AKUNTANSI PAJAK
KELOMPOK 10
Disusun oleh:
AKUNTANSI PAJAK
KELOMPOK 10
Bab Kewajiban menurut sak etap yang
diatur oleh IAI pada tahun 2009 tentang
kewajiban estimasi dan kontingensi
dalam hal ini Kewajiban diestimasi
SAK ETAP adalah kewajiban kini entitas sebagai
hasil dari peristiwa masa lalu
Kewajiban kontigensi merupakan
kewajiban potensial yang belum pasti
atau kewajiban kini yang tidak diakui
entitas tidak boleh mengakui kewajiban
SAK ETAP kontinjensi sebagai suatu kewajiban.
Kewajiban menurut waktu
penyelesaiannya dapat dikelompokkan
menjadi dua :
KEWAJIBAN LANCAR
PPh 23 atas deviden dapat dikreditkan oleh PT Jaya dan dibuatkan jurnal
Contoh :
PT Winnie menyewakan bus kepada PT Pooh untuk jangka waktu 6 bulan dengan biaya sewa per bulan Rp 10.000.000
pada 1 Mei 2012. Berikut ini adalah jurnal yang dilakukan oleh kedua perusahaan
Imbalan Jasa
Menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 23 ayat (1) huruf c, imbalan jasa yang menjadi objek PPh 23 adalah
imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang diterapkan
oleh Dirjen Pajak, selain yang telah dipotong PPh 21.
PMK-244/PMK.03/2008 jo. SE-53/PJ/2009 mengatur mengenai imbalan jasa yang menjadi objek Pasal 23 ayat (1)
huruf c UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 dikenakan PPh sebesar 2% x penghasilan bruto, tidak termasuk PPN.
Pajak Penghasilan 26
PPh 26 adalah PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber dari indonesia yang diterima/diperoleh
WP luar negeri selain BUT di indonesia. Karena BUT merupakan WP luar negeri tetapi pengenaan pajaknya
dipersamakan dengan WP badan dalam negeri. Namun, tidak semua pembayaran kepada WP luar negeri harus dipotonh
PPh 26, karena harus memperhatikan ada atau tidaknya Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda ( P3B) dengan negara
asing.
Pemotongan PPh 26 adalah sebagai berikut :
a. Badan pemerintah → setiap unit tertentu dari pemerintah baik Pusat maupun Daerah termasuk BUMN/D.
b. Subjek pajak dalam negeri → WP badan dan orang pribadi dalam negeri selain BUT.
c. Penyelenggaraan kegiatan.
d. BUT /perwakilan perusahaan luar negeri lainya.
Objek PPh 26 adalah semua penghasilan yang diterima /diperoleh WP luar negeri selain BUT dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang bersumber dari indonesia.
Contoh
Pemotongan PPh 26 dilakukan pada tanggal 24 Mei 2012, penyetoran paling lambat tanggal 10 Juni 2012 dan
dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 juni 2012.
PPN KELUARAN (PAJAK KELUARAN)
Setiap PKP yang melakukan BKP atau JKP pada
umumnya wajib memungut PPN dan wajib
menerbitkan faktur pajak, PPN yang dipungut PKP
ini disebut Pajak Keluaran.
Contoh :
Vanno melakukan penyerahan BKP Rp 10.000.000
secara tunai pada tanggal 27 Juni 2012 yang
sebelumnya telah melakukan pembelian sebesar Rp
8.000.000 pada tanggal 9 Juni 2012. Sistem
pencatatan yang dipakai sistem periodik. Tarif PPN
10% dan berikut pembukuan yang dilakukan oleh PT
Vanno adalah sebagai berikut.
Akuntansi menganut prinsip akurat, sehingga biaya-biaya yang telah
terjadi yang akan dibayar pada kemudian hari tetap dicacat pada periode
terjadinya biaya tersebut. Utang biaya dapat berupa gaji/upah, utang sewa,
utang bunga, utang biaya air PAM dan utang biaya listrik.
Menurut PP 31 Tahun 2007, air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh
PAM dan listrik merupakan jenis barang yang tidak dikenakan PPN,
kecuali listrik untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 watt. Utang
biaya biasanya diketahui pada saat penutupan buku.
BIAYA
POSITIONING
EXPANSION
Neptune is the
YANG
fourth-largest planet
USABILITY
Venus has a
beautiful name and
MASIH
in our Solar System
HARUS
is the second planet
from the Sun
DIBAYAR
Contoh :
Pada tanggal 22 Desember 2011 PT Christiani mengumumkan akan membayar dividen tunai sebebsar Rp
15.000.000 pada tanggal 6 Januari 2012 kepada PT Yolan (10%), PT Christie (24%), PT Aldo (30%) dan
PT Nada (36%).
Apabila kepemilikan saham PT Yolan lebih besar atau sama dengan 25% maka atas dividen tersebut
tidak dikenakan PPh 23.
Utang wesel merupakan suatu surat utang yang disertai dengan dokumen
perjanjian. Utang wesel ini dapat muncul akibat utang usaha yang tidak
dibayar pada jatuh tempo sehingga muncul perjanjian atau kesepakatan
maupun dikeluarkan untuk mendapatkan pinjaman. Contoh :
Pada tanggal 5 Mei 2007 PT Dolly meminjam uang dari bank dengan
menyerahkan promes dengan nominal Rp 8.00.000, bunga diskonto 15%
dan jangka waktu 12 bulan, berikt pencatatannya.
Kewajiban tidak lancar adalah utang yang Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar bunga secara
jatuh temponya lebih dari satu tahun buku periodic dan sejumlah nilai nominal pada tanggal jatuh
dan sumber pembiayaan tidak diambil dari tempo. Pada obligasi dapat terjadi adanya agio (premium)
aset lancar. Kewajiban tidak lancar
dan juga disagio (discount). Agio terjadi apabila surat
mencakup utang obligasi dan utang hipotek.
obligasi dijual dengan harga di atas nominal. Disagio terjadi
apabila surat obligasi dijual dengan harga di bawah nilai
nominal. Agio ataupun disagio terjadi karena perbedaan
suku bunga pasar dengan suku bunga yang terdapat dalam
obligasi.
Contoh :
PT Kaya menjual obligasi nilai nominal Rp 300.000.000 dengan bunga 20% per tahun kepada PT Raya
seharga Rp 320.000.000. PPh atas premium obligasi sebesar Rp 20.000.000 terutang PPh Pasal 4 ayat (2)
sebesar 15% x Rp 20.000.000 = Rp 3.000.000. PPh dipotong oleh PT Raya saat penerbitan obligasi. Atas
Jurnal bagi PT Kaya adalah sebagai berikut :