Anda di halaman 1dari 41

PENGANTAR

PERBANKAN
SYARIAH
Sejarah dan Perkembangan
Bank Syariah
By :
Iwan Mulyana, SH, M.E.Sy

PPS STIE Equitas


ISLAM DAN
PERBANKAN SYARIAH

• Apakah Islam mengatur tentang lebaga keuangan ?


Pada masa Rasulullah belum ada bank ?

• Dalam Ushul Fiqh, ada kaidah :


“maa laa yatimmal wajib illa bihi fa huwa wajib”,
yakni sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang
wajib, maka ia wajib diadakan.

= Mencari nafkah (melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib.


Karena pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak
akan sempurna tanpa adanya lembaga perbankan, lembaga
perbankan ini wajib diadakan.
• Masalah ekonomi / perbankan masuk ke dalam
muamalah, Rasulullah tdk memberikan aturan
yang rinci ttg muamalah

• Rasulullah : “ Antum a’lamu bi umuri al-


dunyakum (Kalian lebih mengetahui urusan
dunia kalian?)”

• Al Quran dan As Sunnah hanya memberikan


prinsip-prinsip dan filisofi dasar, menegaskan
larangan-larangan yang harus dihindari
SEJARAH PERBANKAN SYARIAH

 Di zaman Rasulullah SAW belum ada


institusi bank,

Ajaran Islam sudah memberikan


prinsip-prinsip dan filosofi dasar dalam
pedoman aktivitas perdagangan dan
perekonomian
 Terhadap masalah muamalah kontemporer
maka harus dilakukan :

1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dan filosofi


dasar ajaran Islam dalam bidang ekonomi,
2. Mengidentifkasi semua hal yang dilarang

 Melakukan inovasi dan kreativitas (ijtihad)


seluas-luasnya untuk memecahkan segala
persoalan muamalah kontemporer, termasuk
persoalan perbankan.
PERBANKAN SYARIAH

KONSE
P BARU
?

MULAI
MULAI DARI
DARI NOL
NOL LEBIH
LEBIH MUDAH
MUDAH
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN
NABI SAW DAN SAHABAT

 Perbankan adalah satu lembaga yang melaksanakan


tiga fungsi utama, yaitu :
1. Menerima simpanan uang,
2. Meminjamkan uang, dan
3. Memberikan jasa pengiriman uang
 Praktek-praktek telah lazim dilakukan sejak
zaman Rasulullah :
1. menerima titipan harta,
2. meminjamkan uang untuk keperluan
konsumsi dan untuk keperluan bisnis,
3. melakukan pengiriman uang,

 Fungsi-fungsi utama perbankan modern


(menerima deposit, menyalurkan dana, dan
melakukan transfer dana) telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman
Rasulullah.
 Fungsi menerima deposit

Rasulullah SAW dipercaya oleh masyarakat


Mekah menerima simpanan harta.
Sebelum hijrah ke Madinah, meminta
Sayidina Ali ra untuk mengembalikan semua
titipan itu kepada yang memilikinya.

 Dalam konsep ini, yang dititipi tidak


dapat memanfaatkan harta titipan
tersebut
Fungsi Meminjamkan uang :

 Zubair bin al Awwam, menerima titipan harta


dalam bentuk pinjaman. Tindakan Zubair ini
menimbulkan implikasi yang berbeda:

1. Mempunyai hak untuk memanfaatkannya;


2. Berkewajiban mengembalikannya utuh

 Pemberian modal untuk modal kerja berbasis


bagi hasil, seperti mudharabah, musyarakah,
muzara’ah, musaqah, telah dikenal sejak awal
diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar.
Fungsi Memberikan Jasa Pengiriman
 Uang
Ibnu : tercatat melakukan pengiriman uang ke
Abbas
Kufah.

 Abdullah bin Zubair di Mekah melakukan pengiriman


uang ke adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak.

 Penggunaan cek juga telah dikenal luas sejalan dengan


meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dengan
Yaman, yang paling tidak berlangsung dua kali setahun.

