Anda di halaman 1dari 30

MUTUAL By SUHENDRY

COOPERATION ANANTA, S.H.,


AGREEMENT M.H., M.Kn
Pengertian Dasar Hukum
P-12, Perikatan dan
Perjanjian
Perikatan dan
Perjanjian

PERIKATAN
&
PERJANJIAN Hal-hal yang
harus
diperhatikan Klausula Baku
KERJASAMA dalam
pembuatan
dalam
Perjanjian
Perjanjian
Kerjasama
Perikatan diatur dalam Burgerlijk Wetboek
(Kitab Undang-undang Hukum Perdata)
Hukum Perikatan diatur dalam Buku III
Burgerlijk Wetboek
Bab I  (Pasal 1233 s.d 1312) tentang
PERIKATAN (VAN perikatan-perikatan pada umumnya;
VERBINTENISSE
N) Bab II  (Pasal 1313 s.d 1352) tentang
perikatan-perikatan yang timbul dari
perjanjian;
Bab III  (Pasal 1352 s.d 1380) tentang
perikatan-perikatan yang timbul karena
undang-undang;
Bab VI   (Pasal 1381 s.d 1456) tentang
hapusnya perikatan-perikatan
VAN VERBINTENISSEN

Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau


karena undang-undang ( Vide Pasal 1233 BW)

1233 1234

Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu,


untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
sesuatu (Vide Pasal 1234 BW)
Perikatan yang lahir dari Persetujuan =
Perikatan yang lahir dari Perjanjian
(kontrak)

1233 BW
Suatu Perjanjian adalah suatu perbuatan
di mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih (vide Pasal 1313 BW)
PERIKATAN YANG LAHIR
DARI KONTRAK/PERJANJIAN
Suatu persetujuan diadakan dengan cuma-cuma atau dengan
memberatkan. Suatu persetujuan cuma-cuma adalah suatu
persetujuan, bahwa pihak yang satu akan memberikan suatu
keuntungan kepada pihak yang lain tanpa menerima imbalan.
Suatu persetujuan memberatkan adalah suatu persetujuan
yang mewajibkan tiap pihak untuk memberikan sesuatu,
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu ( vide Pasal
1314 BW)
PERIKATAN LAHIR DARI PERJANJIAN

• Orang dianggap memperoleh sesuatu dengan


perjanjian untuk diri sendiri dan untuk ahli warisnya
dan orang yang memperoleh hak daripadanya, kecuali
jika dengan tegas ditetapkan atau telah nyata dan
sifat persetujuan itu bahwa bukan itu maksudnya
( 1318 BW)
PEMBATALAN PERJANJIAN

• Tiada suatu persetujuan pun mempunyai kekuatan jika diberikan


karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan.
• Kekhilafan tidak mengakibatkan batalnya suatu persetujuan,
kecuali jika kekhilafan itu terjadi mengenai hakikat barang yang
menjadi pokok persetujuan. Kekhilafan tidak mengakibatkan
kebatalan, jika kekhilafan itu hanya terjadi mengenai diri orang
yang dengannya seseorang bermaksud untuk mengadakan
persetujuan, kecuali jika persetujuan itu diberikan terutama
karena diri orang yang bersangkutan ( Pasal 1321 BW)
PEMBATALAN PERSETUJUAN

• Penipuan merupakan suatu alasan untuk


membatalkan suatu persetujuan, bila penipuan yang
dipakai oleh salah satu pihak adalah sedemikian rupa,
sehingga nyata bahwa pihak yang lain tidak akan
mengadakan perjanjian itu tanpa adanya tipu
muslihat. Penipuan tidak dapat hanya dikirakira,
melainkan harus dibuktikan.
KECAKAPAN BERTINDAK

• Tiap orang berwenang untuk membuat perikatan, kecuali jika ia


dinyatakan tidak cakap untuk hal itu.
• Yang tak cakap untuk membuat persetujuan adalah;
1. anak yang belum dewasa;
2. orang yang ditaruh di bawah pengampuan;
3. perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan
undang-undang dan pada umumnya semua orang yang oleh undang-
undang dilarang untuk membuat persetujuan tertentu.
USIA DEWASA

• Yang belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai


umur genap dua puluh satu tahun dan tidak kawin
sebelumnya.
• Bila perkawinan dibubarkan sebelum umur mereka genap
dua puluh satu tahun, maka mereka tidak kembali
berstatus belum dewasa
(Vide Pasal 330 BW)
USIA DEWASA

• Usia Dewasa bertindak menurut UU Jabatan Notaris adalah


berusia 18 tahun atau telah menikah ( vide pasal 39 dan
Pasal 40 UU Nomor 2 Tahun 2014 jo UU Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris.
• Berlaku Asas Lex Specialis Derogat Lex Generalis
• Dapat menandatangani Perjanjian berdasarkan UU Jabatan
Notaris minimal berusia 18 tahun, sedangkan BW adalah 21
Tahun
Syarat sahnya suatu perjanjian diperlukan empat
syarat:
1. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
SYARAT 3. suatu hal tertentu;
4. suatu sebab yang halal.
SAHNYA
PERJANJIAN
(Vide Pasal 1320 BW)
Syarat Subyektif dan Obyektif

Syarat Nomor Syarat Nomor


1 dan 2 2 dan 3
disebut disebut
Syarat Syarat
Subyektif Obyektif
KONSEKUENSI

Konsekuensi dari Tidak Terpenuhinya Syarat Subyektif


adalah Perjanjian Dapat dibatalkan, dengan meminta
pembatalan kepada Ketua Pengadilan Negeri

Konsekuensi dari Tidak Terpenuhinya Syarat Obyektif


adalah Perjanjian Batal Demi Hukum (Null and Void)
PELAKSANAAN PERJANJIAN

01 02 03
Perjanjian Yang dibuat Setiap pihak yang Setiap Perjanjian
secara sah sesuai terikat dalam berlaku dan mengikat
ketentuan Pasal 1320 Perjanjian wajib secara sah sebagai
BW mengandung melaksanakan dengan Undang-undang bagi
konsekusensi untuk itikad baik. Para Pihak dan wajib
dilaksanakan dengan dilaksanakan dengan
baik itikad baik (vide Pasal
1338 BW)
PEMBUATAN
PERJANJIAN
Dalam Pembuatan Perjanjian ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu :
a) Komparisi ( Identitas Para Pihak) harus
benar dan sesuai
b) Premis ( Pendahuluan) Perjanjian yang
menerangkan dasar dilakukannya Perjanjian
c) Isi Perjanjian ( Judul Perjanjian, Pasal-
pasal/Klausula dalam Perjanjian)
d) Penutup
ISI PERJANJIAN

Isi Perjanjian memuat


sekurang-kurangnya :
• Ruang lingkup Perjanjian
Isi Perjanjian harus memuat • Jangka Waktu
• Hak dan Kewajiban Para
ketentuan yang mengikat
Pihak
para pihak dan bersifat • Pembayaran/Harga ( jika
seimbang (memenuhi mengandung transaksi
keadilan) tertentu)
• Ketentuan Perpajakan
• Sanksi
• Domisili Hukum
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN

1. Unsur Esensialia
Unsur yang harus ada dalam Perjanjian, hal pokok dari perjanjian,
misalnya
esensi dari jual beli dengan sewa menyewa.
Jual Beli berdasarkan Pasal 1457 BW merupakan suatu Perjanjian
dengan kondisi pihak yang satu menyerahkan barang dan satu
pihak membayar harga.
Sewa menyewa berdasarkan Pasal 1548 BW merupakan perjanjian
dimana pihak yang satu memberikan “kenikmatan suatu barang”
selama masa tertentu, dan dengan harga tertentu
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN

2. Unsur Naturalia.
Merupakan unsur yang wajib dimiliki oleh suatu
Perjanjian, menyangkut suatu keadaan yang pasti ada
setelah diketahui unsur Esensialianya. Misalnya Jual
Beli unsur Naturalianya adalah penjual bertanggung
jawab memastikan barang yang dijualnya bebas dari
keadaan cacat/ kerusakan baik yang terlihat maupun
yang tersembunyi.
UNSUR-UNSUR PERJANJIAN

AKSIDENTALIA ARTINYA
BISA ADA ATAU BISA JUGA
TIDAK ADA. UNSUR INI
ADALAH UNSUR
3. UNSUR PELENGKAP, MISALNYA
AKSIDENTALIA DALAM PERJANJIAN SEWA
MENYEWA DITENTUKAN
FORM PENYERAHAN
BANGUNAN / CHECKLIST
FORM
Perjanjian secara prinsip dibuat
dengan itikad baik dan asas
kebebasan berkontrak (tanpa
adanya unsur paksaan,
KLAUSUL dibawah tekanan)
A BAKU Perjanjian dengan klausula
Baku apakah memenuhi
ketentuan asas kebebasan
berkontrak dalam Pasal 1320
BW?
Klausula Baku dilarang dalam Pasal 18
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
LARANGAN Perlindungan Konsumen.
KLAUSULA
BAKU

