Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

DEVIASI
SEPTUM NASI
Oleh:
Esa Fitriani Azizah G4A018030
Masvira Lailiyah Miftah G4A018036
Mizyal W. Aniesiyah G4A018054
Layalia Azka Fatharani G4A018088

Pembimbing:
dr. Bagus Condro P.,
Sp.THT-KL
01
Anato
mi
dung LuarLuar
Hidung (Dhingra, 2014)
(Dhingra, 2014)
• Hidung berbentuk piramid yang
terdiri dari tulang dan tulang
rawan yang dilapisi oleh otot dan
kulit.
• Sepertiga atas hidung luar
merupakan tulang dan duapertiga
bawah merupakan tulang rawan.
Bagian tulang terdiri dari dua
tulang hidung yang bertemu di
garis tengah dan pada bagian
atas dari prosesus nasalis os
frontal dan keduanya melekat
diantara prosesus frontalis os
maksila
• Bagian tulang rawan terdiri dari
sepasang kartilago nasalis
lateralis superior, sepasang
Hidung Dalam
(Dhingra, 2014) • Terdiri atas kavum nasi kanan dan
kiri yang dipisahkan oleh septum
nasi.
• Setiap kavum nasi berhubungan
dengan bagian luar melalui lubang
hidung (nares anterior) dan dengan
nasofaring melalui koana.
• Setiap kavum nasi terdiri dari
bagian yang ditutupi kulit, disebut
vestibulum dan bagian yang ditutupi
mukosa disebut kavum nasi yang
sebenarnya
• Setiap kavum nasi memiliki dinding
lateral, medial, superior dan inferior.
Pada dinding lateral terdapat 4 buah
konka. Konka menggulung seperti
proyeksi tulang yang dilapisi oleh
Vaskularisasi
Hidung • Bagian atas hidung rongga
hidung mendapat pendarahan
dari a. etmoid anterior dan
posterior
• Bagian bawah rongga hidung
mendapat pendarahan dari
cabang a. maksilaris interna
• Bagian depan hidung mendapat
pendarahan dari cabang –
cabang a.fasialis
• Pada bagian depan septum
terdapat anastomosis dari
cabang-cabang
a.sfenopalatina,a.etmoid
anterior, a.labialis superior, dan
a.palatina mayor yang disebut
pleksus Kiesselbach (Little’s
Inervasi
Hidung
• Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan
sensoris dari n.etmoidalis anterior
• Rongga hidung lannya, sebagian besar mendapat persarafan
sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum. Ganglion
sfenopalatinum selain memberikan persarafan sensoris juga
memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa
hidung.
• Nervus olfaktorius. Saraf ini turun dari lamina kribrosa dari
permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada
sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah
sepertiga atas hidung.
Fungsi
Hidung
● Bernafas
● Indra Penghidu
● Resonansi Suara
● Penyaring dan Pelindung
● Proses Bicara
02
Deviasi
Septum Nasi
Definisi (Walsh &
Korn, 2014)
Deviasi septum nasi didefinisikan sebagai bentuk
septum yang tidak lurus di tengah sehingga
membentuk deviasi ke salah satu rongga hidung
atau kedua rongga hidung yang mengakibatkan
penyempitan pada rongga hidung yang bisa
mengganggu fungsi hidung.
Etiologi
• Umumnya disebabkan oleh trauma langsung dan biasanya
berhubungan dengan kerusakan pada bagian lain hidung
seperti fraktur os nasal
• Trauma juga dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus
atau pada masa janin intrauterin
• Ketidakseimbangan pertumbuhan  tulang rawan septum
nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior
Budiman dantelah
Asyari, 2012
Klasifikas
i
Deviasi septum nasi dibagi Mladina (1987) atas
beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi,
yaitu:
1. Tipe I. Benjolan unilateral yang belum
mengganggu aliran udara.
2. Tipe II. Benjolan unilateral yang sudah
mengganggu aliran udara, namun masih
belum menunjukkan gejala klinis yang
bermakna.
3. Tipe III. Deviasi pada konka media / area
osteomeatal.
4. Tipe IV. Disebut juga tipe S dimana septum
bagian posterior dan anterior berada pada
sisi yang berbeda.
5. Tipe V. Tonjolan besar unilateral pada dasar
septum, sementara di sisi lain masih normal.
6. Tipe VI. Tipe V ditambah sulkus unilateral
dari kaudal-ventral, sehingga menunjukkan
rongga yang asimetri.
Bentuk
Deformitas
Spina dan Krista Deviasi Dislokasi Sinekia

