Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERWATAN LUPUS

ERITEMATOSUS SISTEMIK ( LES )


Abdul Rohman. (20181357)

Aimmatul Mufidah. (20181359)


Ainun Mufida. (20181360)
Arif Indrian. (20181364)
Ayuk Anjarwati. (20181365)
Devi Khilya Sofiana. (20181372)
Defi Nur Afifah. (20181373)
Hidayatul Fitriyah. (20181388)
Jumi Cahyaningati. (20181390)
Puji Lestari. (20181398)
PENGERTIAN

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah


prototipe penyakit autoimun,yang merupakan
suatu penderitaan yang dapat menimbulkan
manifestasi klinis denganspektrumyang luas
dan gangguan imunologi yang beragam yang
melibatkan hampir semua sistem organ
(Ramirez, 2008). Saat ini belum ada obat
untuk LES, dan kondisi ini dapat mengancam
hidup ketika mempengaruhi organ utama.
ETIOLOGI

1. Faktor Genetik
Berbagai gen dapat berperan dalam respon
imun abnormal sehingga timbul produk
autoantibodi yang berlebihan.
2. Faktor Imunologi
Antigen, Kelainan intrinsik sel T dan sel B,
Kelainan antibodi
3. Faktor Hormonal
Peningkatan hormon dalam tubuh dapat
memicu terjadinya LE. Beberapa studi
menemukan korelasi antara peningkatan
risiko lupus dan tingkat estrogen yang
tinggi.
4. Faktor Lingkungan
• Infeksi virus dan bakteri : Epstein Barr
Virus (EBV), bakteri Streptococcus dan
Clebsiella.
• Paparan sinar ultra violet
PHATOGENESIS LES
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju
endap darah (LED)
2. Urin rutin dan mikroskopik, protein
kwantitatif 24 jam, dan bila diperlukan
kreatinin urin
3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati,
profil lipid)
4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid
5. Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen
(C3,C4)
6. Foto polos thorax
• Pemeriksaan hanya untuk awal
diagnosis, tidak diperlukan untuk
monitoring
• Setiap 3-6 bulan bila stabil
• Setiap 3-6 bulan pada pasien
dengan penyakit ginjal aktif.
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Kortikosteroid (prednison 1-2 mg/kg/hr s/d 6 bulan


postpartum)(metilprednisolon1000 mg/24jam
dengan pulse steroid th/ selama 3 hr, jika membaik
dilakukantapering off).
• AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum
TP).
• Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral).
• Siklofospamid, diberikan pada kasus yang
mengancam jiwa 700-1000 mg/m luaspermukaan
tubuh, bersama dengan steroid selama 3 bulan
setiap 3 minggu.
ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA
1.Resti kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
lesi/malar pada lapisan kulit
2.Perubahan nutrisi berhubungan dengan hati tidak dapat
mensintesa zat-zat penting untuk tubuh
3.Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman
oksigen/nutrient ke sel
4.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
sumber informasi.
5.Tidak efektif pola napas b/d peningkatan produksi secret
1. Resti kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
lesi/malar pada lapisan kulit
•Kaji kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan
sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan.R/:
Menentukan garis dasar di man perubahan pada status
dapat di bandingkan dan melakukan intervensi yang
tepat.
•Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, mis,
membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-
hati dan melakukan masase dengan menggunakan lotion
atau krim.R/: mempertahankan kebersihan karena kulit
yang kering dapat menjadi barier infeksi.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
• Gunting kuku secara teratur.R/: kuku yang
panjang dan kasar meningkatkan risiko
kerusakan dermal.
• Tutupi luka tekan yang terbuka dengan
pembalut yang steril atau barrier protektif,
mis, duoderm, sesuai petunjuk.R/: dapat
mengurangi kontaminasi bakteri,
meningkatkan proses penyembuhan.
• Kolaborasigunakan/berikan obat-obatan
topical sesuai indikasi. R/: digunakan pada
perawatan lesi kulit.
2. Perubahan nutrisi berhubungan dengan
mual/ muntah.
• Kaji kemampuan untuk mengunyah,
merasakan dan menelan.R/: lesi
mulut,tenggorok dan esophagus dapat
menyebabkan disfagia, penurunan
kemampuan pasien mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk makan.
• Berikan perawatan mulut yang terus
menerus, awasi tindakan pencegahan
sekresi. Hindari obat kumur yang
mengandung alcohol.R/: Mengurangi
• Jadwalkan obat-obatan di antara makan (jika
memungkinkan) dan batasi pemasukan cairan
dengan makanan, kecuali jika cairan memiliki nilai
gizi. R/: lambung yang penuh akan akan
mengurangi napsu makan dan pemasukan
makanan.
• Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin.R/: dapat
meningkatkan napsu makan dan perasaan sehat.
• Berikan fase istirahat sebelum makan. Hindari
prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu
makan.R/: mengurangi rasa lelah; meningkatkan
ketersediaan energi untuk aktivitas makan.
• Dorong pasien untuk duduk pada waktu
makan.R/: mempermudah proses menelan
dan mengurangi resiko aspirasi.
• Catat pemasukan kalori. R/: mengidentifikasi
kebutuhan terhadap suplemen atau
alternative metode pemberian makanan.
• KolaborasiKonsultasikan dengan tim
pendukung ahli diet/gizi.R/: Menyediakan
diet berdasarkan kebutuhan individu dengan
rute yang tepat
3. Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk -
oksigen/nutrient ke sel.
• Kaji kemampuan pasien untuk melakukan
tugas /AKS normal, catat laporan kelelahan ,
keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas. 
• Kaji kehilangan / gangguan keseimbangan gaya
jalan, kelemahan otot. 
• Awasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah
aktivitas. Catat respons terhadap tingkat aktivitas
• Berikan lingkungan tenang. Pertahankan
tirah baring bila diindikasikan.
• Ubah posisi pasien dengan perlahann atau
pantau terhadap pusing.
• Prioritaskan jadwal asuhan keperawatan
untuk meningkatkan istirahat.
• Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi
bila perlu.
• Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi.
• Gunakan teknik penghematan energi.
• Anjurkan pasien untuk menghentikan
4. Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
• Tinjau ulang proses penyakit dan apa
yang menjadi harapan di masa depan.
R/: Memberikan pengetahuan dasar di
mana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
• Tinjau ulang cara penularan penyakit.R/:
mengoreksi mitos dan kesalahan
konsepsi, meningkatkan , mendukung
keamanan bagi pasien/orang lain.
• Dorong aktivitas/latihan pada tingkat yang
dapat di toleransi pasien. R/: merangsang
pelepasan endorphin pada otak,
meningkatkan rasa sejahtera.
• Tekankan perlunya melanjutkan perawatan
kesehatan dan evaluasi R/: memberi
kesempatan untuk mengubah aturan untuk
memenuhi kebutuhan perubahan/individu.
• Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis,
rumah sakit/pusat perawatan tempat
tinggal.R/: memudahkan pemindahkan dari
5. Tidak efektif pola napas b/d peningkatan
produksi secret
• Auskultasi bunyi napas. Catat adaya bunyi napas
mengi, krekles, ronchi.
• Kaji / pantau frekuensi pernapasan. Catat rasio
inspirasi dan ekspirasi.
• Catat adanya derajat dispnea. Misalnya
gelisah,ansietas,distres pernapasan.
• Memposisikan pasien semi fowler.
• Dorong/bantu pasien untuk melakukan napas
abdomen/bibir.
TERIMAKASIH☺️

Anda mungkin juga menyukai