Klausula Baku adalah setiap aturan atau


ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu
secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau
perjanjian yang mengikat dan wajib dipenuhi
oleh konsumen.
LARANGAN KLAUSULA BAKU
Pelaku usaha dalam
menawarkan barang dan/atau
memberi hak kepada pelaku
jasa yang ditujukan untuk mengatur perihal pembuktian
usaha untuk mengurangi
diperdagangkan dilarang atas hilangnya kegunaan
manfaat jasa atau mengurangi
membuat atau mencantumkan barang atau pemanfaatan jasa
harta kekayaan konsumen yang
klausula baku pada setiap yang dibeli oleh konsumen;
menjadi obyek jual beli jasa;
dokumen dan/atau perjanjian
apabila:

menyatakan tunduknya
menyatakan pemberian kuasa
konsumen kepada peraturan
dari konsumen kepada pelaku
yang berupa aturan baru,
usaha baik secara langsung
tambahan, lanjutan dan/atau
menyatakan pengalihan maupun tidak langsung untuk
pengubahan lanjutan yang
tanggung jawab pelaku usaha; melakukan segala tindakan
dibuat sepihak oleh pelaku
sepihak yang berkaitan dengan
usaha dalam masa konsumen
barang yang dibeli oleh
memanfaatkan jasa yang
konsumen secara angsuran;
dibelinya;

menyatakan bahwa konsumen


menyatakan bahwa pelaku
memberi kuasa kepada pelaku
menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak
usaha untuk pembebanan hak
usaha berhak menolak penyerahan kembali uang yang
tanggungan, hak gadai, atau
penyerahan kembali barang dibayarkan atas barang
hak jaminan terhadap barang
yang dibeli konsumen; dan/atau jasa yang dibeli oleh
yang dibeli oleh konsumen
konsumen;
secara angsuran
PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU

Pelaku usaha
dilarang Setiap klausula
mencantumkan baku yang telah
klausula baku yang ditetapkan oleh
letak atau pelaku usaha pada
bentuknya sulit dokumen atau
terlihat atau tidak perjanjian yang
dapat dibaca memenuhi
secara jelas, atau ketentuan diatas
yang dinyatakan batal
pengungkapannya demi hukum.
sulit dimengerti.
SANKSI PIDANA

Pelaku usaha yang


melanggar ketentuan
mengenai Klausula Baku Terhadap sanksi pidana yang
dipidana dengan pidana dikenakan kepada Pelaku
penjara paling lama 5 (lima) usaha tersebut, dapat juga
tahun atau pidana denda dikenakan Hukuman
paling banyak Rp. tambahan berupa :
2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
perampasan barang pengumuman
tertentu keputusan hakim;

perintah
HUKUMAN pembayaran ganti
penghentian
kegiatan tertentu

TAMBAHAN rugi yang menyebabkan


timbulnya kerugian
konsumen

kewajiban pencabutan izin


penarikan barang usaha
dari peredaran;
atau
DISKUSI KELOMPOK
PT. Baru Multifinance menandatangani Perjanjian dengan PT. Asset Mobile dengan
kondisi PT. Baru Multifinance menyerahkan sejumlah dana dan PT. Asset Mobile
menyerahkan sejumlah kendaraan sport dengan nilai yang disepakati dalam
Perjanjian. Dalam Perjanjian tercantum PT. Asset Mobile berhak menolak kembali
unit yang diserahkan dan PT. Asset Mobile memberikan kuasa untuk dilakukan
pemasangan Fidusia.
Dari Kondisi diatas, berikan pendapat kelompok saudara mengenai :
1. Apakah ada hal yang berkaitan dengan klausula baku, jelaskan?
2. Sanksi apa yang tepat bagi masing-masing pihak?
3. Bagaimana solusi yang tepat jika terjadi kondisi yang tidak menguntungkan
bagi PT. Baru Multifinance?
Dilarang membuka HP, Internet atau apapun yang sejenis, jawaban diharapkan
merupakan jawaban murni saudara.
JAWABAN

1 2 3

Dari transaksi yang


dilakukan antara PT. Baru
Sanksi yang dapat Solusi nya jika PT.
Multifinance dengan PT. dikenakan kepada Asset Mobile gagal
Asset Mobile merupakan masing-masing bayar maka PT.
transaksi yang berkaitan
dengan utang piutang pihak adalah Baru Multifinance
( tidak berkaitan dengan sebagaimana dapat langsung
hubungan Produsen dan
Konsumen), sehingga diatur dalam menjual
penggunaan “ Klausula Perjanjian, kendaraan PT.
Baku” tidak dapat Asset Mobile untuk
dipergunakan meskipun
terdapat kalimat Kuasa melunasi
Fidusia dan Penolakan kewajiban PT.
Barang
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC

Anda mungkin juga menyukai