Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

MOLA HIDATIDOSA

OLEH : KELOMPOK 2
 
ALHAMDIKA ANSYAHRI LUBIS ( 180204036 )
ANGELYCA MAWANTI MANULLANG ( 180204042 )
LADY GLORIA SIBURIAN ( 180204009 )
LIBERNIATI HULU ( 180204013 )
NADIA ARAMITA ( 180204016 )
RISTINIATI NAZARA ( 180404037 )
SURYA TAMBUNAN ( 180204027 )
PARLAN ANTONI SKD ( 180204018 )
 
 
Defenisi
Hamil mola atau dalam istilah awal disebuthamil
anggur adalah suatu kehamilan dimana setelah
fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi
embrio tetapi terjadi prolifesasi dari vilikorealis
disertai dengan degenerasi hidropik.uterus melunak
dengan berkembang lebih cepat dari usia gestasi
yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum
uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian
buah anggur (Saifuddin,2002).
Etiologi

• Faktor mutasi genetik akibat kualitas sperma yang


buruk atau gangguan pada sel telur, sehingga
janin akan mati dan tidak berkembang.
• Faktor kekuragan vitamin A, darah tinggi, serta
faktor gizi buruk.
• Faktor usia kehamilan. Wanita dengan usia
kehamilan dibawah 20 tahun atau di atas 40 tahun
juga rawan terjadi mola hidatidosa.
•  
Manifestasi Klinis

Beberapa manifestasi klinis pada ibu dengan mola


hidatidosa adalah
• Hampir sebagian besar kehamilan mola akan
disertai dengan pembesaran uterus dan
penigkatan kadar hCG.
• Gejala klinik mirip dengan kehamilan muda dan
abortus imminens, tetapi gejala mual dan
muntah lebih hebat, sering kali disertai dengan
gejala preeklamsia.
Penatalaksanaan Medis
Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa adalah :
• Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis.
• Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis
• Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
• Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi uterus).
• Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Selain dari
penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan khusus yang
dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera lakukan
evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan
infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40-60
tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan
efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara tepat).
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Mola Hidatidosa

A.    Pengkajian
  Pengkajian Data Subjetif
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi
klien.

Pengkajian Data Objektif


a.       TTV: ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi nafas
b.      Status Gizi: Berat Badan meningkat/menurun
c.       Status Kardiovaskuler: Bunyi jantung, karakter nadi
d.      Status Respirasi: Pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan
e.       Status Hidrasi: Edema, derajat kelembaban
f.       Keadaan Integumen:
g.      Genital: nyeri kostovertebral dan suprapubik, perdarahan yang abnormal
h.      Status Eliminasi
i.        Keadaan Muskoloskeletal
j.        Keadaan janin: Pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan janin
Diagnosa Keperawatan
• Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
• Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri.
• Gangguan rasa nyaman : hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi.
• Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
1.      Diagnosa Keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
Tujuan : Klien akan meninjukkan nyeri berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
·         Klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
·         TTV dalam batas normal
Intervensi :
a.    Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu
menentukan intervensi yang tepat.
b.   Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu
indikasi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.
c.   Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi
dapat mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu
mengurangi nyeri yang dirasakan.
d.   Beri posisi yang nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri.
e.   Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat
dapat dipersepsikan.
  Evaluasi Keperawatan
1.     Nyeri berkurang
2.      Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
3.      Pola tidur tidak terganggu
4.      Tidak menimbulkan demam
5.      Kecemasan berkurang
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai