Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR

JEMBATAN OPRIT
Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota :
1. M. Al Gifari Aziz
2. Nurwati
3. Putri Nurliyana
4. Junaidi
5. Gilang Perdana A.T
6. Fany Razita Harahap
Dosen Pengampu : Juli Ardita Pribadi, M.Eng
Pengertian
Jembatan merupakan struktur bangunan
yang menghubungkan rute atau lalu lintas
transportasi yang terputus oleh sungai,
rawa, danau, selat atau jalan pelintas
lainnya.

Oprit jembatan adalah segmen yang


menghubungkan konstruksi perkerasan
dengan kepala jembatan
Fungsi Oprit Jembatan
Jalan masuk bagi kendaraan yang
1 akan melewati jembatan agar terasa
nyaman dan terletak di kedua ujung
jembatan.

Sebagai pelat injak jalan menuju


2
jembatan.

Sebagai ruang instalasi girder


3 (merangkai girder yang akan
diluncurkan atau di launching) pada
jembatan
Komponen Oprit Jembatan
Timbunan Jalan pendekat (oprit)

Timbunan Biasa Timbunan Pilihan


Lapisan perkerasan Dinding penahan tanah
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
OPRIT JEMBATAN
Dinding Penahan Tanah
a. Perencanaan dinding penahan tanah :
• Memperkirakan ukuran atau dimensi dari dinding penahan tanah.
• Mencari besarnya tekanan tanah,baik secara analitis maupun secara grafis
berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding penahan tanahnya.
• Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk memobilisasi daya
dukung tanahnya.
• Perhitungan kekuatan struktur dari konsruksi penahan tanah,yaitu dengan
memeriksa tegangan geser dan dan tekanan tekan yang di ijinkan dari
dinding penahan tanah.
• Dinding penahan harus aman dari stabilitas gesernya(sliding stability)
• Dinding penahan harus aman dari stabilitas gulingnya(overtuning
stability)
• Tinjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan.
b. Langkah Kerja :
• Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana.
• Pengukuran pekerjaan pasangan batu dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir diukur
menurut dimensi dan elevasi yang sudah dipasang
sesuai dengan bangunan yang dibuat berdasarkan
gambar rencana.
• Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari
adukan semen dengan pasir setebal minimal 3 cm
sebelum meletakkan batu pada lapisan yang
pertama.
• Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada
lapisan dasar atau lapisan yang pertama dan pada
sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
• Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi
sampai merata selama beberapa saat agar air dapat
meresap
• Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan
bahan adukan dari semen dan pasir sesuai dengan
komposisi campuran yang ditentukan. Bahan adukan
atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat
concrete mixer atau secara manual
• Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat
lubang sulingan. lubang sulingan dapat dibuat dengan
memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
• Setiap sambungan antar batu pada permukaan
dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan
tetapi tidak menutup permukaan batu
TANAH TIMBUNAN
Langkah Kerja :
• Bahan timbunan pilihan diambil dari Quarry lalu diangkut
menggunakan dumptruck ke lokasi pembongkaran material
bahan timbunan di lokasi yang ditetatapkan
• Bahan timbunan pilhan yang sudah di bongkar dihamparkan
dilokasi dengan bantuan buldozzer

• Setelah dihamparkan, tanah timbunan tersebut diratakan terlebih


dahulu dengan menggunakan motor grader
• Kemudian, tanah timbunan dipadatkan dengan menggunakan
tandem roller dan pelaksanaan ini tidak bisa sekaligus. Agar tanah
timbunan stabil, pemadatan dilakukan perlayer (3 layer). Untuk
standart tebal perlayer yaitu 20 cm dan setiap lapisannya dilakukan
pemadatan dengan gilasan 8 kali lintasan.
Lapisan Permukaan
a. Lean Concreate
• Persiapan alat /peralatan serta material beton yang akan
digunakan.
• Pemasangan bekisting sesuai gambar kerja
• Pemasangan Plastik atau sekat sejenis untuk membatasi lean concrete
agar tidak bercamput dengan tanah