Merupakan Lesi ini lebih Batas bawah Bila deviasi atau


penonjolan tajam karakteristik dengan kartilago septum krista septum
tulang atau tulang penonjolan berbentuk bergeser dari bertemu dan
rawan septum yang „C‟ atau „S‟ yang dapat posisi medialnya melekat dengan
dapat terjadi pada terjadi pada bidang dan menonjol ke konka di
pertemuan vomer di horisontal atau vertikal salah satu lubang hadapannya. Bentuk
bawah dengan dan biasanya mengenai hidung. Septum ini akan menambah
kartilago septum dan kartilago maupun deviasi sering beratnya obstruksi
atau os ethmoid di tulang. disertai dengan
atasnya. Bila kelainan pada
memanjang dari struktur
depan ke belakang sekitarnya.
disebut krista, dan
bila sangat runcing
dan pipih disebut
spina.
Budiman dan Asyari, 2011; Nizar dan Mangunkusumo, 20
Diagnosis
1. Anamnesis
a. Gejala klinis (Budiman, 2012):
 sumbatan hidung
 unilateral / bilateral
 homolateral : konka hipotrofi
kontralateral : konka hipertrofi
 nyeri kepala, sekitar mata dan postnasal drip.
 gangguan penciuman  deviasi bagian atas septum
 Perdarahan hidung (epistaksis)
 predisposisi terjadinya sinusitis e.c ostium tertutup  gejala
sinusitis
 mengorok saat tidur (noisy breathing during sleep), terutama
pada bayi dan anak
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi : rinoskopi anterior : penonjolan septum ke arah
deviasi.
Dinding lateral hidung diperiksa untuk menentukan besarnya
konka. Piramid hidung, palatum dan gigi juga diperika karena
merupakan struktur-struktur yang paling sering terjadi
gangguan yang berhubungan dengan deformitas septum.
c. Pemeriksaan penunjang
Nasoendoskopi : menilai deviasi septum bagian posterior
atau untuk melihat robekan mukosa
Radiologi sinus paranasal : bila dicurigai terdapat komplikasi
sinus paranasal
1) Deviasi lokal termasuk spina, krista dan
dislokasi bagian kaudal
2) Lengkungan deviasi tanpa deviasi yang
terlokalisir
3) Lengkungan deviasi dengan deviasi lokal
4) Lengkungan deviasi yang berhubungan
dengan deviasi hidung luar.
Tatalaks
• ana
Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu
dilakukan tindakan koreksi septum.
• Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
• Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan
hidung.
• Pembedahan : Septoplasty (Reposisi Septum), SMR (Sub-
Mucous Resection).
Pembedah
an
Prognosis
• Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan
posisi dari septum nasi dari letaknya yang berada di garis
medial tubuh.
• Prognosis pada pasien deviasi septum setelah menjalani
operasi cukup baik dan pasien dalam 10-20 hari dapat
melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. Hanya saja pasien
harus memperhatikan perawatan setelah operasi dilakukan.
Termasuk juga pasien harus juga menghindari trauma pada
daerah hidung (Budiman, 2012)
Komplika
si
Daftar

Pustaka
Dhingra, P.L., Dhingra, S., 2014. Anatomy and Physiology of Paranasal Sinuses. In: P.L.
Dhingra, Shruti Dhingra (Eds). Diseases of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery
6 th ed. New Delhi: Elsevier, pp.187-90.
• Walsh WE, Korn RC. 2014. Sinonasal anatomy, function, and evaluation. In: Bailey BJ,
Johnson JT, Head and Neck Surgery-Otolaryngology, Fourth edition, Volume one.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
• Nizar NW, Mangunkusumo E. Kelainan Septum. Dalam : Soepardi EA, Iskandar N,
Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2010 : hlm
126-127.
• Budiman BJ, Asyari A. Pengukuran Sumbatan Hidung Pada Deviasi Septum Nasi. Bagian
Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas : Padang. 28 Juli 2012 : hlm 1-7. Available at : http://
repository.unand.ac.id/17339/1/Pengukuran_Sumbatan_Hidung_Pada_Deviasi_Septum.pdf
• Jin HR, Lee JY, Jung WJ. New Description Method and Classification System for Septal
Deviation. Department of Otorhinolaryngology, Seoul National University, College of
Medicine, Boramae Hospital : Seoul. Journal Rhinology, 2007; 14 : 27-31. Available at :
http://www.doctorjin.co.kr/Journal%20PDF/50%20New%20description%20method%20and%
20classification%20system%20for%20septal%20deviation_2007_06.pdf
MA
KASI
H
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai