(Akuntansi Pajak)
Dosen Pengampu : Eni Susilowati, M.Pd
Oleh :
Kelompok 10
1. Utang Lancar
Dalam perpajakan utang bang tidak dibedakan
antara utang barang maupun utang bang jangka panjang
peminjaman utang di bank dapat dilakukan dengan
membuka tabungan atau deposito atau jasa giro dalam
bentuk tersebut dengan nilai yang sudah ditentukan
sebelumnya oleh pihak bank di satu pihak bank akan
memberikan bunga atau tabungan yang deposito yang
ada tetapi di lain pihak bank akan mengulangi.
Sehubungan dengan hal-hal diatas, berikut ini diberikan
penegasan terkait cara menghitung koreksi biaya bunga
pinjaman sebagai berikut:
b. Pihak Ketiga
Utang usaha umumnya muncul karena ada
pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan pada metode ini adalah metode
bruto atau netto apabila digunakan metode bruto maka
utang dicatat sebesar nilai yang harus dibayar tanpa
potongan tunai.
3. Utang Pajak
Utang pajak merupakan pembayaran pajak yang
dilakukan dengan mekanisme pemotongan dan atau
pemungutan pajak. Utang pajak terdiri atas PPh 21, PPh
23, PPh 26 dan pajak keluaran.
4. Pajak Penghasilan 21
Pemotongan PPh 21 meliputi :
a. Pemberi kerja,
b. Bendahara atau pemegang kas pemerintah,
c. Dana pensiun,
d. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas badan yang membayar, dan
e. Penyelenggara kegiatan.
Penghasilan pegawai tetap yang dipotong pajak setiap
bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi
dengan biaya jabatan, iuran pensiun yang dibayar sendiri oleh
pegawai termasuk iuran THT/IHT yang dibayar sendiri oleh
pegawai dan PTKP.
• Contoh:
Pada tanggal 5 Mei 2007 PT Dolly meminjam uang dari bank
dengan menyerahkan prpmes dengan nominal Rp 8.000.000,
bunga diskonto 15% dan jangka waktu 12 bulan, berikut
pencatatannya.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
5 Mei 2007 Bank 8.000.000 -
Wesel bayar - 8.000.000
31 Des Biaya bunga 800.000 -
2007 Diskonto wesel - 800.000
bayar 800.000 -
Saldo laba - 800.000
Biaya bunga
Pada saat Wesel bayar 8.000.000 -
pelunasan Bank - 8.000.000
Keterangan :
Untuk transaksi diatas, diskonto wesel bayarmerupakan penghasilan
bagi bank. Penghasilan ini karena merupakan penghasilan yang
dibayar atau terutang kepada bank maka sesuai UU PPh Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 23 ayat (4) bukanlah termasuk penghasilan yang
harus dipotong PPh 23 oleh pihak yang wajib membayarkan.
1. Utang Obligasi
Obligasi adalah janji tertulis untuk membayar bunga
secara periodic dan sejumlah nilai nominal pada tanggal
jatuh tempo. Pada obligasi dapat terjadi adanya agio
(premium) dan juga disagio (discount). Agio terjadi apabila
surat obligasi dijual dengan harga di atas nominal. Disagio
terjadi apabila surat obligasi dijual dengan harga di bawah
nilai nominal. Agio ataupun disagio terjadi karena
perbedaan suku bunga pasar dengan suku bunga yang
terdapat dalam obligasi.
Apabila suku bunga pasar lebih tinggi daripada suku bunga dari
kontrak obligasi, maka obligasi menjadi tidak menarik dan dijual
dengan harga diskon, tetapi apabila suku bunga pasar lebih rendah
daripada suku bunga kontrak obligasi, maka obligasi menjadi lebih
menarik sehingga dapat dijual dengan harga di atas nominal
obligasi. Agio dan disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif
bunga nominal, agio mengurangi biaya bunga dan disagio
menambah biaya bunga sehingga perlu dilakukan amortisasi
tahunan atas jumlah agio atau disagio tersebut. Terdapat dua
alternatif amortisasi, yaitu dengan garis lurus dan bunga efektif.
JurnalTanggal
bagi PT KayaKeterangan
adalah sebagaiDebit
berikut: Kredit
Saat Kas/Bank 317.000.000 -
obligasi PPh Pasal 4 ayat 3.000.000 -
diterbitkan (2) - 300.000.0
Utang Obligasi - 00
Premium 20.000.00
Tanggal Keterangan
Obligasi Debit Kredit 0
Saat Biaya bunga 60.000.000 -
pembayaran obligasi - 9.000.000
bunga Utang PPh 23 - 54.000.00
Kas/Bank 0
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Saat obligasi Utang obligasi 300.000.000 -
lunas Kas/Bank - 300.000.0
Jurnal bagi PT Raya adalah sebagai berikut: