Anda di halaman 1dari 28

Created by Kelompok 1 :

Lerfi Marisiana
Neneng Aidatul Fadhilah
Satriyo Ramadhani
Latar Belakang

 Teori kegunaan keputusan (decision usefulness theory) dikemukakan
pertama kali pada tahun 1954 dalam disertasi dengan judul An Accounting
Concept of Revenue di University of Chicago Amerika Serikat oleh George
J. Staubus. Pada tahap awal, teori ini dikenal dengan nama A Theory of
Accounting to Investors (Staubus, 2000). Teori ini didasarkan pada
permasalahan yang timbul berkenaan dengan konsep akuntansi yang
berdasarkan biaya historis, bahwa konsep biaya historis tidak relevan
dengan penilaian akuntansi dengan harga pasar atau pendekatan nilai
sekarang terhadap harga wajar.

 Teori kegunaan keputusan mencakup mengenai syarat dari
kualitas informasi akuntansi yang berguna dalam keputusan
yang akan diambil oleh pengguna. Teori kegunaan
keputusan menjadi referensi dari penyusunan kerangka
konseptual Financial Accounting Standard Boards (FASB),
yaitu Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)
yang berlaku di Amerika Serikat (Staubus, 2000).
 Kegunaan keputusan informasi akuntansi mengandung
komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh
para penyaji informasi akuntansi agar cakupan yang ada
dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan
yang akan menggunakannya. Tingkat kebutuhan para
pengguna laporan keuangan perlu dipertimbangkan dalam
penyajian informasi akuntansi.

 APB Statement 4 tentang Basic Concept and Accounting Principles
Underlying Financial Statement of Business Enterprises (1970)
memperkenalkan gagasan tentang kandungan dari kualitas yang
membuat informasi finansial berguna, yaitu relevan, dapat dipahami,
dapat diperiksa, netral, tepat waktu, dapat diperbandingkan dan lengkap.
Hal tersebut sesuai dengan fitur teori kegunaan-keputusan yang
dikemukakan oleh Staubus tahun 1954 dan tidak bertentangan dengan
kerangka dasar FASB yang disusun kemudian pada tahun 1980.
 Pendekatan kriteria-kriteria yang digunakan dalam rangka pengambilan
keputusan akuntansi tidak tersusun secara lengkap hingga tahun 1970,
sampai dengan APB mengeluarkan pernyataan tentang basis kerangka
konseptual untuk pertama kalinya. Manfaat dari kerangka dasar adalah
membuat standar akuntansi menjadi lebih konsisten dan logis, dan
meningkatkan kompatibilitas internasional dari standar akuntansi. Dengan
adanya kerangka dasar pengakuan dan penyajian pelaporan keuangan,
penyusun kebijakan seharusnya menjadi lebih bertanggung-jawab
terhadap keputusannya.

Sikap manajemen terhadap penerapan suatu standar
akuntansi berhubungan dengan kepentingannya terhadap
pengungkapan informasi akuntansi yang menggambarkan
kinerja finansial dalam bentuk pelaporan keuangan. Teori
kegunaan keputusan informasi akuntansi tercermin dalam
bentuk kaidah-kaidah yang harus dipenuhi oleh komponen-
komponen pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat dalam
rangka pengambilan keputusan ekonomi.

 FASB menyatakan bahwa nilai relevan dan reliabilitas adalah dua
kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna
dalam pengambilan keputusan. Nilai relevan diklasifikasikan
sebagai kapasitas informasi untuk membuat suatu perbedaan
dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Reliabilitas
didefinisikan sebagai kualitas pemberian jaminan bahwa
informasi itu secara rasional bebas dari kesalahan dan bias, dan
mewakili apa yang akan digambarkan.

 Agar relevan, informasi harus bersifat logis jika dihubungkan


dengan suatu keputusan. FASB menyatakan bahwa agar menjadi
relevan bagi investor, kreditur, dan yang lain dalam rangka
investasi, kredit dan keputusan sejenis maka informasi akuntansi
harus memiliki kapabilitas untuk membuat suatu perbedaan
pada suatu keputusan. Hal tersebut ditempuh dengan cara
membantu pemakai dalam membentuk prediksi tentang hasil
dari kejadian masa lalu, sekarang dan yang akan datang atau
untuk mengkonfirmasi atau membenarkan harapannya.

 Dengan adanya permasalahan bahwa laporan keuangan
memiliki fungsi pertanggung jawaban kepada pemilik dan
memberikan informasi yang berguna bagi investor, maka
laporan keuangan harus memperhatikan tingkat reliabilitas
dan relevansi. Kedua kriteria tersebut akan mengalami
trade-off jika digunakan secara bersamaan. Oleh karena itu,
untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah
pendekatan kegunaan keputusan (decision usefulness) untuk
membuat laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis
(historical cost) lebih berguna. Salah satu diantaranya
adalah dengan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Terdapat dua hal penting dalam
mengadopsi decision usefulness theory
antara lain:

 Siapa pengguna laporan keuangan
Para pengguna tersebut dapat dikategorikan dalam kelompok
besar seperti investor, kreditur, manajer, serikat pekerja,
pemakai standar, dan pemerintah. Kelompok ini disebut
constituencies of accounting.

 Keputusan apa yang dihadapi oleh pengguna


Akuntan akan menyediakan laporan keuangan yang lebih baik
untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan pada
constituencies. Laporan keuangan kemudian dapat disajikan
dengan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para
pengguna yang akan memberi petunjuk untuk memperbaiki
pembuatan keputusan. Dengan kata lain, laporan keuangan
dibuat lebih bermanfaat.

Pendekatan decision usefulness terhadap laporan keuangan
ini sebagai suatu reaksi terhadap kemustahilan untuk
menyediakan laporan keuangan yang benar menurut teori.
Pendekatan ini memecahkan masalah terhadap
pengidentifikasian para pemakai laporan keuangan dan
pemilihan informasi yang mereka butuhkan untuk membuat
keputusan yang baik. Akuntan telah memutuskan bahwa
para investor merupakan kelompok pengguna yang besar
dan telah dikombinasikan dengan beberapa teori ekonomi
dan keuangan, secara khusus keputusan investasi, untuk
memahami bentuk-bentuk informasi laporan keuangan yang
dibutuhkan oleh investor

 Keputusan untuk merancang identifikasi terhadap
komponen-komponen dari teori kegunaan keputusan
berlangsung lama dan terkait dengan perkembangan
dari kejadian satu sama lain. Dua kriteria yang
mengawali dasar dari pembuatan keputusan pilihan
akuntansi adalah sebagai berikut
1. Relevan
2. Aksebilitas terhadap bukti yang mencakup variabel-
variabel yang sulit dalam penyusunan estimasi dan
perhitungan, imbalan bagi penilai dan risiko bias
yang mengurangi reliabilitas dari pengukuran.
Hal-hal tersebut kemudian diterjemahkan oleh FASB
dalam SFAC sebagai relevan dan reliabilitas dalam
publikasi kerangka konseptual tahun 1980 sebagaimana
berikut ini.

 SFAC 1 tentang tujuan pelaporan keuangan
Menunjukkan bahwa teori pengambilan keputusan diterapkan
terhadap pelaporan dan akuntansi keuangan.

 SFAC 2 tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi,


Menggunakan the decision usefulness approach dengan
menyediakan karakteristik informasi akuntansi yang
bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dua karakteristik
informasi akuntansi yang utama adalah relevansi dan
reliabilitas. Informasi yang relevan adalah informasi yang
memiliki kapasitas untuk mempengaruhi keyakinan investor
tentang return masa depan. Informasi yang reliabel adalah
informasi yang disajikan secara jujur, precise, dan bebas dari
bias.
Reaksi dari Profesi Akuntan
Untuk Decision Usefulness

 Tujuan utama dari laporan keuangan yaitu menyediakan informasi yang berguna
untuk seorang investor kontensial dan kreditor, penggunaan yang lain dalam
pembuatan investasi rasional, kreditor, dan beberapa keputusan. Pembuat
keputusan merupakan orang yang menghasilkan penyesuaian dalam  teori,
maksudnya orang yang membuat keputusan untuk memaksimumkan tujuan
penggunaan yang diharapkan mereka yang biasa disebut rasional. Jenis dari
konstitusi termasuk dalam sebagian besar tujuan umum (investor yang
sekarang dan investor potensial dan kreditur dan pengguna yang lain) dan juga
jenis  luas dari keputusan yang dikontemlasikan (Investasi, kredit, dan beberapa
keputusan).

 Sedangkan menurut SFAC 1, tujuan kedua laporan keuangan adalah


menyediakan informasi untuk membantu investor sekarang, investor potensial,
kreditor dan pengguna yang lain dalam menafsir jumlah waktu dan
ketidaktepatan dari penerimaan kas dari dividen atau bunga. Pada intinya,
informasi ketepatan akan melengkapi sistem informasi yang informartif yang
berhubungan langsung laporan keuangan dengan kesadaran keadaan masa
mendatang dan hasil. Dua karakter besar informasi adalah relevan dan
kejujuran. Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai kapasitas
pengaruh kepercayaan investor tentang perolehan dimasa mendatang.
Kejujuran informasi juga pengaruh kepercayaan dari gambaran kesetiaan yang
berarti ukuran.