 Bahkan di jaman Umar bin Khattab ra, beliau


menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada
mereka yang berhak. Dengan cek ini kemudian mereka
mengambil gandum di Baitul Mal yang ketika itu diimpor
dari Mesir
Jadi, Fungsi Perbankan pada Zaman
Rasulullah:

 Ada individu-individu yang telah melaksanakan fungsi


perbankan di zaman Rasulullah SAW, meskipun individu
tersebut tidak melaksanakan seluruh fungsi perbankan.

 Ada sahabat yang melaksanakan fungsi menerima titipan


harta, ada sahabat yang melaksanakan fungsi pinjam-
meminjam uang, ada yang melaksanakan fungsi
pengiriman uang, dan ada pula yang memberikan modal
kerja.
Bukti lain fakta ada fungsi bank:

 Beberapa istilah perbankan modern berasal dari


khazanah ilmu fiqih :

 Istilah kredit (Inggris: credit; Romawi: credo)


diambil dari istilah qard. Credit dalam bahasa
Inggris berarti meminjamkan uang; credo berarti
kepercayaan; sedangkan qard dalam fiqih berarti
meminjamkan uang atas dasar kepercayaan.

 Istilah cek (Inggris: check; Perancis: cheque)


diambil dari istilah saq (suquq). Suquq dalam
bahasa Arab berarti pasar, sedangkan cek adalah
alat bayar yang biasa digunakan di pasar.
Fungsi Perbankan Era Sahabat

Menerima
Simpanan

Fungsi
Menyalurkan Perbankan Mengirim
Pembiayaan Sahabat Uang
Rasulullah

Satu Orang Hanya


Melakukan 1 fungsi
PRAKTEK PERBANKAN DI ZAMAN
BANI UMAYYAH DAN
BANI ABASIAH
 di zaman Bani Abbasiyah, ketiga fungsi perbankan
dilakukan oleh satu individu
 Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar
banyak jenis mata uang pada zaman itu sehingga perlu
keahlian
 khusus untuk membedakan antara satu mata uang
dengan mata uang lainnya.
 (setiap mata uang mempunyai kandungan logam mulia
yang berlainan, yang berbeda pula).
 Orang yang mempunyai keahlian khusus ini disebut
naqid, sarraf, dan jihbiz. Hal ini merupakan cikal-bakal
praktek penukaran mata uang (money changer).
 Istilah jihbiz mulai dikenal sejak zaman Muawiyah (661-
680M) dari bahasa Persia, kahbad atau kihbud.
 Pada masa pemerintahan Sasanid,
 istilah Jihbiz dipergunakan untuk orang yang ditugaskan
mengumpulkan pajak tanah.

 Peranan banker pada zaman Abbasiyah mulai populer pada


pemerintahan Muqtadir (908-932M).
 Setiap wazir mempunyai bankir sendiri.
 Ibnu Furat menunjuk Harun ibnu Imran dan Joseph
ibnu wahab sebagai bankirnya.
 Ibnu
Abi Isa menunjuk Ali ibn Isa, Hamid ibnu Wahab
menunjuk Ibrahim ibn Yuhana,
 Abdullah al-Baridi mempunyai tiga orang bankir
sekaligus: dua Yahudi dan satu Kristen.
 Kemajuan praktek perbankan pada zaman itu ditandai
dengan beredarnya saq (cek) dengan luas sebagai media
pembayaran.
 Peranan bankir telah meliputi tiga aspek, yakni menerima
deposit, menyalurkannya, dan mentransfer uang. (uang
dapat ditransfer dari satu negeri ke negeri lainnya tanpa
perlu memindahkan fisik uang tersebut.
 Para money changer yang telah mendirikan kantor-kantor di
banyak negeri telah memulai penggunaan cek sebagai media
transfer uang dan kegiatan pembayaran lainnya.
 Dalam sejarah perbankan Islam, adalah Sayf al-Dawlah al-
Hamdani yang tercatat sebagai orang pertama yang
menerbitkan cek untuk keperluan kliring antara Baghdad
(Irak) dan Aleppo (Spanyol sekarang).
JIHBIZ dan BANK

JIHBIZ BANK
Persamaan: • To accept deposits • To accept deposits
• To channel • To channel
financing financing
• To transfer money • To transfer money

Perbedaan:
• Jihbiz dikelola oleh • Bank dikelola oleh
individu institusi
PRAKTEK PERBANKAN DI EROPA

 Ketika bangsa Eropa mulai menjalankan praktek


perbankan, Persoalan mulai timbul karena transaksi
yang dilakukan menggunakan instrumen bunga.
 Transaksi berbasis bunga semakin merebak ketika
Raja Henry VIII pada tahun 1545 membolehkan bunga.
 Raja Edward VI yang membatalkan kebolehan bunga
uang. Ini tidak berlangsung lama.
 Ratu Elizabeth I kembali membolehkan bunga uang
PRAKTEK PERBANKAN DI EROPA

 Eropa bangkit dari keterbelakangan dan mengalami


renaissance,
 Eropa melakukan penjajahan ke penjuru dunia
sehingga aktivitas perekonomian didominasi oleh
bangsa Eropa.
 Pada saat yang sama peradaban Islam mengakai
kemorosan dan negaraa Islam di jajah negara Eropa.
 Institusi perekonomian Islam digantikan oleh insttusi
bangsa Eropa.
 Keadaan beralngsung sampai zaman moderen
PERBANKAN SYARIAH MODERN
 Setelah bangsa-bangsa muslim mendapatkan
kemerdekaannya dari penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
maka mulai timbul usaha-usaha di sejumlah negara muslim
untuk mendirikan bank syariah :
 di Malaysia pada pertengahan tahun 40-an, namun
usaha ini tidak sukses
 di Pakistan pada akhir tahun 50-an, lembaga perkreditan
tanpa bunga didirikan di pedesaan negara itu.
 di Mesir tahun 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local
Saving Bank (bank syariah yang paling sukses dan
inovatif )
 Kesuksesan Mit Ghamr ini memberi inspirasi
bagi umat muslim diseluruh dunia, sehingga
timbullah kesadaran bahwa prinsip-prinsip
Islam ternyata masih dapat diaplikasikan
dalam bisnis modern
PERBANKAN SYARIAH MODERN

 Dengan OKI, akhirnya terbentuklah Islamic


Development Bank (IDB) pada bulan Oktober 1975
yang beranggotakan 22 negara Islam pendiri.

 Bank ini menyediakan bantuan finansial untuk


pembangunan negara-negara anggotanya, membantu
mereka untuk mendirikan bank Islam di negaranya
masing-masing, dan memainkan peranan penting
dalam penelitian ilmu ekonomi, perbankan dan
keuangan Islam.
 Kini, bank yang berpusat di Jeddah-Arab Saudi itu telah
memiliki lebih dari 43 negara anggota.
PERBANKAN SYARIAH MODERN

 Pada perkembangan selanjutnya di era 70-an,


usaha-usaha untuk mendirikan bank Islam mulai
menyebar ke banyak negara. Pakistan, Iran dan
Sudan, bahkan mengubah seluruh sistem
keuangan di negara itu menjadi sistem nir-bunga,
sehingga semua lembaga keuangan di negara
tersebut beroperasi tanpa menggunakan bunga.

 Di negara Islam lainnya seperti Malaysia dan


Indonesia, bank nir-bunga beroperasi
berdampingan dengan bankbank konvensional.
PERBANKAN SYARIAH MODERN
 Kini, perbankan syariah telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat dan menyebar
ke banyak negara, bahkan ke negaranegara
Barat. The Islamic Bank International of Denmark
tercatat sebagai bank syariah pertama yang
beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di
Denmark.

 Kini, bank-bank besar dari negara-negara Barat


seperti Citibank, ANZ Bank, Chase Manhattan
Bank dan Jardine Fleming telah pula membuka
Islamic window agar dapat memberikan jasa-jasa
perbankan yang sesuai dengan syariat Islam.
EVOLUSI KEGIATAN
PERBANKAN
 Peta singkat evolusi kegiatan perbankan yang
dipraktekkan oleh masyarakat muslim sepanjang
sejarah.

 Jadi dari segi proses evolusi, embrio kegiatan


perbankan dalam masyarakat Islam dilakukan
oleh seorang individu untuk satu fungsi
perbankan.

 Kemudian berkembang profesi jihbiz, yaitu


seorang individu melakukan ketiga fungsi
perbankan.
 Lalu kegiatan tersebut diadopsi oleh masyarakat
Eropa abad pertengahan, dan pengelolaannya
dilakukan oleh institusi, namun kegiatannya mulai
dilakukan dengan basis bunga. Karena mundurnya
peradaban umat muslim dan penjajahan bangsa-
bangsa Barat terhadap negara-negara muslim, maka
evolusi praktek perbankan yang sesuai syariah
sempat terhenti beberapa abad.

 Baru pada abad 20 ketika bangsa muslim mulai


merdeka, terbentuklah bank syariah modern di
sejumlah negara dan insya Allah akan terus
mengalami perkembangan.
EVOLUSI KEGIATAN PERBANKAN DALAM
MASYARAKAT ISLAM:

BANK BANK
INDIVIDU JIHBIZ SYARIAH
MODERN

institusi yang
sebuah
melakukan
(Nabi/saha seorang institusi
ketiga fungsi
bat) individu melakukan
perbankan,
melakukan melakukan ketiga fungsi
dengan
satu fungsi ketiga perbankan
berlandaskan
perbankan fungsi
syariah Islam.
perbankan
KESIMPULAN
 Meskipun kosa kata fikih Islam tidak mengenal kata
“Bank”, namun sesungguhnya bukti-bukti sejarah
menyatakan bahwa fungsi-fungsi perbankan modern
telah dipraktekkan oleh umat muslim, bahkan sejak
zaman nabi Muhammad saw.
 Praktek-praktek fungsi perbankan ini berkembang
secara berangsur-angsur dan mengalami kemajuan dan
kemunduran di masa-masa tertentu, seiring dengan
naik-turunnya peradaban umat muslim.
 Konsep bank bukanlah suatu konsep yang asing bagi
umat muslim, sehingga proses ijtihad untuk
merumuskan konsep bank modern yang sesuai dengan
syariah tidak perlu dimulai dari nol.
 Upaya ijtihad yang dilakukan insya Allah akan menjadi
lebih mudah.
Pendirian Bank Syariah
• Lokakarya Ulama tentang Bunga dan Perbankan di
Cisarua, Bogor pada tanggal 19-22 Agustus 1990

• Musyawarah Nasional ke IV MUI di Jakarta pada


tanggal 22-25 Agustus 1990
• Tim Perbankan MUI berhasil mendirikan Bank
Muamalat dengan mengumpulkan komitmen
pembelian saham pendiri sebesar Rp84miliar

• Silaturahmi Presiden RI dengan masyarakat Jawa


Barat di Istana Bogor, dipenuhi total komitmen modal
disetor awal sebesar Rp106.126.382,- yang
bersumber dari dana personal, institusi, dan
masyarakat
4. UU NO. 7 TAHUN 1992
• Definisi Bank pada Pasal 1 angka 1 adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak

• Definisi Kredit pada Pasal 1 angka 12 ini kredit


didefinisikan adalah
Penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan
4. UU NO. 7 TAHUN 1992

• Pasal 6 huruf m mengenai usaha yang


dilakukan oleh Bank Umum dan Pasal 13
huruf c mengenai usaha yang dilakukan
oleh Bank Perkreditan Rakyat, bahwa
salah satu usaha yang dapat dilakukan
adalah menyediakan pembiayaan bagi
nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil

• Dalam Pasal 2 ayat (1) PP No. 72 Tahun


1992 disebutkan bahwa prinsip bagi hasil
adalah prinsip bagi hasil berdasarkan
syariat
PP No. 72 Tahun 1992

• Pada Pasal 6 PP No. 72 Tahun 1992 ditentukan bahwa:


1) Bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang
kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan
prinsip bagi hasil, tidak diperkenankan
melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan
prinsip bagi hasil
2) Bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang
kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi
hasil, tidak diperkenankan melakukan kegiatan
usaha yang berdasarkan prinsip bagi hasil
SEBI No. 25/4/BPPP
• SEBI No. 25/4/BPPP tanggal 29 Februari 1993 yang pada
pokoknya menetapkan hal-hal antara lain:
1) Bahwa bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang
dilakukan usaha semata-mata berdasarkan prinsip
bagi hasil;
2) Prinsip bagi hasil yang dimaksudkan adalah prinsip
bagi hasil yang berdasarkan syariah;
3) Bank berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki
Dewan Pengawas Syariah (DPS); dan
4) Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat yang
kegiatan usahanya semata-mata berdasarkan
prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan
kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi
hasil. Sebaliknya, Bank Umum atau Bank Perkreditan
Rakyat yang melakukan usaha tidak dengan prinsip
bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip bagi hasil.
5. UU NO. 10 TAHUN
1998
• Istilah Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil
menjadi Bank berdasarkan Prinsip Syariah

• Definisi Bank pada Pasal I angka 1


– Badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak
5. UU NO. 10 TAHUN

1998
Definisi Prinsip Syariah pada Pasal I angka 1

– Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam


antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah,
antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual
beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
 Peraturan lebih lanjut mengenai bank syariah
diatur dalam SK dan PBI :

 SK Dir BI No. 32/34/KEP/DIR ttg Bank Umum


Berdasarkan Prinsip Syariah  PBI No.
6/24/PBI/2004

 SK Dir BI No. 32/36/KEP/DIR ttg Bank Perkreditan


Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah  PBI No.
6/17/PBI/2004
6. UU NO. 21 TAHUN

2008
UU No. 21 tahun 2008 memiliki beberapa ketentuan
umum yang menarik untuk dicermati. Ketentuan
umum dimaksud (Pasal 1) adalah merupakan sesuatu
yang baru dan akan memberikan implikasi tertentu,
meliputi:

1. Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah


menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya
perbedaan antara kredit dan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.

2. Definisi Prinsip Syariah. Dalam definisi dimaksud


memiliki dua pesan penting yaitu (1) prinsip
syariah adalah prinsip hukum Islam dan (2)
6. UU NO. 21 TAHUN
2008
3. Penetapan Dewan Pengawas Syariah sebagai pihak
terafiliasi seperti halnya akuntan publik, konsultan dan
penilai.

4. Definisi pembiayaan yang berubah secara signifikan


dibandingkan definisi yang ada dalam UU sebelumnya
tentang perbankan (UU No. 10 tahun 1998). Dalam definisi
terbaru, pembiayaan dapat berupa transaksi bagi hasil,
transaksi sewa menyewa, transaksi jual beli, transaksi
pinjam meminjam dan transaksi sewa menyewa jasa
(multijasa).

5. Bentuk badan hukum bank syariah adalah PT.


EVOLUSI PERUNDANG-UNDANGAN
PERBANKAN (by Karnaen AP)
* TIDAK MUNGKIN ADA BANK
DANG-UNDANG NO. 14/1967
TANPA BUNGA

* DIMUNGKINKAN ADANYA
DEREGULASI 1 JUNI 1983 BANK TANPA
BUNGA TETAPI BELUM DIBUKA
IZIN MENDIRIKAN BANK BARU
* DIMUNGKINKAN ADANYA BANK
PAKTO 27 OKTOBER 1988 TANPA BUNGA DAN SUDAH
DIBUKA IZIN
MENDIRIKAN BANK BARU
* SISTEM BAGI HASIL ATAS
DASAR KESEPAKATAN MURNI

* SUDAH DIAKOMIDIR ADANYA


UNDANG-UNDANG NO. 7/1992 BANK TANPA BUNGA DENGAN
SISTEM BAGI HASIL

* SUDAH DIAKOMIDIR
UNDANG-UNDANG NO. 10/1998
ADANYA BANK SYARIAH

* BANK SYARIAH PUNYA UNDANG-


UNDANG-UNDANG NO. 21/2008 UNDANG SENDIRI
Jazakallah
khairan
katsiran ...

Anda mungkin juga menyukai