Anda di halaman 1dari 44

HUKUM DAN ETIKA

RUMAH SAKIT
PENGANTAR
 Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia
(PERHUKI)
semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya.
 Disiplin ilmu dalam Hukum Kesehatan
Hukum kedokteran/ kedokteran gigi,
Hukum keperawatan
Hukum farmasi klinik
Hukum apotik
Hukum kesehatan masyarakat
Hukum perobatan
Hukum rumah sakit
Hukum kesehatan lingkungan, etc (Konas PERHUKI,
1993).

2
Definisi Rumah Sakit
Pasal 1 angka 1, UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS
 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
Pasal 1 angka 3 UU No. 44 Tahun 2009 ttg RS
menyebutkan bahwa : Pelayanan Kesehatan
Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.

3
Hakekat RS
 Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian
besar tenaga hukum kedokteran yaitu ketentuan
hukum yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam
menjalankan profesinya seperti dokter, dokter gigi,
apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis,
ahli rekam medik dan lain-lain.
 WHO
Rumah Sakit adalah suatu badan usaha yang
menyediakan pemondokan yang memberikan jasa
pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang
yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik,
terpeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang
menderita sakit, terluka, mereka yang mau melahirkan
dan menyediakan pelayanan berobat jalan.

4
Hakekat RS
Masing-masing disiplin ini umunnya telah
mempunyai etik profesi yang harus diamalkan
anggotanya.
Begitu pula rumah sakit sebagai suatu institusi
dalam pelayanan kesehatan juga telah
mempunyai etika yang di Indonesia terhimpun
dalam Etik Rumah Sakit Indonesia (ERSI).
Dengan demikian dalam menjalankan pelayanan
kesehatan masing-masing profesi harus
berpedoman pada etika profesinya dan harus
pula memahami etika profesi disiplin lainnya
apalagi dalam wadah dimana mereka berkumpul
(rumah sakit) agar tidak saling berbenturan.

5
ETIK DAN HUKUM
ETIK HUKUM
 Etik berasal dari kata Hukum adalah
Yunani ethos, yang berarti
”yang baik, yang layak”. peraturan perundang-
 Etik merupakan norma- undangan yang dibuat
norma, nilai-nilai atau pola oleh suatu kekuasaan,
tingkah laku kelompok
profesi tertentu dalam dalam mengatur
memberikan pelayanan pergaulan hidup
jasa kepada masyarakat.
masyarakat.

Etik dan hukum memiliki tujuan


yang sama yaitu untuk mengatur
tertib dan tentramnya pergaulan
hidup dalam masyarakat.
6
Persamaan dan Perbedaan
Etik dan Hukum
Persamaan Perbedaan
1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi . Hukum berlaku
untuk umum.
1. Sama-sama merupakan
Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota
alat untuk mengatur 2.
profesi. Hukum disusun oleh badan pemerintah.
tertibnya hidup 3. Etik tidak seluruhnya tertulis. Hukum tercantum
bermasyarakat. secara terinci dalam kitab undang-undang dan
2. Sebagai objeknya adalah lembaran/berita negara.
tingkah laku manusia. 4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan.
Sanksi terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan.
3. Mengandung hak dan
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan
kewajiban anggota- Etik Kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh Ikatan
anggota masyarakat agar Dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu diteruskan
tidak saling merugikan. kepada Panitia Pembinaan Etika Kedokteran (P3EK),
yang dibentuk oleh Departemen Kesehatan (DEPKES).
4. Menggugah kesadaran Pelanggaran hukum diselesaikan melalui pengadilan.
untuk bersikap manusiawi. 6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai
5. Sumbernya adalah hasi bukti fisik. Penyelesaian pelanggaran hukum
pemikiran para pakar dan memerlukan bukti fisik.
pengalaman para anggota
senior.

