TIM DOSEN
Semester Ganjil
2018/2019
PERTEMUAN KE 2
KONSEP MANUSIA MENURUT ISLAM
PUSTAKA
1. Al Qur’anul Karim
2. Bucaille, Maurice. 1994. Asal Usul Manusia Menurut Bibel Al Quran Sains.
Bandung: Mizan
3. Baihaqi A.K. 1996. Mendidik Anak Dalam Kandungan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
4. Suryana Toto dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.
Bandung: Tiga Mutiara
5. Tim Dosen PAI UPI. 2008. Islam Tuntunan dan Pedoman Hidup.
Bandung: Value Press
Tujuan pembelajaran
Diharapkan mahasiwa mampu
memahami, mengerti dan dapat
menjelaskan tentang apa itu
manusia menurut Islam, yaitu:
‘Alaqah yaitu embrio yang berumur 24-25 hari. Mudhghah yaitu embrio yang berumur 26-27 hari
Selanjutnya masuk ke stadium tulang (idzam), yaitu cikal tulang rangka yang berbentuk
dalam stadium Mudhghah (25-40 hari) berubah menjadi tulang rawan, setelah itu embrio berada
Dalam Kandungan
dalam stadium tulang (idzam).Dalam stadium ini berbagai organ dalam benda dalam posisi baru
yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang/rangka.
1. Nafsu : Dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan, daya-daya psikis yang berkekua
bertujuan menghindarkan diri dari segala yang membahayakan dan mencelakakan(daya
yang berpotensi untuk mengejar segala yang menyenangkan (daya al-syahwaniyyah).
2. Akal : Dimensi psikis manusia yang berada di antara dua dimensi yang saling berlawana
Akal menjadi perantara di antara keduanya berperanan penting berupa fungsi pikiran y
insaniah pada diri manusia.
3. Qalbu : Dimensi yang memiliki sifat dasar kemanusian dan berdaya cita rasa. Memiliki
menimbulkan daya cipta seperti berpikir, memahami, mengetahui, memperhatikan, me
b)Fungsi Emosi yang menimbulkan daya rasa seperti tenang dan sayang; 3) Fungsi Kon
daya karsa seperti berusaha.
Diberikan kedudukan tertinggi yang belum pernah dinyatakan oleh siapapun selain Allah,
yakni khalifah fi al-ardh (QS. al-Baqarah, 2:30-33)
Dimotivasikan dengan dasar yang amat kuat, yakni melayani Allah berupa kewajiban beribadah
(QS.al-Dzariyat, 51:56) dan melayani manusia serta pemakmur bumi.
Diberikan perangkat yang paling canggih, yakni ruhani, aqal, jasad, fithrah, dan nafs.
Sebagai makhluk fi ahsani taqwim (QS.al-Tin, 95:4).
Diberikan fasilitas yang memadai yakni bumi sebagai warisan dan rezeki untuk hidup layak
serta al-huda sebagai pedoman dan Rosulullah sebagai tauladan (QS. al-Ahzab, 33:21).
Memiliki sifat-sifat utama; sabar, tawakal, bersyukur, iman, taqwa, adil, ihsan
B. Perjalanan Hidup Manusia (Manusia dari Alam ke
Alam)
1. Alam Ruh (al-Araf ayat 173, Shaad 71-72, al-Isra
85)
2. Alam Rahim (as-Sajdah ayat 7-9, al-Mu’minun
12-14, ali-Imran 6 dan al-infithaar 7-8)
3. Alam Dunia (ar-Ruum 6-7, al-An’am 165, al-
Baqarah 30, Faathir 39, Shaad 26)
4. Alam Kubur (ar-Ruum 55-57, Thohaa 100-104,
al-Mu’minun 99-100
5. Alam Akhirat (Yaasin 51-54, Huud 103-105, al-
Anbiyaa 101-104
a. Hari Kiamat (az-Zumar ayat 68)
b. Hari Hisaban (Al-Insyiqaq 7-12)
c. Hari Pembalasan (‘Abasa 33-42, al-An’an 30-
31)
Alam Ruh, Tahap pertama manusia hidup dan
berada di alam gaib. Di mana alam gaib berada
tidak ada manusia yang mengetahuinya dengan
pasti. Manusia hidup dalam alam gaib (baik nisbi
maupun hakiki) karena tidak diketahui tempatnya
dengan pasti.
Tahap kedua kehidupan manusia sudah dapat
diketahui dengan pasti yakni dalam kandungan
seorang wanita. Lamanya hidup di dalam rahim
diperkirakan, sekitar Sembilan bulan.
Tahap ketiga kehidupan manusia, yang menarik adalah
setiap bayi normal dan sehat akan menangis setelah keluar
dari kandungan ibunya, sedang keluarga yang menanti
kehadirannya tertawa. Makna simbolis tangis itu adalah
manusia yang baru lahir ke alam dunia “merasakan
tantangan” yang akan dihadapinya berupa suka duka silih
berganti dalam kehidupan di tahap ketiga itu nanti.
Tahap keempat ini ruh menunggu sampai dunia
kiamat (berakhir). Setelah sampai waktunya, ruh
(ciptaan) Allah yang merupakan hakikat manusia itu
dipisahkan malaikat Izrail (malaikat maut) dari
tubuh manusia. Terjadilah kematian, kematian pada
hakikatnya, adalah perpisahan ruh dengan jasad
yang bersatu pada diri manusia selama waktu
tertentu.
Tahap kelima ini (ruh) manusia akan hidup abadi,
kekal selama-lamanya. Setelah itu semua manusia
yang pernah hidup di dunia dibangkitkan
(dihidupkan kembali) untuk diperiksa, dihitung
(dihisab) segala amal perbuataannya selama
kehidupan tahap ketiga, di suatu tempat yang
disebut Padang Mahsyar (tempat manusia
dikumpulkan seperti manusia berkumpul di suatu
tempat waktu melakukan ibadah haji di Padang
Arafah).
C. FUNGSI, PERANANAN HIDUP MANUSIA
1.TUGAS KEKHALIFAHAN,
yaitu tugas kepemimimpinan,; wakil Allah swt di
muka bumi, pengelola dan pemelihara alam. Kekuasaan yang diberikan kepada
manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk:
a) mengolah serta mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya;
b) Menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa membentuk wujud baru
dalam alam kebudayaan;
c) Kebebasan memilih dan menentukan sehingga melahirkan kreatifitas yang
dinamis bertumpu pada landasan tauhidullah yang tersurat dalam Al Qur’an (al-
qaul) maupun tersirat dalam alam semesta (al-kaun)sehingga tidak
menjadikannya bertindak sewenang-wenang juga merupakan implementasi dari
ketundukan dan ketaatan kepada Allah swt dan kebenaran.
( Q.S. Al Dzariyat : 56 )
MAKNA DUA PERAN MANUSIA
Kepaduan tugas dan tanggung jawab melahirkan dinamika hidup yang sarat
dengan kreatifitas dan amaliah yang selalu berpihak kepada nilai-nilai kebenaran.
Kedudukan manusia sebagai khalifah dan ‘abdullah, bukan dua hal yang
bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan.
Kekhalifahan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Sang Maha Pencipta.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian
rupa. Ketidakseimbangannya akan melahirkan sifat-sifat yang menyebabkan derajat
manusia meluncur jatuh ke tingkat yang paling rendah.
Kekhalifahan manusia pada dasarnya diterapkan pada konteks individu dan sosial
yang berporos pada Allah swt.
POTENSI AKTUAL atau kasat mata yaitu potensi yang secara mudah dapat dikenali melalui pengamatan
sekilas berdasarkan ciri-ciri fisik ataupun perbuatan yang tampak. Potensi ini bisa langsung dimanfaatkan
seketika, tanpa harus sulit memunculkannya.
POTENSI LATEN yaitu potensi yang kadang muncul apabila ada kesempatan yang merangsangnya, tetapi
tidak juga muncul apabila terbiarkan. Untuk memunculkannya perlu latihan dan peluang yang cukup.
POTENSI TERSAMAR, yaitu potensi yang tertutup karena adanya kelemahan tertentu atau adanya salah tem
atau tersia-siakannya karena mengerjakan hal lainnya, yang boleh jadi merusak potensi yang utamanya.
Untuk memunculkannya perlu penelusuran secara lebih mendalam oleh spesialis tertentu, serta perlu
memperoleh proses pembelajaran dan pengaktifan yang khusus.
POTENSI RAHASIA yaitu potensi yang kita tidak pernah akan tahu kecuali sesuatu hal yang istimewa terjad
atau adanya pertolongan Allah, untuk memunculkannya memerlukan kedekatan dengan Allah
dan menyerahkannya kepada izin Allah swt.
URGENSI AGAMA