 Bagaimanapun juga tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan
memperoleh nilai tambah karena adanya kontribusi masyarakat
sekitar termasuk lingkungan hayati (social resources). Hal yang
perlu diingat bahwa rusaknya social resources berarti akan
menimbulkan social cost yang harus ditanggung oleh
masyarakat. Sebaliknya, jika aktivitas perusahaan itu juga
bertujuan meningkatkan social resources-nya, maka social
benefit lah yang akan diperoleh.

 Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan muncul dari visi


manajemen perusahaan, karena visi manajemen perusahaan ke
depan mengharuskan adanya pengungkapan informasi
tambahan dalam laporan keuangan perusahaan. Tanggung
jawab sosial merupakan sesuatu yang berwujud kesadaran untuk
mengembalikan sebagian manfaat yang diperoleh perusahaan
untuk masyarakat.


Pengungkapan lingkungan adalah salah satu bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan
diharapkan mengundang para stakeholder untuk
berinvestasi, sehingga akan menimbulkan keuntungan
kepada perusahaan
 Akuntansi manajemen

lingkungan dikembangkan untuk
memberikan informasi mengenai aspek keuangan dan fisik
mengenai dampak lingkungan dan kinerja perusahaan (Christ and
Burritt, 2013).

 Akuntansi manajemen lingkungan (EMA) dapat digunakan sebagai


alat untuk mencatat dan mengalokasikan biaya lingkungan agar
dapat meningkatkan kinerja lingkungan dan ekonomi (Doorasamy
dan Garbharran, 2015).

 EMA digunakan untuk mengatasi kelemahan akuntansi manajemen


tradisional yang tidak mampu memberikan pertimbangan biaya
lingkungan yang memadai dan relevan (Xiaomei, 2004). EMA
berfokus pada pengumpulan informasi yang berhubungan dengan
biaya lingkungan atau biaya lainnya dari aktivitas internal
perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan rasional
manajemen perusahaan (Csutora dan Kerekes, 2004)

 Tujuan utama praktik akuntansi lingkungan adalah
menghilangkan kesenjangan informasi karena tidak
teridentifikasinya biaya dan kerusakan lingkungan
(Dourala et al., 2003). Xiaomei (2004) menjelaskan
bahwa penerapan akuntansi manajemen lingkungan,
dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan, kinerja keuangan dan pengungkapan
informasi lingkungan. Sebagian besar perusahaan dalam
industri modern menyadari sepenuhnya bahwa isu
lingkungan dan sosial juga merupakan bagian penting
dari perusahaan (Pfleiger, et al., 2005).

 Terdapat dua pendekatan dalam merumuskan EMA :

1) Monetary Accounting (berbasis pada monetary


procedure) merupakan upaya mengidentifikasi,
mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan
berdasarkan perilaku aliran keuangan dalam biaya
tersebut.
2) Physical Accounting (berbasis pada material flow
balance procedure) adalah suatu pendekatan untuk
mengidentifikasi berbagai perilaku sumber biaya
lingkungan. Hal ini akan berguna bagi manajemen untuk
dasar alokasi biaya lingkungan yang terjadi.
Manfaat Akuntansi Manajemen
Lingkungan

Tujuan utama praktik akuntansi lingkungan adalah
menghilangkan kesenjangan informasi karena tidak
teridentifikasinya biaya dan kerusakan lingkungan (Dourala et
al., 2003). Xiaomei (2004) menjelaskan bahwa penerapan
akuntansi manajemen lingkungan, dapat membantu
perusahaan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, kinerja
keuangan dan pengungkapan informasi lingkungan. Sebagian
besar perusahaan dalam industri modern menyadari
sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan
bagian penting dari perusahaan (Pfleiger, et al., 2005).
Penerapan akuntansi lingkungan sesungguhnya mulai disadari
oleh perusahaan akan menghasilkan banyak keuntungan,
seperti pengurangan biaya lingkungan, mengurangi limbah,
peningkatan keuntungan jangka panjang, prestise di mata
konsumen, peningkatan kinerja keuangan dan saham serta
meningkatnya kinerja lingkungan dan ekonomi (Klassen dan
McLaughlin, 1996; Graff et al., 1998; Buritt, 2002; EPA
Australia 2003; Leal et al., 2003; Perron et al., 2006; Sulaiman
dan Nik Achmad, 2006; Lemkin, 2011).

 Tingginya tekanan perusahaan menyebabkan banyak
perusahaan yang mengimplementasikan akuntansi
manajemen lingkungan. Stakeholder dan pelanggan
semakin lama telah memiliki kesadaran dan kepedulian
yang tinggi terhadap lingkungan dan mereka menuntut
perusahaan untuk menunjukkan kepedulian dalam
kegiatan bisnisnya (Lemkin, 2011). Akuntansi
manajemen lingkungan banyak digunakan sebagai
bagian dari alat pengambilan keputusan penting di
sebagian besar perusahaan (De Beer dan Friend,
2006).