7
ETIK DAN HUKUM???

8
ETIKA RS
Etika rumah sakit
Etika terapan (applied ethics) atau etika praktis
(practical ethics), yaitu moralitas atau etika umum
yang diterapkan pada isu-isu praktis, seperti
perlakuan terhadap etnik-etnik minoritas, keadilan
untuk kaum perempuan, penggunaan hewan
untuk bahan makanan atau penelitian, pelestarian
lingkungan hidup, aborsi, etanasia, kewajiban bagi
yang mampu untuk membantu yang tidak
mampu, dan sebagainya.
Jadi, etika rumah sakit adalah etika umum yang
diterapkan pada (pengoperasian) rumah sakit.

9
Etika dari beberapa Sudut
Pandang
1. Ahli falsafah
Etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
Moralitas adalah hal-hal yang menyangkut moral, dan
moral adalah sistem tentang motivasi, perilaku dan
perbuatan manusia yang dianggap baik atau buruk.
Franz Magnis Suseno menyebut etika sebagai ilmu
yang mencari orientasi bagi usaha manusia untuk
menjawab pertanyaan yang amat fundamental :
bagaimana saya harus hidup dan bertindak?
Peter Singer, filusf kontemporer dari Australia menilai
kata etika dan moralitas sama artinya, karena itu
dalam buku-bukunya ia menggunakan keduanya
secara tertukar-tukar.

10
2. Ahli Sosiologi
Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-
orang dari lingkungan budaya tertentu.
3. Praktisi profesional termasuk dokter dan
tenaga kesehatan lainnya
etika berarti kewajiban dan tanggung jawab
memenuhi harapan (ekspekatasi) profesi dan
amsyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang
profesional.
Etika adalah salah satu kaidah yang menjaga
terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima
jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional dan
terhormat.

11
4. Eksekutif puncak rumah sakit
• Etika seharusnya berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus
terhadap :
• Pasien dan klien
• Organisasi dan staff
• Direktur dan profesi medis dan kesehatan
• Pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung
terhadap masyarakat.
• Kriteria wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat tentu berlaku
juga untuk eksekutif lain di rumah sakit.
5. Asosiasi profesi
 Etika adalah kesepakatan bersamadan pedoman untuk
diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa
yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan
profesi itu.

12
Etika Institusional RS
Etika Rumah Sakit
Suatu etika praktis yang dikembangkan untuk
Rumah Sakit sebagai suatu institusi lahir pada
waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran
etika biomedis.
Etika institusional rumah sakit adalah
pengembangan dari etika biomedika (bioetika).
Karena masalah-masalah atau dilema etika
yang baru sama sekali sebagai dampak atau
akibat dari penerapan kemajuan pesat ilmu dan
teknologi biomedis, justru terjadi di rumah sakit.
Sebagai contoh, dapat disebut kegiatan
reproduksi dibantu transplantasi organ.

13
Komponen Etika RS

14
Masalah Etik Rumah Sakit
Yang Perlu Diatur
1. Rekam medis 7. Pelayanan intensif,
anestesi dan
2. Keperawatan euthanasia
3. Pelayanan 8. Pelayanan radiologi
laboratorium 9. Pelayanan kamar
operasi
4. Pelayanan pasien 10. Pelayanan
dewasa rehabilitasi medik
5. Pelayanan 11. Pelayanan gawat
darurat
kesehatan anak
12. Pelayanan
6. Pelayanan klinik medikolegal dan lain-
medik lain

15
Isu-isu Etika Administratif
1. Kepemimpinan dan manajemen di rumah sakit
Fungsi manajemen mencakup antara lain kegiatan
menentukan obyektif, menentukan arah dan
memberi pedoman pada organisasi.
Kegiatan-kegiatan kepemimpinan dan manajemen
ini paling sensitif secara etis. Artinya dalam
pelaksanaannya seorang pemimpin yang manajer
puncak sangat mudah disadari atau tidak melanggar
asas-asas etika beneficence, nonmaleficence,
menghormati manusia dan berlaku adil.
Apalagi jika Direktur Rumah Sakit berprilaku
diskrimatif dan menerapkan standar ganda. Ia
menuntut orang lain mematuhi standar-standar yang
ditetapkan. Sedangkan ia sendiri tidak mau memberi
teladan sesuai dengan standar-standar itu

16
2. Privasi
Privasi menyangkut hal-hal konfidensial tentang pasien,
seperti rahasia pribadi, kelainan atau penyakit yang
diderita, keadaan keuangan, dan terjaminnya pasien dari
gangguan terhadap ketersendirian yang menjadi haknya.
Kewajiban etis rumah sakit untuk menjaga dan
melindungi privasi dan kerahasiaan pasiennya.
Harus di akui, hal itu tidak selalu mudah. Misalnya
kerahasiaan rekam medis pasien sukar dijaga, karena
rumah sakit modern data dan informasi yang terdapat di
dalamnya terbuka bagi begitu banyak petugas yang
karena kewajibannya memang berhak punya akses
terhadap dokumen tersebut.
Dapat juga terjadi dilema etika administratif, jika terjadi
keterpaksaan membuka kerahasiaan karena suatu sebab
di satu pihak lain kewajiban moral untuk menjaganya

17
3. Persetujuan tindakan medis (Informed
consent)
Masalah etika administratif dapat terjadi, jika
informed consent tidak dilaksanakan
sebagaimana seharusnya, yaitu persetujuan
yang diberikan secara sukarela oleh pasien yang
kompeten kepada dokter untuk melakukan
tindakan medis tertentu pada dirinya, setelah ia
diberi informasi yang lengkap dan dimengerti
olehnya tentang semua dampak dan resiko yang
mungkin terjadi sebagai akibat tindakan itu atau
sebagai akibat sebagai tidak dilakukan tindakan
itu.

18
Dilema etika administratif berikutnya di
rumah sakit - faktor situasi keuangan
 Apakah kemampuan pasien membayar uang  Untuk rumah sakit milik pemodal,
muka adalah faktor yang mutlak bagi rumah bagaimana sikap manajemen jika ada
sakit untuk memberikan pertolongan konflik kepentingan antara kebutuhan
kepadanya. karena pertimbangan tertentu, pasien dengan keingginan pemegang
pemilik atau manajeman rumah sakit saham yang melihat sesuatu hanya dari
mengalokasikan dana yang terbatas untuk perhitungan bisnis.
proyek tertentu,dan dengan demikian  Bagaimana jika ada konflik kepentingan
mengakibatkan kebutuhan lain yang mungkin antara pemilik, manajemen dan para klinis
lebih mendesak, lebih besar manfaatnya, dan yang akar masalahnya adalah soal
lebih efektif biaya. keuangan dan pendapatan. Bagaimana
 Bagaimana sikap rumah sakit terhadap dokter sikap manajemen terhadap dokter tertentu
tertentu sangat tinggi tarif jasanya. Jika yang dapat diduga melakukan moral hazard
ditegur ia pasti akan marah, dan mungkin dengan berkolusi dengan PBF.
akan hengkang kerumah sakit lain. padahal ia 
Bagaimana sikap rumah sakit terhadap
patient getter yang merupakan ‘telur
teknologi mahal; disatu pihak diperlukan
emas’bagi rumah sakit.
untuk meningkatkan posisi dan citra rumah
 Bagaimana sikap terhadap pasien yang kurang
sakit, di pihak lain potensi moral hazard
tepat waktu melunasi piutang periodiknya, juga tinggi demi untuk membayar cicilan
padahal ia sangat memerlukan tindakan kredit atau/ easing.
khusus lanjutan.

19
Isu-isu Biomedis
Persepsi dan perilaku profesional dan
instutisional terhadap:
Hidup dan kesehatan manusia dari sejak
sebelum kelahiran
Pada saat-saat sejak lahir
Selama pertumbuhan:
 jika terjadi penyakit atau cidera
Menjadi tua
Sampai saat-saat menjelang akhir hidup
Kematian
Beberapa waktu kematian.

20
Definisi Etika Biomedis
 Etika biomedis
 isu-isu etika biomedis atau bioetika yang lahir sebagai dampak
revolusi biomedis sejak tahun 1960-an, yang antara lain
berakibat masalah dan dilema baru sama sekali bagi para
dokter dalam menjalankan propesinya.
 Etika biomedis dalam arti ini didefinisikan oleh International
association of bioethics sebagai berikut; Bioetika adalah studi
tentang isu-isu etis,sosial,hukum,dan isu-isu lainyang timbul
dalam pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biolagi (terjemahan
oleh penulis).
 Etika medis’tradisional’ yang sudah dikenal sejak ribuan
tahun, dan lebih banyak menyangkut hubungan individual
dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien.
Kemungkinan adanya masalah etika medis
demikianlah yang dalam pelayanan di rumah
sakit sekarang cepat oleh masyarakat (dan
media massa) dituding sebagai malpraktek.

21
Isu-isu Bioetika
 Kegiatan rekayasa genetik,teknologi
reproduksi,eksperimen medis, donasi dan
transpalasi organ, penggantian kelamin, eutanasia,
isu-isu pada akhir hidup, kloning terapeutik dan
kloning repraduktif.
 Sesuai dengan definisi di atas tentang bioetika oleh
International Association of Bioethics
Kegiatan-kegiatan di atas dalam pelayanan
kesehatan dan ilmu-ilmu biologi tidak hanya
menimbulkan isu-isu etika,tapi juga isu-isu sosial,
hukum, agama, politik, pemerintahan,
ekonomi,kependudukan,lingkungan hidup,dan
mungikin juga isu-isu di bidang lain.

22
Identifikasi Dan Pemecahan
Masalah Etika Biomedis
Kepedulian internal rumah sakit saja-misalnya
Komite Etika Rumah Sakit dan para dokter saja
seperti halnya pada penanganan masalah etika
medis ‘tradisional’-
Kepedulian dan bidang kajian banyak ahli multi-
dan inter-displiner tentang masalah-masalah
yang timbul karena perkembangan bidang
biomedis pada skala mikro dan makro,dan
tentang dampaknya atas masyarakat luas dan
sistemnilainya,kini dan dimasa mendatang
(F.Abel,terjemahan K.Bertens).

23
 Studi formal inter-disipliner dilakukan pada pusat-
pusat kajian bioetika yang sekarang sudah banyak
jumlahnya terbesar di seluruh dunia.
 yang perlu diketahui dan diikuti perkembangannya
oleh pimpinan rumah sakit adalah tentang ‘fatwa’
pusat-pusat kajian nasional dan internasional,
deklarasi badan-badan internasional seperti PBB,
WHO, Amnesty International, atau’fatwa’ Akademi
Ilmu Pengetahuan Nasional (diIndonesia;AIPI)
tentang isu-isu bioetika tertentu, agar rumah sakit
sebagai institusi tidak melanggar kaidah-kaidah
yang sudah dikonsensuskan oleh lembaga-lembaga
nasional atau supra nasional yang terhormat itu.
 Jika terjadi masalah bioetika dirumah sakit yang
belum diketahui solusinya,pendapat lembaga-
lembaga demikian tentu dapat diminta.

24
Isu-isu Etika Medis
Seperti sudah disinggung diatas, masalah
etika medis tradisional dalam pelayanan
medis dirumah sakit kita lebih banyak
dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya
malpraktek, terutama oleh dokter. Padahal,
etika disini terutama diartikan kewajiban
dan tanggung jawab institusional rumah
sakit. Kewajiban dan tanggung jawab itu
dapat berdasar pada ketentuan hukum
(Perdata, Pidana, atau Tata Usaha Negara)
atau pada norma-norma etika.

