DEFINISI CKD (Chronic Kidney Disease) merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversibel yang ditandai dengan hilangnya sejumlah besar nefron fungsional yang akan berkurang sedikitnya 70 persen di bawah normal (Wilson, 2005). ETIOLOGI 1. Tekanan darah tinggi (hipertensi) 2. Penyumbatan saluran kemih 3. Kelainan ginjal, misalnya penyakit ginjal polikistik 4. Diabetes Militus (kencing manis) MANIFESTASI KLINIS • Kardiovaskuler : Hipertensi, aritmia, • Respiratory system : Edema pulmonal, nyeri pleura • Gastrointestinal : Adanya inflamasi dan ulserasi pada mukosa gastrointestinal • Integumen : Kulit pucat, kekuning-kuningan, kecoklatan, dan kering • Endokrin : Terjadi infertilitas dan penurunan libido PATHWAY KOMPLIKASI • Prikarditis • Hipertensi • Anemia • Uremia • Gagal jantung PENATALAKSANAAN • Pantau laju filtrasi glomerulus (LFG) : untuk mengetahui kondidsi komorbid yg dapat memperburuk pasien. • Pantau masukan dan pengeluaran urin. • Gunakan Insesible Water Loss (IWL). • Terapi farmakologi. • Terapi dialisis dan transplantasi. DIAGNOSA KEPERAWATAN • Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, retensi cairan, dan natrium. • Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan haemoglobin, keletihan, kelemahan fisik. • Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uretra. • Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin. • Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. KASUS Berdasarkan anamnesa yang didapatkan dari klien bahwa klien mengatakan sudah merasa sesak sejak lima hari yang lalu tepatnya tanggal 23 Januari 2017, klien mengatakan sudah memeriksakan diri ke RS dekat rumah tetapi sesaknya kambuh lagi dan dirasakan semakin parah, klien mengatakan langsung diantar anaknya ke RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya. Klien datang ke IGD tanggal 28 Januari 2017 pukul 22.30 WIB dengan menggunakan mobil pribadi diantar oleh anaknya. Pada saat di IGD, klien langsung dibawa ke P1 dilakukan pemeriksaan dan didapatkan data bahwa GCS 4-5-6, kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda – tanda vital saat di IGD didapatkan bahwa tekanan darah: 155/80mmHg, nadi: 89x/menit, RR: 46x/menit, suhu: 360C dan SpO2: 90%. Pada pemeriksaaan fisik, didapatkan bunyi jantung S1S2 tunggal, suara napas vesikuler, pada pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus (+) 25x/menit, tidak ada nyeri tekan, akral hangat, tidak ada edema. ANALISA DATA DS • Klien mengatakan sesak napas. • Klien mengatakan susah BAK, jika bisa BAK keluarnya hanya sedikit. • Klien mengatakan lelah dan letih. DO : • Oliguria: Up kateter ± 290 cc/24 jam • Asidosis Metabolik dengan peningkatan kalium, penurunan pH dan bicarbonat, Anemia, Peningkatan: BUN, serum kreatinin • Pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan sebagai berikut: • TD: 150/69 mmHg • HR: 89, pulsasi teraba lemah, irama reguler • RR: 30x/menit, suara napas vesikuler, • T: 36,3oC • Pola napas Kussmaul DIAGNOSA PRIORITAS • Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan respon asidosis metabolik. • Ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan dengan kerusakan nefron sehingga tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme. • Risiko ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan pemantauan glukosa darah yang tidak adekuat dan kurangnya rencana penatalaksanaan. INTERVENSI KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAPAS NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pola napas efektif dengan Kriteria hasil : • RR dalam batas normal (16-24x/menit) • Jalan napas paten, suara napas vesikuler, pola napas normal, irama nafas reguler, tidak ada suara napas tambahan. INTERVENSI LANJT... NIC 1. Monitoring respiratory rate dan status O2 tiap jam. 2. Monitoring pola napas klien. 3. Pertahankan jalan napas paten. 4. Auskultasi suara napas tambahan tiap jam. . 5. Jalankan O2 sesuai advis dokter. 6. Jalankan terapi sesuai advis dokter seperti: • Nabic • Insulin • Lasix • Ceftriaxon IMPLEMENTASI 1. Memonitor respiratory rate dan status O2 tiap jam. 2. Memonitor pola napas klien. 3. Mempertahankan jalan napas paten. 4. Mengauskultasi suara napas tambahan tiap jam. 5. Menjalankan O2 sesuai advis dokter. 6. Menjalankan terapi sesuai advis dokter seperti: • Nabic • Insulin • Lasix • Ceftriaxon EVALUASI S: • Pasien mengatakan sudah tidak sesak napas O: • pola napas normal • irama napas reguler • tidak ada suara napas tambahan A: • Masalah pasien teratasi P: • Hentikan intervensi DAFTAR PUSTAKA As’adi, Muhammad, 2007, Serba serbi gagal ginjal. Jakarta : PT Gramedia Depkes RI. 2007. Data Prevalensi Penyakit CKD. Dinkes Jateng. 2008. Data Prevalensi Penyakit CKD. Huda, Amin & kusuma Hardi 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Yogyakarta, Mediacton Jogja Ledak, Adrianus. 2015. Gagal Ginjal Kronik. (online). Mubarak & Chayaning, 2008, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta :EGC Wilkinson M, Judith, dan Ahern R, Nancy. 2009. Buku saku diagnosa keperawatan. (Edisi 9). Jakarta : EGC. (RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. https://dinkesjatengprov.go.id diakses pada 9 November 2017 pada jam 14.00 WIB