• Pengecoran LC dilakukan dengan menggunakan truck mixer sesuai


spesifikasi yang didesain
• Perataan dan pemadatan Lean Concrete

• Pemeliharaan beton kurus atau LC


dengan Curing(Menghampar
Geotekstil diatas LC kemudian
dilakukan Penyiraman air secara
berkala sesuai waktu yang telah
ditentukan.
b. Pekerjaan Aspal
1. Penyemprotan primecoat
• Bersihkan lokasi terlebih dahulu
• Penyemprotan Lapis Resap Pengikat menggunakan alat Ashpalt
distributor berupa truck atau kendaraan lain  yang dilengkapi
dengan Aspal, pompa dan batang penyemprot, umumnya truck
dilengkapi pemanas untuk menjaga temperatur aspal. Untuk daerah
yang sulit di capai dengan penyemprot dapat menggunakan 
penyemprot tangan (Hand Sprayer).
2. Pekerjaan AC-BC
• Setelah primecoat sudah kering, permukaan prime coat dibersihkan dari kotoran dan
debu
• Sebelum memulai pengamparan Asphalt Finisher perlu di atur sedemikian rupa
supaya mendapatkan ketebalan dan  kemiringan yang kita perlukan.
• Penghamparan dengan asphalt finisher / paver sesuai zona, Sebelum dihamparkan
permukaan harus dibersihkan dengan sweeper yg dilengkapi blower.
• Pemadatan dengan tandem roller, kecepatan tandem roller harus diatur sedemikian
rupa agar hotmix tidak rusak.
• Pemadatan dengan pneumatic roller.
• Pemadatan akhir dgn tandem roller untuk memperbaiki bekas ban pneumatic tyre
roller sampai permukaan uniform.
3. Pekerjaan Aspal Tack Out
• Bersihkan lokasi terlebih dahulu
• Penyemprotan Lapis Resap Pengikat menggunakan alat Ashpalt
distributor berupa truck atau kendaraan lain  yang dilengkapi
dengan Aspal, pompa dan batang penyemprot, umumnya truck
dilengkapi pemanas untuk menjaga temperatur aspal. Untuk
daerah yang sulit di capai dengan penyemprot dapat
menggunakan  penyemprot tangan (Hand Sprayer).
4. Pekerjaan Asphalt Concrete Wearing Coarse (AC-WC) :
• Pelapisan tack coat di atas AC-BC dengan compressor atau
Asphalt Sprayer dari lokasi terjauh menuju lokasi terdekat
dengan AMP, Sebelum dihamparkan  permukaan harus
dibersihkan dengan sweeper yg dilengkapi blower.
• Pemadatan dengan tandem roller, kecepatan tandem roller
harus diatur sedemikian rupa agar hotmix tidak rusak
• Pemadatan dengan pneumatic roller
• Pemadatan akhir dgn tandem roller untuk memperbaiki bekas
ban pneumatic roller sampai permukaan uniform.
Permasalahan Pada Oprit Jembatan

Permasalahan yang sering terjadi pada Oprit Jembatan yaitu :


1. Penurunan atau deformasi Oprit Jembatan
2. Runtuhnya dinding Penahan Tanah
Penyebab Permasalahan pada Oprit
Penyebab permasalahan pada oprit adalah sebagai berikut:
• Pemadatan yang kurang sempurna pada saat pelakasanaan, akibat
tebal pemadatan tidak mengikuti ketentuan pelaksanaan atau kadar
air optimum tidak terpenuhi.
• Pemadatan lapisan timbunan jalan pendekat yang berlebih, dimana
terjadi perubahan kadar air yang mengakibatkan pengembangan
lapisan tanah yang dapat mendesak permukaan perkerasan ke atas

Anda mungkin juga menyukai