25
Hukum Rumah Sakit
 Hukum kesehatan eksistensinya masih sangat relatif baru,
dalam perkembangannya di Indonesia
 Fred Ameln dan Almarhum Prof. Oetama dalam bentuk ilmu
hukum kedokteran.
 Perkembangan kehidupan yang pesat di bidang kesehatan
dalam bentuk Sistem Kesehatan Nasional
mengakibatkan di perlukannya pengaturan yang lebih luas,
dari hukum kedokteran ke hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan (hukum kesehatan).
 Dalam rangka memberikan kepastian dan perlindungan
hukum, baik bagi pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun
bagi penerima jasa pelayanan kesehatan, untuk meningkatkan,
mengarahkan dan memberikan dasar bagi pembangunan di
bidang kesehatan diperlukan adanya perangkat hukum
kesehatan yang dinamis.
 Banyak terjadi perubahan terhadap kaidah-kaidah kesehatan,
terutama mengenai hak dan kewajiban para pihak yang terkait
di dalam upaya kesehatan serta perlindungan hukum bagi para
pihak yang terkait.

26
Definisi Hukum RS
Hukum Rumah Sakit
Semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan
dan penerapannya serta hak dan kewajiban
segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun
dari pihak penyelenggara pelayanaan
kesehatan yaitu rumah sakit dalam segala
aspek organisasi, sarana, pedoman medik
serta sumber-sumber hukum lainnya.

27
Hubungan Hukum
Pasien - RS
a). Perjanjian perawatan
dimana terdapat kesepakatan antara rumah sakit
dan pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan
kamar perawatan dan di mana tenaga perawatan
melakukan tindakan perawatan.
b). Perjanjian pelayanan medis
di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit
dan pasien bahwa tenaga medis pada rumah sakit
akan berupaya secara maksimal untuk
menyembuhkan pasien melalui tindakan medis
Inspannings Verbintenis (Fred Ameln, 1991: 75-76).

28
Hubungan Hukum
RS – Tenaga
Medis/Kesehatan
 Rumah sakit dalam  Tanggung Jawab RS

menjamin perlindungan terhadap Tenaga


Medis/Tenaga Kesehatan
hukum bagi  RS bertanggung jawab
dokter/tenaga secara perdata terhadap
kesehatan agar tidak semua kegiatan yang
menimbulkan kesalahan dilakukan oleh tenaga
kesehatan sesuai dengan
medik dalam menangani bunyi pasal 1367 (3)
pasien, sekaligus pasien KUHPerdata.
mendapatkan  Selain itu rumah sakit juga
bertanggungjawab atas
perlindungan hukum wanprestasi dan perbuatan
dari suatu melawan hukum (Pasal
tanggungjawab rumah 1243, 1370, 1371, dan
sakit dan dokter/tenaga 1365 KUHPerdata)
kesehatan. (Fred Ameln, 1991: 71).

29
Peran dan Fungsi RS
Peran dan fungsi Rumah Sakit sebagai tempat
untuk melakukan pelayanan kesehatan
(YANKES) yang profesional akan erat
kaitannya dengan 3 (tiga) unsur, yaitu :
1) Unsur mutu yang dijamin kualitasnya;
2) Unsur keuntungan atau manfaat yang
tercermin dalam mutu pelayanan; dan
3) Hukum yang mengatur perumahsakitan
secara umum dan kedokteran dan atau medik
khususnya
(Hermien Hadiati Koeswadji, 2002: 118).

30
 Dalam hal ini dokter dan tenaga kesehatan lainnya
perlu memahami adanya landasan hukum dalam
transaksi terapeutik antara dokter dengan pasien
(kontrak-terapeutik), mengetahui dan memahami hak
dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban dokter
dan adanya wajib simpan rahasia kedokteran, rahasia
jabatan dan pekerjaan (M.Jusuf Hanafiah dan Amri
Amir, 1999: 29).
 Didalam memberikan pelayanan kepada pasien dan
bermitra dengan dokter rumah sakit memiliki hak dan
kewajiban yang diatur sesuai dengan Kode Etik Rumah
Sakit (KODERSI), Surat Edaran Dirjen Yan Med No: YM
02.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak & Kewajiban
Pasien, Dokter dan Rumah Sakit

31
Panitia Etika Rumah Sakit
(PERS)
 Etika Rumah Sakit Indonesia (ERSI)
 Disusun oleh Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI).
 Isi ERSI :
 Kewajiban umum rumah sakit
 Kewajiban rumah sakit terhadap masyarakat
 Kewajiban rumah sakit terhadap pasien
 Kewajiban rumah sakit terhadap staf dan lain-lain.
 Pada saat ini beberapa rumah sakit telah mulai
merasakan perlunya sebuah badan yang menangani
pelanggaran etik yang terjadi di rumah sakit.
 Di rumah sakit besar di Indonesia telah ada badan
yang dibentuk di bawah nama Panitia Etika Rumah
Sakit (PERS) yang di luar negeri disebut Hospital
Ethical Commitee dimana anggotanya terdiri:
 Staf medis, perawatan, administratif dan pihak lain yang
berkaitan dengan tugas rumah sakit.

32
Fungsi, Manfaat dan Tugas
Panitia Etika Rumah Sakit
(PERS)
Fungsi PERS: Manfaat PERS :
 Memberikan nasihat atau
konsultasi melalui diskusi
1. Sebagai sumber
atau berperan dalam menilai informasi yang relevan
penyelesaian melalui untuk menyelesaikan
kebijaksanaan, pendidikan masalah etik di rumah
pada lingkungannya dan sakit.
memberikan anjuran-
anjuran pada pelayan kasus- 2. Mengidentifikasi
kasus sulit. masalah pelanggaran
Tugas PERS etik di rumah sakit dan
 membantu para dokter, memberikan pendapat
perawat dan anggota tim untuk penyelesaian.
kesehatan di rumah sakit 3. Memberikan nasihat
dalam menghadapi masalah- kepada direksi rumah
masalah pelanggaran etik
maupun pemantapan sakit untuk meneruskan
pengalaman kode etik atau tidak, perkara
masing-masing profesi. pelanggaran etik ke
MKEK.

33
Masalah Etika dan Hukum
di Rumah Sakit
Masalah etika dan hukum di rumah sakit yang paling
marak saat ini adalah malpraktek.
Malpraktek (medis) sebenarnya adalah istilah
hukum yang berarti kesalahan dalam menjalankan
profesi.
Berkhouwer dan Borstman (dikutip oleh Veronica
Komalawati)
Seorang dokter melakukan kesalahan profesi, apabila
ia tidak memeriksa, tidak membuat penilaian, tidak
melakukan tindakan atau tidak menghindari tindakan
(tertentu)
Dokter-dokter yang baik pada umumnya pada situasi
yang sama akan melakukan pemeriksaan, membuat
penilaian, melakukan tindakan atau menghindari
tindakan (tertentu).

34
Hakekat definisi Malpraktik
(Medis)
Pertama, definisi ini bersifat relatif
Baik buruknya seorang dokter menjalankan
profesinya dibandingkan dengan rata-rata dokter
lain. Tentu ini ada kelemahan-kelemahannya, dapat
saja seorang dokter yang inovatif di tuduh
melakukan malpraktek karena ia melakukan hal-hal
yang tidak biasa dilakukan kebanyakan dokter lain,
padahal yang ia lakukan adalah baik dan
bermanfaat bagi pasien.
Soal standar profesi tidak disinggung dalam definisi
itu, mungkin karena belum ada, karena buku dua
ahli hukum Belanda itu diterbitkan lebih daripada
setengah abad yang lalu dalam tahun 1950.

35
Kedua, walaupun tidak secara eksplisit
dinyatakan, dalam definisi ini dengan
kesalahan profesional ditonjolkan tentang
kelalaian; dokter tentu tidak melakukan
pemeriksaan. tidak membuat penilaian,
tidak melakukan tindakan, dan tidak
menghindari tindakan tertentu.
Malpraktek adalah sama dengan
negligence.

36
Etika Medis Di Rumah
Sakit.
1. Etika dalam hal ini diartikan sebagai kewajiban dan
tanggung jawab.
2. Etika rumah sakit adalah etika institusi, jadi kewajiban dan
tanggng jawab itu adalah institusional, bukan individual.
3. Namun, eksekutif puncak rumah sakit- sebagai yang oleh
pemilik melalui Governing Body (Badan Pengampu, Majelis
Wali Amanah, Dewan Pembina, atau nama jenis yang lain)
diberi kekuasaan mengelola dan tanggung jawab rumah
sakit, dengan sendirinya juga adalah penanggung jawab
moral dan etika institusional.
4. Etika medis berhubungan dengan hidup dan kesehatan.
Objek kewajiban dan tanggung jawab pada etika medis
adalah hidup dan kesehatan manusia dan kelompok manusia
dilingkungan luar rumah sakit. itu berarti pasien staf serta
karyawan rumah sakit,dan masyarakat.
5. Masalah etika rumah sakit timbul apabila terjadi pelanggaran
terhadap asas-asas etika (umum) dan Kode Etik Rumah Sakit,
yang adalah uraian lebih operasional dari asas-asas etika.

37
Asas-asas Etika RS
6. Asas-asas etika yang diterapkan pada etika rumah sakit
sebagai etika praktis adalah:
o Rumah sakit berbuat kebaikan (benifecence) dan tidak
menimbulkan mudharat atau cidera (nonmalifecence) pada
pasien, staf dan karyawan, masyarakat umum,serta lingkungan
hidup. Dua asas etika klasik ini sudah ada dalam lafal Sumpah
Hipprokrates sejak lebih 23 abad yang lalu. Dua asas ini adalah
juga ajaran semua agama. Ajaran islam hampir selalu menyebut
dua asas itu dalam satu kalimat (Amar ma ‘arupnahi
mungkar).dalam ajaran agama hindu, nonmaleficence adalah
Ahimsa.
o Asas menghormati manusia (respect for persons) berarti
menghormati pasien,staf dan karyawan,serta masyarakat dalam
hal hidup dan kesehatan mereka. itu berarti menghormati
otonomi (hak untuk mengambil keputusan tentang diri
sendiri),hak-hak asasi sebagai warga negara, hak atas
informasi,hak atas privasi,hak atas kerahasiaan,seta harkat dan
mertabat mereka sebagai manusia dan lain-lain.
o Asas keadilan (justice): keadilan sosial, keadilan ekonomi, dan
perlakuan yang ‘fair’terhadap pasien, staf dan karyawan, serta
masyarakat umum.

38
Identifikasi Masalah Etika
Di Rumah Sakit
 Kurt Darr
 Seorang eksekutif rumah sakit tidak perlu sampai mengikuti
kursus tentang filosofi atau etika untuk dapat mengidentifikasikan
masalah etika, walaupun kursus-kursus demikian akan banyak
menolong.
 Harus ada: Kepekaan, kebiasaan melakukan refleksi (an inquiring
mind), dan etika pribadi (personal ethics)yang cukup baik. tiga
pertanyaan berikut ini dianjurkan diajukan pada diri sendiri untuk
mengidentifikasikan kemungkinan adanya etika pada kasus
tertentu.
1) Apakah pasien, staf dan karyawan, atau masyarakat umum
dalam kasus tertentu itu diperlakukan seperti saya ingin
diperlakukan dalam kasus seperti itu? ini dinamakan The Golden
Rule.
2) Apakah pasien, staf dan karyawan, serta masyarakat umum
cukup dilindungi terhadap kemungkinan cidera dalam
keberadaan dan pelayanan di rumah sakit?
3) Apakah penjelasan tentang informed consent kepada pasien
cukup memberi informasi baginya tentang apa yang akan
dilakukan pada dirinya?

39
 Jika salah satu atau lebih dari tiga pertanyaan itu
terjawab dengan “tidak”, ada indikasi
masalah etika pada kasus yang dihadapi.
Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya adalah:
 Adakah pasal-pasal dalam Kode Etik Rumah Sakit
yang dilanggar?
 Adakah asas-asas etika umum yang dilanggar?
 Jika masih perlu untuk lebih memastikan: Teori
etika mana yang dapat dipakai untuk pembenaran
keputusan atau tindakan rumah sakit yang
menimbulkan masalah etika administratif atau
etika biomedis.
 Sama halnya dengan proses pemecahan masalah
secara umum, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang tepat adalah bagian penting proses itu.

40
Pemecahan Masalah
Etika Di Rumah
Sakit
 Identifikasi Masalah etika administratif, masalah bioetika,
masalah medis tradisional, atau gabungan berbagai
masalah etika itu dirumah sakit,
 Mencari solusi untuk masalah-masalah:
 2 (dua) model pemecahan masalah
Model terprogram (rasional)
 Model rasional terprogram mungkin dapat diterapkan pada
pemecahan banyak masalah manajemen umum, tetapi
rasio saja tidak selalu berhasil diterapkan pada pemecahan
masalah etika. Masalah etika administratif tertentu di
rumah sakit yang menyangkut proses atau prosedur
mungkin dapat lebih mudah dipecahkan secara rasional.
Model tak terprogram
Masalah etika biomedis yang menyangkut substansi atau
prinsip sering kali sangat sensitif, karena itu rasio saja
tidak selalu efektif. Diperlukan kebijaksanaan yang
umumnya tidak dapat diprogramkan.

41
Step By Step
Pemecahan Masalah Etika
Rumah Saki
1. Memecahkan struktur masalah yang sudah teridentifikasi kedalam
komponen-komponennya, menganalisis komponen-komponen itu sehingga
ditemukan akar masalah.Akar masalah adalah penyebab paling dasar dari
masalah etika yang terjadi. Ia dapat berupa kelemahan pada manusia,
kepemimpinan, manajemen, budaya organisasi, sarana, alat, sistem,
prosedur, atau faktor-faktor lain.
2. Melakukan analisis lebih dalam tentang akar masalah yang sudah
ditemukan (root cause analysis),untuk menetapkan arah pemecahannya.
3. Menetapkan beberapa alternatif untuk pemecahan akar masalah.
4. Memilih alternatif yang situasional terbaik untuk pemecahan masalah itu.
5. Memantau dan mengevaluasi penerapan upaya pemecahan yang sudah
dilaksanakan.
6. Melakukan tindakan koreksi jika masalah etika belum terpecahkan atau
terulang lagi terjadi. Tindakan koreksi yang dapat menimbulkan masalah
etika baru adalah jika manusia sebagai penyebab akar masalah yang
berulang-ulang dikeluarkan dari rumah sakit.

42
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan Saran
1. Hukum rumah sakit adalah  Dalam menjalankan
semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan
pelayanan kesehatan,
kesehatan dan penerapannya masing-masing profesi
serta hak dan kewajiban segenap
lapisan masyarakat sebagai harus berpedoman pada
penerima pelayanan kesehatan etika profesinya dan
maupun dari pihak penyelenggara
pelayanaan kesehatan yaitu harus pula memahami
rumah sakit dalam segala aspek
organisasi, sarana, pedoman etika profesi disiplin
medik serta sumber-sumber lainnya apalagi dalam
hukum lainnya.
2. Rumah sakit sebagai suatu wadah dimana mereka
institusi dalam pelayanan berkumpul (rumah sakit)
kesehatan telah mempunyai etika
yang di Indonesia terhimpun agar tidak saling
dalam Etik Rumah Sakit Indonesia
(ERSI). berbenturan.

43
Terima Kasih


44

Anda mungkin juga menyukai