 Penerapan akuntansi manajemen lingkungan bertujuan untuk
mengenali dan mengurangi dampak lingkungan negatif dari praktik
akuntansi konvensional (Gray & Bebbington, 2001) dan dapat
membantu perusahaan untuk mengidentifikasi manfaat lingkungan
dan ekonomi dari aktivitas bisnis perusahaan (Burritt et al., 2002).
EMA dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi baik fisik dan moneter untuk pengambilan
keputusan internal (Qian, Burritt dan Monroe, 2011), mengubah
tindakan dan keuangan dari aktivitas lingkungan sebagai dasar
informasi untuk pengambilan keputusan terkait dengan penilaian
kinerja lingkungan (Benett et al., 2013) serta dapat membantu
perusahaan untuk mengelola kinerja lingkungan dan melaporkan
informasi lingkungan kepada pemangku kepentingan (Chang,
2007).

 Perusahaan mengalami perubahan dalam penyusunan formulasi
strategi, dimana fokus pemegang saham beralih kepada pemuasan
pemangku kepentingan lainnya, diantaranya adalah pemenuhan isu
lingkungan (Carrod dan Chadwick, 1996). Strategi bisnis perusahaan
harus mulai mempertimbangkan isu-isu lingkungan (Jose, 1996).
Perusahaan harus mampu untuk mengidentifikasi lingkungan sebagai
peluang bukan sebagai ancaman (Poter dan Linde, 1995).
Perusahaan harus mengintegrasikan isu-isu lingkungan ke dalam
strategi perusahaan, hal tersebut didasari pada permasalahan seperti
perubahan iklim, deflasi ozon, masalah polusi dan limbah sehingga
penting bagi perusahaan untuk mengintegrasikan isu lingkungan ke
dalam perencanaan strategis perusahaan (Genc, 2013).
 Semakin meningkatnya kesadaran dan harapan pelanggan turut
mempengaruhi perusahaan untuk mengintegrasikan kepedulian
lingkungan terhadap proses manajemen strategi pada perusahaan
mereka (Da Silva dan Teixeria (2008) dalam Gens (2013). Perusahaan
yang telah menyatukan isu lingkungan dalam strategi bisnis mereka
akan cenderung lebih mampu bertahan dalam jangka panjang
(Banerjee, 2002a) dalam Gens (2013).



Contoh Kasus

 Perusahaan memiliki peranan besar terhadap perekonomian negara
khususnya masyarakat. Selain memberikan dampak positif, perusahaan
juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti polusi dara,
pencemaran sungai dan kerusakan ekosistem hayati.

 Beberapa kasus terkait dengan lingkungan diantaranya PT Usaha Loka dan


PT Kasin yang terbukti mencemari Kali Badek di Kelurahan Ciptomulyo Kota
Malang, Jawa Timur. Kementrian Lingkungan Hidup berencana menggugat
perusahaan industri tekstil yang mencemari lahan pertanian di Kecamatan
Rancaekek, Kabupaten Bandung Jawa Barat dengan perkiraan luas lahan
yang tercemar seluas 752 ha dari total lahan sawah sebesar 983 ha. Pada
Juni sampai Oktober 2015, diperkirakan lebih dari 100.000 kebakaran
menghabiskan jutaan hektare hutan di Indonesia dengan kerugian terhadap
dampak lingkungan mencapai lebih dari US$15 miliar.

 PT. Indominko Mandiri melakukan pertambangan yang merusak lingkungan,


seperti penurunan kualitas sungai, kekeringan dan kerusakan ekosistem
serta penurunan kualitas hidup masyarakat (Greeners. 2016). Tercemarnya
sungai Cilamaya yang menyebabkan air sungai berwarna hitam dan
menyengat mengakibatkan kesehatan warga menurun (Sindonews, 2016).
 Keserakahan untuk

mengeksploitasi lingkungan dan
sumberdaya serta upaya untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dituding sebagai penyebab utama
munculnya dampak negatif dari perusahaan yang dikenal
dengan externalities (European Commission, 2000; Helbling
2001, Prokofieva et al., Choi, 2009).
 Akibat banyaknya dampak negatif perusahaan yang muncul,
maka diperlukan suatu sistem atau mekanisme yang dapat
mengawasi perusahaan sehingga dampak-dampak negatif dari
kegiatan perusahaan dapat diminimalisir (Ikhsan, 2009).
 Sebagian besar perusahaan dalam industri modern menyadari
bahwa isu lingkungan dan sosial juga merupakan bagian
penting dari perusahaan (Pfleiger et al., 2005). Meningkatnya
kesadaran terhadap lingkungan menyebabkan banyak
perusahaan di dunia yang kini mulai mengimplementasikan
akuntansi manajemen lingkungan (Enviromental Management
System/EMA).

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai