dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpan dana dengan bank ayng
bersangkutan.

Deposito syariah : deposito yang dijaankan


berdasarkan prinsip syariah,

Menurut Fatwa DSN MUI Deposito yang dibenarkan


adalah deposito yang berdasarkan mudharabah
DEPOSITO SYARIAH

TUJUAN/MANFAAT

Bagi Bank Secara tradisional merupakan sumber


pendanaan bank dengan jangka waktu
tertentu dan fluktuasi dana yang relatif
rendah

Bagi Merupakan alternatif investasi yang


Nasabah memberikan keuntungan kepada nasabah
dalam bentuk bagi hasil
DEPOSITO SYARIAH
REFERENSI:

 BI No. 27/160/UPG tahun 1995 tentang PPh atas bungan


deposito dan tabungan serta diskonto SBI.
 PBI No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principles);;
 PBI No. 3/23/PBI/2001 tentang Perubahan Atas PBI No.
3/10/ PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principles);
DEPOSITO SYARIAH
REFERENSI:

 PBI No. 5/21/PBI/2003 tentang Perubahan Kedua atas PBI


No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah (Know Your Customer Principles);
 PBI No. 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum pada
bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing;
 PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan
Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan
Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.
DEPOSITO SYARIAH
Mudharabah
Akad Simpananan berupa investasi tidak terikat pihak
ketiga pada bank syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian antara pemilik dana
(shahibul maal) dengan bank (mudharib) dengan
pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati di muka. Selaku mudharib, bank tidak
menjamin dana nasabah kecuali diatur berbeda
dalam perundang-undangan yang berlaku.
Fitur dan Deposito adalah simpanan dana yang
Mekanism penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
e tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah
DEPOSITO SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito. Deposito yang dibenarkan
secara syariah, yaitu Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah dengan ketentuan
umum sebagai berikut :

• Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai


shahibl maal atau pemilik dana, dan bank bertindak
sebagai mudharib atau pengelola dana;
• Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya
mudharabah dengan pihak lain;
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
DEPOSITO SYARIAH
FATWA SYARIAH:
Fatwa DSN No.03/DSN-MUI/IV/2000 tentang Deposito. Deposito yang dibenarkan
secara syariah, yaitu Deposito berdasarkan prinsip Mudharabah dengan ketentuan
umum sebagai berikut :

• Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibl maal


atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana;
• Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dan mengembangkannya, termasuk di
dalamnya mudharabah dengan pihak lain;
• Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
AKHIR MATERI KULIAH

Jazakallah khairan
katsiran ..

Anda mungkin juga menyukai